Tuesday, November 04, 2008

ARTI DAN MACAM-MACAM BAPTISAN


10 MACAM BAPTISAN dalam ALKITAB

Beberapa orang Kristen mengetahui bahwa jenis baptisan itu hanyalah: Baptisan air, baptisan Roh Kudus, baptisan api, dan baptisan tubuh Kristus. Itupun tidak semua yang mengerti makna dari beberapa baptisan yang mereka ketahui. Lewat artikel kali ini saya akan membahas jenis-jenis baptisan yang di sertai dengan arti dan maknanya.

Secara Teologis, baptisan bisa didefinisikan sebagai suatu tindakan untuk bersatu atau berkenalan dengan seseorang, kelompok tertentu, pesan tertentu, atau kejadian tertentu.

Sebenarnya Alkitab sendiri mencatat tentang jenis-jenis baptisan lebih banyak dari pada apa yang kita ketahui, antara lain :

1. Baptisan dalam agama misteri Yunani menghubungkan para calon penganut dengan agama tersebut.

2. Baptisan dalam agama Yahudi/Baptisan Proselit
menghubungkan pemeluk agama baru itu dengan Yudaisme. Baptisan Proselit: Baptisan untuk orang yang bukan Yahudi yang mau masuk ke dalam agama Yahudi.

Cara pembaptisannya:
a. Disunat
b. Mempersembahkan korban
c .Membaptis dirinya sendiri

3. Baptisan Yohanes Pembaptis menghubungkan para pengikut Kristus dengan Berita-Nya tentang kebenaran (secara kebetulan, Yohanes Pembaptis nampaknya merupakan orang pertama yang pernah membaptiskan orang lain—biasanya baptisan dalam agama Yahudi dilakukan sendiri).
1) Sebagai tanda bahwa seseorang setuju dengan dekrit yang diumumkan dan ditetapkan oleh Kerajaan Surga lewat Yohanes. 2) Sebagai tanda pertobatan bahwa seseorang telah masuk dan siap menerima pengajaran dari aliran baru yang dibawa Yohanes (Mat 3:1-6) yang berbeda dengan Baptisan Yahudi. Baptisan Yohanes hanya untuk pertobatan, untuk mengantar orang kepada iman dalam Tuhan.

Karena Yakobus dan Yohanes dibaptis dengan Baptisan Kristus, maka berarti

4. Baptisan Yesus Kristus
dihubungkan dengan penderitaanNya (Markus 10:38-39). Baptisan Air yang dilakukan Yesus adalah simbol dimulainya pelayanan pengabaran Kerajaan Surga yang dilakukannya selama tiga tahun hingga Yesus mati disalibkan.

5. Dibaptis dengan Roh Kudus menghubungkan seseorang dengan tubuh Kristus (1 Kor 12:13) dan dengan kehidupan baru di dalam Kristus (Rm 6:1-10). Sebagai tanda menerima Yesus Kristus alias orang yang telah lahir baru (Yoh 1:33; Kis 1:8; 11:15; Luk 11:13). Baptisan Roh Kudus hanya berhak dilakukan oleh Tuhan Yesus.

6. Dibaptis di dalam Musa
berarti mengakui kepemimpinanannya dalam membawa orang Israel keluar dari Mesir (1 Kor 10:2, Dan mereka semua telah dibaptis bagi Musa di dalam awan dan di dalam laut). Baptisan Awan dan Laut ini: Berbicara tentang pemeliharaan Tuhan kepada Bangsa Israel.

7. Dibaptis bagi orang mati berarti berada di pihak kelompok Kristen dan mengambil tempat sebagai orang Percaya yang telah meninggal (1 Kor 15:29).

8. Baptisan Air/Baptisan Kristen
berarti pengenalan terhadap berita Injil, pribadi Juruselamat, dan kelompok orang-orang percaya. Baptisan Air: Baptisan yang memiliki makna bahwa seseorang dengan kesadaran yang penuh mengikatkan dirinya kepada Kristus sabagai tanda pertobatan (Mat 3:11). Baptisan Air sebenarnya bukanlah sakramen penyucian dosa atau tanda bahwa orang itu akan masuk surga, atau tanda bahwa orang yang dibaptis sudah tidak berdosa lagi; Ordinansi baptisan Kristen sesungguhnya hanyalah tanda kepada khalayak umum bahwa orang yang dibaptis adalah sudah menjadi orang percaya.

Baptisan air adalah upacara yang melambangkan permulaan hidup rohani. Ini merupakan penyataan di depan umum bahwa kita menjadi satu dengan Yesus dalam kematian dan kebangkitan-Nya, karena keduanya memungkinkan hidup baru kita di dalam Dia (Roma 6:1-4) sbb: 


 1 Lalu, kita akan mengatakan apa? Apakah kita akan terus-menerus tinggal di dalam dosa supaya anugerah itu bertambah banyak?

 2 Tidak mungkin! Kita yang telah mati terhadap dosa, bagaimana kita masih ingin hidup di dalamnya?
 3 Atau, apakah kamu tidak mengetahui bahwa seberapa banyak yang telah dibaptis ke dalam Kristus YESUS, kita telah dibaptis ke dalam kematian-Nya? 4 Sebab itu, kita telah dikuburkan bersama Dia melalui baptisan ke dalam kematian supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian pula kita harus berjalan dalam pembaruan hidup.

Rasul Petrus membandingkannya dengan peristiwa Nuh dan keluarganya yang melalui air bah di dalam bahtera. 

Hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus, yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya. 1 Pet. 3:20-21. 


Air bah mendatangkan hukuman atas dunia yang rusak dan penuh kekerasan (Kej. 6:5-11). Demikian juga babtisan air melambangkan hukuman yang dalam kematian-Nya ditanggung oleh Yesus bagi orang-orang sepanjang zaman. Air bah tidak membersihkan Nuh, sebaliknya fakta bahwa ia dan keluarganya dapat melewati air bah itu dan diselamatkan dari hukumannya memberikan kesaksian tentang iman yang mereka miliki sebelum air bah – iman yang menyebabkan mereka percaya dan menaati Allah serta membangun bahtera. Harun dan anak-anaknya secara keseluruhan dibasuh dalam air, ketika ditahbiskan dalam pelayanan keimaman (Kel.29:4;Im. 8:6). 



9. Baptisan Api : bermakna penghukuman dalam api Neraka terhadap orang-orang yang tidak percaya.

Dalam Matius 3:11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus atau dengan api. (kata Kai di sini bisa berarti atau, bahkan, juga, keduanya, tetapi, jika). lihat penjelasan dibawah ini:

KAI

CONJunction or conjunctive particle
(Mickelson's Enhanced Strong's Greek and Hebrew Dictionaries)
καί kai (kai') conj.
bisa berarti: and, also, even, so then, too, etc.
{Often used in connection (or composition) with other particles or small words}
[apparently, a primary particle, having a copulative and sometimes also a cumulative force]
KJV: and, also, both, but, even, for, if, or, so, that, then, therefore, when, yet [?]

Menurut konteksnya, api di sini bukanlah api dalam Kis. 2:3, yang berhubungan dengan Roh Kudus, melainkan api yang sama dengan yang disebutkan dalam Matius 3 ayat 10 dan 12, api dalam telaga api/Neraka (Why. 20:15), tempat orang yang tidak percaya mengalami kebinasaan kekal. Perkataan Yohanes Pembaptis yang ditujukan kepada orang Farisi dan Saduki di sini berarti, jika orang Farisi dan orang Saduki mau sungguh-sungguh bertobat dan percaya kepada Tuhan, Tuhan akan membaptis mereka dengan Roh Kudus supaya mereka bisa mendapatkan hidup kekal; kalau tidak, Tuhan akan membaptis mereka dengan api, dengan menaruh mereka dalam telaga api/Neraka untuk dihukum selamanya. Ada juga yang menafsirkan sebagai dipisahkan dari unsur keduniawian - Pemurnian (Mat 3:11-12).

Baptisan oleh Tuhan Yesus akan membuat orang mendapatkan hayat/hidup kekal dalam Roh Kudus atau menerima kebinasaan kekal dalam api. Baptisan Tuhan dalam Roh Kudus mengawali Kerajaan Surga, membawa kaum beriman-Nya ke dalam Kerajaan Surga, sedangkan baptisan-Nya dalam api akan mengakhiri Kerajaan Surga, menaruh orang yang tidak percaya ke dalam telaga api/neraka.

Karena itu, baptisan Tuhan dalam Roh Kudus, yang berdasar pada penebusan-Nya, adalah awal Kerajaan Surga, sedangkan baptisan-Nya dalam api, yang berdasar pada penghakiman-Nya, adalah akhir dari Kerajaan Surga.

Jadi, dalam ayat Matius 3:11 ini ada tiga macam baptisan : baptisan dalam air, baptisan dalam Roh, dan baptisan dalam api. Baptisan dalam air yang dilakukan oleh Yohanes memperkenalkan Kerajaan Surga kepada orang. Baptisan dalam Roh Kudus yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, mewujudkan dan mendirikan Kerajaan Surga pada hari Pentakosta dan akan berlangsung terus sampai perampungannya pada akhir zaman ini. Baptisan api yang dilakukan oleh Tuhan berdasarkan penghakiman pada Pengadilan takhta putih besar (Why. 20:11-15) akan menyudahi Kerajaan Surga.


10. Baptisan Tubuh Kristus: Berbicara tentang kesatuan (1 Kor 12:13)


Beberapa baptisan yang disebutkan tadi tidak menggunakan air.

Bayangkan betapa menyedihkannya kita jika tidak mempunyai pengertian yang tepat tentang arti dan macam-macam baptisan.(Ryrie)

Subjek Baptisan
Apakah hanya orang percaya saja yang dibaptis atau haruskah bayi (dari orang tua yang percaya) juga dibaptis?

Pendapat yang menyetujui Baptisan anak/bayi antara lain sebagai berikut:
1. pendapat Sunat. Kolose 2:11,12 dengan jelas menghubungkan sunat dengan baptisn. Karena menurut Perjanjian Lama setiap bayi disunat, maka menurut Perjanjian Baru mereka harus dibaptiskan. Pendapat ini berdasarkan Teologi Perjanjian (Covenant Theology) yang mengandung arti bahwa sunat sebagai langkah awal untuk menerima janji keselamatan dalam Perjanjian Lama dan baptisan dalam Perjanjian Baru. Upacara ini menunjukkan keanggotaan dalam perjanjian itu, tidak perlu iman pribadi (bacalah James Buswell, A Systematic Theology of The Christian Religion [Grand Rapids: Zondervan, 1962], 2:262)
2. pendapat Historis. Sejak semula gereja mempraktikkan baptisan anak; karena itu baptisan tersebut diperbolehkan. Bapa-Bapa gereja sangat mendukung baptisan anak, seringkali menghubungkannya dengan sunat, namun fakta bahwa gereja mula-mula melakukan atau mempercayai sesuatu tidak dengan sendirinya membenarkan hal itu (membuat hal itu ALKITABIAH-sesuai ajaran Alkitab—penekanan Dede). Beberapa orang dalam gereja mula-mula mengajarkan Kelahiran Kembali melalui Baptisan, dan hal itu merupakan pengajaran BIDAT.
3. pendapat seisi rumah. Seisi rumah dibaptiskan dalam zaman Perjanjian Baru. Mungkin sekali bahwa beberapa bayi setidak-tidaknya termasuk dalam seisi rumah tersebut (Kis 11:14, 16:15,31, 18:18, 1 Kor 1:16). Beberapa orang juga mengatakan bahwa menurut 1 Kor 7:14 bukan saja mengizinkan, namun bahkan mengharapkan baptisan bayi dalam suatu rumah tangga di mana salah satu orang tuanya telah menjadi percaya.

Pihak yang menentang Baptisan bayi/anak kecil dan karena itu mendukung Baptisan untuk orang yang percaya menyatakan:
1. Bahwa Alkitab selalu mengajarkan percaya dahulu, dan kemudian baru dibaptiskan (Mat 3:2-6; 28:19; Kis 2:37,38; 16:14,15,34).
2. Bahwa Baptisan merupakan upacara yang harus dijalani orang yang hendak masuk ke dalam suatu kelompok orang percaya, gereja; karena itu, baptisan hanya boleh dilakukan bagi orang percaya. Sebaliknya, sunat memasukkan oarng (termasuk bayi) ke dalam suatu teokrasi yang di dalamnya juga terdapat orang yang tidak percaya.
3. Bahwa usia anak tidak pernah disebutkan dibagian manapun yang menyebutkan tentang baptisan seisi rumah. Tapi dikatakan bahwa semua yang dibaptis di dalam rumah itu menjadi percaya. Jadi hal ini tidak meungkin memasukkan bayi dalam baptisan tersebut.
4. Jika 1 Kor 7:14 mengizinkan atau mengharuskan baptisan anak-anak dalam satu rumah tangga/keluarga dimana salah satu orang tuanya telah percaya, maka hal itu juga akan mengizinkan atau mengharuskan baptisan bagi orang dewasa yang belum percaya.

ORANG-ORANG YANG DIBAPTIS
”Baptisan diperuntukkan bagi orang-orang yang secara pribadi dan sukarela bersedia menanggapi panggilan keselamatan. Dalam Perjanjian Baru, calon baptisan adalah orang yang akan diajar (Matius 28:20), yang telah menerima Firman Allah (Kisah 2:41), dan yang telah menerima Roh Kudus (Kisah 10:47). Beberapa orang dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya (Kisah 10:48; 16:15,33;18:8; I Kor 1:16), sehingga ada yang menafsirkan bahwa berarti bayi-bayi juga dibaptis. Telah dianjurkan bahwa baptisan bayi semacam ini sama dengan upacara sunat dalam Perjanjian Lama. Untuk menanggapi pendapat semacam ini, kami mengatakan bahwa ”seisi rumah” seperti dipakai di atas belum tentu berarti bahwa BAYI; dan selanjutnya, dalam kasus-kasus tersebut maka mereka yang dibaptis itu adalah orang-orang yang sudah mendengar pemberitaan Firman Allah (Kisah 10:44) dan percaya (kisah 16:31,34). Tidak pernah Alkitab mengajarkan bahwa bayi harus dibaptis. Penyerahan anak kepada Tuhan oleh orang tuanya merupakan cara yang lebih dapat dipertanggungjwabkan daripada baptisan bayi.” (Henry Clarence Thiessen, Teologi Sistematika, Gandum Mas).

SIAPA YANG BOLEH MEMBAPTIS
Otoritas membaptis ada dalam sebuah jemaat/gereja lokal, yang boleh membaptis tentu adalah orang yang dipercayakan oleh jemaat tersebut, bisa gembala sidang, bisa penginjil, bisa pengajar /guru jemaat, bisa diaken, atau orang yang dianggap rohaninya sudah dewasa. Jadi Baptisan tidak boleh dilakukan atas nama Yayasan, Toko Buku Rohani, atau lembaga lain selain Gereja/Jemaat.

Baptisan Ulang
Hanya ada satu contoh yang jelas tentang orang yang dibaptis 2 kali (Kis 19:1-5). Ke-12 orang ini, yang telah dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, dibaptis kembali oleh Paulus setelah mereka mepercayai berita tentang Kristus. Hal ini memberikan suatu contoh tentang perlunya konseling bagi mereka yang telah dibaptis entah sebagai bayi, remaja, atau orang dewasa yang belum percaya kepada Kristus. Hal ini juga merupakan pendapat yang menentang baptisan bayi, karena mengapa membaptis bayi, jika kemudian, setelah ia secara pribadi menerima Kristus, ia harus dibaptiskan kembali?

(Tambahan dari Dede:
Jika seorang Dibaptis Percik, kemudian diBaptis Selam alias dibaptis ulang, apakah SALAH? Jelas Tidak salah, karena ketika diBaptis Selam, masih tetap dibaptis dalam Nama yang SAMA entah itu hanya dalam nama Yesus, atau dalam nama Bapa, Anak/Putra,dan Roh Kudus.
Keyakinan bahwa Baptis Percik tidak (bukan Cara yang Tepat) atau SAH dan Tidak ALKITABIAH/tidak sesuai dengan Ajaran Alkitablah yang membuat seseorang mau dibaptis ulang atau dibaptis SELAM, atau karena meyakini cara Baptisnya TIDAK BENAR menurut Alkitab, makanya ia ingin dibaptis ulang dengan CARA YANG BENAR)

SAAT BAPTISAN
Contoh-contoh dalam Perjanjian Baru menunjukkan bahwa orang percaya dibaptiskan segera setelah mereka percaya. Ketika seseorang menjadi percaya oleh Berita Injil yang disampaikan dan dapat mengaku imannya dengan kesadaran diri penuh, ia diperbolehkan diBaptis atau memberi diri dibaptiskan. Alkitab memakai istilah MEMBERI DIRI DIBAPTIS, jadi hanya orang yang sudah akil balik dan cukup dewasa yang dapat membuat pengakuan iman di depan jemaat, baptisan tidak bisa diwakilkan, jadi bayi dan anak kecil belum layak untuk dibaptiskan, tunggu sampai mereka akil balik. Tidak ada petunjuk tentang masa percobaan / harus mengikuti terlebih dahulu katekisasi selama beberapa waktu, walaupun hal semacam itu mungkin dibenarkan untuk membuktikan kemurnian iman.

CARA BAPTISAN
1. dengan cara dipercik.
Argumen dan Bukti yang diajukan
(1) beberapa upacara untuk pengudusan dalam Perjanjian Lama termasuk pemercikan (Kel 24:6,7; Im 14:7; Bil 19:4,8), dan semua ini digolongkan sebagai ”baptisan” dalam Ibrani 9:10
(2) pemercikan dengan jelas menggambarkan penyucian yang dilakukan oleh Roh Allah seperti tercatat dalam Yeh 36:25
(3) baptisan mempunyai arti tambahan (sekunder) sebagai ”membawa ke dalam pengaruh”, dan pemercikan dengan mudah dapat menggambarkan hal itu.
(4) Cara selam tidak mungkin dapat dilakukan dalam keadaan-keadaan tertentu (Kis 2:41, terlalu banyak orang; 8:38, terlalu sedikit air di padang gurun; 16:33, terlalu sedikit air di dalam rumah)
(5) Mayoritas terbesar dari gereja yang kelihatan mempraktikkan baptisan dengan cara bukan selam

2. dengan cara dituangkan atau dicurahkan
Argumen dan Bukti yang diajukan
(1) penuangan dengan baik sekali menggambarkan pelayanan Roh yang datang dan msuk ke dalam kehidupan orang percaya (Yl 2:28,29; Kis 2:17,18).
(2) Ungkapan ”ke dalam air” dan ”keluar dari air” dengan cara yang sama baiknya bisa diterjemahkan dengan ”menuju ke air” dan ”menjauhi” air. Dengan kata lain, orang yang akan dibaptis itu menuju ke air, mungkin bahkan masuk ke dalam air, tetapi tidak di bawah permukaan air seluruhnya.
(3) Lukisan-lukisan di katakombe menunjukkan orang yang sedang dibaptis sedang berdiri kira-kira setinggi pinggang di dalam air, sedangkan orang yang sedang membaptiskan menuangkan air ke atas kepala orang tadi dari sebuah bejana yang dipegangnya.

3. dengan cara SELAM
Argumen dan Bukti yang diajukan
(1) Penyelaman memang merupakan arti utama dari kata BAPTIZO. Bahasa Yunani memiliki kosakata yang berarti pemercikan (rantiso) dan penuangan yang tidak pernah digunakan untuk menjelaskan tentang baptisan
(2) Penyelaman menggambarkan dengan tepat sekali arti tentang baptisan, yaitu mati terhadap kehidupan yang lama dan bangkit dalam kehidupan baru (Rm 6:1-4)
(3) Penyelaman sangat mungkin telah dilakukan dalam setiap keadaan. Cukup tersedia banyak kolam di Yerusalem sehingga memungkinkan 3000 orang yang bertobat dibaptis (SELAM) pada Hari Pentakosta. Jalan ke Gaza itu sepi dan gersang, namun bukan berarti tak ada air. Rumah-rumah seringkali memiliki kolam-kolam di luar rumah dimana, misalnya, keluarga kepala penjara Filipi sangat mungkin telah dibaptis selam. Siapapun yang melihat bangunan dari gereja mula-mula akan mengingatkan adanya kolam-kolam penyelaman sebagai bukti pembaptisan dengan cara SELAM dan bukan PERCIK karena tindakan Pemercikan tidak butuh sebuah Kolam yang dalam.
(4) Baptisan proselit dilakukan dengan cara menyelamkan diri sendiri ke dalam sebuah tangki air. Cara baptisan seperti inilah yang mungkin biasa dilakukan dalam gereja Kristen

(5) Penuangan air, bukan pemercikan, merupakan pengecualian pertama terhadap penyelaman dan diizinkan dalam kasus untuk penderita sakit. Hal ini disebut ”baptisan klinis”. Cyprian (pada 248-258 SM) merupakan orang pertama yang menyetujui cara pemercikan. Bahkan mereka yang tidak menganut Baptis Selam menyatakan bahwa penyelaman merupakan Praktik yang umum (universal) dalam gereja pada zaman para rasul (Bacalah Calvin, Institutes, 4:15:19).

(6) Adalah sangat jelas dari Alkitab bahwa Baptis dilakukan dengan cara Selam dan bukan Percik bahkan saat Yohanes Pembaptis. Tuhan Yesus sendiri dibaptis dengan cara Selam. Itulah sebabnya Alkitab berkata: Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, (Matius 3:16, Markus 1:10). Gereja HH Pope Shenouda III menamakan hari dimana Yesus dibaptis dengan sebutan “Hari Penyelaman” untuk mengingatkan arti ini dalam pikiran jemaatnya.
(7) Arti yang sama dari pernyataan “Came Up Immediately from the water = segera keluar dari air” digunakan dalam Peristiwa Filipus membaptis Sida-Sida dari Ethiopia. Alkitab berkata, “Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. (Kis 8:38-39). Ini membuktikan bahwa Sida-Sida dibaptis dengan cara Selam. Jika hanya Percik, maka cukuplah bagi Filipus memercikkan air ke atas kepala sida-sida Ethiopia itu ketika berada di keretanya tanpa perlu mereka berdua (pembaptis dan yang dibaptis) harus bersusah-susah menuju dan turun ke dalam air.
(8) Kata Baptisma berarti celup. Pencelupan tidak bisa dilakukan tanpa penyelaman.
(9) Pembaptisan adalah tindakan dari dikuburkan bersama Kristus dan merasakan kematian bersamaNya, seperti Rasul katakan: “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” (Roma 6:4) dan kita “dikuburkan dengan Dia dalam baptisan” (Kolose). Tindakan penguburan tidak dapat dicapai kecuali dengan penyelaman. Keluar dari Bak/Kolam menyatakan bangkit bersama Kristus setelah mati dan dikuburkan bersama Dia, yang mana Percik tidak mungkin menyimbolkan tindakan mati dan bangkit.
(10). Pembaptisan simbol Kelahiran Baru. Ini menyatakan dalam Baptisan ketika tubuh yang dibaptis keluar dari kolam, yang mana Percik tidak menyatakan tindakan Lahir Baru secara keseluruhan.
(11) Pembaptisan simbol pengudusan dari dosa-dosa seperti dikatakan Rasul Paulus dalam Kis 22:16, dan seperti Paulus katakan dalam surat kepada Titus, “Dia menyelamatkan kita melalui permandian kelahiran kembali dan pembaruan oleh Roh Kudus” (Titus 3:5). Tindakan permandian/Pencucian butuh dimasukkan dalam air yang dengan tepat disimbolkan dengan Penyelaman bukan dengan Pemercikan

Pada umumnya diakui bahwa gereja mula-mula menyelamkan orang-orang yang datang untuk dibaptis. Studi leksikal dari kata baptizo mengindikasikan bahwa itu berarti “selam”. Oepke mengindikasikan baptizo berarti “selam” dan memperlihatkan bagimana kata itu selama ini telah digunakan; “untuk menenggelamkan kapal”, “menenggelamkan (di lumpur)”,”menenggelamkan”, dan “membinasakan”. Arti dasar ini sesuai dengan penekanan di Kitab Suci: Yesus dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan dan “Ia keluar dari air” (Mrk. 1:9-10).” Di sisi lain, kata-kata Yunani untuk siram dan percik (Rantismos/Rantiso misal dalam 1 Petrus 1:2 "...percikan darah-Nya") tidak digunakan untuk baptisan.

Pada abad permulaan, percik hanya diperuntukkan bagi yang sakit atau mereka yang terlalu lemah untuk menerima baptisan publik melalui diselam atau disiram. Percik tidak diterima dalam penggunaan secara umum sampai abad ketiga belas. Dua dukungan yang sering dikutip untuk mendukung baptis percik adalah di Perjanjian Lama. Orang Lewi ditahirkan dengan cara air dipercikkan atas mereka (Bil. 8:5-7; 19:8-13). Ibrani 9:10 menunjuk pada ritus pentahiran ini sebagai “baptisan” (NASB: diterjemahkan “washing”).

Sebuah pengamatan: Mereka yang ingin membenarkan cara pemercikan nampaknya memiliki jalan pemikiran sebagai berikut: Jika Anda dapat menunjukkan bahwa cara lain dari penyelaman (seperti penuangan/pencurahan) dipraktikkan pada awalnya, maka secara sah Anda dapat mempraktikkan pemercikan, walaupun hal itu terbukti tidak dilakukan dalam gereja pada zaman para rasul. Dengan kata lain, jika Penuangan dapat menjadi suatu alternatif lain dari cara penyelaman yang universal, maka pemercikan juga dapat. Akan tetapi, seandainya ada, bukti yang ada hanya menunjukkan bahwa penuangan (jika hal itu pernah dilakukan) dapat dinggap sama dengan penyelaman, tetapi pemercikan TIDAK DAPAT dianggap SAH sebagai BAPTISAN(Charles Caldwell Ryrie, dalam buku Teologi Dasar)

PENYELAMAN sebanyak 3 Kali: dengan cara ini orang yang dibaptiskan diselamkan sebanyak 3 kali (biasanya ke depan) untuk melambangkan hubungan dengan Tuhan Trinitas/Tritunggal.
Didache menyatakan bahwa apabila baptisan dengan cara SELAM TIDAK MUNGKIN DILAKUKAN, maka air harus dituangkan sebanyak 3 kali di atas kepala (pasal 7). Perhatikan cara ini mula-mula tidak berarti untuk menyelamkan sebanyak 3 kali, namun hanya menuangkan sebanyak 3 kali. Para pendukung cara ini menunjukkan bahwa beberapa leksikon mengatakan, BAPTIZO berarti menyelamkan ke dalam air berulang-kali (tapi beberapa leksikon tidak menyebutkan demikian). Bukti terhadap pandangan ini tidak kuat.

PENTINGNYA BAPTISAN
1. Kristus dibaptis (Mat 3:16). Walaupun arti baptisanNya berbeda sama sekali dari arti baptisan orang Kristen, namun hal itu mengandung arti bahwa kita mengikuti Tuhan apabila kita dibaptis. Harus disadari, kita tidak akan pernah mampu meniru pribadi yang tidak berdosa; namun kita harus mengikuti langkah-langkahNya, dan baptisan merupakan salah satu langkahNya (1 Petrus 2:21).
2. Tuhan menyetujui murid-muridNya untuk membaptiskan (Yoh 4:1-2).
3. Kristus memerintahkan supaya orang percaya dibaptiskan pada zaman ini (Mat 28:19). Perintah ini jelas bukan hanya untuk para rasul yang mendengarnya, namun untuk para pengikutnya di sepanjang zaman, karena Ia berjanji akan menyertai mereka senantiasa sampai pada kesudahan zaman.
4. Gereja mula-mula sangat mementingkan Baptisan (Kisah 2:38,41; 8:12,13,36,38; 9:18; 10:47,48; 16:15,33; 18:8; 19:5). Gereja mula-mula sama sekali tidak menerima orang percaya yang tetap tidak dibaptiskan.
5. Perjanjian Baru menggunakan ordonansi (upacara yang diperintahkan Tuhan untuk dilaksanakan Gereja) itu untuk menggambarkan atau melambangkan kebenaran teologis yang PENTING (Rm 6:1-10; Gal 3:27; 1 Ptr 3:21).
6. Penulis surat Ibrani mengatakan Baptisan merupakan suatu Kebenaran yang Mendasar (Ibr 6:1-2). Baptisan bukan lagi merupakan pilihan atau kurang penting bila dibandingkan dengan pengajaran tentang pertobatan, kebangkitan, dan penghakiman.


FORMULA BAPTISAN
Adalah kata-kata yang diucapkan oleh si pembaptis pada waktu membaptiskan seseorang.

Dalam Kitab Suci formula baptisan ini hanya ada di satu tempat yaitu Matius 28:19 - 'dalam nama Bapa, Anak/Putra dan Roh Kudus'. Karena itu pada waktu si Pembaptis membaptiskan seorang Percaya, ia berkata: 'Aku membaptis engkau dalam nama Bapa, Anak/Putra dan Roh Kudus. Amin'.

Ada banyak orang yang berdasarkan ayat-ayat seperti Kis 2:38 Kis 8:16 Kis 10:48 Kis 19:5 ('dibaptis dalam nama Yesus Kristus / dalam nama Tuhan Yesus') lalu menambah formula baptisan, sehingga pada waktu membaptis mereka mengucapkan kata-kata: 'Aku membaptis engkau dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Amin'.


a) Kis 2:38 Kis 8:16 Kis 10:48 Kis 19:5 itu bukanlah formula baptisan.
Betul-betul tak masuk akal, kalau Yesus sudah memberikan formula baptisan dalam Mat 28:19, lalu rasul-rasul berani mengubahnya.
Kata-kata dalam ayat itu 'dibaptis dalam nama Tuhan Yesus / Yesus Kristus' hanya berarti:
· dibaptis berdasarkan kepercayaan kepada Tuhan Yesus.
· dibaptis atas otoritas Tuhan Yesus.
b) 'Bapa, Anak dan Roh Kudus' tidak sama dengan 'Tuhan Yesus Kristus'!

Jadi orang-orang Kristen tidak perlu bingung, ikuti saja yang paling sederhana yaitu ikuti FORMULA BAPTISAN dalam Matius 28:19, dalam nama BAPA, ANAK/PUTRA dan ROH KUDUS. ini Jelas sesuai dengan perkataan Yesus, karena kutipan langsung kata-kata Yesus. Sedangkan dalam Kisah Rasul, itu tidak ada yang kutipan langsung perkataan Rasul.


KESIMPULAN
Tinjauan teologis terhadap Ordinansi baptisan menyatakan bahwa baptisan air tidak turut berperan mengerjakan keselamatan manusia. Hanya kurban Kristus di kayu salib sebagai satu-satunya karya yang mengerjakan keselamatan. Tetapi kendati demikian, hal ini bukanlah menjadi dalih bagi orang Kristen untuk meniadakan baptisan air. Sebab baptisan adalah ajaran yang Alkitabiah dan sama sekali tidak menentang Firman Tuhan.

Baptisan adalah langkah ketaatan yang penting bagi seorang Kristen, namun dengan tegas penulis menolak baptisan sebagai sesuatu yang diperlukan untuk keselamatan. Penulis percaya dengan teguh bahwa setiap dan semua orang Kristen harus menerima baptisan air secara selam. Baptisan melukiskan identifikasi orang Kristen dengan kematian, penguburan dan kebangkitan Kristus. Roma 6:3-4 menyatakan, “ Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru” (Roma 6:3-4). Dimasukkan secara keseluruhan ke dalam air menggambarkan dikuburkan bersama dengan Kristus. Keluar dari dalam air menggambarkan kebangkitan Kristus. Pendeknya, setiap orang yang benar-benar telah percaya pasti memiliki dorongan dalam dirinya untuk menerima baptisan. Mustahil seorang percaya menolak Firman Allah untuk melakukan baptisan.

Sumber:
Teologi Dasar 2, Charles Caldwell Ryrie, PBMR ANDI, hal 223-228

BAPTISAN DAN KESELAMATAN MENURUT ALKITABIAH
Ada Tiga Macam Baptisan. Baptisan Air, Roh Kudus dan Api. Dengan Baptisan Manakah Anda Ingin di Baptis?


AMSAL 23:23 Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian.

9 comments:

dr erwin monroe said...
This comment has been removed by the author.
Deny Febriyan Nababan said...

Maaf pak mau tanya.. babptis percik itu salah ga pak ? Apa semuanya sama ?
maaf juga kalo sudah di terangkan di atas saya bacanya kecepatan mungkin hehe

Udi said...

Terimakasih penjelasannya. Saya jadi sedikit tahu tentang berbagai macam baptis, bahkan dalam Yahudi.

Unknown said...

Baptisan itu hanyalah salah satu sakramen yang biasanya dilakukan orang kristen bukan dijadikan alat untuk mencari siapa yang benar dan yang salah. Saya membaca ini sepertinya penulis terlalu memaksakan diri orang dibatis itu harus diselam.

Unknown said...

Saya ingin tanya mengenai baptis Percik? Please......

Unknown said...

Semoga tdk terjadi persaingan membenarkan diri hanya karena baptisan

Fae said...

Artikelnya menambah pemahaman ttg baptisan, tks

Elizabeth C. Yuanita said...

Sepakat. Krn baptisan selam mmg tertulis dlm Alkitab. Jika ada tertulis dlm Firman-Nya, maka itu menuruti teladan Alkitab yg adalah Firman Allah, jadi bkn pembenaran diri. Kalau pembenaran dari, biasanya "melenceng" keluar dari konteks yg sdh dituliskan dlm Alkitab

Anonymous said...

Saya setuju dengan baptisan yg diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus yaitu di Selam, di tenggelam kan gitu, bukan dgn cara di percik