Sumber: Way of Life Ministry, Friday Church News Notes
Penerjemah: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary
(Didistribusikan dengan gratis, dengan mencantumkan informasi sumber di atas)
Untuk berlangganan, kirim email ke: gits_buletin-subscribe@yahoogroups.com
ORANG TUA HARUS DIPERSALAHKAN ATAS KERUSAKAN MORAL AMERIKA (DAN JUGA INDONESIA)
Berikut ini disadur dari WorldNetDaily, 17 Nov. 2008: “Kemenangan besar pada hari Pemilu Amerika yang lalu, seharusnya tidak menjadi suatu kejutan, karena para orang tua Amerika, bahkan yang konservatif, telah terlalu lama mendidik anak-anak mereka menjadi liberal, kata Reb Bradley, penulis buku `Born Liberal, Raised Right: How to Rescue America from Moral Decline – One Family a Time.’ ….. “Beberapa dekade yang lalu, orang-orang sama manusiawinya dengan kita yang di dekade ini,” ia menulis. “Seperti kita juga, mereka menjadi marah, mereka berhawa nafsu, mereka menginginkan milik orang lain, mereka mengubur kesedihan mereka dengan satu cara atau lainnya. Tetapi, dalam satu hal yang penting, mereka berbeda dengan kita – mereka memiliki kendali diri yang lebih besar. Karena mereka lebih dapat mengekang diri sendiri, mereka tidak membiarkan diri mereka dikendalikan oleh amarah mereka; oleh karena itu tingkat pembunuhan jelas lebih sedikit. Mereka berhawa nafsu, tetapi mereka memiliki pengendalian diri dalam hal seksual yang lebih besar. Mereka menginginkan uang dan milik orang lain, tetapi mereka memiliki kemampuan untuk tidak melakukannya. Dalam 40 tahun terakhir, orang telah kehilangan sikap mengendalikan diri. Masyarakat kita tidak lagi terdiri dari orang-orang yang dapat mengekang atau mengendalikan diri mereka sendiri. Kehilangan kemampuan untuk mengontrol hawa nafsu dan dorongan-dorongan diri sendiri, adalah kehilangan apa yang dikatakan para pendiri negara kita sebagai pemerintahan diri pribadi.” …..Ide-ide ini bukanlah sesuatu yang baru, Bradley menjelaskan. Mereka hanya perlu ditemukan kembali. Ia merujuk bahwa pada tahun 1926, Gubernur Minnesota, Theodore Christianson, mendirikan komisi kejahatan di negera bagian itu. Pada akhir riset mereka, komisi tersebut menyimpulkan bahwa tendensi-tendensi kriminal bukanlah disebabkan oleh kemiskinan, pendidikan, atau lingkungan. Sebaliknya, mereka membuat observasi berikut: `Setiap bayi memulai hidupnya sebagai seorang yang liar. Ia sepenuhnya egois dan berpusat pada diri sendiri; ia menginginkan apa yang ia inginkan, kapanpun ia menginginkannya: botol susunya, perhatian ibunya, mainan temannya, jam tangan pamannya, atau apapun juga. Jika menolak memberikan hal-hal tersebut kepadanya, ia akan memuncak dalam amarah dan agresifitas, yang sudah cukup untuk membunuh orang, jika saja ia kekuatan dia tidak selemah seorang bayi. Ini berarti bahwa semua anak, bukan hanya anak-anak tertentu, tetapi seuma anak, dilahirkan cacat moral. Jika dibiarkan untuk meneruskan diri dalam dunia keegoisan seorang bayi, dan diberikan kebebasan untuk melakukan aksi-aksi impulsif untuk memenuhi segala keinginannya, setiap anak akan tumbuh menjadi seorang kriminal, seorang pencuri, seorang pembunuh, seorang pemerkosa.’” Alkitab mengatakan, “Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya” (Ams. 22:15)
CHRISTIAN ROCK TIDAK BERHASIL
Sejak pembuahan Christian Rock di awal 1970an, kita diberitahu bahwa Christian Rock dibutuhkan untuk menjangkau “kaum muda.” Ia menjadi MUSIKNYA penginjilan eukumene. Kini kita tahu dari jajak pendapat Barna yang terakhir bahwa kurang dari setengah persen (0.5%) di Amerika, yang berumur 18-23 tahun, memiliki “pandangan dunia yang Alkitabiah.” Jajak pendapat tersebut mendefinisikan “pandangan dunia yang Alkitabiah” dengan kriteria seperti percaya bahwa ada kebenaran moral yang absolut, bahwa Alkitab akurat secara penuh dalam semua prinsip yang diajarkan, dan bahwa Yesus Kristus menjalani kehidupan yang tanpa dosa. Hal-hal ini adalah kebenaran yang sangat sederhana, tetapi jumlah orang muda Amerika yang mempercayainya sangatlah kecil. Bagaimana ini bisa terjadi padahal program-program penginjilan eukumene gencar dan gereja-gereja gencar menyiarkan Christian Rock? Faktanya adalah bahwa tidak ada kuasa rohani dalam Christian Rock. Roma 12:2 melarang kita untuk menjadi serupa dengan dunia, dan Allah tidak pernah senang dengan pelanggaran firmanNya. Alkitab mengatakan bahwa kehidupan Kristen harus dijalani menurut aturan ilahi, atau tidak akan hasil. “Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga” (2 Tim. 2:5). Bahkan ketidaktaatan yang tulus pun tidak akan menyenangkan Allah. Ketika Uza mencoba untuk menyeimbangkan tabut Allah, Allah memukulnya mati (1 Sam. 6:6-7). Dari catatan Firman Tuhan, sepertinya Uza tulus ingin membantu pelayanan Tuhan, tetapi Tuhan tidak menerimanya karena tidak dilakukan sesuai dengan FirmanNya.
GELAR MASTER DALAM KEBODOHAN
Liverpool Hope University telah meluncurkan sebuah program Master of Arts dalam bidang “The Beatles, Popular Music and Society.” Ini mengingatkan kita bahwa kelompok Beatles adalah band rock yang paling populer dan berpengaruh sepanjang masa. Majalah Rolling Stone memberi mereka ranking pertama dalam daftar 100 “Artis Terbesar.” Mereka telah menjual lebih dari satu milyar rekaman secara internasional. Semua ini terjadi walaupun tidak ada satupun anggota Beatles yang bisa membaca not musik. Mereka telah didaulat sebagai “sebuah revolusi” dan “gempa kultural.” Lebih dari 8000 buku telah ditulis tentang mereka. Album mereka tahun 2000, yang berjudul “1,” langsung debut di urutan no. 1 di papan pop AS dan 16 negara lain, dan telah terjual lebih dari 3,6 juta kopi dalam minggu pertama. Bahkan para musisi Kristen Kontemporer adalah fans Beatles. Phil Keaggy “menghormati Beatles” dalam albumnya Crimson and Blue tahun 1993. Galactic Cowboys mengakui bahwa yang mempengaruhi mereka paling besar adalah Beatles. Grup Caedmon’s Call sering memainkan musik-musik Beatles. dc Talk memulai konser “Jesus Freak” mereka dengan lagu “Help” dari Beatles. Gitaris utama grup Jars of Clay dikabarkan adalah seorang “fanatik Beatles.” Kami memberi banyak lagi contoh dalam artikel “The Beatles and Contemporary Christian Music,” yang dapat dilihat di website Way of Life. Pengaruh buruk dari Beatles meresapi masyarakat Barat dan dapat dirasakan di seluruh dunia. Ketika John Lennon berkomentar pada tahun 1966 bahwa Beatles lebih populer daripada Yesus, barangkali dia benar. Beatles telah memainkan pengaruh yang hebat atas hati dan pikiran, bukan saja dari orang-orang terhilang, bahkan juga dari orang-orang yang mengaku Kristen, dan telah membantu menciptakan suatu bentuk kekristenan yang korup yang menggabungkan penyembahan berhala dengan Kristus, suatu bentuk kekristenan yang merasa salah untuk menghakimi dosa atau untuk hidup dengan ketat berdasar pada standar Alkitab, atau untuk mengatakan bahwa hanya ada satu jalan kebenaran. Rata-rata orang Kristen hari ini sama sekali tidak gelisah untuk pergi ke gereja pada hari Minggu, lalu menonton film-film rating R dan mendengarkan musik-musik rating R pada hari-hari lain. Dan rata-rata orang Kristen lebih tahu tentang bintang rock dan bintang olahraga dan komedi-komedi murahan televisi daripada Alkitab. “Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!” (2 Tim. 3:5).
KASIH YANG TIDAK BERSYARAT?
Gereja-gereja “emerging” mengklaim bahwa kasih Allah tidak bersyarat, tetapi ini adalah kesalahan yang serius. Kasih Allah memang tidak dapat dipahami dan diselami, tetapi sama sekali bukan tidak bersyarat. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut yang Tuhan Yesus Kristus buat: “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.” (Yoh. 14:21). “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar” (Yoh. 15:5-6). “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Mat. 7:21-23). “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya” (Yoh. 3:36). “Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian” (Luk. 13:3).