BERPENDARLAH, GURITA KECIL
(Berita Mingguan GITS 4 Oktober 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini dari www.creationmoments.com, 4 September 2014: “Kedalaman samudera yang gelap seringkali penuh dengan berbagai makhluk yang dapat berpendar atau memancarkan cahaya. Tetapi di kalangan gurita, hanya ada dua atau tiga spesies, yang memiliki betina yang mempunyai cincin berpendar di sekitar mulut mereka. Tetapi semuanya berubah dengan adanya serangkaian penemuan luar biasa tentang suatu spesies gurita yang sudah dikenal sebelumnya. Gurita merah, Stauroteuthis syrtensis, tinggal di perairan dalam, lepas pantai timur Amerika Serikat. Pada tahun 1997, seekor spesimen berukuran sepertiga meter dipelajari. Ketika para ilmuwan mematikan lampu laboratorium, mereka terkejut melihat penyedot sang gurita menyala berpendar. Pendaran biru hijau tersebut, mereka menemukan, berpendar paling terang pada panjang gelombang 470 nanometer, yaitu frekuensi yang bisa menjalar jauh di dalam air. Para ilmuwan mengatakan bahwa pendaran ini bisa menjelaskan bagaimana sang gurita mencari makan. Ia tidak makan seperti kebanyakan oktopod lainnya. Sebaliknya, ia makan udang-udangan kecil yang biasanya tertarik kepada cahaya. Jika udang-udangan di air dalam juga tertarik kepada cahaya, maka gurita kecil yang pintar ini hanya perlu menyalakan lampu depannya untuk mencari makanan. Frekuensi cahaya dan diet tidak lazim dari gurita ini memberikan bukti tentang desain Allah yang penuh hikmat. Jika fitur-fitur spesial ini harus terjadi secara kebetulan semua, sudah pasti tidak akan ada gurita ini.
JIMMY CARTER MENDUKUNG HAK HOMOSEKSUAL, MENGATAKAN YESUS TIDAK MENDISKRIMINASI SIAPAPUN
(Berita Mingguan GITS 4 Oktober 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Jimmy Carter, pengajar Sekolah Minggu Baptis, dan mantan Presiden AS, baru-baru ini berbicara untuk mendukung hak homoseksual di gereja-gereja. Dia mengatakan, “Saya tidak pernah tahu ada kata ataupun tindakan Yesus Kristus yang mendiskriminasikan siapa pun. ...Saya seorang Baptis, dan saya percaya bahwa setiap jemaat bersifat otonom dan dapat memutuskan urusannya sendiri. Jadi, jika sebuah gereja lokal Baptis mau menerima anggota-anggota yang gay sama dengan yang lain, yang gereja saya lakukan, maka itu baik-baik saja. Jika sebuah gereja memutuskan untuk tidak melakukan itu, maka hukum pemerintah tidak boleh mengharuskan mereka” (“Jimmy Carter on LGBT Rights, Religion Today, 25 Sept. 2014). Ide bahwa Yesus akan mendukung kaum homoseksual sebagai anggota-anggota jemaat dalah nonsense. Yesus melakukan “diskriminasi” terhadap setiap orang berdosa yang tidak bertobat, memperingatkan bahwa setiap orang berdosa yang tidak bertobat akan binasa (Luk. 13:3-5). Yesus melakukan diskriminasi antara orang berdosa yang bertobat dan orang berdosa yang tidak bertobat. Mengenai hubungan seksual, Kristus mengajarkan bahwa pernikahan adalah satu-satunya lingkup yang sah bagi seks, dan pernikahan adalah antara seorang laki-laki dan seorang perempuan (Mat. 19:3-6). Jadi tidak ada sama sekali yang namanya seks homoseksual yang diizinkan Tuhan. Diluar dari lingkup pernikahan kudus yang telah Tuhan tetapkan itu, seks disebut sebagai perzinahan dan percabulan. “Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah” (Ibrani 13:4). Keanggotaan jemaat memerlukan kelahiran kembali. Ada anggota-anggota jemaat Korintus yang dulunya “Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,” tetapi mereka telah bertobat dan berubah. “Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita” (1 Korintus 6:11).
MAHKAMAH AGUNG AMERIKA SERIKAT DAN NUBUAT ALKITAB
(Berita Mingguan GITS 11 Oktober 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Dalam berbagai keputusan demi keputusan, Mahkamah Agung Amerika Serikat sedang menggenapi nubuat Alkitab. Paling terakhir ini, Mahkamah Agung AS ini melakukannya dengan cara membiarkan keputusan pengadilan federal tetap berlaku, sehingga meruntuhkan hukum negara bagian yang melarang “pernikahan” sesama jenis, secara efektif membuat “pernikahan gay” sebagai hukum di negeri AS. [Beberapa negara bagian AS yang konservatif membuat undang-undang untuk melarang “pernikahan gay.” Tetapi, pengadilan federal AS membuat keputusan bahwa negara bagian harus mengakui “pernikahan gay.” Negara-negara bagian yang terkena mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung, tetapi kasasi mereka ditolak, sehingga mereka harus mengakui “pernikahan gay.”] Pada tahun 1973, dalam kasus Roe vs. Wade, Mahkamah Agung memutuskan bahwa wanita-wanita AS memiliki hak untuk membunuh anak-anak mereka yang dalam kandungan, yang adalah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Keputusan ini didasarkan pada suatu “hak privasi” yang mistis. Pada tahun 1963, Mahkamah Agung memutuskan bahwa pembacaan Alkitab dan doa tidak diizinkan di sekolah-sekolah umum. Secara efektif ini merampas dari pada murid dan guru, hak asasi mereka yang dijamin undang-undang akan kebebasan berbicara dan kebebasan beragama.
Semua keputusan MA ini melawan Allah mahakuasa dan Firman kudusNya. Ini adalah penggenapan Mazmur 2, yang menggambarkan para penguasa bumi bersepakat untuk melawan Tuhan dan Yang DiurapiNya (Mesias dalam bahasa Ibrani, Kristus dalam bahasa Yunani). Menurut nubuat yang sudah berusia 3000 tahun ini, pada penguasa akan berkata, “Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari pada kita!” (Maz. 2:3). Ini mengacu kepada penolakan akan hukum Allah. Tentu saja, Mahkamah Agung AS bukanlah satu-satunya institusi yang bersepakat melawan Allah. Ini adalah fenomena global yang mempersiapkan kedatangan antikristus dan Peperangan Harmagedon.
ISRAEL DAN LAUTAN TEBERAU
(Berita Mingguan GITS 11 Oktober 2014, sumber: www.wayoflife.org)
“Di hadapan mereka Engkau membelah laut, sehingga mereka dapat menyeberang melalui tempat yang kering di tengah-tengah laut. Tetapi pengejar-pengejar mereka telah Kaucampakkan ke air yang dalam, seperti batu ke air yang dahsyat” (Neh. 9:11). Orang-orang yang secara theologis liberal, beserta banyak teman-teman 'injili' mereka, mengatakan bahwa Israel menyeberang di sebelah utara dari Laut Merah di daerah Danau-Danau Pahit. Perhatikan pernyataan berikut dari Halley's Bible Handbook, yang dikabarkan konservatif: “Jadi lautnya waktu itu mengalir ke utara ke cekukan-cekukan yang hari ini dikenal sebagai Danau-Danau Pahit. Jika angin yang agak kuat mendorong air yang dangkal ini ke arah utara ke dalam Danau-Danau Pahit, maka hal itu akan menurunkan permukaan air sehingga suatu jembatan kering akan terlihat, yang bukanlah suatu fenomena yang jarang.”
Untuk menjawab hal ini, kami menyuguhkan hal-hal berikut: (1) Kata Ibrani “Suf,” yang diterjemahkan laut “Merah” dalam Alkitab-Alkitab terjemahan dulu, memang memiliki arti “teberau” (LAI memakai Laut Teberau), tetapi ini tidak berarti Alkitab sedang membicarakan tentang suatu danau teberau yang dangkal. Laut Merah disebut juga Laut “Teberau” pada zaman kuno dulu, bukan karena laut itu dangkal, tetapi karena teberau tumbuh di rawa-rawa yang terdapat di sekitar pantai laut tersebut. (Kata Ibrani ini mengacu kepada semua jenis teberau, bukan hanya yang untuk membuat papirus). Lebih lanjut lagi, dalam Perjanjian Baru, laut ini disebut Laut Merah, dan bukan Laut Teberau (Kis. 7:36; Ibr. 11:29). Di masa kuno, nama Laut Merah mencakup keseluruhan Laut Arabia, termasuk yang kita kenal “Laut Merah” di masa modern ini, dan juga lengan-lengan laut tersebut, dan Teluk Persia (Kenneth Kitchen, On the Reliability of the Old Testament). Dalam 1 Raja-Raja 9:26, Teluk Aqaba, tempat lokasi Ezion Geber, disebut juga Laut Merah. (2) Intinya adalah bahwa Alkitab mengatakan mereka menyeberangi sebuah lautan, dan deskripsi dari penyeberangan itu bukanlah deskripsi orang menyeberangi suatu rawa atau danau. Di zaman kuno, Danau-Danau Pahit tidaklah dalam; lebih mirip rawa-rawa datar yang asin.* Tetapi air yang diseberangi oleh orang Israel digambarkan dalam dan besar. Air itu bisa membentuk tembok bagi orang Israel di sebelah kanan dan kiri sambil mereka lewat (Kel. 14:22; 15:4-5, 10; Neh. 9:11; Maz. 106:9; Yes. 51:10). Paulus menggambarkan penyeberangan itu seperti suatu baptisan dalam awan dan dalam laut (1 Kor. 10:1-2). Baptisan artinya masuk ke dalam atau menyelam, jadi Paulus mengatakan bahwa Israel berjalan di antara tembok-tembok air, di bawah awan kemuliaan. Jadi kita tahu, bahwa penyeberangan itu terjadi di salah satu teluk Laut Merah, dan bukan di sebuah danau atau rawa. (* Sebelum dibukanya Terusan Suez pada tahun 1869, Danau Pahit Besar adalah rawa garam yang besar; dalam iklim yang kering, tempat-tempat itu jarang mengumpulkan cukup air untuk menjadi danau sejati,” NASA Earth Observatory).
OTAK BURUNG YANG LUAR BIASA
(Berita Mingguan GITS 11 Oktober 2014, sumber: www.wayoflife.org)
“Bagaimana caranya untuk menikmati tidur yang sudah sangat diperlukan, ketika anda harus tetap waspada terhadap bahaya? Manusia akan menempatkan orang lain untuk berjaga-jaga terhadap bahaya ketika mereka tidur. Lalu, ada juga yang memakai sistem alarm. Karena burung jauh lebhi terpapar kepada bahaya, Allah memberikan mereka kemampuan untuk melakukan hal-hal ini dalam skala yang sederhana, lalu Ia memberikan mereka satu lagi karunia yang luar biasa. Banyak burung mampu menidurkan setengah otak mereka, sementara setengahnya lagi tetap bangun dan terjaga. Mata yang dikendalikan oleh setengah otak yang tidur bahkan akan tertutup; mata yang dikendalikan oleh setengah otak yang terbangun akan tetap bekerja, mencari bahaya. Setelah setengah otak pertama sudah beristirahat dengan baik, ia akan bangun, dan setengah yang satu lagi akan tidur. Tentu saja, burung juga bisa membuat kedua belah otak mereka tidur bersamaan, sama seperti kita. Paus, anjing laut, dan lumba-lumba, adalah binatang non-burung yang juga mampu menidurkan setengah otak mereka. Bukti dari desain yang pintar mengenai tidur setengah otak ini terlihat pada fakta bahwa ketika dua burung tidur bersebelahan, setiap burung akan menidurkan setengah otak yang menghadap temannya. Setelah setengah otak itu selesai istirahat, mereka bertukar tempat, sehingga setengah otak yang satu lagi dapat tidur. Ketika Alkitab memberi tahu kita bahwa Allah melihat ciptaanNya, dan menyatakannya 'baik,' standar baiknya Allah adalah kesempurnaan. Desainnya yang cerdik, yang memampukan burung untuk mempertahankan diri ketika dosa dan kematian memasuki dunia ciptaan, adalah bagian dari kebaikan ciptaan Allah.”
Editor: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary (www.graphe-ministry.org)
(Didistribusikan dengan gratis, dengan mencantumkan informasi sumber di atas)
Untuk berlangganan, pilih opsi “Join Group” di: http://groups.yahoo.com/group/gits_buletin/ dan ikuti petunjuk selanjutnya di layar komputer
No comments:
Post a Comment