Thursday, February 14, 2008

IR. CIPUTRA: Manusia Unggul Yang Disertai Tuhan


Mewujudkan Visi Membentuk dan Menciptakan Wirausahawan Indonesia

“Wirausahawan adalah seorang yang mampu mengubah Sampah Menjadi Emas”

Pada hari Sabtu, 2 Februari 2008 bertempat di Auditorium Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) yang bernama Gedung Koinonia diadakan acara Seminar dengan Tema Menumbuhkembangkan Jiwa Entrepreneurship di Perguruan Tinggi dengan mengundang Wirausahawan sekaligus pengusaha terkenal di Indonesia yaitu Ir. Ciputra dan juga Ir. Antonius Tanan, MBA, MSc dan Prof DR. Irwan Abdullah dari UGM. Acara ini didukung oleh Universitas Atmajaya (UAJY) dan Universitas Katolik Sanata Dharma (USD) serta UST (Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa).

Acara yang dibuka oleh Rektor UKDW yaitu Pdt. DR. Budianto, diikuti oleh + 700 mahasiswa dari berbagai fakultas dan jurusan, serta beberapa dosen dan praktisi Kewirausahaan. Lewat seminar ini, Pdt. Budianto mengharapkan dapat membangun semangat Kewirausahaan di kalangan anak didik di Perguruan Tinggi bahkan lewat matakuliah KeWirausahaan dan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa).

Sekilas Ir. Ciputra
Nama Ir. Ciputra memang tidak asing bagi masyarakat Indonesia dan kalangan Kristiani. Beliau bersama Ir. Antonius Tanan menulis buku Manusia Unggul yang Disertai Tuhan yang berisi kiat-kiat Ir. Ciputra dalam menjadi manusia Unggul yang diberkati dan disertai Tuhan dalam berbagai bidang kehidupannya baik pekerjaan dan pelayanan Beliau.

Titik balik Ir. Ciputra menjadi pengusaha dan wirausaha adalah waktu ayahnya meninggal ketika ia berusia 14 tahun yang menyebabkan ia mengambil alih kehidupan dan tanggung jawab ekonomi atas keluarganya. Berbagai pekerjaan dilakoninya demi menjadi tulang punggung keluarga. Beliau yang berasal dari Manado ini pernah mengecap pendidikan Teknik Arsitektur di ITB (Institut Teknologi Bandung) dan menjadi pengusaha property dan konsultan dimana-mana.

Meski datang terlambat karena delay pesawat dari Jakarta yang sedang dalam musibah banjir, namun kedatangan Beliau langsung disambut tepuk tangan dan penghormatan dari semua yang hadir. Sebagai orang yang telah sukses dalam karir dan sudah tidak muda lagi, Beliau masih mau menyempatkan membagi pengalaman dan ilmu tentang menjadi wirausahawan yang membuka lapangan kerja bagi sebanyak mungkin orang. Beliau mempunyai visi bahwa 25 tahun lagi, setiap orang di Indonesia akan mempunyai lapangan pekerjaan dan tidak perlu menjadi pengangguran. Untuk itu Beliau dan Ir. Tanan berusaha membuka Ciputra Centre yang mendidik dan melatih semua orang yang ikut program ini untuk menjadi Wirausaha-wirausaha yang berhasil dan membuka lapangan kerja. Lewat Program Project CROWN I dan II serta Program Trustworthy (Entrepreneurship for Community) diharapkan dapat membentuk dan menghasilkan para wirausahawan. CROWN merupakan akronim dari Creativity (Kreativitas), Relationship (Hubungan atau Relasi), Opportunity (Kesempatan), Winner (Pemenang) dan Nothing to Lose (Bukan Pecundang).

Dengan semangat menyala, Beliau menjelaskan bagaimana menjadi wirausaha dan bukan hanya sekedar pengusaha saja serta program-program Beliau untuk mewujudkan visinya menciptakan sebanyak mungkin wirausahawan di Indonesia.

Dalam presentasinya, Ir. Ciputra menjelaskan 3 Ciri Pembeda dari seorang Wirausaha atau Entrepreneur yaitu: mampu menciptakan Kesempatan (Opportunity Creator), mampu menciptakan hal-hal atau ide-ide baru yang orisinal (Innovator), dan terakhir harus berani mengambil risiko dan mempu menghitungnya (Calculated Risk Taker).

Dalam masa penjajahan selama 350 tahun, 12-14 generasi Bangsa Indonesia hidup tanpa ada pendidikan Wirausaha. Penjajahan yang berlangsung lama ini telah mengikis semangat Wirausaha. Untuk itulah Beliau ingin menghidupkan pendidikan kewirausahaan mulai dari bangku sekolah dalam wajah pendidikan di Indonesia.

Adapun 4 macam Entrepreneur diantaranya Business Entrepreneur (sebagai Owner dan Professional), Government Entrepreneur, Academic Entrepreneur, dan Social Entrepreneur. Prinsip 3L (lahir, lingkungan dan latihan) yang mendukung membuat Ir. Ciputra mampu menjadi seorang Entrepreneur dan mendapatkan penghargaan Entrepreneur Terbaik dari Ernst and Young (EY). Di Indonesia sudah ada 400 ribu pengusaha, namun bagi Ir. Ciputra masih perlu diciptakan 4 juta pengusaha lagi yang berjiwa Entreprenurship maka pengangguran di Indonesia akan berkurang drastic dan menjadi negara yang makmur.

Mengubah Sampah Menjadi Emas
“Kita perlu mengubah sampah menjadi uang”, tegas Ir. Ciputra. Untuk itu lewat Ciputra Foundation, beliau mewujudkan visi-visinya bagi Kemajuan Indonesia di bidang Ekonomi. Ir. Antonius Tanan yang juga menjabat sebagai Direktur HRD (Human Resources Development) Ciputra Group dalam paparannya, mengatakan Ir. Ciputra adalah seorang Entrepreneur karena mampu mengubah Sampah Menjadi Emas (sesuatu yang berharga dan bernilai tambah untuk dijual).

Ir. Ciputra yang memiliki 3 Sekolah yaitu Universitas Tarumanegara (UNTAR Jakarta), Universitas Prasetia Mulya (UMP) dan Sekolah Ciputra (SD-SMU) di Surabaya, memaparkan fakta-fakta statistik bahwa Lowongan CPNS untuk 950 orang diikuti oleh para pencari kerja sebanyak 39.622 orang penganggur. Jadi 1 kursi diperebutkan 40 orang pencari kerja. Beliau telah berkecimpung dalam dunia bisnis selam 50 tahun dan memiliki 32 perusahaan di Indonesia dan Mancanegara.

Negara Indonesia memunyai segudang Prestasi dalam SDA (Sumber Daya Alam) yaitu Peringkat 5 untuk Copper dan Nikel, peringkat 7 untuk Gold (Emas) dan Coal (Batubara), Peringkat 8 untuk Gas Alam (Natural Gas), dan Peringkat 3 di Dunia untuk Rubber (Karet).

David McClelland pernah menjelaskan bahwa suatu negara disebut Makmur jika memunyai jumlah Wirausaha (Entrepreneur) minimal 2 % dari jumlah penduduk di negara tersebut. Dalam datanya, Ir. Ciputra menyatakan bahwa USA pada tahun 1993 memunyai 2,14% Wirausahawan, Singapura memunyai 4,24 juta Wirausahawan tahun 2001 (2,1%) dan meningkat menjadi 7,2 % pada tahun 2005. Sedangkan negara kita, Indonesia hanya 0,18 % jumlah Wirausahawan. Sungguh Tragis!!

Beliau mengatakan Mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew yang pernah menjadi orang Semarang semasa kecilnya, dalam waktu 86 tahun telah melakukan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Hal yang paling penting bagi Ir. Ciputra yaitu adalah bagaimana kita mengubah Mental dan Paradigma berpikir orang Indonesia menuju pada Wirausahawan dan ini bisa dimulai sejak bangku sekolah dan terutama di Perguruan Tinggi. Membentuk jiwa wirausaha dibutuhkan Disiplin dan bukan Magic dan Mistik.

Caroline Jenner dalam The Next Generation Survey mengatakan: “We cannot give them jobs, but we can ensure that they have the Core Skills and Competences to Create them.”
Dalam Gagasan mengenai QUANTUM LEAP, Ir. Ciputra menyatakan kita perlu melompat ke depan dan mengejar ketertinggalan. Visi Besar Ir. Ciputra lewat berbagai program Entrepreneurshipnya yaitu agar 25 tahun lagi, juumlah Wirausahawan di Indonesia akan meningkat 0,18% menjadi 2 % untuk mewujudkan Negara Makmur menurut Kriteria David McClelland.

Dalam sesi Tanya jawab, sangat terlihat antusias para peserta dengan banyaknya antrian para penanya, sehingga pertanyaan harus to the point dan jelas. Pak Ciputra dengan semangat langsung menjawab dengan singkat dan jelas.

Setelah seminar dilanjutkan dengan makan siang bersama antara pihak Universitas dan para pejabat bidang akademik 4 Universitas tersebut dengan tim Ir. Ciputra untuk membicarakan rencana-rencana dan follow up ke depannya. Ir Ciputra didampingi putranya, Ir. Cakra Ciputra. Malam sebelumnya, diadakan acara penghargaan bagi para Entrepreneur di Jogja yang mengikuti Program Wirausaha Ciputra Foundation. Ciputra sangat mengharapkan adanya kerja sama yang baik dan nyata antara Pemerintah, para pengusaha dan lingkungan Perguruan Tinggi dalam mewujudkan visi Indonesia Makmur 25 tahun mendatang.

3 comments:

Anonymous said...

Pak Ciputra adalah pelayan Tuhan di Gereja Tiberias yang mengajarkan kesembuhan melalui minyak urapan dan perjamuan kudus.

dede wijaya said...

Sangat disayangkan beliau bergabung dalam Gereja yang Tidak Alkitabiah pengajarannya. alangkah baiknya jika beliau bergabung di gereja alkitabiah seperti GBIA Graphe.

Cliff said...

terlalu kerdil memandang sesuatu. agama gereja tidak menyelamatkan. maaf terlalu farisi sekali, kalau di muslim terlalu syariat banget