Banyak  orang Kristen  membaca Alkitab mendapatkan Abraham kaya raya, Yakub kaya  raya, lalu  berpikir bahwa orang-orang yang percaya Yesus juga akan kaya  raya  seperti mereka. Bahkan ada kelompok yang menyuruh pengikutnya  menirukan  doa Yabes dalam I Tawarikh 4:10.
Pemimpin   rohani yang tidak rohani serta tidak mengerti kebenaran biasanya akan   menyesatkan dan mengecewakan pengikutnya. Padahal jika seseorang  cerdas,  ia akan sadar bahwa pemimpin yang menghimbau pengikutnya  mengejar  kekayaan materi, pasti hatinya sendiri sangat terarah kepada  harta  materi. Ia tidak akan segan-segan memanipulasi pengikutnya untuk  perkara  materi. 
Penulis   pernah mendengar ada seorang pengkhotbah wanita yang diundang ke   Makasar, dan dijemput dengan mobil kijang. Ia akan terbang kembali ke   Jakarta jika mereka tidak datang kembali dengan mobil Mercy. Alasannya   adalah ia anak Raja dan Hamba Allah. Seandainya yang menjemputnya cerdas   dan tahu kebenaran rohani, mestinya segera suruh dia balik ke Jakarta.   Bukankah Tuhan Yesus berkata barangsiapa yang ingin menjadi lebih  besar  ia harus menjadi pelayan atas yang lain?
Lalu   mengapa ada pemimpin rohani yang tidak rohani yang sangat menekankan   perkara materi? Jawabannya adalah karena semua pengikutnya juga   orang-orang yang datang untuk mencari perkara materi. Mereka memenuhi   nubuatan Alkitab yang berkata mereka saling menyesatkan.
Abraham   hidup di zaman ibadah simbolik. Berkat dan penyertaan Tuhan  disimbolkan  dengan materi dan keamanan jasmani. Rasul Paulus hidup di  zaman ibadah  hakekat, rohani dan kebenaran.
Penyertaan   Tuhan dan berkatnya bersifat hekekat dan rohani. Rasul Paulus berkata,   “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus   telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga"   (Ef.1:3). Rasul Paulus sangat mengerti bahwa Ia telah memiliki segala   berkat dan kemuliaan yang diberikan sehubungan dengan statusnya yang di   dalam Kristus.
Bahkan   semua penderitaan yang dialaminya di dalam Kristus di dunia ini akan   ditukarkan dengan harta dan kemuliaan sorgawi. Tentu bukan untuk Rasul   Paulus saja melainkan juga kepada setiap orang yang di dalam Kristus.   Kita tidak di zaman Abraham, melainkan di Zaman Rasul Paulus.***
 
 
No comments:
Post a Comment