Setelah Tuhan kembali ke Sorga, dan pelayanan pemberitaan Injil di muka bumi diteruskan oleh para Rasul, maka pada saat itu Tuhan memakai dua alat penting untuk menyelamatkan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Alat pertama ialah para Rasul yang telah dipenuhi Roh Kudus, dan alat kedua ialah orang-orang yang percaya pada pemberitaan para Rasul yang berhimpun yaitu jemaat.
Dari Manusia Berpindah Ke Tulisan
Kitab PL berisikan segala sesuatu tentang ibadah simbolik ritualistik lahiriah, dan pengajaran moral serta sejarah. Juga terdapat banyak typology di dalam biografi dan sejarah. Di zaman PB Tuhan ingin umat yang menerimaNya sebagai Juruselamat dan Allah Jehovah tidak lagi beribadah secara simbolik ritualistik lahiriah melainkan masuk ke dalam ibadah di dalam roh dan kebenaran secara hakekat dengan hati.
Tentu Tuhan tidak bisa mengharapkan para imam dan ahli Taurat yang tidak percaya kepadaNya untuk mengajarkan kebenaran. Rasul-rasul yang telah dipenuhi Roh Kudus adalah andalan Tuhan. Merekalah yang berkhotbah untuk memberikan kesaksian bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat dan Allah Jehovah.
Orang-orang yang percaya pada kesaksian mereka langsung dimeteraikan Tuhan dengan Roh Kudus. Dan mereka berkumpul secara rutin di bawah pengajaran para Rasul tentang segala sesuatu yang telah diajarkan oleh Tuhan. Sambil berjalannya waktu Tuhan menginspirasi para Rasul untuk menulis agar jika mereka kembali ke Sorga, tulisan mereka bisa menjadi dasar bagi pemberitaan Injil dan pengajaran pada murid-murid yang akan datang sepanjang masa.
Akhirnya satu persatu rasul pulang ke Sorga dan puji Tuhan, ada kesaksian mereka yang dituliskan. Tuhan menginspirasikan penulisan Injil, dan kisah tentang jemaat-jemaat awal, serta surat-surat pengajaran. Kini di tangan kita ada 27 kitab yang bisa membuat kita mengerti tentang ibadah hakekat rohaniah dalam kebenaran yang berpusat bukan pada perut tetapi hati. Akhirnya kita memiliki kitab PL sebagai dasar untuk memahami awal mula segala sesuatu, dan kitab PB yang menuntun kita memahami kebenaran secara hakekatnya. Alkitab yang kini kita miliki adalah otoritas tertinggi, karena itu adalah firman Allah sendiri yang di inspirasikan kepada para penulisnya. Setelah para Rasul pulang ke Sorga, maka proses pewahyuan dan pengilhaman dihentikan, sehingga tulisan yang terinspirasi menjadi sebuah kanon yang tertutup, artinya Tuhan tidak akan menurunkan wahyu lagi dan tidak akan mengilhami seseorang untuk menulis apapun lagi.
Dari Israel Berpindah Ke Jemaat
Dari Adam sampai Musa, Allah pernah memakai ayah sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran bahkan sebagai imam juga. Kemudian dari Musa sampai Yohanes Pembaptis, Allah memakai keturunan Harun sebagai imam dan bangsa Yahudi sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran. Dari Yohanes Pembaptis sampai hari pengangkatan (rapture), setiap orang percaya adalah imam dan jemaat adalah tiang penopang dan dasar kebenaran (I Tim.3:15).
Jemaat PB ini bertugas memberitakan Injil dan mengajarkan kebenaran, yang intinya ialah menghasilkan jemaat PB lain yang persis sama di seluruh muka bumi yang didasarkan pada pengajaran para Rasul (Alkitab). Terlebih setelah pengajaran Rasul telah dituliskan dan dapat diperbanyak serta dibawa ke berbagai tempat, maka pendirian jemaat di seluruh muka bumi yang didasarkan pada pengajaran para Rasul diharapkan berjalan dengan efektif dan efisien.
Dua Alat Utama
Akhirnya Tuhan memiliki dua alat utama yaitu Alkitab yang adalah firmanNya yang terdiri dari tulisan para Nabi dan para Rasul, dan jemaat yang adalah kumpulan mahkluk hidup yang bisa bersaksi bagiNya dan mengajar bagiNya.
Dapat kita mengerti jika iblis sangat benci kepada dua alat ini, karena melalui dua alat inilah orang-orang berdosa diselamatkan, dan mereka diajarkan kebenaran, dan kembali untuk menyelamatkan yang lain. Demi untuk mengamankan dua alat ini, maka mereka harus dimultiplikasikan menjadi sebanyak mungkin. Penggandaan naskah-naskah pada abad kedua dan ketiga berjalan dengan baik sehingga naskah ada di mana-mana. Walau karena ketidaktelitian ada sedikit-sedikit perbedaan, namun melalui studi teks yang jujur dan tulus bisa diketahui keotentikan isi dari naskah-naskah yang terkumpul.
Penyerangan Terhadap Alkitab
Iblis melalui penguasa melakukan pembakaran naskah-naskah Alkitab. Dan yang mengherankan, tercatat dalam sejarah bahwa Gereja Roma Katolik adalah yang paling banyak membakar Alkitab. Dr. David Cloud menulis sebuah buku yang berjudul Rome and the Bible mendata dengan baik berapa banyak Alkitab yang telah dibakar oleh Roma Katolik.
Setelah melalui suatu masa pembakaran Alkitab, dan ternyata semakin tidak efektif, maka iblis bergerak ke cara merusak Alkitab dengan menerbitkan versi-versi yang berhasil dirusak. Tidak banyak orang Kristen tahu bahwa sekarang di dunia terdapat sekurangnya ada dua versi Alkitab bahasa Yunani yang beredar, yang pertama adalah Textus Receptus (TR) dan Critical Text (CT). TR adalah teks yang menjadi dasar bahasa Inggris KJV, sedangkan CT menjadi dasar bahasa Inggris NIV. Untuk lengkapnya silakan baca buku saya yang berjudul Doktrin Alkitab Alkitabiah. Kelompok-kelompok Liberal pun mengakui bahwa TR tidak ada kesalahan, sedangkan CT ada banyak kesalahan. Dr. D.A. Waite dalam bukunya Defending the King James Bible, mendaftar sekitar 5000 perbedaan atau kesalahan dalam CT yang berbeda dengan TR.
Sebenarnya penyerangan terhebat iblis itu ialah yang dilakukannya memakai kelompok Pentakosta dan Kharismatik beserta teman-teman mereka, yang dimulai oleh Spurling pada tahun 1886, dan diteruskan oleh Charles F. Parham tahun 1897, dan kemudian dipopulerkan oleh William Seymour di Azusa Street tahun 1906.
Karena tidak faham akan konsep Alkitab sebagai kanon tertutup bahwa Allah tidak lagi menurunkan wahyu setelah penulisan Alkitab selesai, mereka mengejar fenomena seperti yang terjadi pada hari Pentakosta. Mereka menuntut untuk bisa berbahasa lidah, dan mereka mengejar penglihatan, mimpi, bahkan segala fenomena supranatural hingga tidak dapat lagi dibedakan dengan yang terjadi di kalangan para dukun.
Mengapakah tindakan mereka ini menyerang Alkitab? Jawabannya ialah jika Allah masih menurunkan wahyu sesudah Alkitab selesai ditulis, maka Alkitab yang di tangan kita bukan satu-satunya firman Allah, melainkan salah satu. Dan jika Alkitab bukan sebuah kanon yang tertutup, melainkan terbuka, maka Alkitab bukan satu-satunya kebenaran. Konsekuensi berikutnya ialah bahwa doktrin kekristenan bukan satu-satunya kebenaran, atau Yesus bukan satu-satunya jalan keselamatan. Tanpa mereka sadari bahwa mereka telah dipakai oleh iblis untuk mendowngrade Alkitab.
Gerakan ini bukan hanya menyerang Alkitab, bahkan berusaha menggiring orang Kristen meninggalkan akal sehat untuk mengejar perkara-perkara supranatural dan yang mistik-mistikan.
Orang-orang Kristen yang terhimpun menjadi sangat tidak intelek dan tidak akademik karena mereka mengejar perkara roh tanpa peduli itu roh iblis sekalipun. Mereka menjadi sulit diajak membahas masalah doktrin secara sistematis apalagi menyelidiki hingga ke bahasa aslinya karena orientasi mereka adalah roh bukan akal budi. Ingat, usaha iblis yang terutama ialah menghancurkan Alkitab, bukan secara fisik tetapi otoritasnya.
Penyerangan Terhadap Gereja
Alat kedua milik Tuhan untuk memberitakan Injil Keselamatan ke muka bumi ini ialah jemaat, yaitu orang-orang yang telah diselamatkan dan telah dimeteraikan dengan Roh Kudus. Tuhan bahkan menggambarkan jemaat sebagai tubuhNya.
Cara yang iblis pakai dan telah terbukti berhasil merusak gereja ialah dengan menggabungkannya dengan negara. Dan menjadi lebih rusak lagi ketika bisa mendorong gereja melacurkan diri dengan mengundang segala macam bentuk penyembahan untuk bergabung sehingga menyandang nama si pelacur besar (Wah.17:1).
Gereja Roma Katolik sebenarnya bukan kekristenan murni melainkan agama gabungan antara Kristen, Mistik Yunani dan Agama penyembahan matahari Ra Mesir. Bahkan dalam perjalanannya Roma Katolik menambahkan berbagai iman dan kepercayaan ke dalam pelukannya. Bukan hanya agama dan kepercayaan, mereka juga mengakomodasi segala macam tradisi mistik dari berbagai suku bangsa.
Sejak Konstantin mengawinkan gereja dengan negara tahun 313 AD, praktis gereja rusak total. Dengan kekuasaan negara maka tidak diperbolehkan iman dalam bentuk apapun selain Roma Katolik. Orang-orang yang dibunuh oleh Gereja Roma Katolik karena berbeda iman jumlahnya tidak dapat dihitung.
Tetapi Tuhan ada menyisakan sekelompok jemaat milikNya, yaitu sebuah sisa seperti tujuh ribu orang pada zaman Elia. Remnant ini tentu diburu oleh Roma Katolik, sehingga memojokkan mereka menjadi jemaat bawah tanah. Jemaat inilah yang masih memberitakan Injil yang benar, berbeda dari injil keselamatan Katolik yang perlu ditambahkan dengan baptisan dan berbagai upacara. Karena mereka membaptis ulang orang dari Katolik yang mau bergabung, mereka disebut anna-baptis (pembaptis ulang).
Martin Luther, seorang rahib Katolik yang tulus, tersentak oleh Alkitab di tangannya, matanya terbuka dan melihat kesesatan Gereja Roma Katolik. Pada tanggal 31 Oktober 1517 menyatakan bahwa Gereja Roma Katolik telah sesat. Sejak saat itu banyak orang Katolik yang tulus ikut tercelikkan mata mereka dan berdirilah Gereja Protestan. Kaum anna-baptis berpikir bahwa mereka mendapat teman, namun dikecewakan karena kaum Protestan ternyata membawa “terafim Laban” dari Katolik, yaitu baptisan bayi. Pembaptisan bayi pasti akan menghasilkan anggota jemaat yang belum lahir baru, dan setelah bergenerasi ke depan itu akan menjadi biang kesesatan gereja Protestan.
Dalam buku This Day in Baptist History, bacaan untuk 8 Agustus, menceritakan bahwa pada tahun 1893 ketika dalam sidang di Westminster di kalangan Gereja-gereja Prostestan, Reformed, Presbyterian, Anglikan dan lain-lain tanpa orang Baptis, mereka meributkan tentang baptisan. Ketika divoting, yang membela baptisan harus dengan cara diselam kalah satu suara.
Fakta ini membuktikan bahwa hampir separuh orang-orang di kalangan pembaptis percik tahu bahwa itu salah. Dengan dirusaknya gereja, maka iblis berhasil menghambat pemberitaan Injil. Catatan sejarah yang sangat menyakitkan hati ialah tentang Marco Polo, petualang Eropa yang sampai ke China dan berteman baik dengan Kublai Khan. Kaisar China itu sangat tertarik dengan kekristenan, dan meminta Marco Polo kembali ke Eropa untuk membawa 100 orang pengajar agar seisi istana dan negaranya bisa percaya kepada iman Marco Polo. Tetapi karena gereja dalam keadaan sesat dan tak berdaya, sehingga Kublai Khan harus menunggu hingga mati, guru yang ditunggu tidak kunjung datang.
Kini, setelah 498 tahun, pihak Gereja-gereja yang keluar dari Katolik berbondong-bondong mau masuk kembali. Martin Luther pasti sangat sakit menyaksikan tingkah-laku para pengikutnya. Mereka sangat lugu dan naif, tidak menyadari bahwa gerakan ekumene itu adalah proyek Ordo Jesuit untuk menggiring gereja-gereja Protestan masuk kembali ke Katolik. Tetapi jika kita melihat secara cermat, maka penyebab semua malapetaka itu ialah “terafim Laban” yang menyebabkan Rahel mati terkena kutukan Yakub.
Cara Iblis Melawan Tuhan
Di bagian awal telah disampaikan bahwa Tuhan memiliki dua alat utamaNya untuk menyelamatkan manusia, yaitu firmanNya dan jemaat Nya. Dengan dua alat ini Tuhan ingin semua manusia di muka bumi mendengar Kabar Baik, yaitu Injil Keselamatan.
Iblis tidak tinggal diam, melainkan melancarkan serangan, dan selalu bermanuver. Ia mengusahakan berbagai cara untuk merusak Alkitab, bahkan memakai orang Kristen sendiri yang tidak berpikir cerdas. Ia menggiring orang Kristen dengan berbagai fenomena sehigga orang Kristen berpikir bahwa mereka mendapatkan wahyu dari Tuhan, padahal itu adalah tipumuslihat iblis. Iblis paling takut kalau orang Kristen memegang teguh Alkitab dan hanya Alkitab serta menelaah Alkitab dengan akal sehat. Iblis merusak konsep Alkitab sebagai kanon tertutup dengan sangat licik.
Iblis juga merusak gereja dengan menggabungkannya dengan negara. Dan menggabungkannya dengan berbagai agama yang diciptakannya sehingga gereja tidak mengajarkan ajaran yang murni. Supaya pembaca, yang siang malam bergelut di dunia bisnis lebih gampang mengerti, kita pinjam istilah bisnis, kini iblis berhasil menjadi pemegang saham mayoritas dari gereja-gereja sehingga gereja-gereja ada dalam kendalinya. Iblis berhasil memasukkan musiknya ke dalam gereja, berhasil memasukkan filosofi entertainment ke dalam gereja.
Iblis memasukkan banyak konsep mistik ke gereja bahkan menyelundupkan dukun-dukun serta tukang sihirnya ke dalam gereja. Dan iblis sedang melancarkan pukul an terakhirnya yaitu menggabungkan semua gereja kembali ke dalam gereja Roma Katolik yang adalah miliknya. Ibarat perusahaan, iblis ingin mengadakan merger atas “perusahaan-perusahaan” yang sahamnya telah dibelinya untuk disatukan dengan perusahaan raksasanya.
The Big Boss ingin mengendalikan semua asetnya dan ingin semua perintahnya dijalankan semua bawahannya. Mudah-mudahan pembaca cukup jeli untuk melihatnya. ***
Sumber: Jurnal Pedang Roh Edisi LXXXV Tahun XX Okt-Des 2015
No comments:
Post a Comment