Wednesday, March 04, 2009

Jalan Keselamatan

Tahukah anda bahwa hal terpenting dalam kehidupan seseorang justru bukanlah menyangkut kehidupannya saat ini? Ya, itu benar. Hal terpenting dalam kehidupan seseorang adalah tentang kehidupan setelah ini, yaitu apa yang akan terjadi setelah ia meninggal dunia. Mengapa justru hal-hal setelah kematian yang paling penting? Benar, karena manusia hanya menghabiskan waktu kira-kira 60 hingga 80 tahun saja di dunia ini, sedangkan setiap pribadi akan menghabiskan kekekalan di suatu tempat setelah ia mati. Enam puluh hingga delapan puluh tahun itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kekekalan. Oleh sebab itulah, keberadaan dirimu pada saat kekekalan itu jauh lebih penting daripada hidupmu hari ini. Bagaimana dengan anda? Sudahkah anda menyelesaikan masalah yang paling penting ini? Tahukah anda ke mana anda akan pergi ketika anda mati? Maukah anda tahu cara pergi ke Surga? Firman Tuhan memberitahukan jalannya bagi kita. Silakan baca terus.

Allah Menciptakan Manusia, Surga, dan Neraka

Langkah pertama kepada keselamatan adalah percaya bahwa Allah ada. Penulis kitab Ibrani mengatakan bahwa mereka yang tidak mau mengakui keberadaan Allah, tidak dapat berseru kepadaNya (Ibr. 11:6). Seluruh alam semesta sebenarnya menyerukan bahwa ada Allah yang menciptakan. JIka anda menemukan sebuah arloji di atas pasir di pinggir pantai, apa yang akan terlintas di benak anda? Apakah arloji tersebut hadir dengan sendirinya, melalui berpuluh-puluh atau beratus-ratus tahun sapuan gelombang terhadap unsur-unsur hara dalam pasir? Tentu tidak, anda akan berpikir bahwa ada seseorang yang membuat arloji tersebut, dan ada yang meninggalkannya di situ. Sebenarnya, alam semesta kita jauh lebih kompleks, lebih tertata, lebih indah, dan penuh tujuan dibandingkan sebuah arloji Seluruh dunia, tubuh manusia yang penuh pesona, hukum-hukum Fisika, semuanya menunjuk kepada seorang Desainer Agung. Dan Desainer itu adalah Allah.

Allah menciptakan segala sesuatu, termasuk manusia. Artinya, Allah memiliki otoritas atas manusia. Manusia wajib hidup menurut aturan Tuhan, dan bahkan segala sesuatu di alam semesta ini haruslah demikian, karena Allah adalah Pencipta yang Berdaulat. Surga juga adalah ciptaan Allah. Surga digambarkan sebagai tempat kediaman Allah, tetapi bukanlah berarti Allah tinggal di suatu tempat seperti manusia, tetapi Surga adalah tempat di mana kehadiran dan kemuliaan Tuhan paling nyata. Oleh sebab itu, untuk masuk Surga kita harus mengikuti instruksi Tuhan, bukan kehendak atau keinginan manusia.

Penghalang Masuk Surga: Dosa

Ketika Allah pertama kali menciptakan manusia, Ia menamai manusia pertama itu Adam, dan istrinya Hawa. Mereka diciptakan sempurna dan suci. Adam dan Hawa tidak ada masalah bersekutu dengan Allah pada waktu itu. Tetapi semuanya berubah tidak lama setelah mereka diciptakan. Mereka berdosa. Sejak Adam dan Hawa berdosa, mereka tidak dapat lagi mendekati dan bersekutu dengan Allah sebagaimana sewaktu mereka masih kudus. Allah adalah kudus, dan karena itu tidak dapat didekati oleh makhluk yang penuh dosa. Jadi kita lihat di sini bahwa penghalang kepada Allah adalah dosa. Seorang laki-laki atau perempuan yang berdosa, tidak dapat masuk Surga karena Allah pemilik Surga adalah maha kudus, dan tidak dapat mentolerir dosa.

Bukan saja si orang berdosa tidak dapat masuk surga, ia bahkan harus masuk neraka. Neraka adalah ciptaan Allah juga, tetapi pada awalnya tidak dimaksudkan untuk manusia. Allah menciptakan neraka untuk menghukum malaikat yang memberontak, yang disebut setan atau iblis (Mat. 25:41). Namun demikian, setiap orang yang telah melakukan dosa, harus dihukum di neraka karena dosa-dosanya (Roma 6:23).

Semua Manusia Berdosa

Jadi, setiap orang berdosa berada di bawah hukuman kematian dan neraka. Sebelum seseorang dapat diselamatkan, ia harus sadar dulu bahwa ia orang berdosa. Allah telah mengumumkan bahwa semua manusia di dunia ini adalah orang berdosa (Rom. 3:23). Suka atau tidak suka, anda adalah orang berdosa juga. Orang berdosa bukanlah jabatan hanya bagi mereka yang merampok bank, yang membunuh, atau yang berzinah. Seorang berdosa adalah ia yang telah melanggar satu saja dari hukum Allah. Seseorang sudah dapat disebut pembunuh jika ia membunuh satu orang. Seseorang sudah dapat disebut perampok bank jika ia sudah merampok satu bank, tidak perlu menunggu hingga ia merampok 10 bank. Demikian juga, orang berdosa adalah orang yang telah melakukan dosa sekecil apapun, bukan menunggu dosanya extra banyak. Namun demikian, jika kita jujur, toh setiap dari kita memiliki dosa yang teramat banyak. Allah berkata bahwa melanggar satu hukumNya, sama fatalnya dengan melanggar seluruh hukum itu (Yak. 2:10).

Solusi bagi Dosa

Hanya ada satu solusi untuk dosa. Karena Allah adalah maha kudus dan suci, Ia tidak dapat menutup sebelah mata terhadap dosa. Ia juga tidak dapat mencabut kembali FirmanNya bahwa dosa harus dihukum dengan kematian. Allah tidak dapat membiarkan dosa begitu saja.

Banyak orang yang telah mencoba menyelesaikan dosa dengan berbagai cara. Cara manusia menyelesaikan dosa adalah dengan mencoba menyenangkan Allah menggunakan perbuatan baik, atau ritual-ritual, atau menyiksa diri sendiri. Semua hal ini tidak cukup baik bagi Allah, karena perbuatan baik tidak mungkin dapat menghilangkan hukum Allah bahwa dosa harus dihukum (Yesaya 64:6). Jadi, satu-satunya cara menyelesaikan dosa adalah melalui penghukuman.

Ketika seolah-olah keadaannya tanpa pengharapan, dan seluruh umat manusia akan masuk neraka, Allah memberikan jalan keselamatan. Hanya Allah yang dapat menyelamatkan manusia dan mengembalikan hubungan yang sudah rusak itu. Semua usaha manusia tidak mencukupi.

Jalan keselamatan dari Allah tidak dapat berlawanan dengan aturanNya sendiri dan sifatNya sendiri. Allah masih tetapi maha kudus dan maha adil, namun juga maha kasih. Jadi, Allah mengutus diriNya sendiri, yaitu Yesus Kristus, untuk dilahirkan dari seorang perempuan perawan, dan menjadi manusia, Allah-manusia, dan tinggal bersama-sama manusia. Hal ini terjadi pada abad pertama. Yesus, sang Allah-manusia, berjalan di muka bumi ini dan menjalani kehidupan yang tidak berdosa, karena Ia adalah Allah. Ia melakukan berbagai mujizat yang membuktikan keilahianNya.

Setelah beberapa waktu, Yesus lalu menyerahkan diriNya untuk disalib. Banyak orang yang iri kepadaNya, dan dengan senang membunuhNya. Ia tidak melawan, karena Ia memang datang ke dunia dengan tujuan untuk menyerahkan nyawaNya. Ketika Ia mati di atas kayu salib, bukan saja Ia mati secara fisik, tetapi seluruh murka Allah terhadap dosa seisi dunia dicurahkan pada diriNya (Yesaya 53:3-6). Di sanalah, di atas salib, Yesus mengambil penghukuman atas dosa seluruh dunia, dan meletakkannya pada diriNya sendiri (1 Yoh. 2:2).

Jalan Keselamatan

Yesus telah mati pada kayu salib untuk seluruh dunia. PengorbananNya akan diriNya sendiri berkenan dan diterima oleh Allah. Jadi, jalan keselamatan untuk manusia telah selesai. Yesus berteriak dari salib, "Sudah selesai," mengacu pada jalan ke surga bagi manusia (Yohanes 19:30).

Kini, Allah menuntut, bahwa barangsiapa hendak diselamatkan, maka ia harus bertobat dari dosa-dosa mereka dan percaya pada Yesus Kristus. Ia harus mengakui dirinya sebagai orang berdosa, setuju dengan Allah tentang status dosa-dosanya, dan ia harus berseru pada Yesus untuk menyelamatkannya (Roma 10:13). Jika ada orang yang melakukan hal ini, Yesus akan menyelamatkannya, dan pengorbanan Yesus di kayu salib akan dihitungkan bagi orang yang bertobat dan percaya tersebut. Kebenaran Yesus akan ditaruh pada dirinya, dan ia akan memiliki hidup yang kekal (Yoh. 3:16; 1 Yoh. 5:13).

Keputusan

Teman, hari ini anda bisa mendapatkan keselamatan. Hal yang paling penting dan paling berharga dalam hidup ini dapat menjadi milik anda. Tetapi engkau harus bertobat dari dosa-dosamu, dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadimu. Mengapa tidak melakukan itu hari ini dan saat ini? Tundukkanlah kepalamu dan berdoalah kepada Yesus, mengaku akan kondisimu sebagai orang berdosa, dan terimalah anugerah keselamatan dariNya yang cuma-cuma.

sumber: http://www.graphe-ministry.org/bahasa/keselamatan.html

No comments: