JOEL OSTEEN MERAYAKAN KARYA ALLAH DALAM HIDUP OPRAH WINFREY
(Berita Mingguan GITS 26 November 2011, sumber: www.wayoflife.org)
Ketika Oprah Winfrey dan produser televisinya mengunjungi Gereja Lakewood di Houston pada tanggal 6 November, Gembala sidang Joel Osteen sangat bersemangat berkata, “Luar biasa menyambut kalian. Kami begitu terhormat kalian ada di sini, dan kami merayakan dan mendoakan kalian atas apa yang Allah lakukan dalam hidup kalian” (“Joel Osteen Welcomes Oprah,” Christian Post, 7 Nov. 2011). Tidak ada hal yang lebih baik lagi mengilustrasikan kesesatan dan kebutaan rohani Osteen. Dia adalah salah satu dari segunung guru-guru palsu yang digambarkan dalam 2 Timotius 4:3-4, yang mengajarkan apa yang ingin didengar oleh orang ramai, yaitu suatu kekristenan yang baru, dan merayakan keinginan mereka untuk hidup sesuai dengan hawa nafsu meeka sambil tetap berpikir bahwa mereka adalah orang Kristen. Buku Oprah pada tahun 2005, Live Your Best Life, menggambarkan filosofinya bahwa segala sesuatu itu satu dan manusia bersifat ilahi dan manusia dapat menciptakan realitanya sendiri. “Injil”-nya adalah bahwa manusia bukan pendosa, Allah bukan hakim, segala sesuatu baik-baik saja dalam alam semesta ini, dan saya hanya perlu mengikuti aliran. Ringkasnya, injil Oprah adalah injil AKU. Dia berkata, “Allah ingin kamu mengasihi dirimu sendiri. Dimulai dengan kamu.” Pada tahun 1998, Oprah menampilkan salah satu panel New Age-nya, yang terdiri dari Betty Eadie, Sophy Burnham, dan Dannion Brinkley. Oprah mengatakan: “…salah satu kesalahan terbesar yang manusia lakukan adalah percaya bahwa hanya ada satu jalan. Sebenarnya, ada banyak jalan yang berbeda menuju kepada apa yang disebut Allah.” Ketika seorang penonton tidak setuju, dan bersaksi bahwa dia percaya Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan menuju Allah, Winfrey menjadi marah dan berkata bahwa dia tidak percaya ada orang yang akan masuk neraka karena tidak percaya Yesus. Dia mengatakan dengan tegas, “TIDAK MUNGKIN HANYA ADA SATU JALAN.” Dalam program yang sama, Oprah mengatakan: “Saya dibesarkan sebagai seorang Baptis dan kami terlalu kaku mengenal hal-hal yang tradisional. Saya suatu ketika duduk di gereja dan mendengar bahwa Allah adalah Allah yang cemburu. Saya bertanya ‘Mengapa? Yang benar saja!’ …Saya percaya pada KUASA – saya menyebutnya Allah” (“The Gospel according to Oprah,” Vantage Point, Juli 1998). Oprah menyembah ilah yang disembah oleh kebanyakan manusia hari ini, yaitu ilah yang tidak menghakimi gaya The Shack.