Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. (Yoh. 4:23)
ASAL MULA IBADAH SIMBOLIK
Ibadah  zaman Perjanjian Lama (PL) adalah ibadah simbolik, ritual, jasmaniah.  Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, Allah berjanji  mengirim   Juruselamat.  Sang Juruselamat  akan  datang  dan  akan dihukumkan  menggantikan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Untuk menyimbolkan  Sang Juruselamat dan proses penyelamatannya, maka diperintahakn ibadah  simbolik. Pertama adalah ibadah simbolik sederhana, yaitu menyembelih   domba  di  atas  mezbah. Domba melambangkan Sang Juruselamat yang akan  dihukumkan, sedangkan penyembelihannya  melambangkan  penghukuman mati  yang harus dijatuhkan. Selanjutnya  ibadah  simbolik  terus  diperintahkan, bahkan pada zaman Musa disempurnakan.  Pertama  dibangun   Kemah Kudus, dan kemudian pada zaman Salomo dibangun Bait Kudus.  Seluruh ritual  ibadah  simbolik  baik  di  Kemah Kudus maupun Bait  Kudus adalah paket ibadah  simbolik  yang  berhubungan dengan janji  pengiriman Juruselamat. Bersamaan dengan ibadah simbolik  tersebut   terdapat  serangkaian  paket simbolik  seperti  penghormatan  nama  sebagai simbol menghormati yang di balik nama. Menghormati hari sebagai  simbol menghormati  Sang  Pencipta.  Tidak memakan  binatang  tertentu   sebagai simbol  menjaga  kekudusan,  bahkan menjadikan penyakit kusta  sebagai simbol kutukan.
KEDATANGAN SANG HAKEKAT
Akhirnya   datanglah  Sang  Hakekat yang  disimbolkan  oleh  seluruh  ibadah  simbolik PL. Dia didahului protokoler, yaitu  Yohanes,  yang   mengumumkan kedatanganNya.  Sejak  diumumkannya kedatangan Sang Hakekat,  maka genaplah seluruh tujuan ibadah simbolik PL yang sudah  berjalan   ratusan  bahkan  ribuan tahun. Itulah sebabnya dalam Luk.16:16  menyatakan bahwa, “Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai  kepada zaman Yohanes.”   Dan Matius 11:13 membuat waktu penggenapannya  lebih tepat, “Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga  tampilnya Yohanes.”
Ketika  Yohanes Pembaptis menunjuk kepada Sang Juruselamat yang dijanjikan,  “Lihatlah Anak  domba  Allah,  yang  menghapus  dosa dunia....” maka  genaplah seluruh rangkaian ibadah simbolik Perjanjian Lama termasuk  semua ritualnya.  Itulah  sebabnya  ketika  berbicara kepada perempuan  Samaria yang ngotot mempertahankan ibadah simbolik dengan menyebut  lokasi ibadah yang benar adalah di atas bukit Gerizim, Tuhan Yesus  menyatakan bahwa saat-nya sudah tiba bahwa penyembah-penyembah benar   tidak  lagi  menyembah  secara  ritual, jasmaniah yang mementingkan  lokasi.
Ibadah  simbolik adalah ibadah yang bersifat jasmaniah dan sangat mementingkan  aspek upacara ritual dan berbagai simbol. Sebaliknya ibadah hakekat  adalah ibadah dengan hati dan bersifat rohaniah.Perempuan  Samaria   tersebut  meributkan ketetapan ibadah simbolik yang menurut orang Yahudi  dipusatkan di Yerusalem sedangkan menurut nenek moyangnya yang sudah  tercampur bangsa asing, cukup di atas bukit Gerizim.
INTISARI IBADAH HAKEKAT
Ibadah  hakekat adalah ibadah yang menyembah hekekatnya bukan simbolnya. Domba  adalah  sebuah  simbol  yang  melambangkan Sang Juruselamat, jadi  hakekatnya adalah Sang Juruselamat itu sendiri. Nama adalah simbol,  sedangkan  hakekatnya  adalah  pribadi  yang memakai simbol nama itu.
Tuhan  Yesus dengan tegas berkata bahwa masa  menyembah  Allah  secara   rohani  dan kebenaran sudah tiba, dan Bapa menghendaki penyembahan yang  demikian. Artinya, umat manusia memasuki sebuah era baru, yaitu era  menyembah Allah secara langsung dengan hati bukan lagi secara tubuh  kepada simbolNya.
Penyembahan   dengan  hati  dan  secara rohani tidak lagi terikat kepada posisi  postur tubuh, waktu penyembahan, maupun tempat penyembahan. Jadi, tidak  ada keharusan untuk membungkuk atau dengan bentuk tangan yang dirapatkan  atau mengepal. Intinya, tidak ada ketergantungan  sama  sekali  kepada   keadaan atau posisi tubuh seseorang. Karena penyembahan bukan dilakukan  dengan tubuh melainkan dengan hati. Juga tidak ada keharusan waktu  tertentu, karena penyembahan yang dilaksanakan dengan hati bisa terjadi  setiap saat. Karena tidak ada keharusan bentuk atau posisi tubuh  dan   tidak  ada  keharusan  waktu tertentu, maka otomatis ibadah hakekat  tidak  ada  keharusan  dilaksanakan  di tempat tertentu.
Ibadah  yang diinginkan Bapa adalah ibadah hakekat, ibadah simbolik  sesungguhnya dimaksudkan untuk menggambarkan proses penyelamatan yang  direncanakan Allah. Allah ingin manusia menyembahNya dengan hati,  menghormatiNya dengan hati. Ibadah hakekat adalah sebuah sistem  penyembahan dengan hati, terjadi di setiap waktu hidup kita dan  terlaksana dimana saja. Ia tidak terikat postur tubuh, waktu   dan  tempat. Bagi yang mengerti dan melaksanakan ibadah hakekat, tidak ada  posisi postur tubuh sembahyang, tidak ada waktu ibadah atau tempat  ibadah. Juga tidak memerlukan gedung dengan ijin tempat ibadah karena  ibadahnya terjadi setiap saat dan di setiap tempat, tidak di gedung  tertentu.
Ibadah  hakekat bukan hanya tidak terikat pada sikap postur tubuh, waktu dan  tempat, tetapi juga bersifat rohani dan kebenaran. Bersifat rohani  artinya roh dan hati kita yang menyembah, bukan tubuh kita, inner  worship. sedangkan secara kebenaran artinya penyembahan diikuti dengan  pikiran yang memahami, bukan ikut-ikutan atau sekedar melakukan sesuatu  dengan tanpa pemahaman.
Menyembah  Tuhan dalam kebenaran sama dengan menyembah Tuhan dengan benar. Sesuatu  yang menyangkut salah dan benar itu berada di lingkup akal-budi. Di  dalam gereja yang menyembah secara kebenaran, tidak ada hal-hal atau  tindakan-tindakan yang tidak bisa dijelaskan. Keselamatan tidak datang  dari menjalankan rentetan ritual ibadah, melainkan memahami dan  mengimani doktrin keselamatan yang alkitabiah. Iman yang sehat tidak  bertumbuh dari ritual ibadah, melainkan dari pemahaman akan  pengajaran-pengajaran yang alkitabiah. Dan ketahuilah bahwa kebenaran  yang sejati adalah yang selaras dengan akal sehat dan didukung ayat-ayat  Alkitab.
KETIDAKFAHAMAN & PENGARUH ISLAM
Gereja  Katholik jelas tidak memahami keinginan Tuhan untuk berutah dari ibadah  simbolik ke ibadah hakekat. Sebelumnya orang Yahudi juga tidak faham,  padahal Tuhan sudah menyatakan bahwa anggur baru tidak boleh disimpan ke  dalam kantong  yang  lama (Mat.9:17).  Orang Yahudi tidak mengerti  bahwa sistem ibadah simbolik PL sudah tidak cocok lagi untuk menampung   sistem  menyembah  yang dikehendaki Bapa, yaitu yang bersifat Roh dan  Kebenaran.
Kita  masih menyaksikan adanya praktek-praktek ibadah simbolik di banyak  gereja. Padahal Tuhan memerintahkan jemaat Perjanjian Baru melakukan  HANYA dua ucapan  simbolik.  Perhatikan  UPACARA simbolik,  bukan   ibadah  simbolik,  yaitu Upacara Pembaptisan dan Upacara Perjamuan   Tuhan.  Mereka  meminta  hadirin mengangkat  tangan  menyembah  Tuhan.  Mereka  bahkan  melaksanakan  praktek keimamatan yang tidak boleh  dilakukan, yaitu  mengangkat  tangan  memberkati jemaat  di  akkhir   kebaktian.  Mereka menyebut berbagai acara dengan sebutan ibadah. Bahkan  menyebut acara penguburan sebagai ibadah penguburan. Ada juga acara  ibadah puasa, ibadah doa, bahkan hingga  sulit  untuk  mendefinisikan   arti ibadah yang mereka maksud-kan. Nuansa terpengaruh konsep Islam  sangat kental, sehingga gereja sibuk dengan ijin rumah ibadah.
GRAPHE  tidak demikian, melainkan mengerti tuntas bahwa kita telah berpindah  dari  sistem  ibadah  simbolik  ke  ibadah hakekat, dan ibadah hakekat  adalah ibadah dengan  hati,  secara  rohani,  dan  disertai kebenaran.  Hari minggu pagi adalah hari kesepakatan anggota untuk acara berjemaat.  Ada acara sekolah minggu dari anak-anak hingga dewasa. Ada acara  bernyanyi, belajar Alkitab,   dan berdoa. Dua bulan sekali ada  pembaptisan, yaitu setiap minggu pertama bulan genap dan dua bulan  sekali ada acara Perjamuan Tuhan, yaitu minggu pertama setiap bulan  ganjil.
Di   GRAPHE  tidak  ada  orang  yang boleh memberkati orang lain, karena  sudah tidak ada jabatan imam, melainkan hanya Gembala,  Penginjil,   Guru  dan  Diaken. Setiap anggota jemaat harus mengerti tiap-tiap hal  yang dilakukan GRAPHE. Kami tidak menyebut Pemberkatan Nikah, melainkan   Peneguhan  Nikah,  karena  jemaat hanya meneguhkan dan Tuhan sendiri  yang akan memberkati.
GRAPHE  dengan sikap rendah hati dan  ingin  diperbaiki  mengundang  siapa saja  untuk memberi masukan, kalau-kalau ada hal-hal yang ditemukan di GRAPHE  yang tidak sesuai dengan kebenaran Alkitab. Dan selalu mengingatkan  serta mengajak gereja-gereja untuk bersikap demikian agar gereja semakin  berkenan kepada Tuhan.  Karena  selain  orang-orang  berdosa tidak  terselamatkan, hal lain yang menyedihkan  hati Tuhan  ialah  gereja   berjalan tidak sesuai ketetapan firmanNya.***

 
 
No comments:
Post a Comment