IOANES RAKHMAT : Budi  Asali : Memang, tetapi perintah dalam Mat 10:5-6 ini hanyalah perintah  sementara, yang dibatalkan dengan adanya perintah dalam Mat 28:19-20  itu. Bahkan sebelum itu, yaitu dalam Luk 22, sudah kelihatan bahwa  perintah dalam Mat 10:5-6 itu sudah dibatalkan.Bdk. Luk 22:35-36 - “(35)  Lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada  membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?"  (36) Jawab mereka: ‘Suatupun tidak.’ KataNya kepada mereka: ‘Tetapi  sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya,  demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya  hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang”.
 2) Mari kita perhatikan Mat 10:5-6 itu, bahkan sampai ay 15nya. Mat  10:5-15 - “(5) Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan  kepada mereka: ‘Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau  masuk ke dalam kota orang Samaria, (6) melainkan pergilah kepada  domba-domba yang hilang dari umat Israel. (7) Pergilah dan beritakanlah:  Kerajaan Sorga sudah dekat. (8) Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah  orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah  memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan  cuma-cuma. (9) Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam  ikat pinggangmu. 
(10) Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan,  janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang  pekerja patut mendapat upahnya. (11) Apabila kamu masuk kota atau desa,  carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu  berangkat. (12) Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada  mereka. (13) Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke  atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. (14) Dan apabila  seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah  dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari  kakimu. (15) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman  tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota  itu.’”. Apakah anda sendiri tetap berpegang pada perintah Yesus dalam  Mat 10:5-6 ini, dan anda sekarang ‘memberitakan Injil’ hanya dalam  kalangan orang-orang Israel? Kalau tidak, bukankah itu menyalahi  perintah Yesus itu? Apakah anda menyembuhkan orang sakit, mentahirkan  orang kusta, membangkitkan orang mati, mengusir setan-setan seperti yang  Yesus perintahkan dalam Mat 10:8? Juga apakah anda menuruti perintah  Yesus dalam Mat 10:9-dst, tentang larangan membawa bekal, dompet, uang  dsb? Apakah anda mengebaskan debu di kaki anda kalau ditolak dalam  memberitakan ‘Injil’ anda?
 3) Kalau Mat 10:5-6 itu berlaku terus, maka bagaimana dengan Paulus  yang dipilih oleh Tuhan untuk menjadi pelayan bagi orang-orang non  Yahudi (Kis 9:15 Gal 1:16)? Ini juga disetujui oleh rasul-rasul lain  (Gal 2:7-9). Jadi, berdasarkan argumentasi anda, Paulus, Yohanes,  Yakobus dan Petrus, dan bahkan Tuhan sendiri, salah semua, bukankah  demikian?
 IR : Dear Mr. Budi Asali,
 Kalau kita tempatkan Yesus dalam wawasan misioner Yahudi, yang meyakini  bangsa-banga lain pada saatnya akan datang ke pusat/Yerusalem (gerak  sentripetal), maka semestinya Yesus kita pahami demikian juga: ia tidak  ekspansionistik, melainkan menunggu segala bangsa masuk ke dalam  pangkuan iman Musa, Abraham, dll. Inilah wawasan terjauh yang dapat kita  pikirkan kalau Yesus mau kita pahami sebagai seorang figur misioner  yang menaruh kepedulian pada bangsa-bangsa lain.
 PDT. BUDI ASALI : Tanggapan saya:
 1) Lagi-lagi anda tidak memberikan tanggapan terhadap jawaban saya; tidak bisa menjawab?
 2) Anda menggunakan kata ‘semestinya’; dengan hak apa? Dia Allah, maka  Dia yang berhak. Dia mau Injil diberitakan dulu kepada Yahudi, dan  setelah Yahudi menolak, baru diberitakan kepada bangsa-Bangsa lain.
 3) Siapa yang mengatakan bahwa orang-orang Yahudi menganggap bahwa  bangsa-bangsa lain akan datang ke pusat / Yerusalem? Setahu saya mereka  menganggap yang bisa selamat hanya Yahudi, Sedangkan non Yahudi  diciptakan sebagai bahan bakar di neraka. Yesus yang mengubah penafsiran  salah mereka tentang Perjanjian Lama.
 4) Kalau Yesus menunggu, tak akan ada saat Injil diberitakan kepada  bangsa-bangsa lain. Yunus juga menolak waktu disuruh memberitakan Injil  kepada bangsa kafir. Hanya taat setelah dipaksa. Lalu bagaimana anda  berharap bangsa-bangsa lain bisa datang ke pangkuan Abraham, Musa, dsb?
 IOANES RAKHMAT : Waktu yang sangat singkat yang  dimiliki Yesus dalam ia mengajar dan berkarya dalam rangka sambutannya  kepada kerajaan Allah yang sedang datang (1 tahun menurut Injil-injil  Sinoptik; minimal 3 tahun menurut Injil Yohanes -- yang betul adalah 1  tahun), persoalan-persoalan berat yang dihadapinya dalam ia  memberdayakan rakyat Yahudi dan murid-muridnya yang sedang dalam  penindasan Roma dan kaki tangan Yahudi mereka, konsolidasi suku-suku  Israel yang sedang ia lakukan di tengah ancaman perpecahan karena  kolonialisme Roma, keyakinan akan kemendesakan datangnya kerajaan Allah  yang sepenuhnya ("waktunya sudah singkat", akhir zaman segera tiba),  tidak adanya keperluan untuk membangun suatu komunitas tandingan  non-Yahudi di luar komunitas Yahudi, dan faktor-faktor lain, menyebabkan  kita sulit untuk menerima bahwa Yesus pada masa ia berkarya akan sempat  memikirkan suatu upaya terorganisir untuk murid-muridnya melakukan misi  penginjilan dan proselitisme global serta menanam gereja di mana-mana  (melalui pembaptisan), seperti yang terkandung dalam amanat Matius 28  itu.
 PDT.BUDI ASALI : Tanggapan saya:
 1) Mata anda sungguh tajam sehingga bisa membaca apa yang tidak pernah  ada dalam Kitab Suci. Dari mana anda dapatkan 1 tahun dan 3 tahun itu?  Dari Ioanes 25:30?
 2) Yesus tidak sempat memikirkan!?! Memang yesus anda adalah yesus yang  berbeda dengan Yesus yang saya miliki dan percayai! Pada saat Ia  tergantung di salib pun Ia memikirkan orang-orang berdosa yang  menyalibkanNya dan berdoa untuk mereka, penjahat yang bertobat di  sampingNya, dan ibuNya sendiri!
 IOANES RAKHMAT : Dalam rangka studi Yesus sejarah, ada  sekian kriteria yang digunakan untuk menilai dan menetapkan otentisitas  ucapan-ucapan Yesus: apakah suatu ucapan itu berasal dari Yesus, atau  bukan. Nah, kalau "Palestinian, contextual criterion" dan  "distinctiveness/ dissimilarity criterion" digunakan, maka Matius  28:18-20 harus dipandang bukan dari Yesus, tetapi suatu produk gereja  perdana di luar tanah Palestina.
 PDT. BUDI ASALI : Tanggapan saya:
 Go to hell dengan ilmu liberal anda. Saya sudah menunjukkan bahwa Mat  28:18 secara menyolok mengatakan bahwa Yesuslah yang mengatakan hal itu.  Kalau anda tak mempercayai ini, mengapa tak anda gunting saja Mat 28:18  dari Kitab Suci anda, dan ganti dengan Ioanes 28:18?
 IOANES RAKHMAT : Nah, kalau Matius 28:18-20 anda  tempatkan dalam konteks zaman gereja sesudah Yesus, tidak muncul  persoalan-persoalan di atas.Dalam sejarah yang memang terjadi adalah:  Yesus menanam kerajaan Allah di Paletstina; orang-orang Kristen perdana  (hingga kini) menanam gereja di mana-mana, di luar Palestina. Salah satu  pendorongnya adalah kebutuhan ekonomi.
 PDT. BUDI ASALI : Tanggapan saya:
 Apa dasarnya? Ini pasti dari Kitab Ioanes juga, bukan?
 IOANES RAKHMAT : Anda pasti sudah tahu, amanat  misioner proselitis bukan hanya ada di dalam kekristenan. Semua agama  memilikinya, dan mendorong umatnya melaksanakannya. Misi ekspansionistik  Matius 28 tidak bisa anda jadikan alasan untuk mengklaim bahwa, karena  ada amanat itu, maka Yesus satu-satunya jalan. Logika semacam ini  menggelikan hati. Tidak terpelajar.
 PDT. BUDI ASALI : Tanggapan saya:
 1) Saya punya banyak dasar bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan  kesurga, dan ini hanya salah satu Di antaranya. Mengapa yang lain tak  ditanggapi? Dan kalau yang ini dianggap salah, bukankah menjadi  bertentangan dengan yang lain?
 2) Anda menganggap bahwa alasan penginjilan adalah kebutuhan ekonomi  dan sebagainya. Saya berpendapat bahwa Kitab Suci / Yesus menyuruh  memberitakan Injil untuk menyelamatkan orang-orang yang belum percaya.
 3) Saya sudah katakan bahwa kebenaran bisa menjadi bau kematian magi  orang-orang yang akan binasa. Silahkan merasa geli, emangnya gua  pikirin?
 4) Tidak terpelajar? Lucu sekali! Saya akan berikan 2 hal sebagai jawaban atas kata-kata anda ini:
 a) Petrus mengucapkan Kis 4:12 yang menunjukkan Yesus sebagai satu-satunya jalan kesurga.
 Kis 4:12 - “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di  dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang  diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.’”. Anda  tahu hebatnya? Kis 4:13nya menyatakan dia (dan Yohanes) sebagai  orang-orang yang TIDAK TERPELAJAR!
 Kis 4:13 - “Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan  mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang TIDAK TERPELAJAR, heranlah  mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus”. Saya rela  dianggap sebagai ‘tidak terpelajar’ selama dalam hal pandangan saya  sekelompok dengan rasul-rasul itu, dari pada dianggap kaum intelek,  tetapi mempunyai pandangan sesat seperti anda!
 b) Pernah membaca 1Kor 1:18-31?
 1Kor 1:18-31 - “(18) Sebab PEMBERITAAN TENTANG SALIB MEMANG ADALAH  KEBODOHAN BAGI MEREKA YANG AKAN BINASA, tetapi bagi kita yang  diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. (19) Karena ada  tertulis: ‘Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan  kearifan orang- orang bijak akan Kulenyapkan.’ (20) Di manakah orang  yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia  ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?  (21) Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh  hikmatnya, maka ALLAH BERKENAN MENYELAMATKAN MEREKA YANG PERCAYA OLEH  KEBODOHAN PEMBERITAAN INJIL. (22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda  dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (23) tetapi kami memberitakan  Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan  dan UNTUK ORANG-ORANG BUKAN YAHUDI SUATU KEBODOHAN, (24) tetapi untuk  mereka yang dipanggil, baik rang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi,  Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. (25) Sebab YANG BODOH  DARI ALLAH LEBIH BESAR HIKMATNYA DARI PADA MANUSIA dan yang lemah dari  Allah lebih kuat dari pada manusia. (26) Ingat saja, saudara-saudara,  bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia  tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh,  tidak banyak orang yang terpandang. (27) Tetapi APA YANG BODOH BAGI  DUNIA, DIPILIH ALLAH UNTUK MEMALUKAN ORANG-ORANG YANG BERHIKMAT, dan apa  yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,  (28) dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih  Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa  yang berarti, (29) supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan  diri di hadapan Allah. (30) Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus  Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan  dan menguduskan dan menebus kita. (31) Karena itu seperti ada tertulis:  ‘Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.’”.
 IOANES RAKHMAT : Budi Asali :
 Argumentasi anda menggelikan. Kalau sebelum kematianNya Yesus tidak  pernah memerintah seperti itu, apakah dasarnya sehingga tidak mungkin  bahwa setelah kebangkitanNya Ia memerintahkan seperti itu? Dalam Yoh  16:12 Yesus mengatakan: “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu,  tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya”. Jadi, apanya yang aneh  kalau belakangan Ia mengajarkan apa yang belum pernah Ia ajarkan? Juga  bagaimana dengan kata-kata Yesus dalam Yoh 13:34-35 - “(34) Aku  memberikan PERINTAH BARU kepada kamu, yaitu supaya kamu saling  mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu  harus saling mengasihi. (35) Dengan demikian semua orang akan tahu,  bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.’”.  Karena ini adalah perintah baru, pasti tidak mungkin Yesus  memberikannya; begitukah?
 IR : Mr. Budi Asali menulis: "Argumentasi anda menggelikan. Kalau  sebelum kematianNya Yesus tidak pernah memerintah seperti itu, apakah  dasarnya sehingga tidak mungkin bahwa setelah kebangkitanNya Ia  memerintahkan seperti itu? ..."
 Nah, ini lagi salah satu pokok mendasar yang membedakan pemahaman saya  dari pemahaman anda, yakni tentang Yesus-yang-sudah-dibangkitkan, the  resurrected Jesus.
 Bagi anda, Yesus-yang-bangkit itu berdaging, berkulit, bertulang dan  berotot, dan berjalan-jalan ke sana ke mari, berpindah dalam jasadnya  dari satu tempat ke tempat lain, menembus tembok, mampir di sana sini  tanpa diundang, makan dan minum, lalu kenyang sehingga perlu buang air,  dan tentu perlu pipis di tepi danau, dan seterusnya. Lalu, ia membuka  mulut, mengajar lagi kepada para murid, dan suaranya, kalau ada tape  recorder, bisa direkam, dan, kalau ada video camera digital,  gerak-geriknya bisa difilmkan.
 Bagi saya, Yesus-yang-bangkit bukan seperti itu. Begitu  Yesus-yang-bangkit dipahami seperti anda memahaminya (bodily/physically  resurrected Jesus), bahwa ia makan dan minum sebagaimana layaknya  manusia yang bertubuh, maka akibatnya sangat parah pada keyakinan lain,  keyakinan tentang kenaikan Yesus ke sorga, misalnya. Mengapa? Begitu  organ pencernaan Yesus-yang-bangkit ini aktif bekerja mengolah makanan  dan minuman yang masuk ke perutnya, lalu sistem peredaran darahnya  bekerja mengedarkan sari zat-zat makanan ke seluruh tubuhnya untuk  menghasilkan tenaga, maka .... fungsi organ pencernaan dan peredaran  darah serta metabolisme tubuhnya ini akan terus berfungsi, tidak bisa  dihentikan. Ini berarti Yesus-yang-bangkit itu perlu terus makan dan  minum barang-barang duniawi (roti, ikan, air, antara lain). Nah,  Yesus-yang-bangkit ini sekarang sudah naik ke sorga. Nah, siapakah di  sorga yang akan menyediakan makanan dan minuman duniawi untuk Yesus  sorgawi, supaya ia tidak terkena penyakit maag? Lalu, kalau malaikat  Budi Asali ditugaskan untuk memperlengkapi dapur sorgawi demi Yesus,  maka dimanakah malaikat ini harus membeli barang-barang duniawi itu  (ikan, air, MacDonald BigMac)? Lalu, Tuhan Allah, Bapa Yesus, akan  memanggil tukang batu dan tukang bangunan dari mana untuk membangun  WC/toilet sorgawi untuk Yesus yang kenyang? Dan, Allah sang Bapa, risau,  dari mana ia harus mendatangkan dokter ahli bedah plastik ke sorga  untuk membuat kulit Yesus jangan berkeriput, menua dan akhirnya kering?  Yesus sekarang di sorga sudah 2000 tahun lamanya; nah, kalau kulit-kulit  tubuh dan daging serta otot-ototnya masih segar dan muda terus,  pastilah dokter bedah plastik yang menangani Yesus di sorga itu sangat  hebat dan diperlengkapi dengan teknologi sangat canggih, di samping  tentu saja sudah tersedia obat-obatan hebat untuk hidup kekal, obat-obat  anti-penuaan, di lemari obat sorgawi. Dst. dst. Nah, jadi absurd,  bukan?
Wednesday, September 29, 2010
Debat Teologi Ioanes Rakhmat VS Budi Asali (Part 3)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
 
 
No comments:
Post a Comment