Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik. Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil, tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara. Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita (Filipi 1:15-18).
Injil Iri Hati
Rasul Paulus mensinyalir ada injil yang agak aneh beredar di Filipi. Ternyata selain ada Injil yang benar dan yang diberitakan dengan tulus ikhlas dan maksud yang baik, terdapat juga injil yang diberitakan dengan maksud tidak ikhlas atau kepentingan sendiri.
Orang-orang yang memberitakan injil tidak ikhlas itu berpikir bahwa dengan berbuat itu mereka akan menambah berat hukuman Paulus. Mungkin mereka berkata, “Paulus mengatakan bahwa Yesus, seorang Nazaret yang telah dihukum mati adalah raja, adalah juruselamat manusia. Siapa pun yang mau masuk Sorga harus melalui Yesusnya Paulus” dengan nada mengejek dan dengan maksud agar kaisar dan para raja tersinggung sehingga memperberat hukuman Paulus.
Tetapi yang menarik di sini adalah bahwa tuduhan mereka terhadap berita yang disampaikan Rasul Paulus ternyata benar dan itu adalah kebenaran. Memang benar bahwa Yesus Kristus adalah raja, dan memang benar bahwa Dia adalah Juruselamat satu-satunya. Terhadap Injil yang mereka sampaikan tentu Rasul Paulus tidak keberatan karena memang benar, hanya mereka membawakannya dalam sikap sinis dan dengan maksud yang jahat.
Jika anda search di Internet nama Suhento Liauw, kalau mereka belum menghapusnya, anda akan bertemu dengan blog yang berjudul “Suhento Liauw MEMBUAL Karena Yesus Hanya Menebus Dosa Orang Pilihan.” Di dalam blog Hai-hai itu mereka membahas bahwa Dr. Suhento Liauw telah membual karena mengatakan bahwa Yesus Kristus menebus dosa seisi dunia. Menurut mereka, tentu kaum Calvinis, Yesus hanya menebus dosa orang-orang pilihan saja.
Kasus ini mirip dengan kasus di Filipi, dimana tuduhan mereka terhadap Injil yang diberitakan Rasul Paulus sesungguhnya adalah kebenaran. Demikian juga dengan tuduhan mereka terhadap Injil yang diberitakan oleh Dr. Liauw, itu adalah kebenaran. Mengenai Yesus Kristus menebus dosa seisi dunia, itu bukan tidak ada dasar ayatnya, coba baca ayat-ayat berikut;
Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia (Yoh.1:29).
Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya (I Tim.4:10).
Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia (Ibr.2:9).
Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia (I Yo.2:2).
Perbedaan antara orang Filipi dengan kelompok Calvinis yang menuduh Dr. Suhento Liauw adalah bahwa orang Filipi masih dalam kerangka Injil yang benar hanya maksud/tujuan tidak tulus, sedangkan Calvinis mungkin kebalikannya yaitu tujuannya masih baik namun injilnya justru yang salah.
Kelompok Calvinis karena saking menjunjung tinggi John Calvin telah kehilangan akal sehat dan menjadi buta, tidak sanggup membaca dan memahami ayat-ayat Alkitab yang sangat gamblang dan jelas bahwa Yesus Kristus dihukumkan di kayu salib bagi dosa seisi dunia. Akal sehat mereka tersendat sehingga memaksakan bahwa Yesus Kristus disalibkan hanya untuk orang-orang pilihan saja sambil memelintir ayat-ayat di atas yang sudah sangat jelas.
Tujuan Salah Atau Injilnya Salah
Injil kelompok Calvinis (gereja Reformed & Presbyterian) itu tidak seperti Injil Filipi melainkan kebalikannya. Sebenarnya itu terjadi di Roma ketika Rasul Paulus dipenjarakan. Tetapi karena diungkapkan di dalam surat kepada jemaat Filipi, saya menyebutnya Injil Filipi. Injil Filipi adalah Injilnya (doktrin Keselamatannya) masih benar tetapi motivasinya salah. Sedangkan Injil Calvinisme adalah motivasinya masih benar, namun Injilnya (doktrin Keselamatannya) salah. Coba renungkan yang manakah yang lebih berbahaya, Injilnya benar dengan motivasinya salah atau motivasinya benar dengan injil yang salah? Injil yang benar, diberitakan dengan motivasi yang salah, masih dapat menyelamatkan orang yang mendengarkan Injil itu. Tetapi injil yang salah dengan motivasi yang benar tidak dapat menyelamatkan orang yang mendengarkannya sekalipun disampaikan dengan maksud tujuan yang murni.
Inilah yang menyebabkan penulis sangat kuatir dengan injil calvinistik yang telah merusak kekristenan di Eropa. Jika seseorang mendengar bahwa Allah telah menetapkan segala sesuatu dalam sebuah dekritnya di dalam kekekalan, maka kesimpulannya ialah bahwa Allahlah yang telah menetapkan orang miskin dan kaya, orang cacat dan sehat, penindas yang tertindas, termasuk semua kejahatan yang muncul di muka bumi. Daripada mempercayai Allah yang sedemikian jahat ini, lebih baik percaya tidak ada Allah (atheis).
Jumlah persentase orang Kristen di Eropa yang menghadiri kebaktian semakin menurun. Yang hadir kebaktian saja sedikit sekali (sekitar 5%), bayangkan hanya berapakah jumlah mereka yang benar-benar lahir baru. Injil Calvinisme yang mengajarkan bahwa Allah menetapkan Adam jatuh ke dalam dosa, menghancurkan nalar sehat dan meruntuhkan keharuman pribadi Allah sebagai pencipta yang maha kasih. Injil ini telah menyebabkan berkembangnya atheisme, karena ketika nalar sehat mereka tidak bisa terima keberadaan Allah yang demikian, batu akal sehat mereka mengayun ke sisi lain, yaitu tidak ada Allah.
Injil yang benar sekalipun disampaikan dengan motivasi yang salah ia masih tetap akan menyelamatkan pendengarnya. Itulah sebabnya Rasul Paulus tidak keberatan dengan injil demikian karena isi Injilnya benar. Tetapi sebaliknya injil yang salah sekalipun dengan motivasi yang tulus ia tidak dapat menyelamatkan, ia akan meruntuhkan kekristenan dan akan menenggelamkan pendengarnya ke dalam neraka. Waspadalah!
Sumber: Pedang Roh Edisi 62 Tahun XV Januari-Februari-Maret 2010
Injil Iri Hati
Rasul Paulus mensinyalir ada injil yang agak aneh beredar di Filipi. Ternyata selain ada Injil yang benar dan yang diberitakan dengan tulus ikhlas dan maksud yang baik, terdapat juga injil yang diberitakan dengan maksud tidak ikhlas atau kepentingan sendiri.
Orang-orang yang memberitakan injil tidak ikhlas itu berpikir bahwa dengan berbuat itu mereka akan menambah berat hukuman Paulus. Mungkin mereka berkata, “Paulus mengatakan bahwa Yesus, seorang Nazaret yang telah dihukum mati adalah raja, adalah juruselamat manusia. Siapa pun yang mau masuk Sorga harus melalui Yesusnya Paulus” dengan nada mengejek dan dengan maksud agar kaisar dan para raja tersinggung sehingga memperberat hukuman Paulus.
Tetapi yang menarik di sini adalah bahwa tuduhan mereka terhadap berita yang disampaikan Rasul Paulus ternyata benar dan itu adalah kebenaran. Memang benar bahwa Yesus Kristus adalah raja, dan memang benar bahwa Dia adalah Juruselamat satu-satunya. Terhadap Injil yang mereka sampaikan tentu Rasul Paulus tidak keberatan karena memang benar, hanya mereka membawakannya dalam sikap sinis dan dengan maksud yang jahat.
Jika anda search di Internet nama Suhento Liauw, kalau mereka belum menghapusnya, anda akan bertemu dengan blog yang berjudul “Suhento Liauw MEMBUAL Karena Yesus Hanya Menebus Dosa Orang Pilihan.” Di dalam blog Hai-hai itu mereka membahas bahwa Dr. Suhento Liauw telah membual karena mengatakan bahwa Yesus Kristus menebus dosa seisi dunia. Menurut mereka, tentu kaum Calvinis, Yesus hanya menebus dosa orang-orang pilihan saja.
Kasus ini mirip dengan kasus di Filipi, dimana tuduhan mereka terhadap Injil yang diberitakan Rasul Paulus sesungguhnya adalah kebenaran. Demikian juga dengan tuduhan mereka terhadap Injil yang diberitakan oleh Dr. Liauw, itu adalah kebenaran. Mengenai Yesus Kristus menebus dosa seisi dunia, itu bukan tidak ada dasar ayatnya, coba baca ayat-ayat berikut;
Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia (Yoh.1:29).
Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya (I Tim.4:10).
Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia (Ibr.2:9).
Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia (I Yo.2:2).
Perbedaan antara orang Filipi dengan kelompok Calvinis yang menuduh Dr. Suhento Liauw adalah bahwa orang Filipi masih dalam kerangka Injil yang benar hanya maksud/tujuan tidak tulus, sedangkan Calvinis mungkin kebalikannya yaitu tujuannya masih baik namun injilnya justru yang salah.
Kelompok Calvinis karena saking menjunjung tinggi John Calvin telah kehilangan akal sehat dan menjadi buta, tidak sanggup membaca dan memahami ayat-ayat Alkitab yang sangat gamblang dan jelas bahwa Yesus Kristus dihukumkan di kayu salib bagi dosa seisi dunia. Akal sehat mereka tersendat sehingga memaksakan bahwa Yesus Kristus disalibkan hanya untuk orang-orang pilihan saja sambil memelintir ayat-ayat di atas yang sudah sangat jelas.
Tujuan Salah Atau Injilnya Salah
Injil kelompok Calvinis (gereja Reformed & Presbyterian) itu tidak seperti Injil Filipi melainkan kebalikannya. Sebenarnya itu terjadi di Roma ketika Rasul Paulus dipenjarakan. Tetapi karena diungkapkan di dalam surat kepada jemaat Filipi, saya menyebutnya Injil Filipi. Injil Filipi adalah Injilnya (doktrin Keselamatannya) masih benar tetapi motivasinya salah. Sedangkan Injil Calvinisme adalah motivasinya masih benar, namun Injilnya (doktrin Keselamatannya) salah. Coba renungkan yang manakah yang lebih berbahaya, Injilnya benar dengan motivasinya salah atau motivasinya benar dengan injil yang salah? Injil yang benar, diberitakan dengan motivasi yang salah, masih dapat menyelamatkan orang yang mendengarkan Injil itu. Tetapi injil yang salah dengan motivasi yang benar tidak dapat menyelamatkan orang yang mendengarkannya sekalipun disampaikan dengan maksud tujuan yang murni.
Inilah yang menyebabkan penulis sangat kuatir dengan injil calvinistik yang telah merusak kekristenan di Eropa. Jika seseorang mendengar bahwa Allah telah menetapkan segala sesuatu dalam sebuah dekritnya di dalam kekekalan, maka kesimpulannya ialah bahwa Allahlah yang telah menetapkan orang miskin dan kaya, orang cacat dan sehat, penindas yang tertindas, termasuk semua kejahatan yang muncul di muka bumi. Daripada mempercayai Allah yang sedemikian jahat ini, lebih baik percaya tidak ada Allah (atheis).
Jumlah persentase orang Kristen di Eropa yang menghadiri kebaktian semakin menurun. Yang hadir kebaktian saja sedikit sekali (sekitar 5%), bayangkan hanya berapakah jumlah mereka yang benar-benar lahir baru. Injil Calvinisme yang mengajarkan bahwa Allah menetapkan Adam jatuh ke dalam dosa, menghancurkan nalar sehat dan meruntuhkan keharuman pribadi Allah sebagai pencipta yang maha kasih. Injil ini telah menyebabkan berkembangnya atheisme, karena ketika nalar sehat mereka tidak bisa terima keberadaan Allah yang demikian, batu akal sehat mereka mengayun ke sisi lain, yaitu tidak ada Allah.
Injil yang benar sekalipun disampaikan dengan motivasi yang salah ia masih tetap akan menyelamatkan pendengarnya. Itulah sebabnya Rasul Paulus tidak keberatan dengan injil demikian karena isi Injilnya benar. Tetapi sebaliknya injil yang salah sekalipun dengan motivasi yang tulus ia tidak dapat menyelamatkan, ia akan meruntuhkan kekristenan dan akan menenggelamkan pendengarnya ke dalam neraka. Waspadalah!
Sumber: Pedang Roh Edisi 62 Tahun XV Januari-Februari-Maret 2010
1 comment:
Post a Comment