Saturday, April 04, 2009

Berita Mingguan 04 April 2009

KETIDAKPERCAYAAN USKUP AGUNG CANTERBURY
Rowan Williams, Uskup Agung Canterbury, mengklaim bahwa Allah tidak akan mengintervensi untuk menyelamatkan dunia. Setelah menggambarkan berbagai skenario kiamat yang disebabkan oleh hal-hal seperti global warming atau bioterorisme, pemimpin Komuni Anglikan sedunia tersebut mengatakan: "mengusulkan bahwa Allah mungkin akan intervensi untuk melindungi kita dari praktek-praktek kita bersama yang bodoh adalah sama tidak kristiani dan tidak Alkitabiahnya dengan mengusulkan bahwa Ia akan melindungi kita dari konsekuensi kebodohan atau dosa kita secara individu" ("God Won't Rescue World from Stupidity," USA Today, 27 Maret 2009). Pemimpin gereja yang buta rohani ini menambahkan bahwa "tidak akan ada jaring pengaman yang menjamin bagi kita suatu happy ending (akhir yang bahagia) di dunia ini." Faktanya adalah, kita tidak tahu apapun mengenai masa depan secara pasti kecuali hal-hal yang telah Allah singkapkan dalam Kitab Suci, dan di sana kita temukan bahwa dunia tidak akan berakhir karena bencana alam yang disebabkan manusia. Sebaliknya, Yesus Kristus akan kembali dalam kuasa dan kemuliaan dan mendirikan kerajaan Allah yang mendunia, memerintah dengan gada besi. "Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. Kata mereka: `Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan' " (2 Pet. 3:3-4)

GILA AKAN SELF-ESTEEM (HARGA DIRI) MENCIPTAKAN GENERASI ORANG-ORANG EGOIS
Berikut ini disadur dari "Praising Obsession Creates Generation of Egotistical Students," London Telegraph, 15 Maret 2009: "Obsesi terhadap self-esteem (harga diri) anak-anak sedang menimbulkan narsisme, kata Dr. Carol Craig, pemimpin dari pusat percaya diri dan kesejahteraan di Glasgow..... Staf sekolah dan para orang tua merasa mereka tidak boleh mengkritik anak-anak mereka karena takut melukai mereka, menurut Dr. Craig, dan ini menciptakan bagi mereka (anak-anak) suatu mentalitas "semuanya tentang saya." Dia mengklaim, bahwa para ibu dan ayah kini sering memberitahu guru-guru bahwa `buruk bagi harga dirinya' jika putra mereka tidak lulus ujian mengeja, atau bahwa putri mereka menjadi `tidak bahagia' karena tidak mendapat peran dalam proyek pantomim di sekolah. Dr. Craig menyatkan bahwa agenda self-esteem, yang telah diimpor dari Amerika Serikat, adalah `ide yang sedang naik daun' tetapi telah diterapkan terlalu jauh dan dia mendesak sekolah-sekolah untuk kembali memainkan peran sebagai pendidik, bukan psikologis. Dia mengatakan bahwa obsesi terhadap harga diri anak-anak sedang menimbulkan narsisme. Berbicara di konferensi Association of School and College Leaders di Birmingham, Dr. Craig berkata: "Orang-orang yang narsis akan menjadi orang tua, karyawan, dan partner yang sangat buruk dalam suatu hubungan. Ini bukanlah suatu karakteristik yang positif. Ada bahaya bahwa kita justru sedang mendorong hal ini.'....Konferensi itu mendengarkan cerita bagaimana seorang guru matematika di suatu sekolah membenarkan seorang murid yang menulis angka nol di tempat yang salah. Murid itu menjawab: `Terima kasih, tetapi saya lebih suka cara saya.'"

BIARAWATI KATOLIK MENGGAMBARKAN IMORALITAS YANG MERAJALELA DIANTARA IMAM-IMAM DAN SUSTER-SUSTER
Berikut ini dikutip dari "Catholic Church Stung by Autobiography, " The Independent, London, Feb. 20, 2009: "Cerita seorang mantan biarawati yang mendetilkan hubungan gelap, pelecehan seksual dan pemalakan di biara tempat ia menjalani hidupnya selama tiga dasawarsa, menimbulkan kegemparan di gereja Katolik di Kerala, sebuah negara bagian India di daerah selatan. Dalam buku "Amen – an Autobiography of a Nun," suster Jesme mengatakan bahwa ketika dia menjadi seorang biarawati, dia menemukan imam-imam yang memaksa para novice (gadis-gadis yang sedang menunggu untuk menjadi biarawati) untuk berhubungan seks dengan mereka. Juga ada hubungan homoseksual yang rahasia di antara para biarawati dan suatu ketika dia pernah dipaksa untuk masuk dalam hubungan seperti itu dengan biarawati lain yang mengatakan bahwa ia lebih suka yang seperti demikian karena tidak mungkin menjadi hamil. `Saya mau mengekspresikan perasaan saya dan menjelaskan apa yang terjadi pada saya....Saya mau orang-orang untuk tahu bagaimana saya telah menderita,' dia bercerita kepada The Independent tadi malam, berbicara dari kota Kozhikode... ...Suster Jesme, yang tahun lalu turun dari posisi kepala sekolah sebuah sekolah tinggi Katolik di Thrissur, mengklaim bahwa para suster senior berusaha untuk memasukkan dia ke dalam institusi sakit jiwa setelah dia bersuara melawan mereka.....Kemarin malam, seorang juru bicara ordo Syro-Malabar dari Roma Katolik, Dr. Paul Thelakkat, mengacuhkan semua tuduhan Suster Jesme sebagai sebuah "buku hal-hal yang remeh." `Itu adalah pengalaman dia, tetapi hal-hal seperti ini bisa saja masuk ke dalam kehidupan komunitas,' dia menjelaskan. Ketika ditanya apakah gereja syok oleh semua tuduhan tersebut, ia menjawab: `Sama sekali tidak. Gereja tahu akan hal-hal ini.'"

PANDANGAN RASISME PARA EVOLUSIONIS AWAL
Charles Darwin dan para bapa teori evolusi lainnya, adalah orang-orang rasis (menjunjung suku bangsa sendiri, merendahkan/ membenci suku bangsa lain). Dan sungguh, jika evolusi itu benar, maka rasisme adalah kesimpulan yang pantas, karena dengan begitu artinya tipe-tipe orang tertentu lebih maju dibandingkan lainnya, sama seperti manusia lebih maju dari (menurut mereka) nenek moyangnya, yaitu para kera. Darwin mengatakan: "Di suatu waktu di masa depan, tidak terlalu jauh sampai berabad-abad, ras-ras manusia yang beradab hampir pasti akan memusnahkan, dan menggantikan, ras-ras buas yang ada di seluruh dunia.....Perbedaan antara manusia dengan temannya yang paling dekat, pada saat itu akan jauh lebih lebar, karena akan memisahkan antara manusia yang lebih beradab lagi, demikian kita harap, daripada ras Caucasian, dengan kera-kera yang rendah seperti babon, dibandingkan dengan hari ini [di mana perbedaannya adalah] antara kaum negro atau Australia (aborigin) dengan gorila" (The Descent of Man and Selection in Relation to Sex, 1871, hal. 21-42). Ernst Haeckl mengatakan, "Orang Caucasian, atau orang Mediterannian (Homo Mediterraneus) , telah sejak waktu lampau yang tak teringat lagi, ditaruh sebagai pemimpin semua ras manusia, sebagai yang telah berkembang paling jauh dan paling sempurna" (The History of Creation, 1868, vol. 2, hal. 321). Teman Darwin, Thomas Huxley mengatakan, "Tidak ada orang yang rasional, yang tahu akan fakta-fakta, akan percaya bahwa rata-rata negro adalah setara dengan, apalagi superior dibandingkan dengan, orang kulit putih" (Lectures and Lay Sermons, 1871, hal. 115). Mengklaim bahwa manusia berevolusi, namun bahwa semua manusia sama dan bahwa tujuan dalam kehidupan adalah kontradiksi.
Dr. Liauw: Dari sudut pandang orang Kristen yang percaya Alkitab, tidak ada banyak ras (Caucasian, Mongoloid, Australoid, dll). Yang ada hanya satu ras: yaitu ras manusia. Ini karena semua manusia berasal dari Adam dan Hawa. Memang ada banyak suku dan bangsa, tetapi satu ras saja, ras manusia.

Sumber: Way of Life Ministry, Friday Church News Notes
Penerjemah: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary
(Didistribusikan dengan gratis, dengan mencantumkan informasi sumber di atas)
Untuk berlangganan, kirim email ke: gits_buletin-subscribe@yahoogroups.com

No comments: