Thursday, November 13, 2008

TIDAK PERNAH DENGAR INJIL TETAP AKAN MASUK NERAKA, LALU, SIAPA YANG SALAH?

PERTANYAAN UMUM
Sekalipun dunia dengan teknologi komunikasinya sudah sangat canggih, namun tentu masih ada orang yang tinggal di hutan atau tempat yang tak terjangkau Injil. Jika mereka meninggal, apakah ada pengampunan khusus bagi mereka karena mereka belum pernah mendengar tentang Injil? Atau bagaimanakah nasib penduduk negara-negara Arab yang dilarang oleh pemerintahnya mendengarkan berita Injil? Pertanyaan-pertanyaan demikian sering muncul dalam acara seminar Doktrin tentang Keselamatan (Soteriology). Tentu kita harus melihat jawabannya di dalam Alkitab.

INJIL YANG MURNI
Injil yang murni mengajarkan bahwa manusia diselamatkan melalui pertobatan dan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya. Rasul paulus dalam Roma 10:9-10 berkata, "sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan."

Dosa tidak dapat diselesaikan dengan apapun selain dihukumkan. Itulah sebabnya Sang Juruselamat dijanjikan untuk menerima hukuman atas seisi dunia. Yesus Kristus disalibkan untuk menanggung dosa seisi dunia. Untuk itu secara akal sehat dapat disimpulkan bahwa bagi bayi, orang yang sakit jiwa sebelum akil balik, yang lahir cacat mental dan sejenisnya dan meninggal, mereka pasti masuk Sorga karena Yesus telah menanggung dosa seisi dunia. Tetapi jika manusia bertumbuh dewasa, mencapai umur akil balik dan sehat mental, dan melakukan dosa atas kesadaran dirinya, maka ia menjadi orang berdosa bukan lagi karena ia keturunan Adam yang jatuh kedalam dosa, melainkan kini ia menjadi orang berdosa atas perbuatannya sendiri. Manusia dewasa yang berdosa, mutlak memerlukan berita Injil untuk keselamatan jiwanya.

Sehubungan dengan kebenaran Alkitabiah ini, maka dapat disimpulkan bahwa Calvinis (aliran Calvinis) sangat mungkin tidak pernah mengalami peristiwa rohani yang dikatakan Rasul Paulus ini, karena Calvinis tidak diselamatkan oleh bertobat dan percaya, melainkan dipilih sejak dunia belum dijadikan. Calvinis mengurangi berita Injil Keselamatan dari perlunya respon manusia menjadi hanya diam menunggu pemilihan.

Kelompok yang menekankan keselamatan melalui baptisan juga tidak mengalaminya karena melampaui atau menambahi berita Injil Keselamatan dari tidak memerlukan tambahan baptisan menjadi memerlukannya.

Injil yang pas takarannya ialah bertobat serta percaya kepada Juruselamat yang telah menanggung dosa seisi dunia. Pada saat seseorang mendengarkan dan percaya pada berita Injil yang menyatakan dosa dan penghakiman, serta menunjukkan kebenaran di dalam penebusan Sang Juruselamat, maka sesuai dengan janji firman Tuhan, pada saat itu Roh Kudus masuk ke dalam hatinya (Efesus 1:13)

PERLU PEMBERITAAN
Dalam Roma 10 Paulus menyatakan bahwa hanya orang yg berseru kepada nama Tuhan yg akan selamat, "tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia,jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yg memberitakan-Nya?" Silogisme Rasul Paulus ini membuktikan bahwa predestinasi keselamatan itu tidak benar. Predestinasi hanya untuk tiang penopang dan dasar kebenaran saja. Yakub dipilih dan Esau ditolak itu bukan berhubungan dengan keselamatan melainkan berhubungan dengan pemilihan sebuah bangsa sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran serta menghadirkan Mesias di muka bumi. Sedangkan untuk mendapatkan keselamatan jiwa, jelas orang tersebut harus percaya kepada Mesias, dan untuk percaya ia harus mendengar berita tentang Sang Mesias. Berarti harus ada pengutusan orang untuk pergi memberitakan Injil.

Orang diselamatkan karena bertobat dan percaya kepada Injil, dan peristiwa ini diawali dengan pengutusan penginjilan oleh jemaat/gereja lokal. Penginjil yg memberitakan Injil mengumpulkan orang-orang yg telah diselamatkannya untuk membentuk jemaat lokal dan kemudian jemaat lokal tersebut mengutus penginjil lagi untuk memberitakan Injil dan mendirikan jemaat lokal, sehingga semakin banyak jemaat lokal didirikan dan semakin banyak penginjil diutus untuk pergi memberitakan Injil dan membangun jemaat lokal. Sebuah siklus yg indah dan sangat diingini Yesus Kristus.

Orang-orang yg tinggal di daerah yang terpencil perlu diutuskan penginjil untuk memberitakan Injil dan membangun jemaat lokal agar mereka diselamatkan dan iman mereka bertumbuh dalam sebuah jemaat lokal yg alkitabiah. Tanpa mendengarkan Injil, manusia tidak mungkin diselamatkan. Manusia akan mati di dalam dosanya dan akan masuk ke dalam neraka.

Pembaca mungkin langsung bertanya, kalau mereka masuk neraka, itu kesalahan siapa? Tentu ada banyak pihak yg bersalah atas kebinasaan sekelompok orang yg belum pernah mendengarkan berita Injil. Gereja yg tidak pernah mengutus penginjil untuk pergi memberitakan Injil harus mempertanggungjawabkan setiap rupiah yg didepositokan atau yg menganggur, di hadapan Tuhan. Bahkan setiap orang Kristen harus mempertanggungjawabkan setiap rupiah yg didepositokannya, di hadapan Tuhan. Dan setiap orang yg telah diselamatkan harus berdiri di hadapan Tuhan untuk menjawab pertanyaan, mengapa ia tidak terlibat dalam pemberitaan Injil.

MENGAPA PINDAH KE ARAB ?
Ada banyak pihak yg turut bersalah dalam kasus injil tidak sampai kepada seseorang. Salah satunya juga ialah penyebab sampai ia berada di lokasi yg terjangkau Injil. Mungkin bapa leluhurnya yg telah mengambil keputusan pindah hingga ke lokasi tak terjangkau, ikut bersalah juga. Misalnya, jika seseorang tergiur pada gaji yg tinggi, ia menerima pekerjaan di Arab Saudi. Karena ia tidak diperbolehkan membawa Alkitab, maka lama-kelamaan imannya dan iman isteri serta anak-anaknya semakin mundur. Tidak tertutup kemungkinan ia mendapatkan menantu yg namanya Abdullah atau Aminah. Dan kemudian sangat mungkin cucunya akan diberi nama Osama atau Aminah. Akhirnya mereka tidak pernah mendengar Injil Keselamatan yg akan menyelamatkan jiwa mereka. Siapakah yg bersalah atas kebinasaan mereka?

Betapa banyak orang Kristen yg pindah rumah tanpa mempertimbangkan aspek rohani keluarganya. Yang mereka hiraukan hanyalah sekolah untuk anak-anak mereka, pasar atau mall untuk berbelanja, dan berbagai fasilitas kebutuhan manusia jasmaniah. Biasanya mereka tidak peduli apakah di tempat tujuan mereka terdapat gereja lokal alkitabiah atau tidak. Mereka tidak mementingkan aspek rohani. Tidak patutkah kalau Tuhan muak terhadap orang-orang demikian? Dan kalau kebetulan di dekatnya ada gereja alkitabiah, tentu tidak pernah disyukurinya, karena ia tidak pernah mementingkannya. Bagi mereka kehadiran gereja adalah aspek optional, bukan yg utama, dan kalau tidak ada pun tidak apa-apa.

PERLU GEREJA ALKITABIAH
Diperlukan berita Injil untuk menyelamatkan jiwa-jiwa manusia yg telah melakukan dosa secara sadar. Bahkan bukan sembarangan Injil, melainkan Injil yg alkitabiah. Dan Injil yg alkitabiah hanya terdapat di dalam gereja yg alkitabiah. Gereja yg sesat tidak mungkin memberitakan Injil yg alkitabiah, melainkan Injil yg dikurangi dan ditambahi, yaitu Injil yg akan menuntun manusia ke neraka (Ams.14:21).

Agar Injil yang alkitabiah ada di mana-mana, maka perlu didirikan jemaat lokal alkitabiah di mana-mana. Contoh, oleh jemaat mula-mula yg alkitabiah, Injil disampaikan kepada orang-orang Antiokhia, sehingga di Antiokhia didirikan sebuah jemaat yang alkitabiah. Dan kemudian jemaat Antiokhia mengutus Paulus dan Barnabas memberitakan Injil sehingga berdirilah jemaat-jemaat alkitabiah di seluruh Asia Kecil. Pemberitaan Injil yang alkitabiah semestinya disertai pendirian jemaat lokal yang alkitabiah. Jika seseorang hanya memberitakan Injil tanpa mendirikan jemaat lokal, ia hanya melakukan separuh dari Amanat Agung.

Pemberitaan Injil tanpa pendirian jemaat lokal adalah pelayanan yg hanya terfokus pada generasi kontemporer, tanpa memelihara Injil dan kebenaran untuk generasi berikut. Karena tanpa jemaat lokal, maka orang yg diselamatkan oleh Injil tidak memiliki tempat bersekutu, atau tempat mempraktekan semua perintah Tuhan kepada orang yg telah diselamatkan-Nya.

MEMULIAKAN JEMAAT
Orang Kristen alkitabiah harus faham bahwa jemaat lokal alkitabiah adalah tubuh Kristus. Orang Kristen lahir baru harus memuliakan tubuh Kristus bukan memuliakan dirinya sendiri. Jika orang Kristen lahir baru ingin berbuat baik, maka sepatutnya dilakukan melalui jemaat agar jemaatlah yang dipuji bukan dirinya. Jika orang Kristen lahir baru ingin melaksanakan perintah Tuhan, ia harus melakukannya melalui jemaat bukan langsung dilakukan dirinya, agar jemaatlah yg dimuliakan atau dipuji. Dan jika orang Kristen lahir baru ingin memberitakan Injil, tentu ia harus melakukannya melalui jemaat lokal alkitabiah. Ia bisa menerima pengutusan jika ia menyumbangkan dirinya. Atau menyalurkan dana untuk penginjilan melalui jemaat. Intinya, setiap orang Kristen lahir baru harus menghitung dirinya ke dalam jemaat dalam segala tindakannya, agar jemaat dimuliakan oleh segala perbuatannya. Tentu kalau ia melakukan hal-hal buruk, nama jemaat akan tercela atau dipermalukannya.

Jemaat lokal adalah pusat kehidupan orang Kristen lahir baru sebelum ia ke Sorga. Jemaat lokal didirikan Tuhan sebagai institusi transit menuju Sorga. Sebelum TKW dikirim ke luar negeri, biasanya mereka ditampung, kemudian dilatih untuk menguasai berbagai ketrampilan, baik bahasa maupun berbagai kecakapan. Demikian juga setiap orang Kristen lahir baru yg menantikan kedatangan Tuhan. Jemaat lokal alkitabiah adalah tempat bagi orang percaya untuk mempersiapkan diri hidup bersama Tuhan selama-lamanya. Betapa penting posisi gereja lokal alkitabiah di mata Tuhan. Dan betapa penting gereja lokal alkitabiah bagi manusia yg cinta kebenaran. Berbahagialah jika ada mahasiswa GRAPHE yg mau memulai jemaat alkitabiah di daerah anda. Dan kalau anda merindukan gereja alkitabiah dimulai di daerah anda, berdoalah, dan hubungi GITS segera.

Tanpa gereja alkitabiah di dekat anda, sangat mungkin anak cucu anda akan berakhir di neraka. Celakalah sebuah bangsa jika di dalamnya tidak ada gereja alkitabiah, dan celakalah penduduk sebuah daerah jika di sana tidak ada gereja yg alkitabiah.***(SELESAI)

Oleh : Dr. Suhento Liauw
Beliau adalah Rektor GITS dan Gembala Jemaat GBIA Graphe
Sumber: tulisan Dr. Suhento Liauw pada buletin Pedang Roh Edisi XXXIX Tahun IX April-Mei-Juni 2004

No comments: