PARA ILMUWAN TIDAK MEMPERCAYAI METODE PENANGGALAN RADIOMETRI
(Berita Mingguan GITS 21 Juni 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini dari www.creationmoments.com, 11 Maret 2014: “Seberapa baguskah penanggalan menggunakan radio-karbon? Ketika melaporkan sebuah penemuan arkeologi yang menarik, majalah-majalah sains yang populer memberitahu para pembaca, misalnya, bahwa suatu artifak buatan manusia berusia 40.000 tahun. Beberapa tahun lalu, sering ditemukan adanya angka toleransi-nya, misal plus minus 1500 tahun. Angka toleransi ini secara efektif menimbulkan kesan bahwa ada ketepatan objektif pada pikiran pembaca. Hari ini angka toleransi jarang dipakai. Metode radiokarbon dikembangkan pada tahun 1948 dan pada waktu itu dipercayai sebagai jawaban ultimat bagi masalah penanggalan yang dihadapi oleh para arkeolog. Tetapi metode ini tidak berhasil memenuhi janjinya, dan hari ini tidak dipercayai oleh komunitas ilmuwan kecuali jika didukung oleh metode penanggalan kedua yang lainnya. Sebagai contoh, ketika para ilmuwan mengukur, dengan radiokarbon, usia sebuah tulang mammoth yang dipakai sebagai pengeruk kulit, yang ditemukan di Yukon, adalah sangat jelas bahwa manusia dan mammoth hidup bersamaan pada waktu itu, tetapi menurut penanggalan radiokarbon, tulang itu berusia 25.000-32.000 tahun. Tetapi, hasil ini menempatkan manusia di benua Amerika Utara 20.000 tahun sebelum katanya manusia tiba di sana! Pada akhirnya, sebuah metode penanggalan kedua, memakai akselerator nuklir, dipakai, dan tulang yang sama ditanggali hanya 2000 tahun yang lalu! Contoh seperti ini jamak terjadi, dan orang-orang Kristen yang percaya Alkitab tidak perlu khawatir bahwa penanggalan dari radiokarbon bisa menyanggah Alkitab dengan cara apapun. Notes:‘Old Crow Bones and Radiocarbon Dating,’ Creation Ex Nihilo, Vol 9, No. 4, hal. 13.”
MAHKAMAH AGUNG INDIA MEMBUAT KEPUTUSAN MENDUKUNG IDENTITAS TRANS-SEKSUAL
(Berita Mingguan GITS 7 Juni 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari “Indian Court Recognizes Gender Self-identification,” CNN, 16 April 2014: “Dalam sebuah keputusan yang disebut bersejarah oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia, Mahkamah Agung India pada hari selasa memberikan kepada orang-orang trans-seksual dan trans-gender di negara itu hak untuk menentukan jenis kelaim sendiri. Keputusan tersebut berarti bahwa orang-orang trans-seksual dan trans-gender dan orang-orang yang mengidentifikasi diri sebagai “berjenis kelamin tipe ketiga” tida akan diharuskan untuk menyertakan bukti medis tentang jenis kelamin mereka, dan akan diakui oleh pemerintah sebagai anggota dari kelompok jenis kelamin tersebut, kata Tripti Tandon, seorang pengacara yang terlibat kasus tersebut. Kasus itu diajukan atas nama kelompok trans-seksual dan 'hijra,' atau kelompok jenis kelamin ketiga. 'Mahkamah Agung memutuskan bahwa setiap orang memiliki hak dasar untuk mengidentifikasi jenis kelamin mereka dan diakui oleh hukum tanpa diskriminasi,' kata Tandan. 'Dan jenis kelamin ini ditentukan oleh diri sendiri, bukan ditentukan secara medis atau melalui operasi.' ...Keputusan pengadilan ini menyatakan bahwa 'identitas jenis kelamin adalah integral bagi kehormatan seseorang dan ada pada inti otonomi pribadi dan determinasi diri.' Orang-orang hijra, demikian kata keputusan itu, harus dianggap sebagai tipe jenis kelamin ketiga, 'mengatasi sistem dua jenis kelamin yang saat ini berlaku di Undang-Undang kita.'”
ILMU PENGETAHUAN MENCOBA UNTUK MELIHAT
(Berita Mingguan GITS 7 Juni 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari www.creationmoments.com, 27 Januari 2014: “Para ilmuwan telah mencoba untuk membuat sebuah mesin yang dapat melihat sebaik mata manusia. Dalam proses usaha mereka tersebut, mereka mendapatkan rasa penghargaan yang baru terhadap karunia penglihatan. Pertama-tama, mereka belajar bahwa tidak ada chip komputer hari ini yang bisa mulai melakukan apa yang dilakukan oleh retina. Retina adalah suatu lembaran membran tipis, seperti pembungkus makanan yang melekat di bagian belakang mata. Retina mengandung sel-sel batang dan kerucut dan mengubah gambar dari lensa menjadi sinyal-sinyal kimia yang lalu dikirim ke otak. Retina diperkirakan mengandung setara dengan dua puluh lima milyar transistor! Seorang ahli telah memperkirakan bahwa sebuah chip komputer yang bisa mulai melakukan apa yang dilakukan oleh retina, akan berukuran sekitar setengah juta kali lebih besar daripada retinamu, memuat lebih dari satu juta transistor, dan seberat 50an kg. Ia juga akan membutuhkan sistem pendingin! Bahkan dengan semua ini, alat itu tidak akan bisa melihat terlalu baik. Ia hanya akan mampu menangani wilayah seluas sekitar dua ribu pixel, sementara mata kita mampu menangani lima kali lipat itu. Sungguh, ilmu pengetahuan memberikan kesaksian yang baik bahwa mata tidak mungkin dihasilkan oleh evolusi dan hanya dapat diciptakan oleh seorang Pencipta yang maha bijak!
GEREJA BAPTIS DIINVESTIGASI KARENA MEMPERINGATKAN TENTANG NERAKA
(Berita Mingguan GITS 14 Juni 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Sebuah gereja Baptis di Inggris diperiksa tiga minggu yang lalu setelah memasang pesan di papan buletin mereka yang ada di luar bangunan, dengan kata-kata, “Jika kamu berpikir tidak ada Allah, kamu harus yakin sekali bahwa kamu benar,” di atas sebuah foto kobaran api. Setelah seubah “komplain” diajukan oleh seseorang yang “tersinggung,” polisi membuka sebuah investigasi “kejahatan kebencian” (hate crime) terhadap Attleborough Baptist Church di Norfolk, dan Gembala Sidang John Rose setuju untuk menurunkan psan yang menyinggung itu. Seorang jurubicara polisi mengatakan bahwa masalah itu “telah dicatat sebagai sebuah insiden kebencian” (“Police investigate Attleborough church ‘hate incident,” Wymondham and Attleborough Mercury, 9 Juni 2014). Robert Gladwin, pihak yang “tersinggung” yang melaporkan komplainnya itu, mengatakan, “Saya sungguh terkejut. Kita hidup di abad 21 dan mereka menaruh pesan seperti itu – bahwa non-Kristen akan terbakar di neraka – untuk menakut-nakuti orang untuk bergabung kepada mentalitas mereka. Pengertian dasar saya adalah bahwa kekristenan itu bersifat inklusif dan mengasihi.”
Mr. Gladwin gagal untuk memahami dasar-dasar ABC dari sifat Allah dan Injil Yesus Kristus, dan itu tidak mengherankan mengingat kondisi sesat dari kebanyakan gereja-gereja di Inggris. Neraka bukanlah sekedar suatu peringata, melainkan adalah hukum Allah dan realita, sama seperti gravitasi dan kematian. Allah adalah kudus dan adil dan Dia akan menghukum dosa. Dari sejak awal sejarah manusia, Allah telah memperingatkan bahwa upah dosa ialah maut, dan ini mencakup baik kematian fisik maupun kekal di dalam lautan api. Tuhan Yesus Kristus, kasih yang menjadi daging, berbicara tentang neraka sangat sering, lebih sering daripada dia berbicara tentang Sorga, dan itu adalah karena Ia mengasihi manusia dan mau menyelamatkan mereka dari neraka. Jika seseorang terkena kanker, seorang dokter yang mengasihi tidak akan menutupi berita buruk itu. Jika sebuah jembatan roboh, seorang individu yang mengasihi tidak akan berdiam diri dan membiarkan tetangganya untuk tetap menyetir menuju kehancuran tanpa memperingatkan mereka. Jika seorang Kristen percaya realita neraka, ia tidak akan menahan diri dari memperingatkan sesamanya manusia.
POLISI INGGRIS MENGANIAYA YESUS KRISTUS
(Berita Mingguan GITS 14 Juni 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Ketika Rasul Paulus, yang waktu itu dikenal sebagai Saulus, menganiaya jemaat-jemaat mula-mula, sebagaimana dicatat dalam Kisah Para Rasul, Yesus Kristus menampakkan diri kepadanya dan mengatakan, “"Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?” (Kis. 9:4-5). Dengan cara yang sama, ketika polisi Inggris memperkarakan sebuah gereja Baptis dengan tuduhan “insiden kebencian” karena menayangkan suatu peringatan yang sederhana (dan sangat lunak) tentang neraka, mereka sedang menganiaya Yesus Kristus, Anak Allah, Pencipta dunia, dan satu-satunya Juruselamat. Allah menciptakan neraka sebagai suatu tempat tahanan bagi mereka yang memberontak melawan otoritasNya yang kekal dan hukum-hukumNya yang kudus, dan menolak untuk bertobat, dan Yesus Kristus mengajar kita untuk memperingatkan manusia tentang neraka agar mereka diselamatkan. Hari ini Yesus menawarkan keselamatan yang kekal bagi semua bangsa, tetapi ketika Ia kembali ke bumi suatu hari, Ia akan menghakimi bangsa-bangsa dan menghukum para pemberontak. Yesus menubuatkan semua ini dalam kitab Matius: “Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya....Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal” (Mat. 25:41, 46). Perhatikan bahwa neraka digambarkan sebagai api yang kekal, dan perhatikan bahwa tempat ini disediakan bukan untuk manusia tetapi untuk malaikat-malaikat yang jatuh. Anak Allah tidak mati bagi malaikat; Dia mati bagi manusia, dan tidak ada seorangpun yang harus masuk neraka. Setiap individu yang bertoat dan percaya Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat akan diselamatkan.
PENIPUAN BESAR TENTANG GRAND CANYON
(Berita Mingguan GITS 14 Juni 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini dari Charlie Wolcott, creationmoments.com, 17 Juni 2014: “Semua kita pernah mendengar bahwa Grand Canyon terpahat dari batu yang padat oleh pergerakan perlahan dari air di Sungai Colorado. Tetapi apakah ini masuk akal sama sekali? Pernahkah ada pengamatan yang memperlihatkan bahwa tetesan sungai Colorado dapat mengukir batu padat sementara sungai-sungai besar seperti Mississippi atau Amazon sama sekali tidak mengukir apa-apa? Dan saya tidak ingat bahwa dasar dari sungai-sungai itu adalah batu pada. Jadi apa yang ditunjukkan oleh sains? Sains lebih mendukung bahwa Grand Canyon dibentuk oleh banyak air melalui suatu periode waktu yang singkat. Saing TIDAK menunjukkan bahwa ada sedikit air yang mengukir itu semua melalui periode waktu yang sangat lama. Dan, adalah sains yang didasarkan pada pembelajaran akan air bah Nuh yang membuat kita memahami hal ini. Ini adalah bukti lebih lanjut bahwa Alkitab benar dari awalnya. Banyak penemuan sains yang besar terjadi hanya karena membaca Alkitab. Yang mencuat bagi saya adalah penemuan Matthew Maury akan arus-arus lautan. Dia membaca Mazmur yang berbicara mengenai alur-alur dalam laut . . . dan dia menemukannya, sama seperti yang Alkitab katakan. Kita masih menanti sains mencapai level-nya Alkitab. Saya yakin kita masih akan menunggu.”
PEMBUAT KUE KRISTEN MENOLAK UNTUK DI-BULLY OLEH KOMISI HAK ASASI
(Berita Mingguan GITS 14 Juni 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari “Baker Forced to Make Gay Wedding Cakes,” Todd Starnes, Christian Post, 4 Juni 2014: “Sebuah toko kue kecil milik keluarga sendiri telah diperintahkan untuk membuat kue pengantin untuk pasangan gay dan menjamin staf-nya akan diberikan pendidikan komprehensif tentang hukum-hukum anti-diskriminasi Colorado setelah Komisi Hak Asasi negara bagian tersebut menentukan bahwa sang pembuat kue Kristen tersebut melanggar hukum karena menolak untuk membuatkan kue pengantin bagi satu pasangan sama jenis. Jack Phillips, pemilik dari Masterpiece Cakeshop, di Lakewood, Colorado, diperintahkan untuk mengubah kebijakan tokonya dan mengharuskan stafnya untuk mengikuti sesi-sesi pendidikan. Untuk dua tahun selanjutnya, Phillips juga akan diharuskan untuk menyerahkan laporan per kwartal kepada komisi tersebut untuk mengkonfirmasi bahwa dia tidak menolak pelanggan berdasarkan orientasi seksual mereka.
Nicolle Martin, seorang pengacara dari Alliance Defending Freedom, menyebut keputusan tersebut bersifat Orwellian, dan mengatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk banding. ...Phillips, yang merayakan 40 tahun berbisnis tahun ini, memberitahu saya bahwa dia tidak akan membuat kebijakan baru. 'Kebijakan lama saya sudah cukup bagi saya,' dia berkata. 'Saya tidak berencana melepaskan iman saya atau mengubahnya.' … 'Allah saya lebih besar dari bully yang mereka miliki,' dia berkata. 'Saya tidak merisaukannya. Saya menghormati Tuhan dan Juruselamat saya Yesus Kristus, dan akan setia pada apa yang Ia ingin saya lakukan.' Dan Komisi Hak Asasi akan kesulitan untuk 'merehabilitasi' Phillips dan staf-nya. 'Ibu saya yang berusia 87 tahun bekerja di sini dan dia berkata bahwa dia tidak akan direhabilitasi,' dia berkata. ...Dan apa jadinya kalau pengadilan tertinggi di negeri ini memaksa Jack untuk melakukan keinginan para homoseksual? 'Ada ketidaktaatan sipil,' Phillips memberitahu saya. 'Kita akan lihat apa yang akan terjadi. Saya tidak akan melepas iman saya. Terlalu banyak orang telah mati untuk iman ini, tidak boleh dilepaskan.' Sementara itu, taktik bully yang dipakai oleh pejuang hak gay yang militan itu rupanya tidak merugikan toko kue tersebut. Mereka mendapat begitu banyak bisnis dari penjualan kue dan brownie, sehingga untuk sementara mereka berhenti membuat kue pengantin. 'Taati Kristus daripada khawatir apa yang manusia akan lakukan padamu,' kata Phillips.
ISRAEL DAN TAHUN SABAT
(Berita Mingguan GITS 21 Juni 2014, sumber: www.wayoflife.org)
September 2014 akan memulai tahun sabat, dan ini menjadi satu contoh lagi mengenai bagaimana Israel modern tetap dalam ketidakpercayaan dan mengabaikan hukum Allah. Musa menuntut bahwa tanah diistirahatkan setiap tujuh tahun (Im. 25:1-7). Sabat itu adalah “bagi Tuhan” (Im. 25:4). Ini adalah suatu cara bagi umat Tuhan untuk menghormati Tuhan dalam hal yang kelihatannya sulit. Tindakan ini adalah untuk membiarkan tanah beristirahat (Im. 25:5). Ini adalah suatu ujian iman (Im. 25:18-22). Jika umat taat, Allah berjanji akan memberkati hasil tanah di tahun keenam sehingga akan mencukupi kebutuhan mereka untuk tahun itu, tahun ketujuh peristirahatan, dan tahun kedelapan, sampai tanaman yang ditanam pada tahun kedelapan dapat dikumpulkan. Iman mempercayai dan menaati Firman Allah (Roma 10:17). Israel di zaman dulu tidak mempercayai Allah mengenai tahun sabat, dan itu adalah salah satu alasan mengapa terjadi 70 tahun pembuangan (2 Taw. 36:21).
Hari ini Israel mengejar berbagai kebijakan pintar, bukannya menaati dan mempercayai Allah. Ada yang berharap kepada pemerintah untuk menolong mereka dari kas $29 juta dolar. Ada yang memainkan permainan Farisi dengan cara “menjual” tanah mereka kepada seorang non-Yahudi hanya untuk satu tahun. “Karena perintah Alkitab mengacu kepada 'tanahmu,' transfer kepemilikan tanah membuat hukum itu tidak berlaku bagi tanah dan tanaman yang ditanam di atasnya, mengizinkan pekerjaan agrikultural untuk terus berlanjut tanpa banyak perubahan” (“Israeli Farmers to Give Fields a Rest,” WorldNetDaily, 10 Juni 2014). Orang-orang lain lagi menaruh tanah mereka ke bawah otoritas suatu badan publik yang menyewakannya kepada orang-orang luar untuk dikerjakan, dan lalu hasilnya didistribusikan kepada komunitas. Semua ini adalah cara-cara untuk tidak menaati Firman Allah. Israel bukan sedang menantikan Kristus; Israel sedang menantikan Antikristus, yang akan mengizinkan mereka untuk membangun Bait Ketiga sehingga ia bisa menyatakan dirinya sendiri sebagai allah di sana.
JOEL OSTEEN, MORMON, DAN MUSLIM MENGUNJUNGI PAUS
(Berita Mingguan GITS 21 Juni 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Joel Osteen, gembala sidang dari gereja terbesar Amerika, adalah bagian dari kontigen ekumenis yang bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan minggu lalu. Termasuk dalam rombongan ini adalah Senator Mike Lee, seorang Mormon. Pertemuan tersebut diatur oleh The International Foundation, yang adalah organisator utama dari National Prayer Breakfast yang dilakukan setiap tahun di Washington, D.C. Pertemuan di Vatikan tersebut adalah “bagian dari usaha Paus Fransiskus yang terus menerus untuk mendatangkan persatuan di antara orang-orang Kriste” (“Pastor Joel Osteen,” Christian Post, 7 Juni 2014). Joel Osteen, seorang Pantekosta, memberitahu Houston Chronicle bahwa dia merasa terhormat dan rendah diri untuk mengunjungi Vatikan. “Anda bisa merasakan adanya hormat dan reverensi yang mendalam bagi Allah,” kata dia. “Saya suka bahwa paus ini mencoba untuk membuat gereja menjadi semakin besar, bukan semakin kecil. Dia tidak mendorong orang keluar tetapi membuat gereja semakin inklusif. Hal itu bergema dengan diri saya.” Pada hari berikutnya, paus yang sibuk itu bertemu dengan para pemimpin Yahudi, Muslim, dan Druze, termasuk presiden Israel Shimon Peres dan presiden Palestine Abu Mazen. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, doa Islam dan pembacaan Quran dilakukan di Vatikan (“Islamic Prayers to Be Held at Vatican,” Al Arabiya News, 6 Juni 2014).
Pembangunan gereja esa-sedunia terus berlanjut, tetapi rencana Iblis (“rahasia kedurhakaan”) pada akhirnya berada di bawah kendali Allah (“yang menahan,” 2 Tesalonika 2:7), dan doa dapat mengubah banyak hal dalam alam semesta milik Allah ini. Dia tahu yang awal dan yang akhir dan mengerjakan segala sesuatu menurut kehendakNya, sambil memperhitungkan tindakan dan doa manusia. Di masa-masa kemurtadan dulu, doa satu orang saja membawa dampak yang besar. “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya” (Yakobus 5:16-18).
LAGU BARU DARI NEGARA ISLAM TENTANG MEMBUNUH YAHUDI DAN KRISTEN
(Berita Mingguan GITS 21 Juni 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Islamic State of Iraq and the Levant (ISIS), yang sedang mencaplok kawasan-kawasan luas dari Siria dan Irak, dan bertujuan untuk mendirikan sebuah kerajaan atau kalifat Islam, menyebarkan sebuah lagu baru di internet. Lagu yang di-video-kan dengan subtitle Inggris itu memiliki lirik berikut: “Negara Islam baru saja didirikan, jadi hilangkanlah semua batas negara. Ke mana saja perang kami pergi, rabi-rabi Yahudi menjadi malu. O para prajurit Kebenaran, marilah pergi. ...Rusakkan salib-salib dan hancurkan garis keturunan para monyet. ...O para prajurit Kebenaran, marilah pergi” (“Video Calls to ‘Break the Crosses,’” Memri TV, 2 Juni 2014). ISIS sedemikian kejam dan “ekstrim”nya sehingga pemimpin al Qaeda, Ayman al-Zawahiri, menolak mereka.
PAUS MENYEBUT MARIA “BINTANG PENGINJILAN BARU”
(Berita Mingguan GITS 28 Juni 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Pada tanggal 1 Juni, di dalam sebuah kebaktian di Grotto of Our Lady of Lourdes, Paus Fransiskus menyebut Maria sebagai “Bintang Penginjilan Baru” (“Candlelight Vigil,” Catholic News Agency, 1 Juni 2014). Dia mengatakan, “Dia [Maria] adalah 'Perawan kesiapsiagaan,' 'Madonna kesiapsiagaan,' siap untuk memberikan kita bantuan ketika kita berdoa, ketika kita meminta pertolongannya, perlindungannya, karunianya.” Program penginjilan Roma yang baru, yang didirikan oleh Paus Benediktus XVI pada tahun 2010, memiliki tujuan membesarkan Gereja Katolik dengan cara apapun: melalui baptisan atas orang-orang yang belum percaya, melalui pertobatan non-Katolik kepada Katolik, dan melalui “penginjilan ulang” orang-orang Katolik yang sempat terhilang. Dari sudut pandang nubuat, ini adalah dorongan besar untuk membangun “gereja” esa-sedunia pada akhir zaman. Gerakan ini berakar pada Konsili Vatikan Kedua, sekaligus pada berbagai aktivitas ekumenis paus Yohanes Paulus II. Dia mendirikan program Evangelization 2000 yang memiliki tujuan yang sama dengan program New Evangelization (Penginjilan Baru) milik Benediktus, dan menaruh program itu di bawah pengawasan Tom Forrest, seorang imam Amerika yang berbasis di Roma.
Tidak lama setelah dimulai, saya menyaksikan program ini bekerja dalam sebuah konferensi ekumenis yang disebut New Orleans '87, dan pada waktu itulah pertama kali saya mendengar Forrest berbicara. 35-40 ribu peserta yang hadir mewakili 40 denominasi. Lima puluh persennya adalah Roma Katolik. Walaupun ia menyuguhkan dirinya sebagai seorang “Katolik injili” yang kharismatik, dalam bukunya Be Holy, yang saya beli di konferensi tersebut, Forrest memberitakan injil palsu berupa keselamatan melalui sakramen. “Sungai [keselamatan] ini memulai alirannya dari Baptisan kita, dan lalu sekali lagi dengan kasih karunia dari Konfirmasi kita. Ini adalah 'pembaharuan' kita yang pertama dalam Roh Kudus, sakramen-sakramen inisiasi ini membuat kita makhluk-makhluk baru, anak-anak Allah yang baru” (Be Holy, halaman 23). Saya mendengar Forrest berbicara lagi dalam konferensi kharismatik-ekumenis di Indianapolis 2000, dan di sana dia mengatakan bahwa tujuan ekumenisme Roma Katolik adalah untuk membuat semua orang Katolik. Dia mengatakan, “Peran kita dalam penginjilan bukan hanya untuk menjadikan Kristen; tugas kita adalah untuk membuat orang menjadi sekaya dan sepenuhnya Kristen sebisa kita, dengan cara membawa mereka ke dalam gereja Katolik.” Dia memuji Tuhan atas kepausan, sakramen-sakramen, para santo santa, keimamatan, Maria, bahkan purgatori. Dia mengatakan, “Saya adalah salah satu orang yang tidak akan pernah masuk Firdaus tanpa purgatori.” Sobat, siapapun yang percaya dalam doktrin purgatori-nya Katolik berarti tidak percaya Injil kasih karunia Yesus Kristus yang adalah Kabar Baik bahwa Yesus telah “membayar semuanya.” Kekacauan yang sesat inilah yang disebut “penginjilan” gaya ekumenisme Roma Katolik.
PARA PENYEMBAH MATAHARI DI INGGRIS
(Berita Mingguan GITS 28 Juni 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Diperkirakan sekitar 36.000 orang berkumpul pada tanggal 20-21 Juni untuk menyembah matahari dan merayakan paganisme di kuil kuno, Stonehenge. Festival kafir ini terjadi di solstis musim panas, yaitu hari terpanjang dalam satu tahun bagi belahan dunia utara. Khalayak ramai yang berkumpul terdiri dari campuran berbagai kelompok, ada Druid, New Age, Neo-Pagan, Hindu, Animisme, Aztec, dan orang-orang yang penasaran saja. Ada yang memuja-muja dewa matahari Mesir, Ra; ada yang menyembah dewi-dewi tertentu; tetapi semua mereka merayakan pemujaan terhadap Diri Sendiri. Banyak yang memakai yoga untuk menyocokkan diri dengan ilah pantheistik yang “ada dalam segala sesuatu.” 25 orang ditangkap, kebanyakan karena masalah obat terlarang. “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. 2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri . . .” (2 Tim. 3:1-2)
PRESBYTERIAN MENYETUJUI “PERNIKAHAN GAY”
(Berita Mingguan GITS 28 Juni 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari “Presbyterians Vote to Allow,” ChristianHeadlines.com, 20 Juni 2014: “Gereja Presbyterian (USA) melakukan voting pada hari Kamis (19 Juni) untuk mengizinkan pernikahan gay dan lesbian di dalam gereja, dan ini menjadikan denominasi tersebut salah satu denominasi Kristen terbesar yang melangkah untuk memeluk pernikahan sesama jenis. Dengan hasil voting 76-24 persen, Sidang Raya dari PC USA (Presbyterian Church USA) yang mendaftar 1,8 juta anggota, mengizinkan para gembala untuk melakukan pernikahan gay di negara-negara bagian yang memperbolehkan hal tersebut. Para delegasi, yang bertemu di Detroit minggu itu, juga menyetujui bahasa baru tentang pernikahan dalam Buku Tata Cara gereja tersebut, mengubah kata-kata “seorang laki-laki dan seorang perempuan” menjadi “dua orang.” Perubahan ini tidak akan menjadi hukum gereja sampai nanti mayoritas dari 172 presbyteri regional memvoting untuk menratifikasi bahasa baru tersebut. Tetapi, melihat betapa berat sebelahnya voting yang terjadi (dengan rasio 3:1), diperkirakan hal ini akan disetujui.
Komite Presbyterian Awam, yang menolak pernikahan gay, menghimbau gereja-gereja untuk melancarkan boikot finansial sebagai protes. “Komite Presbyterian Awam menangisi tindakan-tindakan ini dan menyerukan agar semua Presbyterian menolak dan memprotesnya,” kata grup itu dalam sebuah pernyataan. ... “Kalian sebaiknya menolak untuk mendanai Sidang Raya, sinode-mu, presbyteri-mu, dan bahkan gereja lokal-mu jika badan-badan ini tidak secara eksplisit dan publik menolak tindakan-tindakan yang tidak alkitabiah ini.” 'Allah tidak dapat dipermainkan,' lanjut pernyataan itu, 'dan mereka yang menggantikan Kebenaran Allah yang tak dapat diubah dengan keinginan mereka sendiri tidak akan ditemukan tak bersalah di hadapan Allah yang mahakudus.'”
Editor: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary (www.graphe-ministry.org)
(Didistribusikan dengan gratis, dengan mencantumkan informasi sumber di atas)
Untuk berlangganan, pilih opsi “Join Group” di: http://groups.yahoo.com/group/gits_buletin/ dan ikuti petunjuk selanjutnya di layar komputer
No comments:
Post a Comment