Monday, December 13, 2010

Berita Bulanan November 2010

DARLENE ZSCHECH MENGAMBIL POSISI SEBAGAI GEMBALA SENIOR
Setelah 25 tahun sebagai pemimpin nyanyi (worship leader) di Gereja Hillsong, Darlene Zschech dan suaminya kini mengambil posisi sebagai sesama gembala di Church Unlimited, yang tadinya adalah Sidang Jemaat Allah. Zschech akan meneruskan keterlibatannya dengan proyek musik Hillsong. Salah satu tema mereka adalah pentingnya kesatuan ekumenikal. Dia mengatakan: “Ada suara baru dan lagu baru yang diserukan di seluruh bumi. Itu adalah suara sebuah gereja yang bersatu, yang berkumpul bersama, dalam satu suara untuk membesarkan Tuhan kita yang luar biasa” (dari halaman depan album “You Shine”). Pernyataan ini mengabaikan banyak peringatan Perjanjian Baru bahwa akhir masa gereja akan ditandai oleh kesesatan dan kebingungan rohani, bukan kesetiaan kepada kebenaran (mis. Mat. 24:3-4, 11, 24; 1 Tim. 4:1-5; 2 Tim. 3:13; 4:3; 2 Pet. 2:1; Yud. 3-4). Zschech dan Hillsong memainkan peran dalam Roman Catholic World Youth Day di Sidney pada tanggal 18 Juli 2008. Paus Benedict XVI hadir dan melaksanakan misa masal pada hari terakhir extravaganza tersebut. Ini adalah hari-hari penipuan dan kesesatan rohani yang besar, dan gerakan kharismatik berada di tengah-tengah kesesatan tersebut. Visi-visi mereka palsu; doktrinnya korup; praktek mereka membingungkan; dan musiknya duniawi. Gerakan kharismatik adalah salah satu unsur lem dalam gerakan ekumenikal. Ia menyatukan Roma Katolik, Protestan, Baptis, dan Pantekosta dalam suatu persatuan tidak kudus yang mencampuradukkan kebenaran dan kesalahan. Gereja-gereja yang alkitabiah yang menggunakan musik “contemporary praise“-nya kharismatik akan mendapatkan bahwa musik ini membawa suatu filosofi yang akan segera mengubah karakter dari gereja. Kita perlu menyembah Tuhan Allah dalam roh dan kebenaran terus menerus, tetapi kita tidak memerlukan gerakan penyembahan kontemporer yang tidak alkitabiah sebagai pembimbing.

EDITOR: Tentu dapat ditambahkan pula, bahwa tindakan Darlene Zschech untuk mengambil posisi gembala sidang adalah pelanggaran yang nyata terhadap Firman Tuhan yang tidak memperbolehkan seorang wanita kepada posisi itu. Lihat 1 Timotius 3:1; 1 Timotius 2:11.

ALLAH PEREMPUAN DALAM GERAKAN EMERGING CHURCH
Phyllis Tickle, seorang “pelayan Ekaristi dan lector” Episcopalian biasa dan seorang Senior Fellow di Cathedral College di Washington National Cathedral yang liberal, adalah suara yang sangat berpengaruh dalam gerakan emerging church dan doa meditasi. Tickle mempromosikan doa meditasi yang tanpa suara. Dia mengatakan, “Urusan memasuki doa TANPA ALAT KATA-KATA sangatlah penting, karena hal ini mengizinkan roh untuk mengalir secara bebas bersama dengan Roh Allah, dan tidak perlu menyuarakan apa yang sedang terjadi hingga setelah seseorang keluar dari doa” (‘Praying in Color: A Conversation with friends and authors Sybil MacBeth dan Phyllis Tickle,” http://www.explorefaith.org/books/macbeth.html). Meditasi tanpa suara bukanlah doa yang alkitabiah, melainkan praktek kafir yang merupakan resep untuk mendapatkan penipuan dari Iblis. Semua mereka yang mempraktekkannya dipimpin kepada kesesatan. Karena itu tidaklah mengherankan, bahwa Tickle percaya akan Allah yang perempuan dan memanggil Roh Kudus “he (dia laki-laki) atau she (dia perempuan) atau it (dia benda).” Dia mengajarkan bahwa dengan mengambil bagian dalam Perjamuan Tuhan, orang percaya sedang memberi Allah makan dan menyegarkan kembali Roh Kudus, apapun juga maksud kalimat itu. Berbicara di Gereja Alkitab Mars Hill yang digembalakan Rob Bell di Grand Rapids, Michigan, Tickle mengatakan: “Allah itu laki-laki sekaligus perempuan. Allah itu bapa dan juga ibu. ….Ada lebih dari satu hal di bawah nama Allah, dan itu laki-laki sekaligus perempuan. ….Karena kita sebentar lagi akan ambil bagian [dalam perjamuan Tuhan], marilah kita ingat apa yang sedang kita lakukan. Kita bukan saja merayakan kematian itu dan janji kembalinya, tetapi kita sedang memberi makan dengan cara makan Allah – ya itulah yang sedang kita lakukan di sini – dengan cara makan tubuh dan darah Allah kita, kita sedang memberi makan Allahyang di dalam kita. Karena sambil kita mengambil elemen-elemen itu, Roh juga makan di dalam diri kita dan disegarkan kembali sebagaimana dia [he or she or it] lakukan melalui iman kita” (Tickle, “A Treasure We Don’t Understand,” 3 Mei 2009). Phyllis Tickle, Rob Bell, Brian McLaren, dan kelompok mereka sedang menyembah berhala. The Shack, sebuah buku populer di kalangan emerging church, juga menggambarkan Allah sebagai wanita.

HATI-HATI TERHADAP GURU PALSU HENRY WRIGHT DENGAN PROGRAM KESEHATAN TOTALNYA
Henry Wright, gembala sidang dari Pleasent Valley Church, Thomaston, Georgia, dan juga pemimpin dari sebuah pelayanan yang bernama Be in Health, mengklaim bahwa semua sakit penyakit memiliki akar rohani. Jadi, hal-hal seperti aneurisma (penggelembungan pembuluh darah), stroke, wasir, dan pembengkakan pembuluh darah, misalnya, menurut dia disebabkan oleh ketakukan dan kekhawatiran. Ia menyalahgunakan baik Kitab Suci maupun ilmu kedokteran untuk “membuktikan” hal-hal yang dia katakan. Website dia berkata, “Kami berdedikasi untuk menghilangkan dan mencegah semua penyakit rohani, psikologis, dan biologis,” dan “kehendak Allah yang sempurna adalah bahwa kamu tidak sakit.” Sebaliknya, Rasul Paulus sendiri menderita suatu penyakit yang Allah tidak mau hilangkan (2 Kor. 12:7-10). Rasul yang bijak itu menyimpulkan, “Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat” (2 Kor. 12:10). Kata “kelemahan” dalam bahasa Yunaninya adalah “astheneia,” yang di bagian lain diterjemahkan “sakit” (Kis. 28:9) dan “penyakit” (Yoh. 11:4). Pengkhotbah yang setia itu, Timotius, secara fisik lemah dan sering sakit, dan Paulus tidak menawarkan padanya suatu program kesehatan yang sempurna (1 Tim. 5:23). Paulus juga terpaksa meninggalkan teman sekerjanya Trofimus di Miletus karena dia sakit dan Allah tidak menyembuhkannya (2 Tim. 4:20). Seorang istri yang terganggu menulis kepada Rick Miesel dari Biblical Discernment Ministries pada bulan November 2002, dan menjelaskan bahwa suaminya telah menghadiri seminar Wright, dan pulang ke rumah “sambil berkata bahwa dosa adalah setan, kanker adalah kepahitan, kebanyakan penyakit memiliki akar rohani, dan bahwa segala sesuatu di planet ini yang kurang dari 70 tahun umurnya adalah kutuk, dll.” Wright mengatakan di seminar tersebut, “Hati-hati ketika kamu pulang ke rumah, karena Setan akan mencoba dan menggunakan orang yang terdekat denganmu untuk membuatmu meragukan apa yang telah kami ajarkan padamu.” Sama sekali tidak ada peringatan dalam seminar tersebut untuk menguji segala sesuatu dengan Firman Allah (1 Tes. 5:21) dan memegang yang baik (Kis. 17:21). Sebaliknya, orang tersebut diajarkan untuk menerima pengajaran tanpa kritik. Ketika istrinya memanggil dia dan bertanya apakah dia menggunakan pengujian yang alkitabiah, ia memberikan jawaban yang bodoh dan berbahaya, “Saya tidak akan memfitnah orang-orang ini dengan cara tidak setuju dengan mereka.”

SATU LAGI KKR KESEMBUHAN PANTEKOSTA YANG PALSU
Dalam rangkaian KKR kesembuhan Pantekosta yang sepertinya tidak pernah berakhir, ada satu lagi di Mobile, Alabama. Sejak Agustus, empat malam dalam seminggu diadakan pertemuan-pertemuan yang dipimpin oleh John Kilpatrick dan penginjil Inggris, Nathan Morris. Kilpatrick adalah gembala sidang Pantekosta yang memimpin “KKR” Brownsville di gereja Sidang Jemaat Allah di Pensacola, Florida, pada tahun 1990an. Sejak lahirnya Pantekostalisme di Gedung Misi Jalan Azusa pada tahun 1906, para Pantekosta telah berpindah dari satu klaim wabah mujizat ke klaim berikutnya, memperlihatkan gejala hawa nafsu terhadap tanda-tanda dan mujizat yang dicela oleh Yesus (Matius 12:39). Pada permulaan KKR Brownsville pada tahun 1995, Kilpatrick terbaring dalam kondisi mabuk di pelataran gereja selama empat jam dan pada waktu-waktu lain sedemikian “mabuk dalam roh” sementara “KKR” itu berlangsung sehingga dia harus dibawa keluar dari gereja dalam sebuah gerobak dorong dan ketika ia mencoba untuk mengendarai mobilnya ia menabrak barang-barang. Banyak kesembuhan yang diklaim terjadi di Brownsville, tetapi yang jelas ada banyak sekali keanehan. Sebagai contoh, seorang wanita di anggota paduan suara katanya disembuhkan dari cedera leher yang serius, tetapi untuk sedikitnya satu setengah tahun kemudian dia mengalami gerakan tarikan kepala yang liar dan tidak dapat dikendalikan dari satu sisi ke sisi lain kapan pun dia mendekati gereja. Penyembuhan palsu dan keanehan yang tidak alkitabiah juga menjadi ciri dari “KKR” di Mobile. Contoh penyembuhan yang mereka bangga-banggakan adalah kesembuhan (katanya) Delia Knox, seorang pengkhotbah Pantekosta dan penyanyi rohani, yang sudah terkurung di kursi roda selama 20 tahun. Kilpatrick mengklaim bahwa “dia [Delia] tidak bangkit dari kursi roda itu, dia melompat keluar dari kursi roda” (“Thousands Flock to Alabama Revival Meetings,” Charisma, 3 Sept. 2010). Faktanya, video kejadian itu menunjukkan bahwa Kilpatrick dan seorang pengkhotbah Pantekosta lain menolong Delia Knox keluar dari kursi roda, dan Delia hanya bisa “berjalan” dengan cara yang tertatih-tatih dan sungguh mengenaskan. Ketika Nightline (sebuah program berita di ABC News) meminta untuk mendiskusikan “kesembuhan” tersebut dengan Knox untuk melihat kebenarannya, dia menolak (“Turning to Revivals for Healing,” Nightline, 11 Okt. 2010).

EL SHADDAI TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN ASPEK FEMINIM DARI ALLAH
William Young, penulis buku The Shack, mengklaim bahwa adalah baik untuk menggambarkan Allah sebagai wanita karena Alkitab katanya menggambarkan Allah dengan istilah-istilah feminim. Ia mengutip nama El Shaddai sebagai contoh, dan mengklaim bahwa nama itu menggambarkan Allah sebagai “yang berbuah dada.” Faktanya, kata “shaddai” dalam bahasa Ibrani Perjanjian Lama, diterjemahkan “Yang Mahakuasa” dalam Alkitab King James dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan buah dada. Kata ini berasal dari kata “shadad,” yang berarti “besar tegap, yaitu (secara figuratif) berkuasa (secara pasif, tidak dapat dikalahkan)” (Strong). Berikut ini dari George Pember: “Untuk mendukung doktrin yang baru saja disebut ini (tentang adanya jenis kelamin dalam keilahian), ada penganut theosofis tertentu menciptakan makna baru untuk kata Ibrani Shaddai, yang dalam versi kita sudah benar diterjemahkan “Mahakuasa.” Mereka beranggapan bahwa kata ini berhubungan dengan kata “shad,” yang mengacu kepada buah dada wanita. Tetapi hubungan seperti itu tidak mungkin, dan sejauh yang kita ketahui, tidak pernah diajukan oleh satu orang ahli pun yang netral. Beberapa theolog Kristen termakan oleh pengertian Shaddai yang salah ini, dan menjelaskan bahwa kata ini berarti pertama-tama “berbuah dada penuh,” dan lalu “berkelimpahan.” Pemakaian salah satu gelar Yang Mahatinggi yang paling agung secara sedemikian tidak terhormat seharusnya cukup untuk menyadarkan mereka” (The Church, the Churches, and the Mysteries).

DESAIN RADAR KELELAWAR YANG SPESIAL
Berikut ini dari CreationMoments.net, 13 Oktober 2010: “Pada dasarnya, radar terdiri dari dua bagian. Transmitter mengirimkan gelombang-gelombang radar yang kuat. Tetapi bagian lain dari sistem radar adalah sebuah receiver yang sangat sensitif yang tidak dapat tahan terhadap signal yang dikirim keluar yang begitu kuat. Salah satu masalah teknis besar yang harus diatasi dalam mengembangkan radar modern melibatkan bagaimana caranya mengirimkan sinyal yang kuat tanpa merusak receiver yang sangat sensitif. Yang akhirnya dikembangkan oleh para ilmuwan adalah suatu mekanisme on-off yang sangat cepat, yang mematikan receiver yang sensitif itu setiap kali suatu gelombang radar dikirim keluar. Kelelawar, yang memiliki sistem radar sonic mereka sendiri, telah menyelesaikan masalah ini dari awalnya. Telinga mereka adalah receivernya. Mereka memiliki otot di telinga mereka yang menutupi telinga tersebut selama sepersekian detik ketika kelelawar sedang mengirimkan sinyal mereka yang berfrekuensi tinggi. Tanpa fitur ini, sistem navigasi kelelawar tidak ada gunanya sama sekali. Bagaimana mungkin seekor kelelawar mengetahui bahwa ia memerlukan kemampuan ini dan lalu memutuskan untuk menumbuhkan otot itu dan jaringan-jaringan lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini? Ketika orang memutuskan untuk berkata bahwa ciptaan, bukannya Pencipta, yang telah menjadikan diri mereka sendiri, maka kesimpulan akhirnya sungguh konyol!”

PENGKHOTBAH SOUTHERN BAPTIST YANG AGNOSTIK
Sebuah laporan di ABC World News menggambarkan dua orang pelayan Southern Baptist yang agnostik (posisi tidak tahu apakah Allah ada atau tidak ada). Para pengkhotbah itu, yang hanya disebutkan nama depannya saja, Adam dan Jack, dikutip mengatakan kehilangan iman mereka ketika dikonfrontasikan dengan tulisan-tulisan atheis seperti Richard Dawkins. Orang yang diidentifikasi sebagai Adam mengatakan, “Saya menjadi sadar bahwa semua yang telah diajarkan kepada saya untuk saya percayai itu ternyata sangat selektif, dan tidak pernah melihat dengan sungguh-sungguh pengajaran sekuler atau filosofi lain….Saya berpikir, ‘Ya Tuhan. Apakah saya percaya hal-hal yang salah? Apakah saya sudah menghabiskan seumur hidup dan seluruh karir saya mempromosikan sesuatu yang tidak benar?’” (“Atheist Ministers Struggle with Leading the Faithful,” ABC World News, 9 Nov. 2010). Saya sama sekali tidak tahu siapa “pelayan-pelayan” ini atau bagaimana ABC News menemukan mereka, tetapi saya sama sekali tidak kaget bahwa orang-orang semacam ini memang ada. Rata-rata gereja Baptis, apakah itu Southern atau Independen, tidak mempersiapkan orang-orang muda untuk menghadapi skeptikisme zaman ini. Orang-orang muda diberikan entertainment, bukan dimuridkan. Mereka diajar untuk semangat masalah olahraga dan kebudayaan pop dan bukan tentang Tuhan dan FirmanNya. Iman yang Alkitabiah bukanlah lompatan ke dalam kegelapan. Iman yang benar didasarkan kepada bukti historis yang kuat. Lukas menggambarkannya sebagai “banyak tanda” (many infallible proofs di Kis. 1:3). Tidaklah sulit untuk mempertahankan Alkitab dan Injil terhadap tuduhan-tuduhan para “atheis baru” yang tidak berhikmat, tetapi kebanyakan gereja bahkan tidak berusaha.

SETELAH FATWA, GEMBALA SIDANG DI PAKISTAN DIPUKULI DENGAN BATU BATA
Berikut ini disadur dari Compass Direct News, 5 Nov. 2010: “Ekstrimis Islam di Islamabad pada hari Senin (1 November) memukuli dengan batu bata dan tongkat hockey seorang pelayan Kristen yang menerima fatwa mati. Rev. Dr. Suleman Nasri Khan, seorang mantan pejuang di Afghanistan sebelum pertobatannya kepada kekristenan pada tahun 2000, menderita cedera kepala serius, retak tulang lengan, dan patah tulang di pergelangan kaki kiri di dalam penyerangan oleh 10 ekstrimis Muslim; ia mampu mengenali dua orang dari antara mereka sebagai Atta-Ullah Attari dan Allama Masaud Hussain. Penyerangan di Chashma tersebut, dekat kota Iqbal di Islamabad, terjadi setelah fatwa oleh cendekiawan Islam Allama Nawazish Ali tanggal 25 Oktober untuk membunuh Khan, gembala sidang dari Gereja Kuasa Penyembuhan Allah di daerah Kalupura di kota Gujrat. Seorang mufti (cendekiawan Islam) dan anggota dari Dawat-e-Islami, yang mengorganisir pembelajaran Quran dan Sunnah, Ali memiliki otoritas untuk mengeluarkan fatwa. Khan, 34 tahun, telah pindah ke sebuah apartemen yang disewa di Islamabad setelah melarikan diri dari rumahnya di Gujrat karena ancaman-ancaman maut terhadap dia dan keluarganya, demikian dia tuturkan. Fatwa tersebut, yaitu suatu perintah agamawi yang harus ditaati oleh semua Muslim, dikeluarkan setelah Khan memprotes kekerasan anti-Kristen di Kalupura bulan lalu. Ekstrimis-ekstrimis Muslim yang tahu akan pertobatannya pertama kali menyerang Khan pada tahun 2008 – membunuh anak pertamanya, Sana Nasri Khan yang berumur 3 bulan. Ia dan istrinya Aster Nasri Khan berhasil lolos.”

APAKAH ROMA 14 MENGAJARKAN UNTUK TIDAK SEPARASI ATAS DOKTRIN-DOKTRIN YANG “TIDAK FUNDAMENTAL”?
Dalam sebuah artikel yang berjudul “Ecclesiastical Separation,” Clayton Reed, gembala sidang dari Gereja Baptis Southlake, di Southlake, Texas, mengklaim bahwa separasi seharusnya hanya berlaku untuk doktrin-doktrin penting seperti Injil dan bahwa adalah salah untuk memisahkan diri atas hal-hal yang “tidak fundamental” seperti cara pembaptisan, bahasa lidah, post-milenialisme, Arminianisme dan Kalvinisme, dan afiliasi dengan Southern Baptist Convention. Ia menyimpulkan, “…kita harus bergabung dengan semua orang Kristen yang rela dan bersemangat untuk memajukan kerajaan Allah sementara masih ada waktu untuk bekerja.” Untuk mendukung posisi ini, Reed mengutip Roma 14:4, mencabik ayat tersebut dari konteksnya. Sebenarnya, Roma 14 sama sekali tidak mengajarkan bahwa ada hal-hal di Firman Allah yang sekunder dalam hal bagaimana kita harus menaatinya atau bagaimana kita harus memisahkan diri berdasarkan hal-hal tersebut. Roma 14 bukan berbicara mengenai doktrin yang “tidak essensial.” Contoh-contoh yang diberikan sang Rasul adalah masalah makan daging dan merayakan hari-hari tertentu. Mengenai hal-hal ini Alkitab tidak berbicara [Editor: Alkitab mengatakan bahwa boleh makan daging (1 Kor. 6:12), tetapi tidak mengharuskan makan daging. Jadi kalau ada yang tidak mau makan daging, terserah dia. Alkitab mengajarkan agar orang Kristen tidak menganggap hari tertentu kudus (Kolose 2:15; Galatia 4:10-11), tetapi tidak melarang orang Kristen merayakan hari kemerdekaan, hari ucap syukur (thanksgiving), natal, dll.] Tidak ada keharusan bagi orang Kristen untuk melakukan hal-hal ini. Jadi, Roma 14 membahas bagaimana kita menyikapi topik-topik yang TIDAK DIAJARKAN SECARA JELAS DALAM ALKITAB. Dalam hal-hal yang Allah tidak perintahkan dengan jelas, ada kebebasan. Di sisi lain, dalam hal-hal yang Allah telah perintahkan dengan jelas, satu-satunya kebebasan adalah untuk taat. Memang tidak semua pengajaran Alkitab memiliki bobot yang sama, tetapi sama sekali tidak ada petunjuk bahwa ada doktrin yang harus dianggap “tidak fundamental” dalam arti kita boleh memeliharanya dan boleh juga tidak. Satu-satunya doktirn yang “tidak fundamental” adalah yang didasarkan pada pendapat manusia. Mereka yang menekankan adanya doktrin-doktrin yang “tidak penting” tidak memberitahu kita apa tandanya doktrin yang seperti itu, dan sekali seseorang percaya filosofi tersebut, maka daftar doktrin “tidak fundamental” akan bertambah seiring waktu sambil ia memperluas asosiasi dengan mereka yang berlainan doktrin. Kami yakin bahwa filosofi “dalam hal-hal penting persatuan, dalam hal-hal tidak penting kebebasan” adalah jalan dari fundamentalisme menuju gerakan emerging church.

ANGLIKAN MENUJU ROMA
Kira-kira 500-600 orang Anglikan (Gereja Inggris), dipimpin oleh lima uskup dan 50 imam, akan bergabung dengan Gereja Roma Katolik di bawah suatu sistem baru yang diciptakan oleh Paus Benedict (“Churches Lose Their Vicars as Anglicans ‘Jump Ship,’” The Telegraph, 21 Nov. 2010). Program Vatican tersebut mempermudah para Anglikan untuk beralih kepada Gereja Katolik. Tujuannya adalah untuk menggoda “tradisionalis yang melawan imam perempuan, keimamatan yang gay dan pemberkatan persatuan sesama seks” (“Vatican Seeks toLure Disaffected,” Denver Post, 20 Okt. 2009). Program tersebut mengizinkan para Anglikan untuk bergabung dengan Gereja Katolik sambil masih mempertahankan beberapa praktek mereka sendiri, termasuk keimamatan yang menikah. Mereka juga dapat beralih secara grup daripada sendiri-sendiri. Rowan Williams, Uskup Agung Canterbury (kepala dari Gereja Anglikan di bawah ratu/raja Inggris), diberitahukan mengenai program ini hanya beberapa jam sebelum diumumkan tahun lalu (Inilah praktek saling menghormati ekumenikal!). The Daily Telegraph baru-baru ini mengumumkan bahwa lima uskup Anglikan memimpin peralihan itu. Rowan Williams, Uskup Agung Canterbury, memperingatkan bahwa kepergian itu akan membuat sebagian paroki Anglikan tanpa pemimpin.

GEMBALA SIDANG REFORMED MEMPERINGATKAN AGAR TIDAK MENGGUNAKAN PENDEKATAN DISPENSASIONAL DALAM HAL ISRAEL
Henry Mikhail, seorang gembala sidang Reformed, memperingatkan bahwa theologi Dispensasional merusak hubungan Amerika-Palestina. Berbicara di Forum Global Faith di Gereja Northwood di Keller, Texas, Mikhail berkata, “Karena kelompok Injili Amerika menerima kondisi yang sekarang terjadi ini sebagai nubuat tentang Israel, mereka telah mendukung kebijaksanaan yang keras dan menekan – bahkan terhadap sesama Kristen, yang adalah sangat ironis” (“Arab Christians: Bad Eschatology Harms,” Associated Baptist Press, 19 Nov. 2010). Mikhail, yang melayani dalam grup damai-dan-keadilan di Konsili Sinode Umum Gereja Reformed Amerika, mengatakan bahwa janji-janji Allah kepada Israel adalah milik gereja. Ini adalah “Theologi Penggantian” (Replacement Theology) yang sesat yang telah menjadi bagian dasar theologi Reformed sejak awalnya. Rasul Paulus mengatakan bahwa janji-janji Allah kepada Israel akan digenapi ketika bangsa itu bertobat setelah zaman gereja. “Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk. Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: “Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub. Dan inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa mereka.”" (Roma 11:25-27). Kondisi Israel saat ini bukanlah penggenapan nubuat ini, tetapi hanyalah contoh akan apa yang akan datang. Yehezkiel bernubuat bahwa Israel akan kembali ke tanah mereka dalam dua tahap. Pertama, ia akan kembali dalam kondisi yang buta rohani; kedua ia akan bertobat (Yeh. 37:7-9). Sepanjang abad ke-20 Israel kembali ke tanah mereka dan menegakkan diri mereka sendiri lagi sebagai suatu bangsa, tetapi ia memang masih mati rohani. Negara Israel modern bukanlah kerajaan yang dinubuatkan dalam Alkitab dan bukanlah suatu negara kebenaran, tetapi ketika Kristus datang kembali, Israel yang bertobat akan menjadi pusat kerajaan duniaNya yang penuh kebenaran. Kita tidak mendukung semua yang dilakukan Israel, tetapi kita tahu bahwa janji-janji Allah kepadanya tidaklah diberikan kepada gereja dan seharusnya nyata kepada semua bahwa berkat-berkat Allah menyertai kembalinya mereka ke tanah walaupun dalam kondisi rohani yang seperti ini. Kehadiran Israel di sana merupakan mujizat yang terus berlangsung. Theologi Reformed sedang populer di kalangan fundamental Baptis, dan mereka bukan hanya salah dalam hal pemilihan, tetapi juga tentang gerjea dan Israel dan penafsiran nubuat Alkitab.

CNN MEMPROMOSIKAN “E-MARRIAGE” HOMOSEKSUAL
Berikut ini disadur dari “CNN Promotes Homosexual `E-Marriages’ to Circumvent States,” Newsbusters.org, 17 Nov. 2010: “Dalam berita hari Selasa, Ali Velshi dari CNN melanjutkan dukungan jaringan televisinya terhadap “pernikahan” homoseksual dalam sebuah wawancara dengan dua orang yang melakukan apa yang mereka sebut ‘e-marriage’ (pernikahan elektronik). Keduanya menggunakan Skype untuk dinikahkan di Washington, DC, di mana ‘pernikahan’ sesama jenis adalah legal, melangsungkan acara itu secara jarak jauh, yang terjadi di Texas. Velshi memperkenalkan ‘kisah yang luar biasa’ tentang Mark dan Dante Walkup dan menggambarkan ‘e-marriage’ sebagai ‘bukan saja ide bahwa kamu dapat menikah lewat internet, tetapi juga ide bahwa pasangan gay dapat menikah lewat internet di negara bagian yang tidak mengizinkan pernikahan gay. Mereka menikah lewat Skype, dan mereka menikah lewat Skype sementara mereka di Dallas, oleh seseorang yang mengawasi di tempat lain.’ ….Ini bukanlah pertama kalinya Velshi membantu mempromosikan agenda homoseksual. Sebulan yang lalu, pembawa berita itu menyerang kebijaksanaan militer Amerika untuk tidak menerima orang yang secara terbuka homoseksual ke dalam kemiliteran. Secara umum, CNN secara reguler membuat program yang mendorong aktivisme homoseksual selama tahun 2010.”

Sumber: Way of Life Ministry, Friday Church News Notes
Penerjemah: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary (www.graphe-ministry.org)
Untuk berlangganan, pilih opsi “Join Group” di: http://groups.yahoo.com/group/gits_buletin/

No comments: