Jika  ada lagu rohani, sebagaimana Paulus katakan dalam Ef.5:18, pasti ada  lagu duniawi. Lalu lagu rohani itu yang bagaimana, dan lagu duniawi itu  yang bagaimana?
Musik  duniawi adalah musik yang memuaskan kedagingan manusia. Salah satu ciri  utamanya adalah iramanya yang sensual, yang membuat badan bergoyang.
Inti  sesungguhnya dari musik dunia adalah memuaskan ego, baik dari iramanya  yang sensual, maupun syairnya (tema lagu-lagu dunia tidak jauh dari  putus-sambungnya cinta, dan kebebasan diri). Sebaliknya, musik rohani  adalah lagu yang memuliakan Allah. Ia sama sekali berbeda dengan musik  dunia.
Tidak  dapat dipungkiri bahwa daya tarik musik dunia, yang membuat manusia  begitu menikmatinya, adalah sensualitasnya. Lihat saja klip video  artis-artis dan selebriti, yang menjual daya tarik seksual mereka. Musik  dunia memuaskan kedagingan.
Tetapi  Allah justru ingin anak-anakNya membuang hal-hal duniawi dan berfokus  pada hal-hal rohani. Musik yang Allah inginkan adalah musik yang kudus,  dan bukan hanya dari musik kita, tetapi seluruh hidup kita (I Pet.  1:15). Kehidupan seorang Kristen haruslah berbeda dari dunia ini (Rom  12:2), termasuk musiknya.
Oleh  sebab itu, musik rohani harus berbeda dalam irama, syair, cara menyanyi,  performance, dan filosofinya. Musik rohani harus membawa perasaan yang  berbeda dari perasaan yang dibawa oleh musik dunia. Lagu rohani tidak  sensual, tetapi kudus; bukan catchy (menarik) atau keren, tetapi  terhormat; bukan terbebas, tetapi terkendali Roh; bukan berfokus pada  diri, tetapi pada Yesus; bukan untuk entertainment, tetapi untuk memuji  Tuhan. Musik yang rohani adalah murni, surgawi, rendah hati, takut akan  Tuhan, dan tidak mementingkan diri. Singkatnya, musik yang Allah sukai  adalah musik yang berbeda total dari musik di TV, radio, dan buatan  artis dunia.
Yang  berbahaya ialah ketika orang Kristen mengambil style musik dunia lalu  memberikannya syair “Yesus,” “Haleluya,” “Puji Tuhan,” dsb. Mereka pikir  dengan kata-kata “rohani” mereka bisa menetralisir sensualitas dari  style duniawi. Ini sangat naif dan merupakan suatu tipuan lihai agar  banyak orang Kristen membeli album-albumnya.
Sebenarnya  perasaan dan sikap yang dibawa oleh musiknya jauh lebih berkesan  daripada syairnya. Suatu penelitian yang dibuat oleh Dr. Mehrabian  mendapatkan bahwa sikap dan perasaan yang terungkap dalam komunikasi,  sebagian besar bukan dari kata-kata (verbal) tapi dari komunikasi  non-verbal. Kata-kata hanya mengkomunikasikan 7%, sisanya dari  paralinguistik (intonasi, dll; 38%) dan mimik wajah (55%).
Jadi,  syair lagu bisa saja memuji Tuhan, tapi sikap dan perasaan yang dibawa  oleh musiknya (93%) berkata, “puaskanlah keinginan dirimu sendiri.”
Sensualitas  style dunia akan tetap ada, apapun syairnya. Ia tidak berubah menjadi  kudus dan terhormat. Justru sebaliknya, lagu tersebut menjadi tercemar  dan menjadi suatu ejekan kepada Allah, ketika kita “memuji” Dia dengan  syairnya, namun memuaskan nafsu kedagingan kita dengan musiknya.
Lagu  yang mengambil style dunia dan mengganti syairnya dengan syair “rohani”  disebut CCM (Contemporary Christian Music). CCM memiliki banyak variasi,  Christian Rock, Christian Rap, Christian Jazz, Christian Be-Bop,  Christian Blues, Praise & Worship (ini bukan main-main!), Christian  Funk, dll.
CCM  memakai syair Kristen agar diterima di kalangan Kristen, namun  memelihara sensualitasnya agar tetap mempunyai market appeal. Supaya  laris, mereka harus menjual sensualitas itu. Motivasi gerakan CCM adalah  uang, bukan memuji Tuhan. Lagu-lagu CCM didesign agar menarik bagi  orang “Kristen” yang masih menyukai lagu-lagu dunia.
Allah  sama sekali tidak ingin anak-anakNya menyukai lagu dunia, atau  menjadikan Michael Jackson, Presley, Shakira, Spears, Celine Dion, dll.,  sebagai idola. Persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah  (Yak. 4:4). Allah ingin kita ingat bahwa segala hal duniawi adalah dari  Iblis (I Yoh. 5:19).
GRAPHE  sejak awal berdiri telah menetapkan untuk tidak terhanyut oleh musik dan  lagu duniawi. Oleh sebab itu di dalam semua pertemuan jemaat, GRAPHE  memutuskan untuk menyanyikan lagu rohani yang sama sekali bebas dari  style dunia.
GRAPHE  telah membuktikan bahwa menyanyikan lagu-lagu rohani (himne) sama sekali  tidak membosankan atau monoton. Justru lagu-lagu rohani memberikan  kedamaian dan sukacita yang berbeda dari dunia. Ada orang berkata bahwa  itu tergantung pada telinga masing-masing. Betul sekali, lagu-lagu  Kristen kontemporer dengan style duniawinya memang sangat nikmat bagi  mereka yang sudah terbiasa bergoyang di klub malam dan diskotik. Kol.  3:5 mengajak kita yang rohani untuk mematikan segala sesuatu yang  duniawi, karena jika kita tidak mematikan yang duniawi, itu justru akan  mematikan kerohanian kita.
Itulah  sebabnya orang yang sudah kecanduan musik dunia tidak dapat lagi  menikmati lagu rohani. GRAPHE memiliki motto, jika gerejamu bernyanyi  tidak dapat dibedakan dari dunia bernyanyi, maka kalau bukan dunia sudah  semakin rohani, pasti gerejamu sudah semakin duniawi.
GRAPHE  ingin bernyanyi dengan cara yang berbeda dari dunia. GRAPHE ingin Tuhan  menikmati puji-pujian yang dikumandangkan di GRAPHE, bahkan  malaikat-malaikat turut menikmati lagu-lagu yang dinyaringkan oleh  jemaat GRAPHE. GRAPHE tidak bermaksud menyombongkan diri melainkan  menuliskan ini dengan maksud mengajak pembaca bersama-sama menyanyikan  lagu dengan musiknya yang disenangi Tuhan.**
Buletin  Pedang Roh ini dicetak 5000 eksemplar dan disebarkan ke berbagai gereja  serta pribadi secara gratis. Jika anda/teman anda memerlukannya,  kirimkan alamatnya melalui sms ke 0816-140-2354 Ketik: “Minta Pedang  Roh,  & ”  
 
 
No comments:
Post a Comment