Thursday, March 12, 2009

KERAJAAN SERIBU TAHUN (THE MILLENNIAL KINGDOM)

“Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga” (Matius 6:9-10).

Sudah hampir dua ribu tahun orang-orang Kristen telah berdoa “Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Kami memanjatkan “Doa yang diajarkan Tuhan” ini di akhir renungan bersama keluarga di rumah kami setiap malam. Banyak orang mungkin memanjatkan doa ini hanya dalam kebaktian, namun bagi saya secara pribadi ini adalah doa yang nyata dan saya merenungkan setiap kata dari doa ini. Nenek saya, ibu dari ibu saya, mamanjatkan “Doa yang diajarkan Tuhan” bersama dengan saya setiap malam ketika saya masih kanak-kanak, dan saya terus melakukannya di sepanjang hidup saya, setiap malam sebelum pergi tidur.

Dr. J. Vernon McGee berkata, “Datanglah kerajaan-Mu” adalah kerajaan yang tentangnya Matius sedang bicarakan, kerajaan yang akan didirikan oleh Kristus di muka bumi ini. Ini adalah permohonan yang layak bagi kita semua panjatkan dalam doa (J. Vernon McGee, Th.D., Thru the Bible, Thomas Nelson Publishers, 1983 edition, volume IV, hal. 37; catatan untuk Matius 6:10).

Ketika saya memanjatkan doa itu, saya sedang mendoakan tentang Kerajaan Seribu Tahun datang dalam kepenuhannya ketika Kristus datang kembali. Kata “millennium” berarti seribu. Kata Yunani “chilia” (seribu) digunakan enam kali dalam Wahyu 20:2-7. Orang-orang Kristen abad pertama dan kedua percaya ini adalah 1,000 tahun pemerintahan Kristus di muka bumi ini secara literal. Mereka adalah para penganut premillennial. Itu berarti semua orang Kristen abad mula-mula mengharapkan Kristus kembali ke dunia ini untuk mendirikan Kerajaan. Kata “pre” dalam “premillennialisme” berarti bahwa Kristus akan datang kembali sebelum Kerajaan Seribu Tahun. Papias (yang meninggal tahun 165 M) berkata, “Akan ada millennium setelah kebangkitan orang mati, ketika pemerintahan Kristus secara pribadi akan didirikan di muka bumi ini.” Polycarp (70-156 M) berbicara tentang [orang-orang Kristen] yang akan memerintah bersama dengan Kristus dan fakta bahwa orang-orang Kudus akan menghakimi dunia (lihat Henry C. Thiessen, Ph.D., Introductory Lectures in Systematic Theology, Eerdmans Publishing Company, edisi 1949, hal. 470, sudah diterjemahkan oleh Gandum Mas dengan judul Teologi Sistematika).

Namun bertahun-tahun kemudian orang-orang Kristen mulai mengajarkan bahwa Kerajaan itu lebih bersifat alegoris dari pada literal. Mereka mulai mengajarkan pandangan amillennialisme, mulai dengan Clement dari Alexandria (155-220 M) dan khususnya Origen dari Alexandria (185-254 M). Pengajaran mereka, yang mengalegorikan dan mengrohanikan Kerajaan 1000 tahun mulai disebarkan, dan Konsili Roma di bawah Paus Damasus secara resmi mengutuk pandangan premillennial, yang mereka sebut “Chiliasm,” pada tahun 373 M. Jadi, Gereja Katolik menjadi amillennial, yaitu, mereka mengajarkan bahwa tidak akan ada kedatangan Kristus untuk mendirikan Kerajaan-Nya di muka bumi ini, dan bahwa Gereja Roma Katolik sendiri secara perlahan-lahan akan mempertobatkan dunia, dan janji tentang Kerajaan itu akan dipenuhi melalui kemenangan Katolikisme. Pandangan ini dikenal sebagai “amillennialisme.” Huruf “a” di depan kata “millennium” berarti bahwa tidak akan ada Kerajaan seribu tahun di bumi. “Amillennialisme” berarti “tidak ada Kerajaan seribu tahun.”


Daniel Whitby (1638-1726 M) adalah seorang Unitarian yang mengingkari keilahian Kristus. Whitby merestorasi metode tafsir alegoris Origen, dan menyebutnya “hipotesis baru.” Daniel Whitby, seorang bidat Unitarian, “mengajarkan bahwa semua janji tentang Kerajaan itu akan digenapi dalam pengertian rohani dan alegoris… Ia sering disebut sebagai bapak dari post-millennialisme modern” (Thiessen, hal. 471). Postmillennialisme mengajarkan bahwa Kristus akan datang setelah millennium – setelah gereja berhasil mempertobatkan seluruh dunia. Postmillennialisme, pada kenyataannya, hanyalah bentuk modern dari amillennialisme. Seperti amillennialisme, mereka mempertahankan bahwa tidak akan ada pemuliahan Israel, bahwa “gereja” telah menggantikan Israel, bahwa Kristus tidak akan datang kembali dalam penampakan untuk mendirikan Kerajaan-Nya di bumi, dan bahwa “gereja” akan mempertobatkan dunia, dan membawa ke zaman keemasan.

Mal Couch berkata, Perang Dunia I, dan akhirnya disusul dengan Perang Dunia II, sebenarnya telah mengakhiri pengharapan kaum postmillennial. Kejahatan umat manusia adalah bukti bahwa tidak ada yang menjadi lebih baik, seperti yang [mereka] ajarkan (Mal Couch, Ph.D., Tim LaHaye Prophecy Study Bible, AMG Publishers, 2000, hal. 1398).

Dengan cara yang aneh, pandangan alegoris, pandangan pengrohanian ini nampak muncul lagi, dengan “teologi penggantian” (“replacement theology”) [“gereja” menggantikan Israel dalam rencana Allah] mengklaim bahwa “gereja” dapat “menaklukkan masyarakat dan memulihkan kebenaran” dan mendirikan Kerajaan itu (Couch, ibid). Ini sesungguhnya merupakan kebangkitan kembali pandangan Roma Katolik tentang “triumphalisme” Kristen dan “penggantian” (“replacement”) bangsa Yahudi oleh “gereja” dalam rencana Allah. Ini bukanlah apa yang diajarkan oleh Alkitab.

Saya pernah kuliah di Golden Gate Baptist Theological Seminary (Southern Baptist) ketika itu jauh lebih liberal dari pada hari ini. Saya ingat salah satu professor yang mengajar amillennialisme dan postmillennialisme seolah-olah pandangan-pandangan itu adalah kebenaran. Kemudian ia merendahkan dan mengejek premillennialisme, menyebutnya sebagai “chiliasme,” dan bidat, dan mencemoohnya sebagai doktrin sesat yang diajarkan dalam Scofield Study Bible, yang tidak dipercayai oleh para “sarjana.” Ia sering sekali menyerang Scofield Study Bible tentang subyek ini, sehingga kemudian saya pergi dan membeli Scofield Study Bible tersebut untuk pertama kalinya – dan mulai menggunakannya sejak saat itu! Malam ini juga saya sedang berkhotbah dari Alkitab Scofield, seperti yang saya lakukan setiap hari Minggu, karena saya percaya pandangan premillennial tentang kedatangan Kristus seperti yang diajarkan dalam Scofield Study Bible. Saya percaya bahwa Alkitab tidak mengajarkan pandangan amillennialisme atau pun postmillennialisme.

Minggu malam yang lalu kita telah melihat tiga kebenaran agung di dalam Zakharia 14:4-5, 9. Pertama, Kristus akan datang kembali secara tiba-tiba di Bukit Zaitun, “Pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan Yerusalem di sebelah timur…” (Zakharia 14:4).

Kristus akan turun lagi dari Sorga, turun ke Bukit Zaitun yang sama di mana Ia naik. Para malaikat itu berkata, “‘Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.’ Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem” (Kisah Rasul 1:11-12).

“Kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun” (Zakharia 14:4). Kaki yang saya yang pernah dipakukan di kayu Salib akan turun di bukit yang sama di mana Kristus pernah naik kembali ke Sorga (Kisah Rasul 1:9-12). Kedua, Kristus akan datang kembali dengan semua orang kudus-Nya.

“Lalu TUHAN, Allahku, akan datang, dan semua orang kudus bersama-sama Dia” (Zakharia 14:5).

Ini artinya bahwa semua orang-orang Kristen yang pernah diangkat sebelumnya akan turun dari angkasa, mengikuti Kristus. Peristiwa ini pertama kali dinubuatkan oleh Henokh sebelum Air Bah.

“Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya” (Yudas 14).

Dan Rasul Yohanes berbicara tentang ini dalam Wahyu 19:14, “Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia,” ketika Ia turun dari Sorga untuk membinasakan pasukan Antikristus dan mendirikan Kerajaan Seribu Tahun di muka bumi ini. Ketiga, Zakharia 14:9 mengatakan bahwa Kristus akan mendirikan Kerajaan-Nya di bumi ini,

“Maka TUHAN akan menjadi Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu TUHAN adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya” (Zakharia 14:9).

Akhirnya doa yang dipanjatkan selama dua ribu tahun ini akan terkabulkan,

“Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga” (Matius 6:10).

Akhirnya, kita melihat Wahyu 20, dan saya ingin kita kembali ke sana malam ini. Mari kita melihat Wahyu 20, mulai dengan ayat satu. Di sini kita belajar dua kebenaran penting tentang Kerajaan yang akan datang.

I. Pertama, Setan akan diikat selama 1,000 tahun.

“Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya” (Wahyu 20:1-3).

Anda harus memperhatikan bahwa “seribu tahun” ditekankan dua kali di ayat satu sampai tiga. “Seribu tahun” ditekankan sebanyak enam kali dalam Wahyu pasal dua puluh ini.

Dr. McGee berkata, Ini benar bahwa Millennium ditekankan hanya dalam satu pasal, namun Allah menekankannya enam kali [dalam pasal itu]. Berapa banyak kali Ia telah mengatakan sesuatu sebelum itu benar-benar terjadi? Ia menekankan banyak hal lainnya yang orang-orang tekankan dan pikir juga penting karena semua itu disebutkan sekali atau dua kali dalam Kitab Suci. Enam kali kata seribu tahun ditekankan, dan di sini adalah dalam hubungannya dengan Setan (McGee, ibid., volume 5, hal. 1055; catatan untuk Wahyu 20:1-3).

Tidak adanya Setan di muka bumi sepanjang masa Kerajaan Seribu Tahun akan mengubah kondisi dari gelap menjadi terang. Selama Setan beroperasi di dunia ini tidak akan pernah ada Kerajaan yang sempurna. Kehendak Allah tidak akan dapat terjadi “di bumi seperti di sorga” (Matius 6:10) selama Setan belum disingkirkan dari bumi ini. Seorang malaikat akan turun dengan rantai besar dan akan mengikat Setan selama periode Kerajaan Seribu Tahun Kristus.

“Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya” (Wahyu 20:1-3).

Setan akan dilemparkan “ke dalam jurang maut, dan [malaikat akan] menutup jurang maut itu…” (Wahyu 20:3) sepanjang Kerajaan Seribu Tahun Kristus. Setan akan dipenjarakan dalam “jurang maut,” secara literal “abyss” (“jurang yang tanpa dasar”). Ini bukan Lautan Api. Setan akan dilemparkan ke dalam Lautan Api setelah Kerajaan itu berakhir, di akhir Kerajaan seribu tahun itu. Betapa indahnya dunia ini ketika Kristus mendirikan Kerajaan-Nya di bumi ini. Setan tidak akan ada lagi di sini untuk mencobai dan menyakiti kita lagi di Kerajaan Allah kita dan Kristus-Nya! Seperti yang dituangkan dalam lagu pujian ini,

Kuasa Setan akan segera dikalahkan,

Oh, itu adalah hari ini!

Kesedihan dan kesakitan tidak akan ada lagi,

Oh, itu adalah hari ini!

Glori, glori! Betapa sukacitanya hatiku.

Glori. Glori! Ketika Allah memahkotai-Nya menjadi Raja.

Glori. Glori! Segeralah siap menyambutnya

Glori. Glori! Yesus akan datang segera

(“What If It Were Today?” by Lelia N. Morris, 1862-1929;

diubah oleh Pendeta).

Setan akan diikat di dalam jurang maut selama masa Kerajaan itu! Betapa indahnya janji itu!

II. Kedua, Kerajaan Kristus akan didirikan di bumi selama seribu tahun.

Mari ikuti saya dengan membuka Alkitab Anda ketika saya membaca Wahyu 20:4-6.

“Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama. Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya” (Wahyu 20:4-6).

Tim LaHaye Prophecy Study Bible berkata bahwa ayat empat dan lima berbicara tentang orang-orang yang akan dieksekusi mati oleh Antikristus pada masa Kesusahan Besar karena menolak untuk menerima tandanya pada tangan dan dahi mereka. Mereka akan dibangkitnya secara jasmani sehingga mereka dapat memerintah bersama dengan Kristus sepanjang masa Kerajaan Seribu Tahun-Nya di bumi ini (see Tim LaHaye Prophecy Study Bible, AMG Publishers, 2000 edition, hal. 1399; catatan untuk Wahyu 20:4-5). Ayat enam berkata,

“Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya” (Wahyu 20:6).

Tim LaHaye Prophecy Study Bible berkata tentang ayat ini,

“Kebangkitan pertama” adalah untuk orang-orang percaya dan terjadi dalam tiga tahapan:

(1) Kristus sebagai buah sulung (I Kor. 15:20);

(2) pengangkatan… (I Kor. 15:23; I Tes. 4:13-18);

(3) orang-orang kudus pada masa Kesusahan Besar dibangkitkan sebelum Kerajaan itu bersama dengan orang-orang kudus Perjanjian Lama (Maz. 50:1-6). Kebangkitan ini termasuk semua [orang yang telah bertobat] yang mati sampai kedatangan Kristus (ibid., hal. 1400; catatan untuk Wahyu 20:6).

Ayat enam menunjukkan bahwa orang-orang yang telah dibangkitkan pada “kebangkitan pertama” itu, “akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya” (Wahyu 20:6).

Betapa ini akan menjadi hal yang terindah memerintah bersama Kristus dalam Kerajaan-Nya! Namun kita harus menjadi para pemenang untuk dapat mengalaminya. Kita membaca dalam Wahyu 3:21, “Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya” (Wahyu 3:21).

Untuk menjadi layak memerintah bersama dengan Kristus dalam Kerajaan-Nya di bumi, Anda harus menjadi pemenang. Namun untuk menjadi pemenang, yang pertama Anda harus bertobat. Yesus mengatakan itu sangat jelas bahwa langkah pertama untuk masuk dan memerintah dalam Kerajaan itu adalah pertobatan sejati. Yesus berkata,

“sesungguhnya jika kamu tidak bertobat… kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” (Matius 18:3).

Anda harus mengalami pertobatan sejati atau Anda tidak akan masuk ke dalam “kerajaan sorga,” dan jika Anda tidak masuk ke dalam “kerajaan sorga” sudah pasti Anda tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Seribu Tahun Kristus di bumi! Oleh sebab itu, Anda harus menemukan pertobatan sejati di dalam Kristus lebih dari segalanya dalam hidup ini!

Pertobatan sejati biasanya pertama melibatkan keinsafan akan dosa, kemudian perjuangan untuk membebaskan diri Anda sendiri dari dosa sampai Anda menyadari bahwa Anda tidak dapat melakukannya. Akhirnya, pertobatan datang ketika Anda menyerahkan diri Anda sendiri, menyadari bahwa Anda telah rusak total, dan kemudian datang kepada Kristus agar dosa Anda disucikan oleh Darah-Nya. Ketika Anda datang kepada Kristus dosa Anda ditebus oleh kematian-Nya di kayu Salib, dan berserahlah kepada Dia melalui iman di dalam Dia saja, dan Anda akan mengalami pertobatan sejati dan mulai menjadi seorang pemenang, yang layak memerintah bersama Kristus dalam Kerajaan Seribu Tahun-Nya di bumi. Namun langkah pertama Anda harus mengalami pertobatan sejati di dalam Kristus Yesus. Kiranya Tuhan segera memberikan kepada Anda pengalaman pertobatan di dalam Yesus Kristus.
Amin.

(AKHIR KHOTBAH)

Oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.

Diterjemahkan oleh Dr. Eddy Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Kebaktian Malam, 14 Desember 2008

di Baptist Tabernacle of Los Angeles

Anda dapat membaca khotbah-khotbah Dr. Hymers setiap minggu di Internet

di www.realconversion. com. Klik on “Manuskrip-Manuskrip Khotbah.”

Pembacaan Alkitab Sebelum Khotbah oleh Dr. Kreighton L. Chan: Wahyu 20:1-7.

Pujian Solo Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:

“What If It Were Today?” (by Lelia N. Morris, 1862-1929).

http://www.rlhymers.com/Online_ Sermons_Indonesi an/2008/121408PM _MillennialKingdom.html

AMSAL 23:23 Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian.

No comments: