Tanggal 17 Agustus 2006, pada hari kemerdekaan Republik Indonesia, tepat pukul 08.30, Dr. Suhento Liauw tampil ke mimbar untuk memimpin seluruh hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya, yang dikarang seorang pahlawan kemerdekaan yang beragama Kristen, Wage Rudolf Supratman. Sesudah bernyanyi Dr.Liauw berkata, “hari ini adalah hari yang berbahagia bagi orang Kristen yang menjunjung tinggi Alkitab di Indonesia. Kita sudah menjadikan hari ini, yaitu tanggal 17 Agustus sebuah tradisi, untuk menyelenggarakan kongres Kristen Fundamentalis Indonesia, dan kali ini adalah yang ke-8. Mengapa kita melaksanakannya di hari kemerdekaan ini? Karena hanya orang yang sungguh dimerdekakan oleh kebenaranlah yang sungguh merdeka. Oleh sebab itu apakah anda sungguh sudah dimerdekakan?
Apa itu Fundamentalis? Oleh karena grup Fundamentalis tertentu yang belakangan ini suka meneror orang, oleh sebab itu nama Fundamentalis kadang terdengar tidak begitu enak. Tetapi Kristen Fundamentalis tidak demikian. Dalam sejarah dunia maupun sejarah kekristenan, tidak pernah tercatat Kristen Fundamentalis melakukan satu pun kejahatan yang bersifat kekerasan. Karena Fundamental itu artinya kembali ke dasar, fondasinya. Artinya, dasar kita adalah Alkitab maka Fundamentalis Kristen adalah orang yang berdiri teguh di atas fondasi imannya, yaitu Alkitab. Semakin Fundamental sebuah kelompok kekristenan maka akan semakin teguh berdiri di atas Alkitab. Oleh sebab itu grup Fundamentalis agama lain tentu sangat tergantung pada dasarnya. Jikalau fondasinya buruk/jahat, maka semakin fundamental, dia akan semakin seperti fondasinya. Bisakah kita menyimpulkan bahwa kalau begitu Kristen Fundamentalis adalah kelompok yang paling tepat untuk dijadikan patok nilai kekristenan? Jadi jikalau anda hari ini berani mengumumkan diri orang Kristen Fundamentalis, maka kita harus berhati-hati, karena kita menjadi patok nilai kekristenan.
Kali ini, pada kongres ke-8, kita mengundang Dr. Thomas Strouse, seorang tokoh Kristen Fundamentalis di USA untuk menyampaikan khotbah. Berikut ini adalah khotbah beliau dengan penerjemah Dr. Steven Liauw
Sesi I :
The Fundamentalist Must Know His Own Strengths and Weaknesses. (Fundamentalis Harus Mengenal Kekuatan dan Kelemahannya)
(Dr. Thomas Strouse, Dekan Akademik Emmanuel Baptist Theological Seminary, Newington, USA diterjemahkan oleh: Dr. Steven Liauw, Dekan Akademik Graphe International Theological Seminary)
Saya ingin mengajak anda membuka Alkitab anda dalam I Tim 4:16.
Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Sambil membuka Alkitab saya ingin memberitahukan bahwa saya diselamatkan pada tahun 1969. Tidak lama sesudah saya diselamatkan, Tuhan menyakinkan saya supaya saya dibaptis di dalam gereja Perjanjian Baru (PB). Tidak lama kemudian saya menyerahkan diri saya kepada kehendak-Nya untuk melayani Dia. Dan saya juga bersukacita saya sudah menjadi orang Kristen selama 37 tahun dan saya mengucap syukur bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Juru Selamat saya.
Saya mengatakan di dalam perikop ini ada 3 kebenaran yang penting. Seorang Kristen Fundamentalis perlu memperhatikan (1) dirinya sendiri, (2) Kitab Suci dan (3) orang-orang kudus. Fundamentalis merujuk kepada kepercayaan kepada Alkitab. Walaupun ada suatu gerakan dalam sejarah bernama Fundametalisme. Definisi kita tentang Fundamentalisme membawa kita kembali ke abad yang pertama. Para rasul dan bapa gereja pertama adalah para fundamentalis. Mereka para pemercaya Alkitab yang mempercayai seluruh Alkitab. Menurut saya, untuk mengerti kepercayaan kepada Alkitab kita perlu mengerti 3 kebenaran yang penting ini.
Sambil saya mencoba menjadi seorang Kristen Fundamentalis saya mencoba untuk melihat 3 kebenaran ini dalam kehidupan saya. Saya tahu secara pribadi saya perlu memperhatikan diri saya sendiri. Saya tahu secara pribadi saya perlu memperhatikan Firman Tuhan. Dan hal terakhir yang perlu saya perhatikan ialah para orang kudus. Mari kita lihat beberapa perikop Alkitab yang berhubungan dengan kebenaran-kebenaran ini.
Mari kita buka dalam Mzm 119:59. Ini adalah satu ayat dalam Perjanjian Lama (PL) yang mengajarkan hal yang sama. Perhatikan apa yang Daud katakan di sini. Pertama dia berkata, “Saya memikirkan jalanku.” Dia memperhatikan caranya berperilaku. Dan ketika dia sadar bahwa perilakunya tidak berkenan di hati Tuhan, dia menyesuaikan langkahnya kepada Alkitab. Itu adalah yang dilakukan oleh seorang Kristen Fundamentalis yang sejati. Anda harus memperhatikan kehidupan Kristen anda dan anda harus memperhatikan bagaimana itu berharmonisasi dengan Firman Tuhan. Jikalau kehidupan kekristenan kita tidak harmonis dengan Firman Tuhan, berarti kita perlu meluruskan kehidupan kekristenan kita, jangan mencoba untuk mengubah Alkitab, ubahlah hidup kita oleh kasih karunia Allah dan kekuatan Roh Kudus. Jadi kita mendapat sebuah ayat di PL maupun PB yang mengajarkan kebenaran ini.
Yang pertama, ketika seorang Kristen Fundamentalis memperhatikan dirinya sendiri, dia harus memperhatikannya juga secara fisik. Allah telah memberikan kita tubuh fisik, dia mau kita memperhatikan/mengurus apa yang Dia sebut sebagai Bait-Nya. Kita lihat dalam I Tim 5:23, dia ingin supaya Timotius menjaga tubuhnya secara fisik untuk makan dan minum hal-hal yang benar dan untuk menjadi sehat dan kuat demi Tuhan secara fisik. Jadi yang pertama Allah ingin kita menjadi kuat dalam tubuh kita.
Yang kedua, mari kita lihat satu bagian lain, memperhatikan diri kita bukan hanya secara fisik tetapi juga secara moral. Perhatikan apa yang rasul Paulus katakan dalam I Tim 3:2. Bagi orang2 Kristen Fundamentalis dan bagi para gembala Fundamentalis, iblis mencoba untuk menggoda mereka dengan immoralitas. Kita lihat di sini bahwa penilik jemaat haruslah suami dari satu istri. Penilik jemaat tidak boleh memiliki banyak istri, dia hanya boleh memiliki satu istri saja dan tentunya persyaratan di sini adalah untuk semua anggota jemaat. Tetapi ada godaan yang sangat besar terhadap para Kristen Fundamentalis dalam hal moralitas, terutama terhadap para pemimpin Fundamentalis. Di Amerika saya cukup sering mendengar bahwa ada banyak pemimpin Fundamentalis menjadi immoral. Dan ketika mereka jatuh ke dalam immoralitas, mereka memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap jemaat mereka.
Tidak jarang mereka juga memimpin orang lain ke dalam imoralitas. GBIA GRAPHE sesungguhnya tidak lebih bermoral daripada para anggotanya. Kalau anda adalah anggota jemaat ini, anda adalah bagian dari tubuh ini. Dan jika anda hidup immoral, anda akan melukai jemaat ini, juga benar bagi gembala-gembala. Anda harus menjadi orang bermoral dan menekankan agar jemaatmu pun bermoral. Itu yang dikatakan Paulus dalam I Tes 4:3, kehendak Allah ditemukan dalam ayat ini bagi semua orang percaya dalam ruangan ini dan kehendak itu adalah supaya kita menjauhi percabulan/imoralitas. Setan ingin mengoda kita dengan immoralitas. Jadi jikalau kita ingin memperhatikan diri kita secara pribadi, kita harus memperhatikan fisik kita dan juga moralitas pribadi kita.
Dan yang ketiga, kita lihat tentang kerohanian. Kita buka dalam Kis 6:4, ini adalah untuk para pemimpin Fundamentalis. Pertama ini adalah suatu persyaratan bagi semua orang percaya. Kalau anda adalah seorang Kristen Fundamentalis pada hari ini, anda perlu berdoa, anda perlu terlibat di dalam PA. Bagi anda yang adalah gembala, anda perlu terlibat lebih lagi, semua waktu itu untuk berdoa dan pelayanan Firman, disinilah dimana kerohanian masuk. Anda tidak bisa menjadi rohani dan kemudian mengabaikan Alkitab. Anda tidak bisa menjadi rohani, dan kemudian mengabaikan berdoa. Bukankah kita ingin menjadi orang Kristen Fundamentalis yang Alkitabiah? Jika demikian kita perlu tetap dalam doa dan di dalam pembelajaran Firman Tuhan.
Jadi pertama kita lihat rasul Paulus berkata kepada Timotius bahwa dia perlu memperhatikan dirinya sendiri. Jikalau kita tidak memperhatikan diri kita sendiri, kita tidak bisa menolong orang lain. Kita harus terlebih dahulu mengurus diri sendiri, dan itu adalah untuk semua orang Kristen di sini dan juga untuk semua gembala di sini. Para gembala harus memperhatikan kerohaniannya sendiri sebelum dia melayani orang lain. Sebagai sebuah contoh, di dalam kehidupan kekristenan saya, saya mencoba untuk bangun jam 6 pagi dan segera sesudah saya bangun, saya berlutut dan menundukkan kepala saya dalam doa kepada Tuhan dan saya berdoa tentang kekuatiran hari ini dan juga untuk keluarga saya dan pelayanan saya, karena saya ingin Tuhan bekerja pada saya dulu. Kalau saya tidak segera melakukannya, lalu datanglah hal-hal lain dan saya tidak bisa melayani diri saya sendiri. Saya harus mengurus orang berdosa yang sudah diselamatkan ini dulu dan kita juga harus melakukan hal yang sama. Jadi pertama, Paulus menyuruh supaya Timotius memperhatikan dirinya sendiri.
Yang kedua, dia menyuruh supaya Timotius memperhatikan kitab suci. Katanya, ‘awasilah ajaranmu’ dalam perikop itu. Awasilah dirimu dan awasilah ajaranmu, itu adalah Firman Tuhan. Di dalam II Timotius, Rasul Paulus mengatakan bahwa ‘bertekunlah supaya kamu ditemukan layak di hadapan Allah’. Jikalau kita ingin menjadi seorang Fundamentalis Kristen, kita perlu masuk ke dalam Firman Tuhan untuk mempelajarinya setiap hari. Lagi-lagi ini adalah suatu problem yang saya lihat di beberapa kalangan Fundamentalis. Mereka mengklaim sebagai Fundamentalis, tetapi mereka tidak menggunakan Alkitab. Jadi mereka mulai membawa masuk ide-ide yang palsu, mereka tidak membiarkan Alkitab menjadi standar hidup mereka, mereka mendengarkan satu profesor di sini, satu pendeta di sini dan buku ini. Tetapi bukanlah demikian Firman Tuhan.
Lihat bahwa Allah telah berbicara kepada kita melalui firmanNya, Dia ingin mengajarkan kita firmanNya. Jadi kita harus mempelajari Firman Tuhan untuk mengetahui apa yang ingin Dia katakan kepada kita. Pertama kita harus mempelajari Firman Tuhan. Kita juga perlu tahu bahwa Alkitab ini adalah cukup. Kita lihat dalam I Tim 3:16, Alkitab ini sudah cukup bagi kita, Allah telah menuliskan FirmanNya, Firman sang pengarang sudah berada di dalam hati kita, kita memiliki kata-kataNya, dan kita berada di tempat kebenaran yaitu jemaat lokal, tiang penopang dan dasar kebenaran. Jadi kita memiliki Alkitab, kita memiliki pengarang dari Alkitab, kita memiliki tempat kebenaran itu, kita sudah memiliki segala sesuatu yang kita perlukan secara rohani untuk mempelajari Alkitab. Perhatikan apa yang Yohanes katakan dalam I Yoh 2:20. perhatikan kata ‘kamu semua mengetahuinya’ maksudnya ‘kamu mengetahui semuanya’. Allah telah memberikan kepada kita wahyu tertulisNya di sini, yaitu Alkitab. Kita bisa mengetahui semua kebenaran yang disingkapkan jikalau kita mempelajari Alkitab. Kebenaran itu akan memerdekakan kita. Dan kita bisa mengetahui semua kebenaran yang disingkapkan karena Allah telah memberikannya kepada kita dan ingin mengajarkannya kepada kita. Apakah anda ingin menjadi murid Tuhan dan mendengarkan apa yang ingin Ia katakan mengenai kebenaran-kebenaran yang Ia singkapkan? Maka bacalah Alkitab. Dalamilah Alkitab untuk mengetahui seluruh isinya.
Kita lihat lima bagian yang berbeda di mana Alkitab memberikan kita kebenaran tentang kebenaran. Mari kita lihat Mzm 12:78, perhatikan bahwa Daud menulis Mazmur ini kira-kira 3000 tahun yang lalu dan kata-kata mazmur ini masih sampai pada hari ini. Ini adalah kebenaran dari ayat ini, Allah telah memelihara Firman-Nya dan kita memiliki Firman-Nya di dalam Alkitab. Jadi kita memiliki Firman-firman yang telah Allah janjikan untuk Ia pelihara dan inspirasikan. Lihat apa yang Allah telah berikan bagi kita. Allah telah memberikan firmanNya bagi kita melalui waktu yang berabad-abad bahkan ribuan tahun. Betapa Alkitab kita adalah suatu harta rohani. Mari kita buka dalam Mat 4:4, ayat ini berasal dari Ul 8:3, Musa menuliskan kata-kata ini 1500 tahun sebelum Yesus Kristus, tetapi Yesus Kristus memiliki kata-kata ini dan sekarang kita memiliki kata-kata yang sama 2000 tahun kemudian.
Jadi, Allah menginspirasikan firmanNya, memelihara firmanNya dan telah memberikan firmanNya dalam terjemahan. Alkitab sudah cukup bagi kita dan kita memiliki kebenaranNya di dalam Alkitab. Kita lihat satu bagian doktrin lain lagi. Kristus adalah figur sentral dalam Alkitab, seluruh Alkitab adalah mengenai Yesus, dan Alkitab mengajarkan bahwa Yesus adalah Allah. Kita lihat 1 Yoh
5:20, ayat ini mengajarkan bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang benar. Allah orang Islam bukanlah Allah yang benar, allah2 Hindu bukanlah allah yang benar, orang Budha tidak memiliki Allah yang benar, tetapi kita memiliki Allah yang benar, Tuhan Yesus Kristus, kita memilikinya di dalam hati kita, Dialah Juru Selamat kita.
Kita perlu mempertahankan keilahian-Nya. Mari kita lihat dalam bagian keselamatan, Mar. 1:15, ini adalah satu khotbah yang sangat simple yang dikhotbahkan oleh Yohanes Pembaptis. Dia menunjuk kepada Yesus Kristus, dia berkata, ‘lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.’ Perhatikan tanggung jawab manusia ketika dia mendengarkan injil. Manusia perlu bertobat dari dosanya dan percaya kepada Injil Yesus Kristus. Ini disebut beriman. Jadi kita lihat bahwa beriman itu bertobat dari dosa kita dan menaruh iman kita kepada Yesus Kristus. Jadi kita bertobat dan percaya dan itulah beriman. Dan itulah yang terjadi ketika seorang diselamatkan. Inilah yag dikhotbahkan oleh Yohanes Pembaptis, Tuhan Yesus dan rasul Paulus. Karena itulah isi Alkitab.
Mari kita lihat doktrin lainnya, doktrin gereja. Di dalam I Kor 12:27, disini rasul Paulus sedang berbicara kepada jemaat di Korintus. Dia memulai jemaat Korintus dalam Kis 18, dia memenangkan beberapa orang di Korintus, dia membaptiskan mereka ke dalam air dan mereka berkumpul sebagai gereja. Sekarang dia menulis kepada jemaat Korintus ini, dia menyebut jemaat Korintus tubuh Kristus, dan tubuh itu memiliki banyak anggota dan tiap gereja adalah wakil dari Kristus di wilayahnya. Karena Ia adalah kepala dari tiap-tiap jemaat lokal, gereja lokal adalah tubuhNya dan Ialah kepala dari masing-masing tubuhNya, itu yang diajarkan dalam PB.
Mari kita lihat doktrin yang terakhir, doktrin Akhir Zaman. Dalam Tit 2:13. Tuhan Yesus datang sebagai pengharapan kita. Orang Kristen Fundamentalis selalu menanti-nantikan kedatangan Kristus. Kita lihat yang lain (Flp 3:20), kita menantikan Juru Selamat, tidak mencari tanda, melainkan mencari Juru Selamat, Dialah pengharapan kita.
Paulus mengajarkan agar memperhatikan diri kita sendiri dan memperhatikan ajaran kita dan juga orang-orang kudus. Jadi ketika saya melihat Fundamentalisme, saya memperhatikan bahwa tidak semua orang Fundamentalis mengawasi dirinya sendiri. Saya menyadari bahwa tidak semua orang Fundamentalis dan pemimpin Fundamentalis memperhatikan Firman Tuhan. Saya juga memperhatikan bahwa tidak semua orang Kristen Fundamentalis memperhatikan para orang kudus. Tapi seharusnya kita melakukannya jika kita seorang Fundamentalis. Ingat orang kudus adalah setiap orang yang telah bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus, bukan orang yang dinyatakan kudus oleh gereja.
Mari kita lihat satu contoh dalam Kis 20:17-38. Di sini kita lihat rasul Paulus sedang tertarik pada satu jemaat yang khusus. Dia berbicara kepada para penatua di jemaat Efesus. Dan perhatikan apa katanya dalam ayat 19, ‘dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.’ Di sini kita melihat perhatian rasul Paulus bagi orang lain. Dia melayani Tuhan dalam segala kerendahan hati dan mencucurkan air mata bagi orang-orang lain. Hidupnya selalu dalam ancaman, tetapi ia rela memperhatikan orang lain. Rasul Paulus ingin berkata: Pertama, dia ingin mempunyai hubungan yang benar dengan Allah. Lalu ia ingin mempelajari Firman Allah dan kemudian ia ingin menjangkau orang banyak. Dan ini diperlukan dalam kehidupan kekristenan, namun seringkali ada banyak kegagalan dalam melakukan hal ini di antara orang-orang Kristen Fundamentalis. Beberapa orang Kristen Fundamentalis tidak menjaga hubungan yang baik dengan Allah, tidak mengurus pembelajaran Alkitab mereka, dan tidak memiliki beban untuk menjangkau orang lain. Tetapi jikalau kita orang Kristen Fundamentalis, kita akan melakukan ketiga hal ini. Ini yang Tuhan harapkan dari kita, yaitu memiliki suatu perhatian bagi orang lain. Apakah anda berbicara dengan orang lain mengenai Tuhan Yesus? Apakah anda menangisi orang-orang yang anda kenal? Apakah anda rela untuk membahayakan diri anda bagi orang lain? Di sini kita melihat contoh alkitabiah, yaitu rasul Paulus.
Tetapi dia tidak hanya memperhatikan jemaat Efesus yang dia telah dirikan, dia juga memperhatikan jemaat-jemaat lain terutama jemaat Yerusalem. Kita lihat dalam ayat 23-24, Paulus ingin melanjutkan ke Yerusalem. Paulus ingin mencapai garis akhir dan menyelesaikan tugas pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan dengan sukacita. Apakah anda tahu bahwa Allah telah memberikan suatu lintasan lari dan pelayanan kepada anda? Dan ia mengharapkan anda menyelesaikan lintasan dan pelayanan itu.
Sebagai kesimpulan, Paulus menulis kepada Timotius dan mengatakan kepadanya tiga kebenaran. Timotius perlu memperhatikan dirinya sendiri, Firman Tuhan, dan orang-orang kudus. Ketiga hal ini akan membantu dia menjadi orang Kristen yang memuliakan nama Tuhan. Ini adalah suatu tantangan bagi kita semua, maukah kita menjadi orang Kristen Fundamentalis yang memuliakan Allah? Kita perlu memperhatikan diri kita sendiri, Firman Tuhan, dan kita perlu memperhatikan orang-orang kudus. Anda akan menjadi orang Kristen Fundamentalis yang memuliakan Tuhan. Anda akan menjadi anggota jemaat yang akan membuat jemaat itu lebih kuat demi Tuhan karena tidak ada jemaat Fundamental yang lebih kuat daripada anggota jemaatnya, jadi dasarnya kembali kepada kita, apakah kita jemaat yang fundamental? Itu tergantung kepadamu, jawabannya ada pada dirimu!***
Sumber: PEDANG ROH Edisi 49 Tahun XI Oktober-November Desember 2006
No comments:
Post a Comment