Saturday, June 27, 2009

Perda Syariah Selama Pemerintahan SBY dan Jusuf Kalla 2004-2009

Perda Syariah Selama Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla 2004-2009

Tahun 2004
Jumlah 18
Provinsi Aceh
(1) NAD Perda NAD No. 7/2004 tentang Pengelolaan
Zakat
Provinsi Sumatra Barat
(2) Padang Pariaman Peraturan daerah Kabupaten
Padang Pariaman nomor 02 Tahun 2004 Tentang
Pencegahan, Penindakan dan Pemberantasan Maksiat
(3) Padang Panjang Peraturan Daerah Padang Panjang
No.3 Tahun 2004 Tentang Pencegahan Pemberantasan
dan Penindakan Penyakit Masyarakat.
(4) Bukittinggi Perda Kab. Bukit Tinggi No. 29/2004
tentang Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqoh
(5) Pesisir Selatan Perda Kab. Pesisir Selartan No. 8/2004 tentang Pandai Baca Tilis Al-Qur’an Provinsi Bengkulu
(6) Bengkulu Instruksi Walikota Bengkulu No. 3/2004 tentang Program Kegiatan Peningkatan Keimanan

Provinsi Lampung
(7) Lampung selatan Peraturan Daerah Kabupaten
Lampung Selatan No. 4 Tahun 2004 Tentang
Larangan Pebuatan Prostitusi, Tuna Susila, dan
Perjudian sertra pencegahan perbuatan masksiat dalam
Wilayah Kabupaten Lampung Selatan

Provinsi Banten
(8) Banten Perda No. 4/2004 tentang Pengelolaan Zakat
(9) Pandeglang SK Bupati Kab Pandeglang No. 09 Tahun
2004 tentang seragam sekolah SD,SMP, SMU

Provinsi Jawa barat
(10) Sukabumi Instruksi Bupati Sukabumi Nomor 4 Tahun 2004 tentang pemakaian Busana Muslim bagi Siswa dan Mahasiswa di Kabupaten Sukabumi.
(11) Cirebon Perda Kab. Cirebon No. 77/2004 tentang
Pendidikan Madrasah Diniyah Awaliyah

Provinsi Kalimantan Selatan
(12) Banjarmasin Perda Kota Banjarmasin No. 31/2004
tentang Pengelolaan Zakat
(13) Banjarmasin Perda Kab. Banjar No. 5/2004 tentang
Ramadhan (Perubahan Perda Ramadhan No. 10 tahun
2001)
(14) Banjarmasin Surat Edaran Bupati Kabupaten
Banjarmasin No. 065.2/00023/ORG Tentang
pemakaian Jilbab bagi PNS Perempuan di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Banjarmasin Tertanggal 12
Januari 2004
(15) Banjarmasin Perda Kab. Banjar No. 4/2004 tentang
Khatam Al-Qur’an bagi Peserta Didik pada
Pendidikan Dasar dan Menengah

Provinsi NTB
(16) Dompu SK. Bupati Dompu No
Kd.19.05./HM.00/1330/2004, Tentang Pengembangan
Perda No. 1 Tahun 2002. Isinya nebyebutkan tentang :
(1) Kewajiban membaca Alquran (ngaji) bagi PNS
yang akan mengambil SK/Kenaikan pangkat, Calon
pengantin, Calon siswa SMP dan SMU, dan bagi
siswa yang akan mengambil ijazah ; (2) Kewajiban
memakai busana Muslim (Jilbab); (3) Kewajiban
mengembangkan budaya Islam (MTQ, qosidah dll)
(17) Dompu SK BUpati Dompu Kd.19./HM.00/527/2004,
tanggal 8 Mei 2004 tentang Kewajiban Membaca Al-
Qur’an oleh seluruh PNS dan Tamu yang menemui
Bupati.
(18) Dompu Perda Kab. Dompu No. 11/2004 tentang Tata
Cara Pemilihan Kades (materi muatannya mengatur
keharusan calon dan keluarganuya bisa membaca Al-
Qur’an yang dibuktikan dengan rekomendasi KUA).


Tahun 2005:
Jumlah 25

Provinsi Sumatra Barat
(1) Pesisir Selatan Perda Kabupaten Pesisir Selatan No. 4
/2005 tentang berpakaian Muslim dan Muslimah
(2) Agam Perda Kabupaten Agam nomor 6 Tahun 2005 Tentang
berpakaian Muslim
(3) Agam Perda Kab. Agam No. 5/2005 tentang Pandai
baca Tulis Al-Qur’an
(4) Provinsi Sumbar Perda Prov. Sumatra barat No. 7/2005
tentang Pandai baca Tulis Al-Quran
(5) Provinsi Sumbar Surat Himbauan Gubernur Sumatera
Berat Nomor 260/421/X/PPr-05 Perihal-perihal :
Menghimbau Bersikap dan Memakai Busana Muslimah
Kepada Kepala Dinas/Badan/Kantor/Biro/Instansi/Walikota sumatera Barat
(6) Padang Instruksi walikota Padang nomor 451.422/Binsos-
III/2005 Tentang pelaksanaan Wirid Remaja didikan subuh
dan Anti Togel / Narkoba serta Berpakaian Muslim /
Muslimah bagi Murid/Siswa SD/MI, SLTP/MTS dan
SLTA/SMK/SMA di Kota Padang
(7) Padang Instruksi walikota padangpada tanggal 7
Maret 2005 tentang pemakaian busana Muslimah

Provinsi Banten
(8) Tanggerang Perda Tenggerang No. 7/2005 tentang
menjual, mengecer, dan menyimpan minutan keras,
mabuk-mabukan.
(9) Tanggerang Peraturan Daerah Kota Tenggerang
nomor 8 Tahun 2005 tentang Pelarangan Pelacuran

Provinsi Jawa barat
(10) Bandung Perda Kab. Bandung No. 9/2005 tentang
Zakat, Infaq, dan Shadaqoh.
(11) Sukabumi Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi
No. 11/2005 tentang Penertiban Minuman Beralkohol
(12) Sukabumi Peraturan Daerah Kabupaten sukabumi No.
12/2005 tentang Pengelolaan Zakat

Provinsi Jawa timur
(13) Probolinggo Perda No. 5 Tahun 2005 Tentang
Pemberantasan Pelacuran di Kabupaten Probolinggo
(14) Malang Peraturan Daerah Kota Malang No. 8 Tahun 2005
Tentang Larangan Tempat Pelacuran dan perbuatan Cabul
(15) Sidoarjo Perda. Kab. Sidoarjo No. 4/2005 tentang
Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqoh

Provinsi Kalimantan Selatan
(16) Banjarmasin Perda Kab. Banjar No. 8/2005
tentang Jum’at Khusyu’
(17) HSU Perda Kab. Hulu Sungai Utara No. 19/2005
tentang Zakat, Infaq, dan Shadaqoh
(18) Banjarmasin Perda No. 4/2005 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Kota Banjarmasin No. 13/2003
tentang Larangan Kegiatan Pada Bulan Ramadhan

Provinsi Sulawesi Selatan
(19) Maros Perda Kabupaten Maros No. 16 / 2005 tentang
berpakaian muslim dan muslimah
(20) Maros Perda Kab. Maros No.15/2005 tentang
Gerakan Buta Aksara dan pandai Baca Al-Qur’an
dalam Wilayah Kabupaten Maros

(21) Maros Perda Kab. Maros No. 17/2005 tentang
Pengelolaan Zakat
(22) Enrekang Perda Kabupaten Enrekang No. 6 /2005
Tentang Busana Muslim

Provinsi Gorontalo
(23) Gorontalo Perda Prov. Gorontalo No. 22/2005 tentang
Wajib Baca Tulis Al-Quran bagi siswa yang beragama
Islam

Provinsi Sulawesi Tenggara
(24) Kendari Perda Kota Kendari No. 17/2005 tentang
Bebas Buta Aksara Al-Qur’an pada Usia Sekolah dan
Bagi masyarakat Islam di Kota Kendari

Provinsi NTB
(25) Dompu SK Bupati Dompu No. 140/2005 tanggal 25 Juni 2005 tentang Kewajiban Membaca Al-Qur’an bagi PNS Muslim

Tahun 2006 : Jumlah 13
Provinsi Sumatra Barat
(1) Sawahlunto Peraturan Daerah Kabupaten
Sawahlunto/Sijunjung nomor 19 Tahun 2006 Tentang
Pencegahan Dan Penanggulangan Maksiat

Provinsi Riau
(2) Kampar Perda Kab. Kampar No. 2/2006 tentang
Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqoh
Provinsi Bangka Belitung
(3) Bangka Perda Kab. Bangka No. 4/2006 tentang pengelolaan
Zakat, Infaq, dan Shadaqoh

Provinsi Banten
(4) Serang Perda Kota Serawng No.1/2006 tentang Madrasah
diniyah Awwaliyah

Provinsi Jawa barat
(5). Cianjur Perda Bupati Cianjur No. 15/2006 Tentang
Pemakaian Dinas Harian Pegawai di Lingkungan
Pemerintahan Kabupaten Cianjur.

Provinsi Jawa timur
(6) Pasuruan Perda Kab. Pasuruan No. 4/2006 tentang
Pengaturan Membuka Rumah Makan, Rombong dan
sejenisnya pada Bulan Ramadhan

Provinsi Kalimantan Selatan
(7) Banjarmasin Perda Kab. Banjar No. 5/2006 tentang
Penulisan Identitas dengan Huruf Arab Melayu (LD
Nomor 5 tahun 2006 Seri E Nomor 3)
(8). Banjarbaru Perda Kab. Banjarbaru No. 5/2006
tentang Larangan Minuman Beralkohol

Provinsi Sulawesi Selatan
(9) Makassar Perda Kota Makassar No. 5/2006 tentang Zakat
(10) Pangkep Perda Kab. (Pangkajene dan Kepulauan)
Pangkep No. 11/2006 tentang Larangan Pengedaran
Minuman Beralkohol
(11). Polewali Mandar Perda Kab. Polewali Mandar no.
14/2006 tentang Gerakan Masyarakat Islam Baca Al-
Qur’an
(12) Provinsi Sulawesi Selatan Perda Prov. Sulawesi
Selatan No. 4/2006 tentang Pendidikan Al-Qur’an
(13) Desa Peraturan Desa Muslim Padang Kecamatan
Gantarang Kabupaten Bulukumba No. 05 Tahun 2006
Tentang Pelaksanaan Hukuman Cambuk

Tahun 2007: Jumlah 3

Provinsi Jogjakarta
(1) Bantul Peraturan Daerah Kabupaten Bantul No. 5
tahun 2007 tentang larangan Pelacuran di Kabupaten
Bantul

Provinsi Jawa timur
(2) Lamongan Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan
No.5 Tahun 2007 tentang pemberantasan Pelacuran di
Kabupaten Lamongan.

Provinsi Kalimantan Selatan
(3) Banjarmasin Perda kabupaten Bankar No. 10 /
2007 tentang keteriban sosial.

Tahun 2008 : Jumlah 5
Provinsi Sumatra Barat
(1) Padang Panjang Perda Kab. Padang Panjang no.
7/2008 tentang Zakat

Provinsi Riau
(2) Riau SK Gubernur Riau No. 003.1/UM/08.1
tentang penggunaan nama Arab Melayu

Provinsi Banten
(3) Tanggerang Surat Edaran Walikota Tanggerang
(Agustus 2008) tentang Penutupan Sementara
Usaha Jasa Hiburan selama Bulan Suci
Ramadhan dan Idul Fitri 1429 H

Provinsi Jawa Tengah
(4) Semarang Surat Edaran Walikota Semarang
No.435/4687 tertanggal 27 Agustus 2008 (yang
Memuat materi tempat hiburan seperti bar, pub,
mandi uap, biliar, karaoke, diskotik, panti pijat, klub
malam, kafe, dan sejenisnya harus membatasi jam
pengelolaannya)

Provinsi Sulawesi Selatan
(5) Bone Surat Edaran No. 44/1857/VIII, Humas Infokom Bone
tertanggal 22 Agustus 2008 tentang Larangan di Bulan
Ramadhan (antara lain meminta rumayh makan, restoran,
cafe, dan warung tidak beroperasi selama Bulan Ramadhan
dan menghimbau hotel-hotel dan tempat penginapan agar
tidak menerima tamu berpasangan yang bukan muhrim)

Tahun 2009 : Jumlah 1
Provinsi Jawa barat
(7) Majalengka Perda Kabupaten tentang Prostitusi
(14 Maret 2009)

Perda Injil
Jumlah 1
Provinsi Papua Barat
(1) Manokwari Penerapan hukum berdasarkan Injil, yang secara spesifik menjelaskan mengenai pelarangan minuman beralkohol dan kegiatan prostitusi, peraturan
mengenai busana dan persekutuan, termasuk pelarangan penggunaan dan pemakaian simbol-simbol agama, dan pelarangan pembangunan rumah-rumah ibadat agama lain didekat Gereja. (2007)


Rekapitulasi Perda Syariah selama Pemerintahan SBY-JK 2004-2009

No Tahun Jumlah Provinsi Jumlah Perda
1. 2004 8 18
2. 2005 9 25
3. 2006 8 13
4. 2007 3 + 1 3 + 1
5. 2008 5 5
6. 2009 1 1
Jumlah 35 66

Nb : + 1 = Di tahun 2007 ditambah dengan 1 Perda Injil di Manokwari.......

Oh Dunia.....???? (kata Budi Anduk)
Semoga NKRI tetap Jaya sampai Akhir Zaman.......MERDEKA!

Wednesday, June 24, 2009

THE PRE-TRIBULATION RAPTURE

Please Vote my Blog as much as u can, at SINI and SINI, I join Christian Blog Competition, I need your Votes, Thank u so much:).


FBIS News Service, 23 Juni 2009

Updated June 24, 2009 (first published May 2, 2003) (David Cloud, Fundamental Baptist Information Service, P.O. Box 610368, Port Huron, MI 48061, 866-295-4143, fbns@wayoflife.org; for instructions about subscribing and unsubscribing or changing addresses, see the information paragraph at the end of the article) –

The following is enlarged from the Way of Life Advanced Bible Studies Course UNDERSTANDING BIBLE PROPHECY (third edition, March 2009). This thorough and practical course enables the student to understand and enjoy Bible prophecy. It deals with the interpretation of prophecy, dispensationalism, the covenants, the kingdom of God, the nations in prophecy, and Messianic prophecy. A large section is devoted to “a prophetic overview of the future,” detailing the Bible’s prophecies that have not yet been fulfilled. Other sections deal with the prophecies of Ezekiel, Daniel, and Revelation. 219 pages, $9.95


_____________________________

The word “rapture” does not appear in the Bible, but it is a term used to describe the catching away of the saints of 1 Thessalonians 4:13-18. The term “caught up” in 1 Th. 4:17 is also translated “pluck” (Jn. 10:28), “take by force” (Acts 23:10), and “pulling [out of the fire]” (Jude 23). It refers to a forceful seizing and a snatching away. It is used of the Spirit of God snatching away Philip after the conversion of the Ethiopian eunuch (Acts 8:39). This is exactly what Christ will do to the New Testament believers before the onslaught of the Great Tribulation.

Notes on 1 Thessalonians 4:13-18:

1. The Rapture is (1) a resurrection of the dead in Christ (v. 14-16), (2) a catching up and translation of the living New Testament saints (v. 17).
2. The dead in Christ are with Him in heaven (v. 14).
3. The Rapture is the believer’s hope (v. 13). It is what we are looking forward to.
4. The Rapture is certain. (a) It is as sure as Christ’s resurrection (v. 14). (b) It is the word of the Lord (v. 15).
5. The Rapture is a comfort (v. 18). If this translation did not occur until the end of the torments of the Great Tribulation, it certainly would not produce solace for the Christian standing on this side of the Tribulation.
6. The Rapture is before the day of the Lord’s wrath (5:1-5, 9).

This event is also described in 1 Corinthians 15:51-58.

1. The Rapture is a mystery that was not revealed in the Old Testament (v. 51). The Old Testament prophets taught about the resurrection, but they did not teach that some would be caught up without dying. The translation of the New Testament saints will involve an instantaneous change from morality to immortality. Those believers living at that hour will never see death.

2. The translation of the church-age saints is said to be a source of comfort and encouragement (1 Co. 15:58). Again, if this translation did not occur until the end of the torments of the Great Tribulation, it would not be a comfort.

Among those who believe in a literal Rapture of church-age saints, there are three general positions. All of these pertain to the timing of the Rapture in relation to the Great Tribulation. The three views are (1) Pre-tribulational, meaning the church-age saints will be raptured before the Great Tribulation. (2) Mid-tribulational (also called Pre-wrath Rapture), meaning the church-age saints will go through the first half of the Tribulation. (3) Post-tribulational, meaning the church-age saints will go through the entire Tribulation period.

THE EVIDENCE FOR THE PRE-TRIBULATION RAPTURE

For the following reasons we are convinced the Bible teaches a Pre-tribulational Rapture. In the following study, we are using the term “church” in a general, institutional sense:

1. CHURCH-AGE BELIEVERS ARE PROMISED SALVATION FROM WRATH (1 Th. 1:9-10; 5:1-9; Rom. 5:9; Rev. 3:10).

The Great Tribulation is expressly called the day of God’s wrath. Today the Lord is withholding His anger; He is seated upon a throne of grace, but the day approaches when He will take the seat of judgment. Then “the day of his wrath” will be upon all the world (Ps. 110:5; Isa. 13:6-13; Rev. 6:16-17). It is true that in every century, Bible-believing churches have been subjected to persecution, but this is quite different from the Great Tribulation. The general persecutions of the saints are caused by the wrath of wicked men and the devil, whereas the seven-year Tribulation is a period especially pertaining to God’s wrath (Rev. 6:16-17; 14:10). Some feel that the church will not be saved out of the time of wrath, but will be saved through it. This cannot be true, since the Bible clearly reveals that those who are on earth during the Great Tribulation will not be delivered from wrath but will be overcome (Rev. 13:7). The Scriptures that promise church-a ge believers deliverance from wrath must refer to salvation out from the very presence of the wrath. Concerning the Great Tribulation, we are told that “as a snare shall it come on all them that dwell on the face of the whole earth” (Lk. 21:35). Therefore, church-age believers must either be physically removed from the earth, or they will be involved in the day of wrath. God promises removal. “... I also will keep thee from the hour of temptation, which shall come upon all the world, to try them that dwell upon the earth” (Rev. 3:10). This verse does not say that God will keep the church age saints through the temptation but from it.

2. THE HOLY SPIRIT IS TO BE REMOVED BEFORE THE TRIBULATION (2 Th. 2:1-8).

In other passages of the Bible, the Holy Spirit is said to be the restrainer of sin (Ge. 6:3; Is. 59:19). The Holy Spirit came into the world in His present dispensation at Pentecost (Acts 2), when He came to empower the church for the Great Commission (Acts 1:8). He will remove the church-age believers before the time of God’s great wrath. This does not mean the Holy Spirit will not be present in the world at that time. He is God and is omnipresent. It means that He will not be present in the same sense that He is in this age.

3. CHURCH-AGE BELIEVERS ARE PROMISED MANSIONS IN HEAVEN (Jn. 14:1-3).

When the Lord Jesus returns to the earth at the end of the Tribulation, He sets up His Messianic kingdom. If the Rapture occurred at the end of the Tribulation, the promise to church-age believers pertaining to Heaven would not be fulfilled. Church-age believers are a heavenly people with a heavenly hope (Eph. 1; Ph. 3:20; Col. 3:1-3). Some dispensationalists teach that the church-age saints will live in heaven during the millennium. I believe they will live both in heaven and in earth. Jesus promised the apostles that they would reign with Him over Israel (Matt. 19:28).

4. THE TRANSLATION OF CHURCH-AGE SAINTS IS SAID TO BE IMMINENT (it could happen any time) whereas the Second Coming is said to be preceded by specific signs.

Christ taught this (Matthew 24:42, 44; 25:13; Mark 13:33). Paul taught it (Phil. 4:5; Titus 2:12-13). James taught it (Jam. 5:8-9). And Peter taught it (1 Pet. 4:7). The early Christians were living in expectation of Christ’s return (1 Th. 1:9-10). The apostle Paul instructed the church at Thessalonica that they did not need to heed signs and times, because the New Testament believer has been promised redemption from the “day of darkness” that shall overcome the whole world (1 Th. 5:1-9). The church is not waiting for the appearing of the Antichrist, but for the redemption of the Son of God.

5. THE CHURCH IS A MYSTERY UNREVEALED IN THE Old TESTAMENT (Eph. 3:1-11).

The New Testament church has no part in the chronology of events foretold by the Old Testament prophets. They clearly foretold the first coming of Christ, His miraculous birth, life, death, resurrection, and ascension. The same prophets described Christ’s Second Coming in glory, preceded by a time of unprecedented worldwide tribulation, and followed by the establishment of the glorious Messianic kingdom centered in Jerusalem. But these prophets did not see the present church age--“which in other ages was not made known unto the sons of men, as it is now revealed unto his holy apostles and prophets by the Spirit” (Eph. 3:5).

Between the first and second coming, there is a time gap that was not seen by the Old Testament prophets. This gap is the church age. The prophets did not see that Israel would be set aside temporarily while God called out from among all nations a special body of people. After He has accomplished this purpose and the fullness of the Gentiles is come in, God will restart Israel’s prophetic clock and will fulfill all Old Testament prophecies in relation to His ancient chosen nation. “... blindness in part is happened to Israel, until the fulness of the Gentiles be come in” (Rom. 11:25).

The Great Tribulation deals with Israel, not with church-age believers. This present mystery period will end with the removal of the church-age believers from the earth; and the Lord will then take up His plan for the nation Israel as He fulfills the Old Testament prophecies of the time of Jacob’s trouble, the coming of Messiah in glory, the regathering of the remnant, and the establishment of the Messianic kingdom.

6. THERE ARE EVENTS INTERVENING BETWEEN THE TRANSLATION AND RESURRECTION OF THE CHURCH AND THE SECOND ADVENT.

According to 1 Cor. 15:51, EVERY saved person will be translated at the Rapture. Yet Mat. 25:31-46 shows that when Jesus returns to the earth at the Second Advent He will find many true believers in their natural bodies. There must, then, be a period of time between the Rapture of the church-age saints and the Second Coming to allow for these folk to be saved. It is reasonable to believe that this period is the seven years of the Great Tribulation.

7. THE BOOK OF REVELATION SHOWS THAT THE CHURCH IS NOT ON EARTH DURING THE TRIBULATION.

(a) The church is not seen on earth in chapters 4-18.

(b) The witness for God in the earth during the Tribulation is Israel, not the church (Rev. 7).

(c) The prayers of the saints in Revelation 8 are prayers for judgment. Only Israel prayed such prayers. The church-age saints are instructed to pray for her enemies, not against them (Lk. 9:51-56). These prayers of Revelation are those of the Psalms and are based on God’s promise to Abraham to curse those that cursed Israel (Gen. 12:1-3).

(d) The scorpion-like creatures of Revelation 9 are given freedom to hurt all earth-dwellers except those Jews who were sealed by the angel of Revelation 7; if church-age believers were on earth, they would be subject to this horrible judgment of God.

(e) Revelation 10 identifies the events of Revelation 4-18 with those foretold by Old Testament prophets--the days of the Great Tribulation, the “day of the Lord.” The church age was never in the view of these Old Testament prophecies; it was an unrevealed mystery. The church has a different purpose and program than national Israel. It is Israel that is in view in Old Testament prophecy and in Revelation 4-18.

(f) The ministry of the two witnesses of Revelation 11 identifies them with national Israel and with Old Testament prophecies of the “day of the Lord.” The two witnesses minister from Jerusalem, Israel’s capital. The churches have no such capital, her hope being heavenly, not earthly (Col. 3:1-4; Phil. 3:17-21). The two witnesses are clothed in sackcloth, typical of Old Testament Israel, not New Testament believers. Nowhere are the churches seen in sackcloth. They are told, rather, to “rejoice in the Lord alway: and again I say, Rejoice” (Phil. 4:4). The church-age believer’s judgment is forever past, and he is to keep his mind centered in the heavenlies where, in position, he is seated eternally victorious with Christ (Eph. 2:5-10). Revelation 11:4 identifies the two witnesses with Old Testament prophecy. Zech. 4:3, 11, 14 is a prophecy of Israel, not the church. Further, the two witnesses call down judgment upon their enemies in Rev. 10:5 -6. Jesus rebuked his disciples for desiring to do just this and instructed the church-age believer to pray for the well-being of his enemies, not for their destruction (Lk. 9:54-56; Rom. 12:14, 17-21).

(g) The devil persecutes Israel, not the church, during the Tribulation (Rev. 12). There can be no doubt that the woman in this chapter is identified as national Israel. Verse 5 shows the woman bringing forth Christ; it is obvious that Jesus was brought forth by Israel, not by the churches (Isa. 9:6-7; Rom. 9:5). Also, the symbols of Rev. 12:1-2 recall familiar Old Testament typology of Israel. She is referred to as a woman (Isa. 54:5-7). The sun and moon and the 12 stars of verse 2 remind us of Joseph’s dream regarding Israel (Gen. 37:9). The words of Rev. 12:2 are almost an exact quote from Micah 5:3, again referencing Israel’s delivery of the Messiah. These symbols are not used in the New Testament of the churches.

THE ATTACK ON THE PRE-TRIBULATIONAL RAPTURE

The doctrine of the pre-tribulational rapture is under severe attack today. Consider some examples from the emerging church:

Brian McLaren mocks the “fundamentalist expectations” of a literal second coming of Christ with its attendant judgments on the world and assumes that the world will go on like it is for hundreds of thousands of years (A Generous Orthodoxy, p. 305). He calls the literal, imminent return of Christ “pop-Evangelical eschatology” (Generous Orthodoxy, p. 267) and the “eschatology of abandonment” (interview with Planet Preterist, Jan. 30, 2005, http://planetpreterist.com/news-2774.html). McLaren says that the book of Revelation is not a “book about the distant future” but is “a way of talking about the challenges of the immediate present” (The Secret Message of Jesus, 2007, p. 176). He says that phrases such as “the moon will turn to blood” “are no more to be taken literally than phrases we might read in the paper today” (The Secret Message, p. 178).

Jonny Baker of Grace in London, England, rejects dispensationalism as “escapology theology” and “advocates that Christians need to invest themselves in the current culture, not live on hold until time runs out” (Emerging Churches, pp. 78, 79).

Tony Jones says that the emergent church, in contrast to the dispensational viewpoint, is characterized by “an eschatology of hope” (An Emergent Manifesto of Hope, p. 130). He says: “What I mean is that the folks who hang around the emerging church tend to see goodness and light in God’s future, not darkness and gnashing of teeth. While that may seem obvious to some followers of God, pop theology today is facing the other way. ... Those novelists and the theologians who provide them their material take the view that we’re in a downward spiral, and when things ‘down here’ become bad enough, Jesus will return in glory. But those of us represented in this book take the contrary view. God’s promised future is good, and it awaits us, beckoning us forward” (p. 130).

N.T. Wright, who has a great influence on the emerging church, warns that the doctrine of an imminent rapture is dangerous because it interferes with kingdom building and environmental activities. “If there’s going to be an Armageddon, and we’ll all be in heaven already or raptured up just in time, it really doesn’t matter if you have acid rain or greenhouse gases prior to that. Or, for that matter, whether you bombed civilians in Iraq. All that really matters is saving souls for that disembodied heaven” (“Christians Wrong about Heaven, Says Bishop,” Time, Feb. 7, 2008).

Tony Campolo says: “I mean all of this stuff [about the imminent coming of Christ and a literal Tribulation] comes out of not only fundamentalism. It comes out of dispensationalism, which is a weird little form of fundamentalism that started like a hundred fifty years ago. ... I think that we need to challenge the government to do the work of the Kingdom of God, to do what is right in the eyes of the Lord. That whole sense of the rapture, which may occur at any moment, is used as a device to oppose engagement with the principalities, the powers, the political and economic structures of our age” (“Opposition to women preachers evidence of demonic influence,” Baptist Press, June 27, 2003).

Mark Driscoll refers to the pre-tribulational rapture as “pessimistic dispensationalism” (Listening to the Beliefs of Emerging Churches, p. 146). He has said that “eschatology-minded Christians” are not welcome in his church.

THE IMPORTANCE OF THE PRE-TRIBULATIONAL RAPTURE

The doctrine of the pre-tribulational rapture is not a peripheral one. As we have seen, Christ, Paul, James, and Peter taught that the return of Christ was imminent and was to be expected at any time (Mat. 24:44; Phil. 4:5; Jam. 5:8-9; 1 Pet. 4:7). The early Christians lived in expectation of Christ’s return the literal fulfillment of the prophecies. “For they themselves shew of us what manner of entering in we had unto you, and how ye turned to God from idols to serve the living and true God; And to wait for his Son from heaven, whom he raised from the dead, even Jesus, which delivered us from the wrath to come” (1 Thessalonians 1:9-10).

The doctrine of a pre-tribulational Rapture is a great motivator for purifying one’s personal Christian life.

1. It encourages the believer in trials and persecutions. “Then we which are alive and remain shall be caught up together with them in the clouds, to meet the Lord in the air: and so shall we ever be with the Lord. Wherefore comfort one another with these words” (1 Thessalonians 4:17-18).

2. It keeps the church’s focus on the Great Commission (Mat. 28:18-20; Mk 16:15; Lk. 24:44-48; Acts 1:8). It teaches us that preaching the gospel, winning people to Christ, and establishing churches as the pillar and ground of the truth is the most urgent matter. D.L. Moody had it right when he said: “I look upon this world as a wrecked vessel. God has given me a lifeboat and said to me, ‘Moody, save all you can.’”

3. It motivates us to be busy in the Lord’s work (1 Cor. 15:58).

4. It motivates us to live obedient lives (1 Jn. 3:1-3; 1 Th. 5:4-7).

5. It motivates us to separate from evil (Tit. 2:13-14).

6. It keeps believers on the outlook for heresy and apostasy (2 Timothy 4:3-4; 1 John 2:24-28).

Saturday, June 20, 2009

Berita Mingguan 20 Juni 2009

Sumber: Way of Life Ministry, Friday Church News Notes
Penerjemah: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary
(Didistribusikan dengan gratis, dengan mencantumkan informasi sumber di atas)
Untuk berlangganan, kirim email ke: gits_buletin- subscribe@ yahoogroups. com

PELAJARAN SEKOLAH MINGGU STAR TREK
Pentakosta "Star Trek" adalah judul sebuah seri pesan-pesan audio "di mana Kapten Kirk, Spock, Bones dan Scotty berangkat dengan berani dalam suatu perjalanan pencarian akan Roh Allah." Diproduksi oleh GFR Christian Radio, pesan-pesan yang disampaikan dimaksudkan untuk memberi "materi-materi yang menggugah pikiran" bagi kelas-kelas sekolah minggu. Adalah kekonyolan yang menyesatkan untuk masuk ke dalam dunia mitologis Star Trek guna mencoba menemukan kebenaran rohani! Gereja-gereja kontemporer, seperti para Yahudi yang sesat di zaman dulu, telah menukarkan Allah dalam Alkitab dengan berhala modern (mis., allah yang cool dan tidak menghakimi seperti dalam buku The Shack) dan telah menukarkan Firman Allah yang murni dengan doktrin-doktrin yang kotor. "Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air" (Yer. 2:13).

FATIMA: MARIA ANTAR-AGAMA MILIK ROMA DEMI SEBUAH GEREJA DUNIA
Berikut ini disadur dari buku yang bagus sekali, The European Union and the Supra-Religion by Robert Congdon (Congdon Ministries, 2007, http://www.internet bibleinstitute. com, robertcongdon@ bellsouth. net). "Sebagian dari penampakan-penampak an Maria yang paling terkenal terjadi di Fatima. Desa Fatima diberi nama sesuai dengan putri Muhammad, pendiri Islam. Nama Arabnya memiliki arti `yang bersinar.' .....Pada bulan Mei 2004, Dalai Lama mengunjungi dan berdoa di kuil Fatima. Setelah seorang imam Hindu, Sha Tri, berdoa di altar tersebut, Rektor dari kuil itu mengatakan bahwa pertemuan-pertemuan demikian memberi mereka kesempatan untuk `mengingatkan kita semua bahwa kita hidup dalam komunitas.' Imam Hindu itu menaruh sebuah syal khas imam Hindu, yang bertuliskan kutipan-kutipan dari Bagavad Gita, `pada pundak perwakilan tertinggi Gereja di Fatima.....Vatikan, bersatu dengan PBB, mensponsori sebuah kongres antar-agama di kuil Fatima pada tanggal 10-12 Oktober 2003, yang berjudul `Masa Kini Manusia - Masa Depan Allah.'..... Pemilihan desa Fatima berdasarkan fakta bahwa kuil Fatima telah dengan cepat menjadi pusat penyembahan banyak agama-agama dunia. Lebih dari 4,5 juta orang mengunjungi Fatima setiap tahunnya. Kongres yang terakhir ini melibatkan Hindu, Muslim, Yahudi, Ortodoks Timur, Buddha, dan perwakilan orang-orang kafir Afrika. Di Kongres tersebut, rektor dari kuil berkata, `Masa depan Fatima, atau penyembahan terhadap Allah dan ibuNya di Kuil suci ini, harus melalui suatu penciptaan sebuah kuil di mana agama-agama yang berbeda dapat bercampur... .'" (Robert Congdon, The European Union and the Supra-Religion, hal. 219, 221, 222; untuk dokumentasi, lihat kutipan-kutipan di buku ini).

BERHENTILAH MAKAN DOMBA DAN SELAMATKAN DUNIA
Para penasihat pemerintah di Inggris telah memberi peringatan bahwa mengkonsumsi domba adalah ancaman yang serius bagi lingkungan, karena mereka "menghasilkan sedemikian banyak gas metan" ("Burping of the Lambs," The Sunday Times, 24 Mei 2009). David Kennedy, chief executive dari Komite Perubahan Iklim, mengatakan bahwa "merubah gaya hidup kita, termasuk apa yang kita makan, akan menjadi salah satu elemen penting dalam pengurangan emisi karbon." Untuk menghasilkan 1 kg domba, katanya akan membebaskan gas metan yang sama denagn 37 pon karbon dioksida ke atmosfir. Untuk memproduksi jumlah daging sapi yang sama akan membebaskan 35 pon CO2. Saat ini, para agensi pemerintah sedang "menyarankan, " tetapi waktunya akan tiba mereka mengatur apa yang boleh orang tanam, jual, dan makan, atau minimal mereka akan menetapkan pajak yang sangat berat terhadap produk-produk yang kata mereka membahayakan lingkungan. Mitos tentang global-warming yang terjadi karena manusia bukanlah bertujuan untuk menyelamatkan planet; ini semua bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan pemerintah.

MENGELUS SERIGALA
Berikut ini disadur dari John Ashbrook, Axioms of Separation (Mentor, OH: Here I Stand Books, n.d.): "Bertahun-tahun yang lalu, saya makan malam bersama dengan seorang muda yang lulus dari Fuller Seminary. Tamu saya itu berkata, "saya menganggap diri sebagai seorang fundamentalis; tetapi saya harus mengaku bahwa fundamentalis sering tidak penuh kasih dalam pendekatan mereka kepada para liberal. Mereka menolak untuk berdialog dengan mereka dan telah gagal menunjukkan kasih Kristiani kepada mereka." Orang ini rupanya telah menyerap filosofi Fuller. Sekarang saya tanya kepada anda, di manakah dalam Kitab Suci ada pengajaran bahwa kita harus berbaik-baikan dengan para pengajar palsu dan rasul-rasul sesat? Ini adalah kebalikan dari pengajaran di 2 Yohanes: "Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya. Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat" (2 Yoh. 1:10-11). Kitab Suci menyebut orang-orang yang menyebarkan doktrin-doktrin sesat ini sebagai "serigala-serigala yang ganas" (Kis. 20:29). Para gembala yang setia sepanjang sejarah tidak berdialog dengan serigala-serigala ganas."

SEORANG ANAK PEREMPUAN YANG MENGUJI DISIPLIN ORANG TUANYA
Berikut ini disadur dari Training Your Children to Turn out Right, sebuah buku yang sangat bagus oleh David Sorenson(Northstar Ministries, 1820 W. Morgan St., Duluth, MN 55811, 218-726-0209, www.northstarminist ries.com, dhs.northstar@ charter.net) -- "Anak-anak kami perlu belajar bahwa setiap kali mereka melanggar sebuah aturan rumah tangga, maka akan ada pengalaman yang sudah dapat diprediksi dan yang tidak menyenangkan. Anak-anak sepertinya berpikir bahwa jika mereka mengikis orang tua mereka untuk waktu yang cukup lama, maka orang tua akan kecapekan dan akhirnya mengalah. Pertahankan aturan-aturan anda secara konsisten. Ketika salah satu anak perempuan kami masih kecil, dia memutuskan suatu malam bahwa dia tidak mau tinggal di tempat tidurnya. Dia telah dimasukkan ke dalam tempat tidur, tetapi dia memutuskan dia mau bangun. Dia memanjat keluar dari tempat tidurnya dan keluar ke ruang tamu. Dia diceramahi mengenai fakta bahwa ini sudah jam tidurnya dan bahwa jika dia keluar dari tempat tidurnya lagi, dia akan dipukul pantatnya (spanked). Dia dimasukkan ke dalam tempat tidurnya. Beberapa menit kemudia, dia keluar lagi. Sepertinya telah dijanjikan, dia dipukul dan dimasukkkan kembali ke tempat tidurnya di tengah tangisan yang cukup memberontak. Lalu dia mulai marah-marah. Setelah beberapa lama dia mulai lagi keluar dari tempat tidur dan masuk ke ruang tamu. Sejauh yang dapat kami periksa, tidak ada alasan yang sah bagi dia untuk bangun. Dia hanya tidak mau berada di tempat tidur. Sekali lagi dia dipukul. Ini berlanjut sekitar setengah jam, tetapi akhirnya dia mengerti pesannya; jika dia dengan terbuka menantang Mama dan Papa, dia akan dipukul. Ini terjadi secara konsisten. Ini terjadi setiap kali....Malam itu, sebuah pertarungan yang besar telah dimenangkan. Kehendaknya yang kecil dan pemberontak telah dipatahkan. Dia telah mencoba sekeras-kerasnya untuk menantang otoritas orang tua, dan dia telah kalah....Apakah kami sebagai orang tua merasa senang memukul anak perempuan kami? Kami sangat membenci setiap detik dari pemukulan itu. Dia adalah kebanggaan dan sukacita kami. Tidak ada yang dapat memberi kami kenyamanan yang lebih dari saat-saat dia duduk-duduk berpelukan dengan kami di ruang tamu. Tetapi kami tahu bahwa dia memerlukan pengembangan disiplin dalam hidupnya" (Training Your Children to Turn Out Right, 1995, hal. 71, 72).

MATA YANG SANGAT SENSITIF
Berikut ini dari Creation Moments, http://www.creation moments.com/ radio/transcript .php?t=2295: "Mata manusia sedemikian sensitifnya, sehingga ia dapat mendeteksi satu partikel cahaya – sebuah foton. Faktanya, mata manusia sedemikian sensitifnya, sehingga kalau bukan karena fitur-fitur spesial di dalam mata yang memproses milyaran informasi yang masuk setiap sepersekian detik, kita pastilah terbanjiri oleh cahaya. Walaupun mata dapat mendeteksi satu foton cahaya, ia tidak akan meneruskan suatu gambar kepada otakmu kecuali ada minimal enam foton yang mengenai bagian mata yagn sama. Jika tidak demikian, maka pada malam hari yang gelap kita tidak akan dapat melihat apa-apa selain statis, karena terang yang kurang dari enam foton tidak dapat difokuskan menjadi suatu gambar dan yang telihat hanyalah statis. Hal-hal seperti ini membuat kita bertanya-tanya apakah mata didesain oleh seorang Pencipta yang mahabijak? Karena bagaimana mungkin kebetulan-kebetulan yang tidak disengaja dan mutasi dapat mengetahui hukum-hukum dasar fisika yang mengendalikan perilaku cahaya? Rentang sensitifitas mata juga jutaan kali lebih besar dibandingkan dengan film-film fotograifk modern kita, dan memberikan kepada kita rentang dinamis antara 10 milyar hinga satu. Sementara sensitifitas yang terbesar diperlukan pada malam yang gelap, ada kontrol internal dalam mata yang menurunkan sensitifitas itu untuk situasi hari yang terang benderang. Ilmu pengetahuan sama sekali tidak menyingkirkan Allah! Pengetahuan kita tentang cara kerja mata menuntut kesimpulan bahwa kita adalah ciptaan dari seorang Allah bijak dan kuasa.

Diterjemahkan dari

FRIDAY CHURCH NEWS NOTES
June 19, 2009, Volume 10, Issue 25

The Friday Church News Notes is designed for use in churches and is published by Way of Life Literature’s Fundamental Baptist Information Service. Unless otherwise stated, the Notes are written by David Cloud. Of necessity we quote from a wide variety of sources, but this does not imply an endorsement. For instructions on how to unsubscribe to this list or to change mailing addresses, please consult the information paragraph at the end.

ROBERT SCHULLER APPOINTS DAUGHTER TO LEAD THE CRYSTAL CATHEDRAL (Friday Church News Notes, June 19, 2009, www.wayoflife.org fbns@wayoflife.org, 866-295-4143) - Robert Schuller has announced that his daughter is the new leader of Crystal Cathedral Ministries. Sheila Schuller Coleman steps into the shoes that were previously worn by Schuller’s son, Robert Anthony, who resigned last year under mysterious circumstances. When the son’s removal as the host of the Hour of Power television program was announced last October, the elder Schuller simply said that they had “different ideas as to the direction and the vision for this ministry.” Those differences were never spelled out. The son has subsequently partnered with his son-in-law Chris Wyatt, founder of GodTube, to acquire AmericanLife TV, which they plan to use to broadcast “family-friendly” programs (“Schuller’s Daughter to Lead Crystal Cathedral,” Orange County Register, J une 10, 2009). On June 7, the elder Schuller told his congregation that from now on Scheila is “the leader of leaders.” Robert Schuller has had a vast influence on modern Christianity. He has been one of the most popular religion television personalities in America for decades. His books sell by the millions. Schuller reinterprets the Bible to conform to his heretical self-esteem philosophy. To Schuller, sin is the lack of self-esteem. His christ is a psycho-savior who is “self-esteem incarnate.” His gospel is to replace negative self-concepts with positive ones. Schuller believes that all men are the children of God. Robert Schuller wants to create a new kind of Christianity: one that accepts the Fatherhood of God, that is positive and non-judgmental, that worships a self-esteem Christ, that denies the necessity of Christ’s blood atonement. (For documentation of Schuller’s heresies see “Robert Schuller and Evangelicals” at the Way of L ife web site.)

PETER MASTERS WARNS ABOUT WORLDLY EMERGING CHURCH CALVINISTS (Friday Church News Notes, June 19, 2009, www.wayoflife.org fbns@wayoflife.org, 866-295-4143) - Dr. Peter Masters, pastor of the Metropolitan Tabernacle in London, England, has sounded a warning against the worldliness of American pop-Calvinists such as Mark Driscoll and John Piper. Driscoll calls himself “theologically conservative and culturally liberal” and his Mars Hills Church in Seattle has rock & roll champagne parties, watches R-rated movies, learns how to brew beer, and hosts secular rock concerts. In an article in The Sword and Trowel, 2009 No. 1, entitled “The Merger of Calvinism with Worldliness,” Dr. Masters says: “The new Calvinists constantly extol the Puritans, but they do not want to worship or live as they did. One of the vaunted new conferences is called Resolved, after Jonathan Edwards’ famous youthful Resolutions (seventy searching undertakings). But the c ulture of this conference would unquestionably have met with the outright condemnation of that great theologian. Resolved is the brainchild of a member of Dr John MacArthur’s pastoral staff, gathering thousands of young people annually, and featuring the usual mix of Calvinism and extreme charismatic-style worship. Young people are encouraged to feel the very same sensational nervous impact of loud rhythmic music on the body that they would experience in a large, worldly pop concert, complete with replicated lighting and atmosphere. At the same time they reflect on predestination and election. Worldly culture provides the bodily, emotional feelings, into which Christian thoughts are infused and floated. Biblical sentiments are harnessed to carnal entertainment. In times of disobedience the Jews of old syncretised by going to the Temple or the synagogue on the sabbath, and to idol temples on weekdays, but the new Calvinism has found a way of uniting spiritually incompatible thi ngs at the same time, in the same meeting. ... Truly proclaimed, the sovereignty of God must include consecration, reverence, sincere obedience to his will, and separation from the world.” CONCLUDING NOTE FROM BRO. CLOUD: While we do not agree with Dr. Masters’ sovereign election theology, we could not agree more with his reproof of worldliness and we are thankful for the stand he has taken against the contemporary program. The Bible’s call to not be conformed to the world, to not love the world, and to come out from among them and be separate refutes the ridiculous philosophy of “cultural liberalism” (Romans 12:2; 2 Corinthians 6:17; Ephesians 5:11; James 4:4; 1 John 2:15-17).

STAR TREK SUNDAY SCHOOL LESSONS (Friday Church News Notes, June 19, 2009, www.wayoflife.org fbns@wayoflife.org, 866-295-4143) - “Star Trek Pentecost” is the title of a series of audio messages “where Captain Kirk, Spock, Bones and Scotty go boldly on a voyage of discovery in search of the Spirit of God.” Produced by GFR Christian Radio, the messages are intended to provide “thought-provoking material” for Sunday School classes. It is heretical folly to delve into the mythical world of Star Trek in an attempt to find true spiritual insight! Contemporary churches, like the apostate Jews of old, have exchanged the God of the Bible for a modern idol (e.g., the cool and non-judgmental god of The Shack) and have exchanged the pure Word of God for adulterated doctrine. “For my people have committed two evils; they have forsaken me the fountain of living waters, and hewed them out cisterns, broken cisterns, that can hold no water” (Jere miah 2:13).

POLL SHOWS THAT AMERICANS ARE OPEN TO NEW “WAYS OF EXPERIENCING GOD” (Friday Church News Notes, June 19, 2009, www.wayoflife.org fbns@wayoflife.org, 866-295-4143) - According to a new Barna poll, a large percentage of Americans are open to new ways of experiencing God apart from traditional church structures. 75% said they sense that God is motivating people to connect with Him “in different ways and through different types of experiences than in the past.” 71% say that they want to develop their own religious beliefs “rather than to accept an entire set of beliefs that a particular church teachers.” 64% said they are open to pursuing their faith in an environment “that differs from that of a typical church.” This is the product of the rock & roll pop culture that has captured American minds and hearts with its message of individuality and resistance to authority. The pop culture wields far more influence on the average prof essing Christian than the Bible does. The contemporary philosophy of doctrinal tolerance and the multiplicity of modern versions have helped create an appetite for a spiritual smorgasbord.

FATIMA: ROME’S INTERFAITH MARY FOR A ONE-WORLD CHURCH (Friday Church News Notes, June 19, 2009, www.wayoflife.org fbns@wayoflife.org, 866-295-4143) - The following is excerpted from the excellent book The European Union and the Supra-Religion by Robert Congdon (Congdon Ministries, 2007, http://www.internetbibleinstitute.com, robertcongdon@bellsouth.net). “[S]ome of the Mary’s most famous apparitions have occurred at Fatima. The village of Fatima was named after the daughter of Mohammed, founder of Islam. Her Arabic name means ‘shining one.’ ... In May 2004, the Dali Lama visited and prayed at the Fatima shrine. After a Hindu priest, Sha Tri, prayed at the altar, the Rector of the shrine said such meetings gave them the opportunity to ‘remind ourselves that we live in community.’ The Hindu priest placed a Hindu priestly shawl, engraved with inscriptions from the Bagavad Gita, ‘on the shoulders of the highest representative of the Church in Fatima. ... The Vatican, uniting with the United Nations, sponsored an interfaith congress at Fatima’s shrine on October 10-12, 2003, entitled ‘The Present of Man-The Future of God.’ ... The choice of Fatima reflected the fact that the Fatima shrine is rapidly becoming the center of worship for many of the world’s religions. Over 4.5 million people visit Fatima each year. This latest congress included Hindu, Muslim, Jewish, Eastern Orthodox, Buddhist, and African Pagan representatives. At the congress, the shrine's rector said, ‘The future of Fatima, or the adoration of God and His mother at this holy Shrine, must pass through the creation of a shrine where different religions can mingle...’” (Robert Congdon, The European Union and the Supra-Religion, pp. 219, 221, 222; for documentation of the quoted statements see the book).

STOP EATING LAMB AND SAVE THE WORLD (Friday Church News Notes, June 19, 2009, www.wayoflife.org fbns@wayoflife.org, 866-295-4143) - Government advisers in England have warned that eating sheep is a serious threat to the environment, because they “burp so much methane” (“Burping of the Lambs,” The Sunday Times, May 24, 2009). David Kennedy, chief executive of the Committee on Climate Change, says that “changing our lifestyles, including our diets, is going to be one of the crucial elements in cutting carbon emissions.” To produce 2.2 pounds of lamb allegedly releases the methane equivalent of 37 pounds of carbon dioxide into the atmosphere. To produce the same amount of beef release 35 pounds of CO2. Right now, government agencies are “suggesting,” but the time will probably come when they will legislate what people can grow, sell, and eat, or at least they will impose heavy taxes on products that are alleged to be a danger to th e environment. The man-made global warming myth is not about saving the planet; it is about increasing the power of government.

PATTING WOLVES (Friday Church News Notes, June 19, 2009, www.wayoflife.org fbns@wayoflife.org, 866-295-4143) - The following is excerpted from John Ashbrook, Axioms of Separation (Mentor, OH: Here I Stand Books, n.d.): “Years ago I sat at our dinner table with a young man trained in Fuller Seminary. Our guest said, "I think of myself as a fundamentalist; but I have to confess that fundamentalists have been very uncharitable in their approach to the liberals. They have refused to dialogue with them and have failed to demonstrate Christian love toward them." He had absorbed the Fuller philosophy. Let me ask you, where in Scripture do you find the teaching that we are to treat false teachers with charity and the apostles of apostasy with Christian love? That is exactly the opposite of the teaching of 2 John. “If there come any unto you, and bring not this doctrine, receive him not into your house, neither bid him God speed: For he that biddeth him God speed is partaker of his evil deeds.” Scripture terms the purveyors of false doctrines as "grievous wolves.’ The faithful shepherds of history have not dialogued with grievous wolves.”

A LITTLE GIRL WHO TESTED HER PARENTS’ DISCIPLINE (Friday Church News Notes, June 19, 2009, www.wayoflife.org fbns@wayoflife.org, 866-295-4143) - The following is excerpted from Training Your Children to Turn out Right, an excellent book by David Sorenson (Northstar Ministries, 1820 W. Morgan St., Duluth, MN 55811, 218-726-0209, www.northstarministries.com, dhs.northstar@charter.net) -- “Our children need to learn that every single time they violate a household rule, there will be a predictable and unpleasant experience. Children seem to think that if they whittle away at their parents long enough, the parents will wear down and then give in. Consistently enforce your rules. When one of our girls was small, she decided one evening that she did not want to stay in her bed. She had been put to bed, but she decided she wanted to get up. She climbed out of her bed and came out into the living room. She was lectured about the fact that it was her bed time and that if sh e got out of bed again she would be spanked. She was placed back in her bed. A few minutes later, she came out again. As promised, she was paddled and placed back into her bed. ... A few minutes later, she came out again. She again was paddled and placed back into her bed amidst rather rebellious crying. She was throwing a tantrum. After a while she proceeded to get out of bed and come out again into the living room. As far as we could tell, there was no legitimate reason for her to get up. She just did not want to stay in bed. Again she was spanked. This went on for about a half an hour, but she finally got the message; if she openly defied Mom and Dad, she would be spanked. It was consistent. It happened every single time. ... That night a major battle was won. Her rebellious little will was broken. She had tried her hardest to challenge parental authority, and she had lost. ... Did we as parents enjoy spanking our little girl? We hated every moment of it. She was our pride and j oy. Nothing would have pleased us more than for her to cuddle up to us out in the living room, but we knew how she needed to have discipline developed in her life” (Training Your Children to Turn Out Right, 1995, pp. 71, 72).

THE INCREDIBLY SENSITIVE EYE (Friday Church News Notes, June 19, 2009, www.wayoflife.org fbns@wayoflife.org, 866-295-4143) - The following is from Creation Moments, http://www.creationmoments.com/radio/transcript.php?t=2295: The human eye is so incredibly sensitive that it can actually detect a single particle of light--a photon. The truth is, the human eye is so sensitive that were it not for special features inside the eye that process the billions of pieces of information coming into the eye every spilt second, we would be overwhelmed. While the eye can detect even one photon of light, it will not pass an image on to your brain until at least six photons strike in the same area of the eye. If this weren't the case, on a dark night we would see nothing but static, since less than six photons could not be focused into an image and would appear to us as just static. This special provision makes one wonder if the eye was not designed by an all wise Creator. After all, h ow could mindless chance and mutations know about the basic laws of physics that control light's behavior? The range of the eye's sensitivity is also a million times greater than our modern photographic films, providing us with a dynamic range of 10 billion to one. While the greatest sensitivity is needed on dark nights, an internal control in the eye reduces that sensitivity for bright daylight. Science doesnot rule out God at all! Our knowledge of the eye's working demands the conclusion that we are the creation of a wise and powerful God!

Tuesday, June 16, 2009

The Antichrist’s One World Economy

The Cause of Crisis in US

The world was shocked when several US financing companies went bankrupt since this would impact other financing companies, even the banking sector. The first impact was the crash of stock prices in Dow Jones Index. Henry Paulson, US Finance Minister, immediately devised a US$700 billion bailout plan. When the first proposal was rejected by the Congress, the fall of stock prices was even worse. So Paulson, who was back up by George W. Bush, stated that if US Congress was not willing to accept this proposal, not only US but also the whole world would experience a severe economic crisis. Finally, the Congress had no option but to approve this bailout plan.

Indonesian financial analyst, Christianto Wibisono, stated in 13 October 2008 Suara Pembaruan Newspaper that US financial crisis was not caused by George W. Bush, but by the lifestyle of Americans who tend to spend much more than what they actually earn. Many people are still unaware that although the world is temporarily saved by the US$700 billion bailout, the credit card crisis is still looming ahead. It is estimated that US credit card debt reached US$1 trillion. We in Indonesia are also being encouraged to use credit card and make credit card debt as part of our lifestyle.


Monday, June 08, 2009

NATAL BULAN JUNI

Jika ada yang bertanya, mengapa merayakan Natal di bulan Juni, artikel berikut dapat memberikan jawabnya.


Natal Tanpa Salju, Tetapi Ada Domba di Padang dan Para Gembala

Sebelum Constantine berhasil menjadi kaisar Roma, orang Kristen sangat dianiaya. Kaisar-kaisar Roma sebelumnya tidak puas sekedar dihormati sebagai kaisar. Mereka menuntut dihormati sebagai Tuhan. Tentu orang Kristen tidak bisa memberi penghormatan kepada manusia sebagai Tuhan. Maka timbullah iri hati di dalam para kaisar sehingga mereka membenci orang Kristen.

Kaisar Nero adalah yang paling gila dan paling membenci orang Kristen. Saking gilanya, ia ingin menikmati api unggun sambil menggubah syair. Timbul ide untuk membakar kota Roma sebagai api unggun raksasa sambil menggubah syair dan lagu. Ketika pembakaran terjadi, rakyat yang kehilangan rumah menjadi marah, dan mereka menuju istana untuk melawan kaisar. Namun dengan penuh percaya diri, ia tampil dan memfitnah bahwa orang Kristenlah yang membakar kota Roma.

Tuduhan ini betul-betul dimakan oleh penduduk Roma yang tidak pakai otak. Dan sejak saat itu (+ AD 65) orang Kristen dianiaya secara intensif di seluruh Roma. Rumah dan tanah mereka direbut, demikian juga dengan harta bergerak mereka. Orang Kristen yang statusnya diketahui tetangga harus segera menyembunyikan diri. Sedangkan yang belum diketahui statusnya harus pintar berkamuflase.

Selanjutnya satu demi satu kaisar bertindak serupa sampai Constantine menang dan naik tahta. Malam sebelum peperangan dahsyat untuk memperebutkan tahta ia melihat suatu penglihatan. Kalau ia benar melihat penglihatan, tentu bukan dari Tuhan karena proses pewahyuan telah berhenti. Setelah kemenangannya ia mengumumkan bahwa ia menjadi orang Kristen. Sangat mungkin ia menyadari bahwa orang Kristen telah menjadi mayoritas sehingga demi politik, daripada memusuhi orang Kristen lebih baik memanfaatkan mereka.
Ketika iblis menghantam kekristenan dari luar, kekristenan semakin berkembang, dan kemurnian motivasi, kebenaran doktrin, serta keagungan moral kekristenan bersinar bagaikan lampu sorot jutaan watt. Orang Kristen semakin bertambah sekalipun tanpa gedung untuk kebaktian. Tentu mereka tidak berkumpul untuk berdoa seperti orang Kristen di Jakarta berkumpul untuk berdoa di Senayan, apalagi bercita-cita untuk mendirikan gedung gereja besar (menara Babel).

Ketika Constantine menjadi kaisar, sepertinya iblis ubah taktik, dari menyerang dari luar, menjadi menyerang dari dalam. Edict of Milan diumumkan Constantine pada tahun 313, yaitu sepuluh tahun setelah ia naik tahta (303). Isinya adalah harta orang Kristen yang pernah dirampas harus dikembalikan. Kaisar mengumumkan bahwa dirinya menjadi Kristen sekalipun ia tidak mau dibaptis sampai saat mendekati ajalnya.

Karena kaisar menjadi Kristen, maka semua penjilat ikut-ikutan menjadi Kristen. Bahkan para pelayan kuil pun tanpa bertobat segera menjadi Kristen. Tentu kebe-basan berjemaat dan berbakti yang diberikan sangat disyukuri orang Kristen yang telah menderita berabad-abad. Namun penyimpangan doktrinal tidak bisa dihindarkan. Mulai saat itu dibangunlah gedung-gedung gereja yang megah, lagi pula dibuatlah patung-patung tokoh-tokoh Alkitab. Ditetapkan juga hari-hari raya kekristenan.

Tanggal 25 Desember adalah hari raya penyembahan dewa matahari. Karena pada tanggal itu posisi matahari berada tepat di garis lintang selatan, dan Eropa pada puncak musim dingin, sehingga mereka sangat mengharapkan musim panas. Tanggal 25 Desember dirayakan sebagai hari tanda setia dewa matahari untuk menggeser posisi matahari kembali ke Eropa, sehingga musim semi akan segera tiba. (Silakan membacanya di berbagai Encyclopedia).
Sejak saat itu perayaan untuk dewa matahari, yang dilaksanakan pada tanggal 25 Desember digeser menjadi perayaan untuk misa Yesus. Termasuk ditetapkannya hari penyaliban yang sebenarnya hari Rabu bukan hari Jumat.

Lalu Kapan Kristus Lahir?

Sumber yang tak terbantahkan ialah Alkitab. Dalam Injil Lukas 1:10 memberitahukan kepada kita bahwa pada saat Zakaria, ayah Yohanes Pembaptis, mendapat undian bertugas sebagai imam untuk masuk ke Bait Suci, di luar seluruh umat berkumpul. Dalam hukum Taurat ditetapkan hanya tiga hari raya dimana orang Israel berkumpul semua di Yerusalem. Yang paling menonjol tentunya adalah hari Paskah yang jatuh pada sekitar bulan Maret-April (bulan pertama Yahudi). Di Lukas 1:26, dikatakan bahwa Gabriel mendatangi Maria pada bulan keenam. Bulan keenam disini bisa mengacu pada bulan keenam orang Yahudi, atau bulan keenamnya kehamilan Elizabeth. Atau bisa saja kedua hal di atas kebetulan sama, yaitu jika Zakaria memang bertugas pada bulan pertama orang Yahudi. Sepertinya hal itulah yang terjadi.

Jika Yohanes Pembaptis dikandung pada sekitar bulan Maret-April, dimana Luk 1:26 berkata pada bulan ke-enam malaikat datang kepada Maria di Nazaret, berarti Yesus Kristus mulai dikandung pada sekitar bulan September-Oktober. Selanjutnya sebagaimana biasa (alamiah) Maria mengandung Yesus Kristus selama sembilan bulan sehingga perkiraan yang lebih alkitabiah adalah Yesus Kristus dilahirkan pada sekitar bulan Juni-Juli.
Jadi, inilah keterangan Alkitab yang kita peroleh untuk menjejaki saat kelahiran Yesus Kristus. Orang Kristen alkitabiah harus lebih percaya pada keterangan Alkitab daripada tradisi dan segala informasi lain yang terkontaminasi serta bias.

Secara Akal Sehat

Alkitab juga memberi keterangan kepada kita bahwa pada saat menjelang kelahiran Kristus Kaisar Agustus memerintahkan sensus. Tentu Tuhanlah yang menggerakkannya untuk mengeluarkan perintah itu karena Nabi Mikha telah menulis bahwa Mesias akan lahir di kota Betlehem (Mik. 5:1). Tanpa perintah sensus mungkin Kristus akan dilahirkan di kota Nazaret. Dan hal ini akan menjadi masalah besar.

Sistem sensus zaman kuno tersebut mengharuskan setiap orang kembali ke kota atau kampung kelahirannya. Perintah ini akan menyebabkan pergerakan manusia dalam jumlah besar. Dan ternyata tidak bisa diwakilkan atau hanya kepala rumah tangga saja yang datang. Maria dalam keadaan hamil tua ternyata harus mengikuti sensus.
Masuk akalkah Tuhan menggerakkan kaisar Agustus memerintahkan sensus pada musim dingin (Desember)? Betapa sulitnya orang zaman itu melakukan perjalanan di musim dingin. Bahkan beberapa kali rasul Paulus menghentikan perjalanannya karena terhalang musim dingin.

Sekalipun katakanlah bahwa kaisar Agustus itu sinting, mungkinkah ia rela menanggung resiko dibenci oleh rakyat seluruh kekaisarannya karena memerintahkan orang untuk kembali ke kota kelahirannya pada musim dingin? Secara akal sehat rasanya sulit untuk percaya bahwa sensus itu dilakukan pada bulan Desember. Dan sangatlah masuk akal kalau sensus itu dilaksanakan pada musim panas atau menjelang musim panas yaitu sekitar bulan Juni atau Juli.

Keterangan lain dari Alkitab ialah adanya penggembalaan domba di padang rumput pada saat Kristus dilahirkan. Seharusnya mereka yang di wilayah empat musim tahu persis bahwa pada bulan Desember itu musim dingin dan tidak ada padang rumput yang menghijau, melainkan layu bahkan tempat tertentu tertutup salju. Ketika penulis berada di Virginia, USA, sungguh telah menyaksikan bahwa pada tanggal 25 Desember tidak ada padang rumput, bahkan tidak ada orang yang berjalan di luar rumah. Kalau kita lihat peta, posisi Israel hampir sama dengan posisi Virginia. Memang, di kota Betlehem secara geografis tidak sering terjadi salju. Tetapi, tetap saja kenyataannya, sangat tipis kemungkinan ada domba yang bermalam di padang terbuka pada musim dingin.

Kapankah mulai ada aktivitas penggembalaan? Tentu setelah musim semi, saat itu rumput tumbuh dengan subur. Terlebih setelah memasuki musim panas setelah matahari menyinari rumput-rumput. Bagi gembala saat itu tidak terlalu dingin untuk berada di padang rumput. Itulah sebabnya dari keterangan Alkitab tentang keberadaan para gembla dapat dipastikan itu di bulan Juni-Juli.

Mengenai Orang Majus

Siapakah orang Majus yang dari Timur itu? Saking ingin diperhitungkan nenek moyangnya terlibat, ada pendeta Tionghoa yang menafsirkan orang Majus itu dari Tiongkok. Waw, jauh sekali. Padahal pada zaman itu belum tentu saling tahu menahu keberadaan masing-masing antara orang di Tiongkok orang di Timur Tengah.

Mereka melihat bintang. Mengapa mereka tahu bahwa bintang itu sebuah tanda kelahiran raja Yahudi? Dari pada menafsir secara liar, apakah ada bagian Alkitab yang bisa menjelaskan hal ini?

Dalam kitab Bilangan tercatat seorang nabi yang bernama Bileam. Apakah ia nabi dari Allah yang benar? Kelihatannya begitu, karena ia takut akan Allah dan memang ada komunikasi antara Bileam dengan Allah.

Ingat, pada zaman sebelum Taurat diturunkan, adalah zaman keimamatan ayah. Pada zaman itu tiap-tiap ayah adalah imam bagi keluarganya. Ada banyak ayah yang keimamatannya tidak berfungsi dengan baik dan ada ayah yang aktivitas keimamatannya melampaui keluarga-nya sehingga menjadi imam komunitas seperti ayah mertua Musa, Yitro. Ayub diperkirakan hidup pada zaman itu, dan ia berfungsi baik sebagai imam bagi keluarganya.
Bileam termasuk dalam kategori Yitro dan Ayub, demikian juga mertua Yusuf yang di Mesir. Mereka adalah orang-orang yang masih percaya pada Allah yang benar namun dengan pengertian yang sangat minim karena belum diturunkannya wahyu tertulis yang bisa menjadi patokan kebenaran yang sifatnya definit dan permanen.

Dalam kitab Bilangan pasal 24:17, Tuhan memelintir mulut Bileam sehingga ia mengucapkan firman yang bukan kutuk melainkan nubuatan tentang kedatangan Sang Mesias. Katanya, "Aku melihat dia (Mesias) tetapi bukan sekarang; Aku memandang dia tetapi bukan dari dekat; bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel, dan meremukkan pelipis-pelipis Moab dan menghancurkan semua anak Set.

Ingat, Bileam adalah seorang yang dihinggapi Roh Allah. Kata-katanya diterima sebagai kebenaran terlebih oleh orang Moab. Pastilah apa yang telah terjadi antara Balak dan Bileam menjadi buah bibir turun-temurun. Sangatlah gampang untuk menafsirkan nubuatan Bileam bahwa nanti akan datang seorang pemimpim bangsa Yahudi yang memiliki kemampuan membinasakan semua anak Set. Nubuatan Bileam mengenai seorang yang akan datang, "aku melihatnya tetapi bukan sekarang," Seorang pemimpin yang kelahirannya ditandai dengan bintang.

Sangatlah masuk akal untuk menafsirkan bahwa orang Majus dari Timur itu adalah orang Moab yang telah sangat terkesan dengan nubuatan Bileam, orang yang semua perkataannya sangat mereka hormati. Lagi pula Bileam sendiri tentu lebih terkesan lagi karena ia rasakan sendiri bagaimana ia terkendali secara illahi dalam mengucapkan nubuatan tersebut.

Ia pasti akan mengulanginya dan menegaskannya kepada masyarakat bahwa jika mereka melihat bintang yang ajaib maka itu sebuah pertanda kelahiran seorang raja Yahudi yang akan menguasai seluruh dunia. Terhadap dia lebih baik kita mengantar upeti daripada mencari gara-gara.

Orang Majus dari Timur sesungguhnya adalah orang Moab yang jarak perjalanannya tidak sampai berbulan-bulan, apalagi bertahun-tahun. Kelihatannya perjalanan mereka hanya dalam hitungan hari atau paling-paling hitungan minggu. BERARTI PERJALANAN MEREKA ITU DI SAAT MUSIM PANAS.

Tentu beberapa hari sesudah melahirkan, Maria sudah pindah dari kandang ke rumah. Karena sesudah mendaftarkan diri, banyak orang telah pulang ke kota masing-masing lagi sehingga sudah ada tempat. Dan ketika orang majus datang Yusuf dan Maria sudah tinggal di rumah bukan di kandang lagi.

Tidak masuk akal untuk berlama-lama di Betlehem karena rumah mereka ada di Nazaret. Jadi tidak mungkin orang Majus datang terlalu lama setelah kelahiran Yesus. Mereka paling-paling menunggu keadaan Maria pulih dari melahirkan. Gembala yang telah mendapat kabar dari malaikat tentu sudah bercerita kemana-mana. Namun mungkin reputasi mereka hanyalah gembala sehingga masyarakat tidak percaya sepenuhnya.

Ketika orang Majus datang secara rombongan dan waktunya sore-sore karena perjalanan dari Yerusalem, agak menyita perhatian masyarakat, sehingga mereka mulai percaya pada keajaiban kelahiran putra Maria. Namun tentu sulit bagi sanak famili mereka untuk menerima bahwa bayi itu adalah Mesias. Dan kini datang rombongan orang asing menyembah dan memberi hadiah.

Tanpa mereka sempat bertanya-tanya atau mewawancarai Yusuf dan Maria, malamnya malaikat perin-tahkan agar mereka segera berangkat ke Mesir. Besoknya mereka tidak melihat pasangan itu lagi, dan celakanya datang pasukan Herodes untuk membunuh bayi mereka dari dua tahun kebawah.

Diambilnya patokan dua tahun kebawah tentu hanya karena Herodes tidak mau kecolongan lagi. Bisa juga karena ia tidak percaya keterangan orang Majus yang telah membohonginya. Semua fakta ini menunjukkan bahwa Yesus Kristus tidak dilahirkan pada bulan Desember melainkan sekitar Juni-Juli. Tidak ada salju, melainkan para gembala dan domba. Memang, ada penafsiran lain yang memungkinkan tentang waktu kelahiran Yesus, karena Alkitab tidak mengatakan secara persis sekali, tetapi yang jelas Yesus tidak dilahirkan pada bulan Desember.

Saturday, June 06, 2009

Asal Usul Malaikat & Roh Jahat Menurut Agustinus

Telah dimuat dalam Jurnal Stulos, STT Bandung, Vol. 4, No. 1, Juni 2006, halaman 67-76. ISSN 1858-4683

Hali Daniel Lie, M.Th.

Pendahuluan

Di dalam ranah dunia roh paling sedikit terdapat dua jenis makhluk, yaitu yang baik dan yang jahat. Yang baik dinamakan makhluk terang atau putih atau seringkali dikenal sebagai malaikat. Yang jahat dinamakan makhluk kegelapan atau hitam atau yang umumnya dikenal sebagai roh jahat. Yang pertama, malaikat dan yang terakhir, roh jahat. Kenyataan ini merupakan kebenaran doktrinal yang diyakini oleh banyak agama dan kepercayaan. Namun demikian, persoalan mengenai kedua jenis makhluk roh ini disoroti secara berbeda oleh agama-agama dan kepercayaan-kepercayaan dari segi asal-usul mereka.

Bagaimanakah pandangan iman Kristen tentang asal-usul malaikat dan roh jahat? Uraian mengenai asal muasal malaikat dan roh jahat masih sedikit sekali dibahas di dalam buku-buku biblika dan sistematika. Bapak gereja Agustinus merupakan salah seorang teolog yang banyak memberikan pandangan mengenal asal usul kedua makhluk roh tersebut. Setelah rasul Paulus, beliau disebut-sebut sebagai teolog Kristen terbesar sepanjang sejarah kekristenan.[1] Melalui hidup dan karyanya kita mendapatkan warisan yang meliputi hampir seluruh uraian sistematika dan biblika.

Pembahasan seputar makhluk roh mendapatkan cukup banyak perhatian dari Agustinus. Ada tiga bagian utama yang terpenting di antara tulisan-tulisannya di mana beliau menguraikan hal ihwal makhluk roh.[2] Pertama, melalui Civitate Dei (City of God) bab 11 & 12 dia mengupas penciptaan makhluk roh. Kedua, lewat De Genesi ad litteram bab 4 (On Genesis in literar) dia menyinggung pengetahuan makhluk roh. Dan ketiga, di dalam De Trinitate 2 & 3 (On Trinity) dia membahas peran makhluk roh di dalam peristiwa teophany khususnya pada masa Perjanjian Lama.

Di antara ketiga karyanya tersebut tampak dengan jelas bahwa bagian yang paling relevan dengan topik kita ini terletak pada City of God bab 11 & 12. Marilah kita meninjau lebih jauh bagaimana pandangan Agustinus mengenai kemunculan makhluk roh di dalam dunia ini! Melalui tulisan ini kita berharap bisa mengungkapkan kontribusi-kontribusi Sang Teolog mengenai asal-usul malaikat dan roh jahat.

I. Makhluk Roh Diciptakan: Malaikat

Bagi Agustinus, segala sesuatu di dalam alam semesta merupakan karya cipta Allah. Segala sesuatu lainnya tiada yang kekal, hanya Allah Trinitas kekal adanya. Artinya, kecuali Allah Tritunggal saja, hal-hal lain baik yang di langit dan di bumi maupun di dunia atau planet atau tatasurya mana pun adalah termasuk ciptaan Allah. Bahkan waktu pun tidak kekal. Dia menegaskan bahwa dunia tidak diciptakan “di dalam waktu melainkan bersama[-an dengan] waktu.”[3]Beginilah Agustinus berargumentasi:

An event in time happens after one time and before another, after the past and before the future. But at the time of creation there could have been past, because there was nothing created to provide the change and movement which is the condition of time.[4]

Secara tegas, mengenai penciptaan dunia dan waktu dia menyatakan: “The World was in fact made with time.”[5] Jadi, waktu juga termasuk salah satu di antara sekian banyak ciptaan Allah lainnya.

Lantas bagaimanakah dengan firman Tuhan yang tercatat di dalam Injil Yoh 8:44? Bukanlah di situ secara eksplisit dikatakan Iblis “adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran?” Tidakkah itu berarti sejak semula dia telah diciptakan dalam keadaan jahat sehingga naturnya memang sudah jahat dari sono-nya? Agustinus menjelaskan ayat ini dalam Civitate Dei XI:15. Menurut Agustinus, beginilah kebenaran Yoh 8:44 seharusnya ditafsirkan!

‘The Devil sins from the beginning’ will then mean, not that we are to think that he sinned from the first moment of his creation, but the from first beginning of sin, because sin first came into existance as a result of the Devil’s pride.[6]

Jadi, menurut Agustinus, Yoh 8:44 sama sekali tidak boleh ditafsirkan bahwa Iblis diciptakan jahat sejak awalnya. Maksud Yohanes sebenarnya ialah sejak pertama kali Iblis berbuat dosa, dia terus berdosa. Sejak pertama kali roh-roh jahat berbuat dosa, mereka terus berdosa. Lagipula, dosa menjadi eksis pertama kali di dalam dunia ini sebagai hasil atau akibat dari malaikat-malaikat yang memberontak kepada Allah di dalam kesombongan atau arogansi mereka.

Di dalam Buku tafsiran Injil Yohanes, Agustinus juga membahas Yoh 8:44. Ayat ini dikomentari oleh Agustinus sebagai berikut:

For the devil, in his ill-will to man, assuming the guise of a serpent, spoke to the woman, and from the woman instilled his poison into the man. They died by listening to the devil, whom they would not have listened to had they but listened to the Lord; for man, having his place between Him who created and him who was fallen, ought to have obeyed the Creator, not the deceiver.[7]

Ayat ini harus dipahami dalam konteks mengingat kembali kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa sebagaimana yang dicatat pada Kejadian 3. Melalui pemahaman itu Agustinus sampai pada kesimpulan bahwa paling sedikit Iblis di dalam diri sang ular adalah pembunuh manusia pertama.[8] Itulah sebabnya kita tidak perlu bingung apabila dikatakan “Ia adalah pembunuh manusia sejak semula.”

Ayat di dalam Yoh 8:44 harus dibaca dengan seksama. Pada klausa Iblis “tidak hidup dalam kebenaran,” perlu mendapatkan perhatian kita. Terjemahan LAI ini sebenarnya sudah cukup jelas. Namun, guna lebih memperjelas dan mempertegas, marilah kita membandingkannya dengan beberapa terjemahan ke dalam bahasa Inggris! Tiga versi Alkitab utama dalam terjemahan bahasa Inggris yang dinilai paling akademis, yaitu NASB, NKJV dan NRSV, sama-sama membuat terjemahan “. . . does not stand in the truth.”[9] Secara literal LITV menerjemahkannya dengan akurat, yakni “he has not stood in the truth.”[10]

Uraian Agustinus mengenai asal-usul dan kejatuhan malaikat ini tercantum di dalam bagian pembahasannya mengenai asal-usul dua kota: kota surgawi dan kota duniawi. Beginilah dia berkata: “And first I shall explain how the beginnings of those two cities arose from the difference between two classes of angels.”[11] Setelah kejatuhan sebagian malaikat maka para malaikat terbagi atas dua kelas. Yang masih setia kepada Allah tetap disebut malaikat sedangkan yang memberontak menjadi roh jahat. Kedua kelas atau kelompok malaikat ini merupakan cikal bakal terbentuknya dua kota.

Itulah sebab musababnya hingga sekarang kita mengenal dua macam makhluk roh atau dua macam malaikat. Macam pertama, makhluk roh yang baik atau tetap disebut malaikat. Macam kedua, makhluk roh yang jahat atau disebut roh jahat, yang merupakan hasil “permutasian” dari para malaikat yang jatuh ke dalam dosa.

Penutup

Berdasarkan landasan firman Tuhan yang kokoh, Agustinus memberitahukan kepada kita tentang asal-usul dan kejatuhan para malaikat. Pada mulanya Allah menciptakan makhluk roh atau dengan istilah teknisnya, malaikat. Para makhluk roh atau malaikat itu diberi-Nya kemuliaan yang tinggi untuk melayani di hadapan Allah.

Akan tetapi, sampai pada suatu waktu, sebagian dari malaikat itu memberontak terhadap Penciptanya. Kelompok malaikat yang memberontak itu jatuh ke dalam dosa, kemudian lazimnya mereka disebut sebagai roh jahat. Sedangkan sisa malaikat yang masih setia kepada Allah tetap disebut malaikat. Itulah sebabnya sampai sekarang kita mengenal dan membedakan adanya dua jenis makhluk roh, yakni malaikat dan roh jahat. Demikianlah asal-muasal keberadaan malaikat dan roh jahat di dunia ini.

*** Hali Daniel Lie berasal dari GKPJ Jambi, menyelesaikan S.Th. & M.A. dari STT Bandung (1993-1998), M.Th. di SAAT Malang (2000-2002), menempuh studi bahasa Mandarin dua tahun di Shaanxi Normal University, Xian, China, telah mempublikasikan tujuh buku: Keteladanan Kehidupan Daniel (bersama Harianto G.P.) (Bandung: Agiamedia, 1997); Yin-Yang, Hongsui & Alkitab (bersama Harianto G.P.) (Cet. 2, Bandung: Agiamedia, 2001); Mujizat Versus Rasio? (Bandung: Agiamedia, 1999); Mujizat Versus Rasio? (Bandung: Agiamedia, 1999); Agama Versus Sains: Studi atas Hidup & Pemikiran Agustinus (Bandung:Agiamedia, 2005); Intisari Agama-Agama Sedunia (Bandung: Agiamedia, 2005); Kitab Suci Agama-Agama Sedunia (Bandung: Mitra Pustaka, 2006). Kini mengajar di almamaternya STT Bandung dan pemerhati bidang literatur umum maupun literatur Kristen.



[1] Tony Lane, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996) 39.

[2] Frederick Van Fleteren, “Angels” Augustine through the Ages: An Encyclopedia (Grand Rapids: Eerdmans, 1999) 20.

[3] Lihat dalam XI.vi.2, Henry Bettenson, Penerj., City of God; by Augustine (London: Penguin, 1984) 436.

[4] Ibid.

[5] Lihat dalam XI.vi.3, ibid., 436.

[6] Ibid., 447.

[7] Lihat di dalam Homilies on the Gospel of John XLII.11, John Gibb & James Innes, penerj., Nicene and Post-Nicene Father of Christian Church, Vol. VII; by Augustine, Philip Schaff, ed. ( Grand Rapids: Eerdmans, 1888) 238.

[8] Ibid.

[9] BibleWorks 5, 2001.

[10] Rick Meyers, E-Sword, 2005.

[11] Henry Bettenson, Penerj., City of God; by Augustine (London: Penguin, 1984) 430.

Berita Mingguan 06 Juni 2009

Sumber: Way of Life Ministry, Friday Church News Notes
Penerjemah: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary
Untuk berlangganan, kirim email ke: gits_buletin-subscribe@yahoogroups.com

BAGAIMANA BUDAYA POP TELAH MEMBODOHKAN MASYARAKAT
Budaya pop rock & roll telah memperbodoh masyarakat sejak kelahirannya tahun 1950an. Gambaran budaya pop tentang "cool" adalah seseorang yang jago dalam kebodohan, orang-orang seperti Elvis Presley, James Deans, John Lennon, para playboy rock & roll, para bintang Hollywood. Film-film budaya pop yang berpengaruh, seperti "Blackboard Jungle," "Rebel without a Cause," dan "The Wild One" menekankan hidup tanpa tanggung jawab, insubordinasi, free sex, dan kemalasan belajar. "The Blackboard Jungle" menggunakan soundtrack dari Bill Haley untuk mengajak orang-orang muda melupakan pelajaran mereka dan "rock sepanjang hari." Dalam "Rebel without a Cause," James Dean menampilkan gaya yang adalah esensi dari "cool"-nya pop: sensualitas unisex, narsisme, dan pemberontakan terhadap otoritas. "The Wild One," yang dimainkan oleh Marlon Brando yang sangat "cool," mempermuliakan hidup berpusatkan diri sendiri dan menelantarkan pendidikan. Hitnya Chuck Berry, "School Days" mengajar orang-orang muda untuk menukarkan pelajaran mereka yang membosankan dengan keasyikan pesta pora rock & roll: "Hail, hail rock and roll/ Deliver me from the days of old/ Long live rock and roll/ The beat of the drums, loud and bold/ Rock, rock, rock and roll/ The feelin' is there, body and soul." Sampai dengan tahun 1960an, budaya remaja modern telah tercipta, yaitu dengan sikap "saya duluan," filosofi Dionisiannya, fashion-fashionnya yang sering sangat konyol (yaitu apa saja yang penting berbeda dengan orang-orang tua), dan terlebih lagi musiknya sendiri. Remaja modern telah selalu didorong oleh musik pop. Para bintang rocklah yang menentukan arah. Pendidikan yang serius diperkecil nilainya demi bersenang-senang (having fun). Saya juga dulu secara dramatis dipengaruhi oleh budaya pop semenjak saya masuk SMP pada tahun 1962. Walaupun saya memiliki kepintaran yang Allah berikan dan juga suka membaca, saya segera menyadari bahwa menjadi seorang murid yang rajin sama sekali tidak cool. Saya lalu terlalu sibuk berusaha menjadi seorang remaja budaya pop yang sejati untuk secara serius memperhatikan pelajaran-pelajaran saya dan sebagai hasilnya, saya adalah murid yang biasa atau bahkan payah. Tidak ada satu halpun yang berubah sejak tahun-tahun itu. Istilah "kutu buku" (nerd), muncul dari iklim "cool"nya para remaja. Kata ini mendefinisikan seorang muda yang serius tentang ilmu dan mungkin tidak begitu masuk dengan khalayak ramai yang konyol tetapi oh-begitu-cool. Saya diingatkan akan semua ini oleh sebuah laporan baru-baru ini dari Associated Press yang berjudul "I Love Nerds" tentang para kontestan Pertandingan Mengeja Nasional 2009. Telah diobservasi, bahwa para murid yang cemerlang, "terkesan agak bodoh pergaulan di tempat asal mereka." Jose Cabal dari Miami berkata," Sepertinya di tempat asal saya dianggap kutu buku (nerd). Di sini, semuanya adalah kutu buku." Para pengeja yang serius ini telah menghafalkan puluhan ribu kata dan telah mempertajam intelektual mereka dan menyempurnakan pemakaian bahasa Inggris mereka, tetapi mereka tidak cool. Seluruh konsep tentang "nerd" (kutu buku atau orang yang dianggap pintar tapi aneh), menyingkapkan kesia-siaan dan kebodohan budaya pop. Adalah para "nerd" (kutu buku) yang menggunakan hidup mereka dengan benar, sementara gerombolan cool itu berdedikasi kepada kesia-siaan. Budaya pop remaja biasanya membuat seorang muda bodoh dan terluka oleh dosa. Tetapi kuasa cool remaja sungguh besar dan rata-rata orang muda tidak cukup bijak untuk menolaknya. Banyak laporan yang telah ditulis mengenai penuruan pendidikan di Amerika. Tahun 1994, editor dari majalah Harpen menggambarkan hasil tes nasional sebagai "laporan otopsi.....[ yang] menunjukkan kebodohan yang mematikan." Tetapi kebanyakan penelitian tentang pendidikan di Amerika modern, tidak memperhatikan salah satu pengaruh yang paling kuat, yaitu budaya pop. Ketika grup Hermit-nya Herman menyanyi di tahun 1965: "Don't know much about history/ Don't know much biology/ Don't know much about a science book," mereka sedang menyatakan filosofi cool-nya para remaja.

PENGEBOMAN MEMBUNUH DUA ORANG DI GEREJA DI NEPAL
Sebuah organisasi Hindu mengaku bertanggungjawab atas sebuah pengeboman pada tanggal 23 Mei yang membunuh dua orang dan melukai 15 lainnya di sebuah misa Katolik di Kathmandu, Nepal. Seorang wanita yang tidak teridentifikasi memasuki gereja persis sebelum misa mulai dan meninggalkan bom tersebut dibalik sebuah tas. Bom yang kedua dijinakkan oleh polisi. Kelompok yang bernama Nepal Defense Army mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Kelompok ini adalah sebuah grup Hindu radikal dan kemungkinan berkaitan dengan para Hindu ekstrimis di India yang telah menganiaya orang Kristen dengan sangat kejam. Kelompok ini dibentuk tahun 2007 dengan tujuan membangun kembali sebuah negara Hindu di Nepal (hindujagruti. org, 13 Sept. 2007). Nepal Defense Army telah memaksa agar semua orang Kristen meninggalkan Nepal dan menyatakan maksud mereka untuk "berperang melawan penyerbu-penyerbu beragama asing" (telegraphnepal. com 30 Mei 2009). NDA telah membunuh seorang imam pada bulan Juli 2008. Mereka juga telah mengebom sebuah mesjid dan sebuah gereja lainnya. Polisi telah diam-diam mengunjungi gereja-gereja di Kathmandu dan memperingatkan mereka untuk berhati-hati terhadap paket-paket yang mencurigakan.

GEREJA SKOTLANDIA MENYETUJUI PENAHBISAN SEORANG GEMBALA SIDANG HOMOSEKSUAL
Tanggal 23 Mei 2009, Pertemuan Umum Gereja Skotlandia menyetujui penunjukan seorang gembala sidang homoseksual. Hasil votingnya adalah 326 yang setuju dan 267 yang menentang. Sang gembala sidang homoseksual, Scott Rennie, ditahbiskan menjadi gembala dari Gereja Queen's Cross di Aberdeen tahun 2008, tetapi penunjukannya diprotes dan diajukan ke hadapan dewan pengambil keputusan denominasi tersebut. Seperti Vickie Gene Robinson, yang juga ditahbiskan menjadi seorang uskup di gereja Episkopal di Amerika pada tahun 2003, Rennie menceraikan istrinya untuk hidup secara kedagingan dengan seorang laki-laki. Ini adalah dosa ganda. Pertama adalah dosa melanggar janji-janji pernikahannya yang diucapkan secara serius di hadapa Allah Mahakuasa. Kedua, ada dosa sodomi. Namun orang-orang ini sedemikian buta secara rohani sehingga mereka mengklaim bahwa mereka justru secara moral di posisi yang lebih tinggi! Setelah voting itu dilakukan, Desmond Tutu, Uskup Emeritus Anglikan dari Cape Town, Afrika Selatan, menyuarakan persetujuannya dengan mengatakan bahwa gereja tidak seharusnya mendiskusikan "siapa yang naik ranjang dengan siapa" ("Desmond Tutu Endorses Homosexual Ministers," LifeSiteNews. com, 29 Mei 2009). Komisi Kesamaan dan Hak Asasi Manusia Skotlandia, berkomentar bahwa Gereja Skotlandia telah membuktikan dirinya "sebuah gereja yang modern bagi Skotlandia yang modern" (OneNewsNow.com, 24 Mei 2009). Memang benar demikian, dan gereja itu juga telah membuktikan dirinya sebagai pelacur rohani sesat yang mencintai dunia yang sekarang ini lebih daripada Yesus Kristus.

MUSIK PENYEMBAHAN KONTEMPORER MEMPERLEMAH POSISI FUNDAMENTALIS SEBUAH GEREJA
Ketika Musik Penyembahan Kontemporer masuk ke sebuah gereja fundamentalis, ia akan memperlemah pendirian gereja itu dan menghasilkan penurunan standar moral dan doktrin yang gradual. Almarhum Gordon Sears, yang selama bertahun-tahun melayani di bidang musik bersama dengan Rudy Atwood, merasa sedih sebelum kematiannya karena perubahan drastis yang sedang terjadi di banyak gereja-gereja Baptis fundamental. Ia memperingatkan: "Ketika standar musik diturunukan, maka standar berpakaian juga diturunkan. Ketika standar berpakaian diturunkan, maka standar perilaku juga diturunkan. Ketika standar perilaku diturunkan, maka penghargaan akan kebenaran Allah juga akan diturunkan" (Sears, Songfest newsletter, April 2001). Dr. Franck Garlock dari Majesty Music memperingatkan, "Jika sebuah gereja mulai menggunakan CCM, ia pada akhirnya akan kehilangan semua standar lainnya" (Bob Jones University, chapel, 12 Maret 2001). Almarhum pemimpin fundamentalis, Dr. Ernest Pickering, juga memberikan peringatan yang serupa: "Barangkali tidak ada hal yang memicu kemerosotan menuju posisi Injili lebih dari memasukkan Contemporary Christian Music. Hal ini tidak dapat dihindari akan memimpin kepada kemerosotan secara gradual dalam area-area lain hingga seluruh gereja terinfiltrasi oleh ide-ide dan program-program yang asing bagi posisi awal gereja tersebut" (The Tragedy of Compromise: The Origin and Impact of the New Evangelicalism, Bob Jones University Press, 1994). Victor Sears menyebut CCW sebagai kuda troya dari gerakan ekumene. "Orang-orang Baptis fundamental dan lainnya yang menolak pengajaran kharismatik tentang bahasa lidah, tanda-tanda, mujizat-mujizat, dan seterusnya, kini malah menyanyikan musik mereka di gereja-gereja kita dan mempersiapkan umat kita bagi dunia, kedagingan dan Iblis. Ini adalah gerakan kuda Troya yang baru....untuk mengebalkan gereja-gereja kita terhadap kebenaran rohani" (Victor Sears, Baptist Bible Tribune, 1981). Ita dapat melihat hal ini terjadi di mana-mana hari ini, dan alasannya adalah karena begitu banyak gembala sidang dan pengatur musik gereja yang tidak memiliki pengenalan dan hikmat rohani dan rela untuk memberikan kepada umat apa yang merea ingini, bukan apa yang mereka butuhkan.

KELAHIRAN DI LUAR NIKAH MENCAPAI TINGKATAN REKOR DI AMERIKA
Pada tahun 2007, persentase kelahiran yang terjadi di luar nikah di Amerika mencapai 40%. Ini adalah dua kali lipat dibandingkan dengan 1980 dan delapan kali lipat dari 1950. Ini adalah cerminan penghancuran institusi pernikahan oleh sosialisme, hukum perceraian yang longgar, dan "moralitas baru" yang diusung oleh budaya pop. Amerika kini sudah mendekati teladan kacaunya Eropa. Di Islandia, 66% kelahiran terjadi pada wanita yang belum menikah; di Swedia, 55%; di Norwegia 54%; di Denmark 46%. Firman Allah memperingatkan: "Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa" (Amsal 14:34).