Tuesday, October 23, 2018

Bahaya Kecanduan Smartphone dan Media Sosial

Berikut ini adalah kutipan-kutipan dari dokumentari BBC Mind Control: The Dark Side of Your Phone – “’Orang-orang dalam memberitahu kita bahwa perusahaan-perusahaan media sosial, melacak begitu banyak data, setiap swipe dan klik anda, dan menganalisa semua itu secara langsung.’ Lalu Artificial Intelligence akan memakai semua itu untuk mengadaptasikan apa yang anda lihat di layar anda supaya anda akan kembali lagi terus dan terus. Asa Raskin, yang mendesain scroll tak berujung [endless scroll] dan fitur-fitur app populer lainnya, mengatakan ‘Kita sedang berada dalam eksperimen perilaku terbesar yang pernah dilihat di dunia. Anda sedang berada dalam eksperimen senantiasa. Hal-hal seperti mengubah warna tombol ‘like’ anda. Apakah biru yang seperti ini, ataukah seharusnya sedikit lebih merah? Dan mereka akan terus mencoba sampai mereka menemukan bentuk dan warna yang sempurna yang akan memaksimalkan anda terus scrolling. Di balik setiap gambar di telepon anda, secara literal ada ribuan insinyur yang mencoba untuk membuatnya secara maksimum membuat orang ketagihan. Seolah-olah mereka mengambil kokain perilaku dan menaburkannya di atas semua interface anda.’ Asa berkata, ‘Saya tidak mau pikiran saya dibajak.’ Jadi dia melakukan hal-hal seperti menginstall sangat sedikit app, dan membuat handphonenya hitam putih, bukan berwarna. 
Scrolling tak berujung adalah desain yang didasarkan pada eksperimen sup, yang menunjukkan bahwa jika semangkuk sup diisi ulang tanpa henti, tanpa pengetahuan orang yang makan, ia akan makan lebih banyak, karena tidak ada sinyal bahwa makanan sudah selesai. Tanpa desain scrolling tak berujung, anda akan scrolling sampai ke akhir halaman dan harus mengklik ke halaman berikut, tetapi scrolling tak berujung tidak memiliki akhir. ‘Kami menemukan bahwa jika anda tidak memberikan kepada orang sinyal untuk berhenti, ia akan terus scrolling. Kami menemukan bahwa teknik desain kami menjadi sedemikian kuat, sehingga orang-orang ketagihan.’ Sean Parker, co-founder dari Napster dan juga presiden pendiri dari Facebook, menggambarkan tujuan pertama perusahaan itu sebagai berikut: ‘Bagaimana kita bisa menghabiskan sebanyak mungkin waktu anda dan perhatian anda? Dan itu berarti kami perlu memberikan anda semacam dosis kecil dopamin setiap selang beberapa lama, karena ada orang yang ‘like’ atau berkomentar atas suatu foto atau tulisan anda, atau apapun itu.’ 
Keseluruhan industri perjudian dibangun di atas dasar hadiah yang diiming-imingkan tetapi tidak dapat diprediksi. Apakah smartphone kita bisa seperti semacam mesin slot [mesin judi], atau bahkan lebih buruk? Industri perjudian menyebut semua pernak-perni di kasino-kasino – berbagai permainan cahaya dan bunyi dan aksi dan musik – sebagai ‘jus.’ Smartphone kita juga memiliki ‘jus.’ Profesor Catherine Winstanley, yang telah melakukan riset mutakhir mengenai bagaimana dopamine menyebabkan ketagihan, berkata, “Hadiah-hadiah yang tidak terduga mengaktivasi pengalaman dopamine. Saya rasa ada elemen-elemen desain pada app-app di smartphone, yang mirip dengan permainan elektronik. Jadi jika smartphone anda merekrut dan mengaktivasi sistem dopamine anda dengan cara yang sama yang terjadi ketika seseorang berjudi, maka hal ini mengimplikasikan bahwa kedua perilaku ini bisa membuat ketagihan, sama seperti kecanduan obat.” (See also “Dopamine, Smartphones & You” by Trevor Haynes, sitn.hms.harvard.edu.)
(Berita Mingguan GITS 6 Oktober 2018 diterjemahkan oleh Dr. Steven Liauw, sumber: www.wayoflife.org)

No comments: