KEBUDAYAAN HOLLYWOOD MENCIPTAKAN "MASALAH-MASALAH GAMBAR-DIRI YANG GILA"
Berikut ini dari Brian Snider – "Menginvestasikan banyak uang, waktu, dan kekhawatiran, ke tubuh kita ini adalah jalan buntu yang tak berpengharapan. Namun sungguh menyedihkan, itulah yang dituntut oleh kebudayaan Hollywood dari mereka yang menyembah di altarnya. Aktris Brittany Murphy, yang secara misterius mati karena "sebab-sebab alamiah" dua minggu lalu, ternyata telah menghabiskan waktu yang banyak sekali mengkhawatirkan tentang tubuh yang toh hanya membawa dia hingga umur 32 tahun. "Dia memiliki masalah gambar diri yang gila," kata salah seorang temannya. "Berat badannya, rambutnya, pakaiannya, kulitnya, giginya, semuanya. Dia selalu begitu sadar diri." Orang lain lagi menambahkan: "Banyak dari masalah-masalahnya adalah karena gambar diri yang jelek. Dia memakai makeup dalam jumlah yang sangat banyak, berton-ton bulu mata palsu, menyelubungi giginya, mewarnai rambutnya pirang, menurunkan berat badan – dia mau menjadi seorang yang cantik. Dia tidak mau menjadi wanita gemuk dari film Clueless." Hal-hal yang dia habiskan waktunya khawatirkan – tubuh, mata, gigi dan rambut, kini sedang terbaring di sebuah kubur, walaupun rohnya telah beralih kepada kekekalan. Dan dengan banyaknya waktu yang ia habiskan untuk mengkhawatirkan hal-hal yang akan segera berlalu, kita bertanya-tanya berapa banyak waktu dia habiskan untuk mengkhawatirkan kondisi jiwanya. Akris muda ini telah dibohongi oleh mesin Satanik industri perfilman, yang meyakinkan orang bahwa tampang, prestise dan glamor adalah hal-hal hebat yang patut dikejar. Ada keawetan dalam hal kematian yang membuatnya hal yang sangat serius. Lebih baik memiliki sudut pandang Kitab Suci saat ini daripada sudut pandang Hollywood, yang hanya dapat memimpin kepada penyesalan kekal. "Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya" (1 Yoh. 2:15-17). "Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya. Bersedih lebih baik dari pada tertawa, karena muka muram membuat hati lega. Orang berhikmat senang berada di rumah duka, tetapi orang bodoh senang berada di rumah tempat bersukaria" (Pengkhotbah 7:2-4).
ILMUWAN MENGATAKAN BAHWA MALAIKAT YANG SERING DIGAMBARKAN DALAM BERBAGAI KARYA SENI ROHANI, TIDAK DAPAT TERBANG
Roger Wotton, seorang profesor di Universitas College London, mengatakan bahwa malaikat-malaikat yang digambarkan di berbagai karya seni rohani, tidak dapat terbang. "Hanya dengan melihat sekilas saja bukti-bukti dalam karya-karya seni tersebut memperlihatkan bahwa malaikat-malaikat dan para kerubim tidak dapat tinggal landas dan tidak dapat terbang" ("Angels Can't Fly," London Telegraph, 22 Des. 2009). Pada kenyataannya, Wotton memang benar, tetapi hanyalah karena karya-karya seni "rohani" sudah terkenal sama sekali tidak cocok dengan Kitab Suci. Yesus yang dalam Alkitab sama sekali tidak seperti lelaki kebancian berambut panjang yang sering dipampang di berbagai "karya seni rohani," sehingga sama sekali tidak mengejutkan jika berbagai lukisan malaikat juga salah. Minimal ada tiga jenis malaikat digambarkan dalam Alkitab, dan hanya dua yang memiliki sayap. Mereka adalah serafim (Yesaya 5:2) dan kerubim (Keluaran 25:20; Yehezkiel 10:5).
Dalam penampilan, serafim dan kerubim sama sekali tidak seperti manusia. Di sisi lain, malaikat-malaikat yang menampakkan diri kepada manusia dan membawa pesan dari Allah digambarkan mirip manusia dalam penampilan mereka dan tidak pernah dikatakan memiliki sayap. Pada kenyataannya, mereka bahkan sering disalah kira sebagai manusia (mis. Hak. 6:22; 13:6). Walaupun Wotton benar mengenai kemampuan terbang malaikat-malaikat dalam lukisan, ia sama sekali salah dalam pemikirannya yang humanistik dan evolusionistik. Malaikat Gabriel dikatakan "terbang dengan cepat" (Daniel 9:21), namun ia tidak pernah dikatakan memiliki sayap apapun. Seorang agnostik evolusionis dibutakan oleh penolakannya yang disengaja untuk mengakui keberadaan Allah yang mahakuasa. (Dalam sebuah artikel yang berjudul "Sepuluh Tulah Mesir," Wotton menyebut penghukuman- penghukuman yang ajaib dalam Keluaran sebagai "mitos"). Dia yang menciptakan hukum-hukum alam dapat menciptakan hukum apapun yang lain yang Dia kehendaki – atau mengatasi hukum-hukum yang telah Ia ciptakan sendiri. Wotton juga salah dengan berkata bahwa malaikat adalah mitos hasil imajinasi manusia. Ia mengatakan, "Melihat hal-hal ini mengajar kita sesuatu tentang apa yang kita percaya dan apa yang benar-benar ada. Malaikat adalah simbol-simbol agamawi yang kuat bagi umat beriman." Pada kenyataannya, malaikat bukan hanya simbol; mereka adalah makhluk-makhluk yang berkuasa yang dibentuk oleh Allah sebelum manusia dan yang secara dekat berhubungan dengan kehidupan di bumi. Mereka adalah "roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan" (Ibr. 1:14). Orang-orang percaya dinasihatkan untuk jangan lupa "lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat" (Ibrani 13:2).
Dalam penampilan, serafim dan kerubim sama sekali tidak seperti manusia. Di sisi lain, malaikat-malaikat yang menampakkan diri kepada manusia dan membawa pesan dari Allah digambarkan mirip manusia dalam penampilan mereka dan tidak pernah dikatakan memiliki sayap. Pada kenyataannya, mereka bahkan sering disalah kira sebagai manusia (mis. Hak. 6:22; 13:6). Walaupun Wotton benar mengenai kemampuan terbang malaikat-malaikat dalam lukisan, ia sama sekali salah dalam pemikirannya yang humanistik dan evolusionistik. Malaikat Gabriel dikatakan "terbang dengan cepat" (Daniel 9:21), namun ia tidak pernah dikatakan memiliki sayap apapun. Seorang agnostik evolusionis dibutakan oleh penolakannya yang disengaja untuk mengakui keberadaan Allah yang mahakuasa. (Dalam sebuah artikel yang berjudul "Sepuluh Tulah Mesir," Wotton menyebut penghukuman- penghukuman yang ajaib dalam Keluaran sebagai "mitos"). Dia yang menciptakan hukum-hukum alam dapat menciptakan hukum apapun yang lain yang Dia kehendaki – atau mengatasi hukum-hukum yang telah Ia ciptakan sendiri. Wotton juga salah dengan berkata bahwa malaikat adalah mitos hasil imajinasi manusia. Ia mengatakan, "Melihat hal-hal ini mengajar kita sesuatu tentang apa yang kita percaya dan apa yang benar-benar ada. Malaikat adalah simbol-simbol agamawi yang kuat bagi umat beriman." Pada kenyataannya, malaikat bukan hanya simbol; mereka adalah makhluk-makhluk yang berkuasa yang dibentuk oleh Allah sebelum manusia dan yang secara dekat berhubungan dengan kehidupan di bumi. Mereka adalah "roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan" (Ibr. 1:14). Orang-orang percaya dinasihatkan untuk jangan lupa "lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat" (Ibrani 13:2).
PUJI TUHAN UNTUK ILMU PENGETAHUAN SEJATI
Ilmu pengetahuan modern adalah hal yang indah dalam banyak hal. Sejauh mana ia mencerminkan kebenaran dan realita, ilmu pengetahuan adalah suatu karunia Allah, karena "Dia memberi hikmat kepada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian; 22 Dialah yang menyingkapkan hal-hal yang tidak terduga dan yang tersembunyi" (Daniel 2:21-22). Penemuan-penemuan modern dalam bidang-bidang seperti kedokteran, transportasi, komunikasi, energi, pengawetan makanan, bahan-bahan sintetis, dan produksi masal, telah mengubah hidup kita menjadi lebih baik. Pada saat yang sama, yang Paulus maksud dengan "apa yang disebut pengetahuan" (pengetahuan palsu, 1 Tim. 6:20), dengan kesombongan yang luar biasa dan keyakinan bahwa ia tahu hal-hal yang sebenarnya ia tidak tahu, adalah suatu kutukan. Sebagaimana Dr. Marvin Lubenow katakan, "Kegagalan komunitas ilmu pengetahuan untuk menyadari tingginya derajat subjektivitas dalam penafsiran-penafsir annya tentang kejadian-kejadian di masa lampau, adalah alasan utama adanya "perang" antara Alkitab dan bagian ilmu pengetahuan yang satu ini......Karena percaya bahwa kita memiliki catatan sejarah yang akurat akan dua kejadian di masa lampau, yaitu penciptaan dan air bah, kita sebagai orang Kristen menerima dengan syukur dan terima kasih segala sumbangsih ilmu pengetahuan dalam hidup kita sambil kita juga menantang otoritas ilmu pengetahuan untuk membuat pernyataan-pernyataan dogmatik mengenai masa lalu" (Bones of Contention: A Creationist Assessment of Human Fossils, 2004, hal. 259).
DENOMINASI-DENOMINA SI PROTESTAN LIBERAL TERUS MENURUN
Denominasi-denominasi "utama" Protestan liberal di Amerika Serikat meneruskan penurunan jumlah mereka. Menurut jajak pendapat Barna yang terakhir, enam denominasi demikian yang terbesar, telah kehilangan lebih dari seperempat keanggotaan mereka dalam 50 tahun terakhir. Denominasi yang dimaksud adalah American Baptist Church, Episcopal Church, Evangelical Lutheran Church di Amerika Presbyterian Church USA, United Church of Christ, dan United Methodist Church. Keanggotaan "gereja-gereja" ini juga semakin lama semakin abu-abu. Hanya 2% anggota berumur 25 tahun ke bawah, sementara sepertiga anggota berumur 60 tahun ke atas. Walaupun jumlahnya berkurang, denominasi-denomina si ini tetap kaya, menghasilkan lebih dari $15 milyar dolar dalam sumbangan, mirip sekali dengan gereja Laodikia yang di Wahyu pasal 3. "Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat" (Wahyu 3:15-18).
IMAM ANGLIKAN MEREKOMENDASIKAN TINDAKAN MENGUTIL
Dalam khotbah minggunya tanggal 20 Desember, imam Anglikan Tim Jones merekomendasikan agar orang-orang miskin mengutil dari toko-toko besar. Ia mengklaim bahwa tindakan itu tidak melanggar perintah Tuhan yang ke-delapan, karena "ini diperbolehkan bagi mereka yang dalam situasi mendesak untuk mengambil bahan makanan agar tidak kelaparan" ("Thou Shalt Shoplift," Daily Mail, 22 Des. 2009). Penyesat dari Gereja Inggris ini, yang menggembalakan di St. Lawrence dan St. Hilda di York, Inggris, sepertinya lebih banyak membaca Karl Marx dari pada Alkitab. Tidak heran bahwa ada survei baru-baru ini yang menemukanbahwa 93% orang di Inggris tidak memiliki rencana untuk ke gereja Natal ini. Para pemimpin Anglikan menyalahkan "sekularisme" untuk penurunan jumlah pengunjung kebaktian mereka, tetapi penyebab yang sebenarnya adalah kesesatan yang parah dan yang menghancurkan jiwa. Firman Allah mengatakan bahwa bahkan jika seseorang mencuri "untuk memuaskan nafsunya karena lapar," ia tetap telah melakukan suatu kejahatan dan harus "membayar kembali tujuh kali lipat, segenap harta isi rumahnya harus diserahkan" (Ams. 6:30-31). Hukum Allah berkata bahwa jika seseorang tertangkap mencuri dan "tidak punya," artinya ia terlalu miskin untuk membayar kembali apa yang telah ia curi, "ia harus dijual ganti apa yang dicurinya itu" (Kel. 22:3).
EDITOR: Kita tidak lagi di bawah hukum Taurat, jadi hukum-hukum sipil Israel tidak berlaku secara langsung bagi kita. Hari ini jika seseorang kedapatan mencuri, kita tidak turun tangan menjatuhkan hukuman sesuai dengan hukum Taurat, melainkan menyerahkannya kepada hukum Indonesia, tempat di mana kita berada. Namun demikian, hukum Taurat tetap merupakan standar bagi kita untuk melihat nilai keadilan yang Tuhan tanamkan. Masyarakat yang berdasarkan Alkitab akan mencontoh dan mengaplikasikan prinsip-prinsip yang ada dalam Taurat sesuai dengan kondisi dan zaman modern ini.
Sumber: Way of Life Ministry, Friday Church News Notes
Penerjemah: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary
Untuk berlangganan, kirim email ke: gits_buletin-subscribe@yahoogroups.com
No comments:
Post a Comment