 Apakah  Iman Anda tidak bertumbuh? Mungkinkah Iman Anda dari tahun ke tahun  sedikit mengalami kemajuan, atau bahkan mengalami stagnasi - tidak  mundur,  juga tidak maju? Hal itu dikarenakan kita gagal mengenali  hambatan-hambatan yang menghalangi pertumbuhan Iman kita. Iman tidak  berhenti  ketika kita mengambil keputusan percaya dan bertobat kepada  Yesus Kristus. Iman harus di jalani, iman harus bertumbuh, berbuah,  sampai mencapai tingkat kedewasaan iman. Alkitab dalam 2 Petrus 3:18 dan  Efesus 4: 14-15 memerintahkan kita agar bertumbuh dalam kasih karunia  dan dalam pengenalan akan Tuhan Yesus Kristus, dan mencapai kedewasaan  penuh.
Apakah  Iman Anda tidak bertumbuh? Mungkinkah Iman Anda dari tahun ke tahun  sedikit mengalami kemajuan, atau bahkan mengalami stagnasi - tidak  mundur,  juga tidak maju? Hal itu dikarenakan kita gagal mengenali  hambatan-hambatan yang menghalangi pertumbuhan Iman kita. Iman tidak  berhenti  ketika kita mengambil keputusan percaya dan bertobat kepada  Yesus Kristus. Iman harus di jalani, iman harus bertumbuh, berbuah,  sampai mencapai tingkat kedewasaan iman. Alkitab dalam 2 Petrus 3:18 dan  Efesus 4: 14-15 memerintahkan kita agar bertumbuh dalam kasih karunia  dan dalam pengenalan akan Tuhan Yesus Kristus, dan mencapai kedewasaan  penuh.Dalam  perjalanan iman menuju kedewasaaan penuh, iblis dengan tipuan  muslihatnya menyebarkan ranjau, jebakan, guna menghambat pertumbuhan  iman kita. Iblis tidak akan pernah berhenti mengganggu kita sampai kita  terkapar jatuh. Bagaimana mengenali hambatan-hambatan Iman, apa saja  yang menjadi hambatan-hambatan iman kita?
1. Mengabaikan kehidupan batin kita bersama Kristus sementara kita memusatkan perhatian pada penampilan luar.
Sepertinya  kita hidup di zaman di mana orang-orang lebih memusatkan perhatian pada  penampilan luar, ketimbang ketulusan hati. Seperti ketika Anda melihat  orang menjual mobil bekas yang telah disulap, yang tanpak luar  mengkilap, bagus dan menarik, tetapi setelah Anda memakainya beberapa  minggu kemudian, semua yang buruk yang tersembunyi mulai menampakkan  diri, dan Anda pasti kecewa. Filosofi dunia adalah: “tidak pernah  mendapat kesempatan kedua untuk membuat kesan pertama.” Yang penting  menurut dunia adalah kesan pertama.
Prinsip  di atas sangat bertentangan dengan Alkitab. Tuhan sama sekali tidak  tertarik dengan bagian luar kita, jika itu berbeda dengan hati kita.  Bahkan Tuhan mengutuk mereka yang kehidupan luarnya tampak rohani, namun  pada hakikatnya kehidupan rohani mereka kering dan gersang, bahkan  penuh dengan sampah (Lukas 11:39; 1 Samuel 16:7).
Kehidupan  kekristenan adalah dari dalam ke luar. Kehidupan yang dari luar ke  dalam adalah kemunafikan. Yang menjadi pertanyaan bagaimana kita  mengubahnya dan menjalani kehidupan dari dalam ke luar?
a.  Perbaharuilah komitmen kita kepada nilai-nilai kerajaan Allah. Kita  harus rendah hati mengakui keadaan ini, bahwa dunia telah membutakan  mata kita, sehingga kita menganut sistem nilai duniawi, yang mahir  membersihkan bagian luar cawan agar tampil baik di mata orang Kristen  lain.
b.  Dengan mengembangkan kehidupan batin bersama Yesus. Seperti raja Daud  yang selalu merindukan hadirat Tuhan, demikianlah pula kita harus selalu  merindukan air hidup, yakni Yesus Kristus; Maz 42:2-3. Rasul Paulus,  meskipun ia seorang rasul dan tahu banyak kebenaran Allah, namun yang  terpenting baginya adalah mengenal Kristus lebih dekat dalam persekutuan  yang intim dengan Tuhan (Fil. 3:10-11).
c.  Tinggal dalam firman Tuhan. Bagaimana caranya kita mengenal Tuhan  dengan baik dan benar? Tinggallah di dalam Firman Tuhan. Jadikan Alkitab  sebagai kesukaaan (Maz 1:2; 19:8-9), sebagai cermin (Yak 1:22-25), dan  sebagai kompas penunjuk arah. Alkitab adalah perkataan Allah yang hidup  dan berkuasa. Bacalah, renungkanlah, dan aktualisasikanlah firman Tuhan  dalam keseharian hidup Anda.
d.  Membangun kehidupan doa sebagai percakapan dua arah. Salah satu tanda  seseorang memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan adalah kehidupan doa.  Alkitab dan doa tidak boleh dipisahkan. Dalam doa kita berkomunikasi  dengan Tuhan, dan melalui Alkitab, Allah berkomunikasi dengan kita. Kita  hanya akan mengenal seseorang jika kita berkomunikasi dengan dia,  begitu juga kita dengan Tuhan.
2. Orang Kristen mencoba berhasil dengan memisahkan diri dari tubuh Kristus. (1 Kor 12:12-27; Ibr 10:24-25).
Dosa  manusia yang paling dasar yaitu tuntunan untuk bebas secara total dari  siapapun dan apapun (seperti Lucifer). Mereka seperti pasangan yang  ingin hidup bersama tanpa ikatan pernikahan. Mereka mengunjungi gereja,  tapi tidak mau berkomitmen dengan gereja. Dalam Kej. pasal 3, iblis  menjalankan rencananya untuk memisahkan Adam dan Hawa dari persekutuan  dengan Allah. Dan sekarang iblis terus berusaha memisahkan orang-orang  Kristen dengan tubuh Kristus. Gereja/jemaat adalah keluarga Allah, dan  setiap orang percaya harus bergabung dalam komunitas keluarga Allah (Ef.  2:19). Dalam komunitas keluarga Allah kita diberi hadiah kelahiran yang  mengagumkan, yaitu nama keluarga, hubungan akrab, warisan keluarga (Fil  4:19).
Mengapa  kita harus menyatukan diri ke dalam tubuh Kristus? Paling sedikit ada  tiga alasan mengapa kita perlu menjadi bagian dari tubuh Kristus.
(1).  Ada nasihat dan dorongan (Ibr 10:24-25; 1 Tes 5:11). Gereja bertanggung  jawab mengajarkan kebenaran Allah kepada anggotanya, dan mendorong  mereka agar hidup dalam kehendak Tuhan. Jika ada yang menyimpang, sudah  menjadi tanggung jawab gereja untuk menegur dan menasehati anggotanya  tersebut agar berbalik dari jalan yang salah, dan kemudian mendorong  para anggota untuk menjalani kehidupan yang benar di dalam Kristus.
(2).  Persekutuan (KPR 2:42). Persekutuan bukanlah pertemuan biasa atau  obrolan basa-basi. Persekutuan (koinonia) adalah “menjalani kehidupan  bersama-sama dalam kejujuran dan kebenaran.” Persekutuan membuat kita  bersatu, terbuka, jujur dan saling memperhatikan.
(3).  Tanggung jawab. Tuhan memberikan kita tugas dan tanggungjawab sebagai  anggota-anggota keluarga Allah. Setiap anggota memiliki tanggungjawab  yang tidak boleh diabaikan. Tanggungjawab itu adalah: menghadiri  kebaktian secara teratur, mendukung gereja, menaati otoritas Pemimpin  gereja, dan bertanggungjawab melestarikan kebenaran Allah dengan  menjaganya agar tetap murni dan memberitakan Injil.
3. Orang percaya gagal mengintegrasikan Kristus dalam setiap segi kehidupan (Luk 16:13).
Orang-orang  yang tidak mengintegrasikan Kristus ke dalam setiap segi-segi kehidupan  adalah orang Kristen berkepribadian ganda. Dari satu sisi mereka  kelihatan rohani, disisi yang lain kelihatan duniawi. Alkitab mengecam  orang-orang demikian dengan menyebut mereka sebagai orang-orang yang  “mendua hati.” (Yakobus 1:8; 4:4). Orang-orang yang berkepribadian ganda  terbagi dua, yaitu pribadi sekuler dan pribadi rohani. Mereka begitu  rohani ketika berada dalam gereja, dan begitu duniawi tatkala mereka  kembali menjalani kehidupan mereka sehari-hari.
Ada  pula yang menampakkan kekristenannya ketika berada dalam komunitas  Kristen, namun menyembunyikannya ketika dia berada di luar komunitas  tersebut. Memang, mereka tidak munafik seperti orang pertama, tetapi  menyembunyikan identitas sebagai anak Allah secara pasif telah bertindak  munafik. Orang percaya adalah garam dan terang dunia. Terang bukan  untuk disembunyikan, dan garam bukan untuk disimpan dalam lemari. Yesus  harus terlihat orang dalam hidup kita. Bahkan, orang-orang yang tidak  percaya harus merasakan dampak dari kehadiran Kristus dalam hidup kita  di segala aspek. Kita harus menghidupi kehidupan tunggal bersama Yesus  (Fili 1:21). Yesus Kristus harus hidup, menyatu dan terlihat dari  pikiran, perasaan, dan kehendak.
a.  Dalam pikiran. Milikilah pikiran Kristus (Fil 2:5). Ubah pikiran kita  dari sekuler kepada yang kudus, dari duniawi kepada Kristus. Kita harus  menolak sistem pikiran dunia dan mencari pembaharuan  rohani dalam  proses pikiran. (Rm 12:12; Kol 3:2; Ef 4:22-24). Bila pikiran Tuhan  menjadi pikiran kita, kita akan berpikir mengenai semua situasi  kehidupan dalam konteks kerajaan Allah.
b.  Dalam perkataan. Milikilah perkataan Kristus (Yak 3:10-11; Ef 4 :29; Ef  5:2; Kol 3:8; mat 12:36). Bila Tuhan yang memerintah mulut kita maka  teguran kitapun akan dibaharui dalam kasih dan perhatian kepada orang  yang hendak kita tegur.
c.  Dalam perbuatan. Milikilah perbuatan Kristus (1 Yoh 2:6). Yesus Kristus  adalah pribadi yang rendah hati, tulus, jujur, dan kudus. Dia membenci  perbuatan dosa, namun mengasihi orang berdosa. Kita diperintahkan agar  hidup seperti Yesus hidup (1 Yoh. 2:6). Siapa diri kita di gereja harus  menjadi siapa diri kita di tempat lain.
4. Orang Kristen meremehkan pengaruh dari luar terhadap pertumbuhan mereka (1 Kor 15:33; Ams 4:14).
Setiap  orang percaya sedang berperang melawan kuasa-kuasa pengaruh jahat dari  hubungan-hubungan yang tidak kudus. Dari manakah pengaruh-pengaruh jahat  itu muncul?
a.  Dari hubungan yang tidak baik (Maz 1:1) yaitu berjalan disamping orang  fasik, berdiri dijalan orang berdosa, lalu duduk dengan pencemooh.  Terjadi perubahan dari orang kudus menjadi orang berdosa menjadi  pencemooh. Hubungan yang tidak kudus menyeret ke dalam cara berpikir  mereka (orang berdosa). Orang percaya bukan dari dunia, tetapi berada di  dunia (Yoh 17:15-18). Orang percaya tidak boleh mengisolasi diri dari  orang yang tidak percaya, tetapi memisahkan diri dari cara hidup orang  berdosa. Orang percaya juga tidak boleh mencoba menerapkan iman ke dalam  gaya hidup dan persahabatan yang lama (2 Kor 10:3). Jelas sekali bahwa  Tuhan memerintahkan orang percaya agar tidak boleh bersahabat dengan  dunia, apalagi bersatu dengan dunia (2 Kor 6:14, Rom 12:2; 1  Yoh.2:15-18). Orang percaya harus menjadi pengaruh, tanpa dipengaruhi.  Kita harus peka kepada Roh Kudus sehingga kita menemukan keseimbangan  yang penting di dalam dunia, tetapi bukan berasal dari dunia.
b.  Dari Media & Musik. Riset membuktikan bahwa Media adalah salah satu  sarana pemurtadan yang paling efektif di dunia. Media secara halus  memikat dan menjerat kita sampai akhirnya kita terperangkap. Apakah  musik yang kita dengar menghilangkan kesukaan kita akan hal-hal rohani?  Bagaimana dengan TV, Film yang kita tonton? Bagaimanakah dengan  majalah-majalah dan buku yang kita baca? Tentu saja, Media: TV, Majalah,  Internet, bukanlah barang haram, tetapi sudahkah kita memperlengkapi  diri kita dengan anti-virus, yang cepat mendeteksi pengaruh-pengaruh  jahat yang iblis tebarkan melalui media? Dapatkah kita memisahkan mana  yang baik ditonton, dan mana yang baik dibaca? Ingat, Dosa terjadi bukan  hanya karena ada niat pelakunya, tetapi juga karena ada kesempatan.  Waspadalah!!! Waspadalah!!! Jika TV membuat Anda jauh dari Tuhan,  sebaiknya Anda menghindarinya.
5. Orang-orang percaya tidak mengutamakan hal-hal yang utama (Titus 3:9-11).
Salah  satu tipu muslihat iblis untuk menghambat pertumbuhan iman kita adalah  pengalihan perhatian. Iblis itu ahli strategi dalam soal bagaimana  menjatuhkan orang-orang Kristen. Iblis punya banyak cara menjebak kita.  Salah satu jebakan yang paling ampuh adalah mengalihkan perhatian kita  dari hal-hal yang utama kepada hal-hal yang tidak utama. Buktinya  semakin banyak orang percaya terjebak pada: hal-hal, sebab-sebab, dan  gerakan-gerakan.
Yang  terutama dalam kehidupan Kristen adalah  mengenal Kristus dan  membagikan kasihnya kepada dunia. Jangan membiarkan hal-hal minor  menyelubungi gambaran besar mengenai apa yang sedang di lakukan Allah  dan apa yang Allah ingin kita lakukan.
Ada 3 pengalihan perhatian yang saat ini digunakan iblis untuk menghambat pekerjaan Tuhan dan iman kita:
a. Organisasi. Gereja tidak boleh diperkecil menjadi aturan yang akan membuatnya menjadi lembaga sekunder. Ruang gerak Roh Kudus tidak boleh dipersempit oleh aturan, kebijakan manusia. Aturan, kebijakan, petunjuk harus menempati posisi minimum sehingga Yesus memiliki otonomi maksimum dalam memimpin kita.
a. Organisasi. Gereja tidak boleh diperkecil menjadi aturan yang akan membuatnya menjadi lembaga sekunder. Ruang gerak Roh Kudus tidak boleh dipersempit oleh aturan, kebijakan manusia. Aturan, kebijakan, petunjuk harus menempati posisi minimum sehingga Yesus memiliki otonomi maksimum dalam memimpin kita.
b.  Doktrin. Dalam Alkitab ada ajaran yang mutlak, inti yang harus  dipertahankan mati-matian, namun ada yang tidak mutlak. Keselamatan  hanya di dalam Yesus Kristus, Alkitab adalah Wahyu Allah yang bebas dari  kesalahan, memberitakan Injil, menyatukan diri ke dalam gereja lokal,  Yesus Kristus adalah Allah Tritunggal adalah doktrin-doktrin yang  mutlak, tanpa kompromi harus kita pertahankan. Sedangkan doktrin yang  berada  di lingkaran kedua: Akhir zaman (premillenium, amillenium dan  posmillenium), Haram & Halal tentang makanan, Hari-hari raya (Kol  2:16). Memperdebatkan hal-hal yang kurang penting adalah pemborosan.
c.  Politik. Tidak ada yang salah dengan politik. Orang Kristen harus  berpolitik secara kebangsaan. Tetapi ada resiko, keterlibatan dalam  dunia politik dapat mengalihkan dari hal-hal yang utama. Kita harus  menjaga prioritas kita (Kol 1:28-29).
6.  Hambatan iman yang keenam yaitu, Orang percaya laut mati, Orang Kristen  hanya menerima terus menerus tetapi sedikit atau sama sekali tidak  memberi (2 Kor 8:1-5).
Orang  Kristen demikian tidak ubahnya seperti Laut mati, yang hanya menerima  air, tapi tidak untuk menyalurkannya. Mereka berprinsip Waduk,  terus-menerus menerima, tapi tidak memberi seperti halnya Pipa.  Akibatnya, mereka terserang penyakit Obesitas rohani/ kegemukan rohani  karena tidak punya saluran untuk menyalurkan masukan rohani yang  diterima. Tipe orang Kristen demikian dalam gereja ialah mereka yang  sekedar hadir hari minggu, mereka mencatat dan menyimak khotbah-khotbah  yang disampaikan, bahkan mengerti banyak kebenaran Alkitab, akan tetapi  semua yang mereka tahu tidak diaplikasikan, tidak diterapkan, atau tidak  ditaati oleh mereka.
Mereka  tahu bahwa melayani Tuhan dan memberitakan Injil adalah tugas dan  tanggungjawab mereka, tapi mereka sengaja mengabaikannya. Mereka mungkin  juga tahu bahwa tidak mengembalikan persepuluhan adalah tindakan menipu  Allah, tetapi juga diabaikan.
Orang  percaya yang tidak menyibukkan diri dalam pelayanan cenderung menjadi  sok sibuk, suka mencampuri urusan orang lain dan cepat sekali  tersinggung. Sebaliknya, mereka yang belajar melayani dalam gereja lokal  cenderung sabar, mengerti orang lain, dan ingin menolong orang lain.
Agar  penyakit ini sembuh, orang percaya harus melibatkan diri dalam  pelayanan. Melayani membuat kita rendah hati karena melayani orang lain  akan menghancurkan kesombongan kita (Fil. 2:3-2). Melayani membuat kita  bergantung pada Tuhan (Paulus 2 kor 12:9-10). Melayani membuat kita  puas.
7. Hambatan yang ketujuh adalah orang-orang percaya hidup oleh perasaan, bukan oleh iman.
Mereka  adalah tipe orang Kristen Roller coaster, perjalanan hidup yang  dikendalikan oleh perasaan atau emosi. Kita hidup di tengah budaya yang  terobsesi dengan apa yang kita rasakan. Sering kali kita bertemu dengan  orang-orang yang tidak mengakui kenyataan buruk, membohongi keadaan diri  mereka yang sebenarnya. Sepertinya kelihatan begitu sangat rohani  apabila seseorang terus meyakinkan dirinya luar biasa sementara pada  kenyataannya dirinya sedang dirundung masalah.
Mengakui  kenyataan pahit, mungkin kegagalan atau keadaan yang tidak kunjung baik  bukanlah berarti Anda kurang Iman. Kita harus jujur apapun kondisinya.  Beriman kepada Yesus Kristus tidak harus menyangkali kenyataan yang  terjadi, melainkan mengakuinya dan kemudian menyerahkan sepenuhnya  kepada-Nya.
Di  sinilah letak perbedaannya, ketika kita memercayai Firman Tuhan dan  menyerahkan persoalan kita kepada Tuhan, kita akan menjadi kuat dan  perasaan kita akan menjadi positif, bukan karena kita mencoba meyakinkan  diri kita tetapi itu semua karena ada dasar, ada fakta yang meyakinkan  dan menguatkan hati kita.
Iman  itu ibarat kereta api. Fakta/kebenaran mewakili mesin lokomotif.  Perasaan mewakili gerbong tukang rem. Kehendak/ketaatan mewakili bahan  bakar yang menghidupkan mesin. Kita harus meletakkan apa yang kita  ketahui mendahulukan apa yang kita rasakan. Perasaan kita harus dituntun  oleh apa yang kita ketahui, bukan sebaliknya.
8. Orang Kristen tidak membereskan dosa dengan cepat dan menyeluruh (Ibr 12:1).
Identitas  baru Anda sebagai anak Allah tidak menjamin bahwa Anda bebas dari dosa.  Anak-anak Tuhan memang bukan lagi orang berdosa yang akan dihukum,  namun bukan pula pendosa-pendosa yang cenderung melakukan dosa. Ketika  kita bertobat, Allah mengubah hati kita menjadi baru dan mengubah  paradigma kita sehingga kecenderungan yang tadinya ingin melakukan dosa  hilang.
Tetapi  penting untuk kita ketahui ialah, Tuhan tidak mengubah tubuh kita dan  menghilangkan ingatan kita akan semua hal yang buruk yang kita ketahui.  Nah, pertempuran rohani terjadi di sini, antara hati kita yang baru  berlawanan dengan sifat kedagingan kita yang ingin melakukan dosa serta  pikiran-pikiran yang masih menyimpan kenangan-kenangan yang berdosa.
Dalam  pergumulan ini tidak sedikit orang yang telah lahir baru jatuh ke dalam  dosa. Tuhan sangat tahu akan hal ini. Itu sebabnya Ia terus  memperingatkan kita agar berhati-hati dan selalu waspada pada keinginan  daging dan pikiran-pikiran yang negatif.
Nah,  jika seorang Kristen jatuh ke dalam dosa, secepat mungkin orang  tersebut harus membereskan atau mengakui dosanya dan kesalahannya kepada  Tuhan. Tindakan cepat demikian menghalangi kita melakukan dosa-dosa  yang lebih besar dan lebih buruk. Ingat! Semua dosa-dosa besar dimulai  dengan langkah pertama.
Kalau  kita tidak belajar menyelesaikan masalah-masalah dengan cepat dan  menyeluruh, maka dengan mudah kita dapat terjerumus ke dalam dosa tanpa  kita sadari.
Dosa  itu agresif dan posesif, menipu dan memperdaya (Ibr. 3:13). Sekali Anda  membiarkan dosa masuk ke dalam hidupmu, seperti kanker, itu akan  menjalar sampai pada akhirnya Anda akan sulit menyembuhkannya. Sekecil  apa pun dosa itu, dosa tetaplah dosa. Jangan meremehkannya.
Berikut  ini adalah akibat-akibat yang terjadi jika kita membiarkan dosa tinggal  dalam hidup kita: Dosa mendatangkan hukuman (Ibr 12:5-8), (1 Kor  11:28-32); Dosa menghapus sukacita dari orang percaya/merusak  persekutuan dengan Allah (Maz 51:10-11); Dosa menyebabkan kehilangan Roh  Kudus; Dosa dapat membuat Allah tidak mendengarkan doa-doanya (Yes.  59:1-2); Dosa menghapus semangat orang percaya untuk memenangkan jiwa  (Contoh: Lot); Dosa membawa cela bagi Kristus, Alkitab &  kekristenan.
Jika  hari ini ada dosa yang belum Anda bereskan, akuilah, sekecil apapun  dosa itu, dan secepat mungkin bereskan tanpa ada yang tertinggal (1 Yoh.  1:9).
9.  Orang-orang Kristen yang membiarkan kekecewaan dan masalah atau tragedi  membuat mereka pahit hati, bukan membuat lebih baik. Ibrani 12:19.
Menjadi  Kristen bukanlah akhir dari persoalan, bahkan menjadi Kristen adalah  babak baru dari kehidupan yang unik, ada sukacita, ada dukacita, ada  tangis dan ada pula tawa.
Kehidupan  Kristen adalah kehidupan yang seimbang antara kesukaan dan kesusahan.  Allah tidak menjanjikan taman bunga mawar tanpa duri. Kehidupan akan  menjadi lebih mudah, juga lebih sulit dengan masuknya Yesus dalam hati  kita (Mat. 11:28-29). Tragedi kehidupan dalam kehidupan orang percaya  diijinkan Tuhan untuk membentuk kita menjadi serupa dengan gambar  Kristus (Roma 8:29-30).
Sayang  sekali, banyak dari orang percaya pada akhirnya menjauh dari kasih  karunia karena mereka salah menanggapi masalah-masalah yang menimpa  mereka. Alih-alih berintrospeksi, mereka kecewa, menyalahkan orang,  bahkan menyalahkan Tuhan.
Masalah  atau tragedi dalam hidup orang percaya bisa terjadi karena beberapa  hal: Itu bisa dikarenakan dosa-dosa yang kita sembunyikan sehingga  memaksa Allah mendisiplinkan/menghajar kita (Ibr. 12:5-6). Itu juga bisa  terjadi karena Tuhan ingin menguji iman kita seperti Ayub, Paulus, agar  iman kita bertumbuh kuat dan dewasa. Dan terakhir bisa jadi karena  keputusan-keputusan kita yang salah tanpa melibatkan Tuhan.
Saat  ketika tragedi hidup menimpa Anda, segeralah memeriksa diri Anda,  apakah itu karena dosa Anda, atau karena Allah sedang membentuk Anda  agar semakin serupa dengan karakter-Nya. Jika itu datangnya dari Tuhan  maka kita patut mengucap syukur sebab tangan-Nya yang berkuasa sedang  menyempurnakan kita. Bagaimana kita bisa tahu? Roma 8:28 dengan jelas  memberitahu kita bahwa dalam segala sesuatu Allah turut bekerja untuk  mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia.
10. Orang-orang Kristen tidak/kurang menerima kasih karunia yang tak terbatas dan pengampunan penuh/sempurna dari Tuhan.
Seorang  wanita di West Palm Beach, Florida, ditemukan mati pada usia 71 tahun.  Laporan dari petugas yang memeriksa tentang sebab musabab terjadinya  kematian justru tragis. Penyebab kematiannya adalah kekurangan makanan.  Berat tubuh wanita tua itu hanya sekitar 25 kilogram.
Pekerjaan  sehari-hari wanita ini adalah meminta-minta sisa makanan dari para  tetangganya dan pakaian yang dikenakannya diperoleh dari Bala  keselamatan. Dari luar dia tampak sebagai seorang wanita yang tidak  memiliki uang sepeser pun, seorang janda tua yang terlupakan dan  memelas. Tetapi, masalahnya bukanlah demikian.
Dibalik  keberadaannya yang kotor, padanya ditemukan dua buah kunci yang memberi  petunjuk bahwa ia mempunyai deposito di dua bank lokal. Dan apa yang  mereka dapatkan, sungguh sulit untuk dapat dipercaya. Kotak simpanan  deposito yang pertama berisi 700 sertifikat, ditambah dengan ratusan  surat yang hampir mencapai jumlah tiga ratus juta rupiah. Kotak deposito  yang kedua tidak berisi sertifikat, tetapi berisi lebih banyak uang  tunai, sekitar 900 juta rupiah. Kotak deposito itu juga masih ditambah  dengan harta kekayaan yang bila diakumulasikan dapat mencapai lebih dari  satu miliar rupiah. Wanita itu, biar bagaimanapun adalah seorang  miliuner, tetapi ia mati karena kelaparan di sebuah tempat yang tidak  terurus.
Ketika  seseorang diselamatkan, Allah mengaruniakan anugerah yang tak terbatas  kepada setiap orang percaya, baik di bumi maupun di sorga (Fil. 4:19;  Mat. 6:33 & Ef. 1:3). Identitas kita sebagai orang percaya  menunjukkan betapa penting/khusus/spesial/istimewanya kita dihadapan  Tuhan. Kita diangkat menjadi anak Allah (Yoh 1:12); kita adalah ciptaaan  baru (2 Kor 5:17); bait Roh Kudus (1 Kor 6:19); Warga kerajaan sorga  (Fil. 3:20). Orang-orang kudus/Imamat yang rajani/imam (1 Pet. 2:9).
Kita  telah dibeli Kristus dengan nyawanya, kita telah disucikan, diampuni  semua dosa-dosa kita, kita telah dimerdekakan, diadopsi menjadi anaknya,  tetapi acapkali sikap dan tindakan kita tidak mencerminkan betapa  istimewanya kita di dalam Kristus. Namun sedikit sekali orang percaya  yang menyadari kebenaran ini. Banyak orang Kristen bersikap dan  bertindak seperti anak sulung dalam Lukas 15 dan nubuatan Yesus dalam  Matius 19:30, yang mengeluh dalam kelimpahan, miskin dalam kelebihan.  Mereka telah menyia-nyiakan kasih karunia Allah.
Potensi,  kesempatan, berkat rohani yang Allah berikan memungkinkan orang-orang  percaya berhasil menghidupi kehidupan di dunia ini. Janji penyertaan dan  pemeliharaan dan karunia-karunia rohani serta berkat-berkat jasmani  dikaruniakan untuk melengkapi orang-orang percaya agar berhasil,  menjalani kehidupan rohani yang berbuah, melayani Tuhan dengan efektif.  Apalagi Roh Kudus tinggal di dalam hati kita adalah kasih karunia yang  amat sangat besar, yang dapat memberikan manfaat rohani yang tak  ternilai bagi orang-orang percaya. Alkitab juga adalah karunia terbesar  yang diberikan Tuhan kepada kita.
Tuhan  juga memberikan kita hak istimewa untuk datang berkomunikasi serta  meminta apa yang menjadi kebutuhan kita melalui doa. Apakah masih ada  yang kurang? Kalau begitu mengapa kita tidak memanfaatkan atau  menghargai kasih karunia ini? Jangan sia-siakan kasih karunia Allah  dalam hidup kita. Bersihkan hidup kita dari masa lalu, kebiasaan lama,  pola pikir lama. Layanilah Tuhan dalam kasih karunia-Nya. Ingatlah  selalu siapa diri kita di dalam Kristus, milik siapa kita? Dan akhirnya,  bersyukurlah kepada Tuhan dalam segala hal. (By Gmb. Alki F. Tombuku, Gembala GBIA Komunitas Depok)
 
 
No comments:
Post a Comment