Tuesday, May 06, 2014

Berita Bulan MARET 2014

EJEKAN DAN HUJATAN MEMBUKTIKAN PENGILHAMAN ALKITAB
(Berita Mingguan GITS 29 Maret 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Banyak orang di akhir zaman ini menghujat Allah dan Alkitab. Sebagai contoh, baru-baru ini Bill Maher, seorang pelawak terkenal di televisi Amerika, menghujat Tuhan. Maher berbicara mengenai kisah Alkitab tentang air bah Nuh, dan Maher memberitahu audiens-nya di HBO, bahwa Allah adalah seorang “pembunuh masal yang psikotik,” dan “seorang tiran,” yang “menghukum semua orang hanya untuk membalas beberapa yang dia tidak senangi” (“No, Bill Maher,” The Christian Post, 29 Mar. 2014).

Mendengar orang-orang tak beriman mengejek Tuhan, walaupun menyedihkan, tidaklah terlalu mengherankan. Yang paling mengherankan adalah mendengar orang-orang yang mengaku “Kristen” mengejek dan menghujat Tuhan. Pada tahun 1944, uskup Metodis, G. Bromley Oxnam, salah satu dari presiden pertama World Council of Churches, menyatakan bahwa Allah Perjanjian Lama adalah seorang “bully yang kotor.” (Preaching in a Revolutionary Age, hal. 79) Belakangan, orang-orang seperti William Young, penulis buku laris, The Shack, mengatakan bahwa “Allah yang menonton dari jauh dan menghakimi dosa” adalah “Zeus yang dikristenkan.” Rob Bell, mantan gembala dari sebuah mega-church, menyebut pemberitaan tentang neraka “pandangan murahan tentang Allah.” Dia mengatakan bahwa ada yang salah dengan Allah ini dan menyebutNya “menakutkan dan membuat trauma dan tidak dapat diterima.” Dia mengatakan bahwa kalau seorang ayah di dunia ini bertindak seperti Allah yang mengirim orang ke neraka, “sudah pasti kita akan menelpon organisasi perlindungan hak anak-anak.”

Seharusnya kita tidak perlu terlalu heran. Kira-kira 3000 tahun yang lalu, nabi Daud menulis dalam Mazmur 2 bahwa pada hari-hari terakhir bangsa-bangsa akan rusuh dan melawan Allah dan orang yang diurapiNya, Kristus, dan bahwa mereka akan melakukan ini untuk “membuang tali-tali mereka.” Ini mengacu kepada penolakan hukum-hukum Allah yang kudus. Mazmur 2 berkata, “Dia, yang bersemayam di sorga, tertawa; Tuhan mengolok-olok mereka” (Maz. 2:4). Allah menertawakan usaha menyedihkan dari manusia kecil yang mengira dia lebih tahu dari Allah yang mahatahu, yang mengira dia lebih adil dari Allah yang mahaadil, dan lebih berbelas kasihan daripada Allah yang mati bagi musuh-musuhNya, yang berpikir dia bisa mengepalkan tinjunya yang lemah di hadapan sang Mahakuasa, yang berpikir bahwa mereka bisa mengoreksi Kitab yang tidak mereka pahami sama sekali. Jika orang-orang ini sungguh menyelidiki Alkitab, mereka akan menemukan bahwa Allah sangat suka akan belas kasihan, lebih dari penghakiman, dan bahwa Dia telah menyediakan keselamatan dengan bayaran harga yang sanga mahal, bagi setiap orang yang mau menerimanya. Pada saat yang sama, Allah tetaplah Allah, dan ketuhananNya tidak akan ditentukan oleh orang-orang yang membenciNya. Hukum Allah adalah final, dan upah dosa melawan hukumNya adalah maut. Orang-orang pada zaman Nuh menolak panggilan pertobatan dan mendapatkan upah dosa sama seperti generasi hari ini akan menerima upah dosa jika mereka terus menolak Injil Yesus Kristus.

WORLD VISION KINI MENERIMA “PERNIKAHAN” SESAMA JENIS
(Berita Mingguan GITS 29 Maret 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Dalam suatu tanda zaman yang luar biasa jelas, World Vision cabang Amerika kini akan mempekerjakan “orang-orang Kristen gay yang sudah menikah secara legal” (“World Vision,” Christianity Today, 24 Mar. 2014). World Vision, suatu organisasi “kemanusiaan Kristen,” mendapat lebih dari satu milyar dolar dalam pemasukan pada tahun 2013, dalam misinya untuk “membereskan penyebab-penyebab kemiskinan dan ketidakadilan.” Presiden dari World Vision AS, Richard Stearns, mengatakan bahwa aturan baru ini “membuat kebijakan kita lebih konsisten dengan praktek kita dalam isu-isu kontroversial lainnya.” Dia berharap bahwa mengabaikan isu-isu seperti perceraian/pernikahan kembali, baptisan, gembala-gembala wanita, dan kini “pernikahan sesama jenis,” akan meningkatkan persatuan Kristen. Dia bahkan berani untuk mengklaim bahwa “ini bukan berarti mendukung pernikahan sesama jenis.” Dia mengatakan bahwa World Vision bisa membuat aturan baru seperti ini karena mereka adalah organisasi para-church (organisasi bukan gereja, tetapi yang membantu gereja-gereja), dan tidak bertanggung jawab mengenai isu-isu yang berkaitan dengan doktrin Alkitab dan praktek gereja.

Namun perintah Alkitab seperti dalam Yudas 1:3 dan Roma 16:17 ditujukan kepada semua orang percaya, dan ketaatan kepada perintah-perintah ini tidak dapat dihindari dengan mengklaim berfokus kepada tujuan-tujuan terbatas, seperti keadilan sosial, keluarga, penginjilan masal, atau penciptaan. Masalah dasar di sini adalah bahwa organisasi-organisasi para-church tidak memiliki otoritas dalam Perjanjian Baru. Setiap pelayanan seharusnya berada di bawah pengawasan dan disiplin dari suatu jemaat Perjanjian Baru yang sehat, yang adalah tiang penopang dan dasar kebenaran (1 Tim. 3:15). Lebih jauh lagi, Amanat Agung Kristus tidak menyuruh kita untuk mengubah dunia melalui pekerjaan sosial. Para Rasul dan jemaat-jemaat abad pertama tidak berusaha mengubah kondisi sosial ekonomi dari kerajaan Romawi. Amanat Agung Tuhan tidak terbatas pada satu, dua, atau tiga objektif yang terbatas, seberapa pun bagusnya hal-hal itu dalam diri mereka sendiri. Waktunya sepertinya sudah sangat sempit, dan kebutuhan paling mendesak adalah mendirikan jemaat-jemaat Perjanjian Baru yang sehat yang 100% dipersiapkan untuk memenuhi Amanat Agung Kristus sebagaimana tercantum dalam Matius 28:18-20; Markus 16:15; Lukas 24:44-48; Yohanes 21:15-17; dan Kisah Para Rasul 1:8. World Vision bisa bicara seenaknya tentang bagaimana mereka tidak berkompromi. Orang-orang yang sungguh percaya Alkitab tahu bahwa itu omong kosong. World Vision sendiri adalah penggenapan dari 2 Timotius 4:2-3. Keputusan World Vision juga adalah konsekuensi logis dari kesesatan pengajaran “dalam hal-hal esensial kita bersatu” (dan dalam hal-hal yang “kurang” esensial kita boleh macam-macam). Kita akan menyaksikan lebih banyak lagi orang-orang atau organisasi “Kristen” yang berkompromi dalam hal homoseksualitas ataupun hal-hal lain, karena mereka tidak mengikuti Alkitab dan  melakukan separasi.

KJV TERJEMAHAN ALKITAB YANG PALING BANYAK DIPAKAI DI AMERIKA
(Berita Mingguan GITS 22 Maret 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Menurut riset yang paling akhir dan menyeluruh, Alkitab King James tetap menjadi terjemahan yang paling banyak dipakai di Amerika. Studi The Bible in American Life menemukan bahwa KJV dibaca oleh 55% orang yang mengaku pembaca Alkitab, NIV oleh 19%, New RSV 7%, Living Bible 6%, dan New American Bible 5%. Semua versi lain digabung menjadi 8% (“The Bible in American Life” oleh The Center for the Study of Religion and American Culture, 6 Maret 2014, www.raac.iupui.edu). Di gereja-gereja, 40% memakai KJV, dan 21 % NIV. Hasil studi The Bible in American Life ini mirip dengan hasil riset American Bible Society tahun 2013, yang melakukan survei “State of the Bible” bersama Barna, yang menemukan bahwa 52% orang Amerika membaca KJV atau NKJV, dibandingkan dengan 11 persen yang membaca NIV. Penelitian-penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun NIV lebih banyak terjual daripada KJV, NIV tidak banyak dipakai. Walaupun 100 tahun terakhir ini versi-versi modern diiklankan sedemikian rupa, ternyata KJV tetap kuat.
Namun persentase pemakai KJV memang menurun. Pada tahun 1995, sekitar dua pertiga orang Amerika mengklaim KJV sebagai terjemahan utama mereka (Jennifer Lowe, “Buy the Book,” Dayton Daily News, Dayton Ohio, 16 Sept. 1995, hal. 7C). Pada saat yang sama, studi The Bible in American Life menemukan bahwa 70% pembaca NIV membacanya minimal sekali seminggu, dan hanya 54% pembaca KJV membacanya minimal sekali seminggu. Ini mengindikasikan bahwa sejumlah besar pembaca KJV hanyalah orang Kristen KTP. Faktanya, jika seseorang tidak membaca Alkitab sekali seminggu, diragukan apakah ia orang Kristen lahir baru, karena salah satu ciri keselamatan adalah cinta akan Firman Tuhan. Yesus berkata, “Barangsiapa berasal dari Allah, ia mendengarkan firman Allah; itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah” (Yoh. 8:47).

PEMIMPIN WCC MENGHADAP PAUS
(Berita Mingguan GITS 22 Maret 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Olav Tveit, Sekretaris Jenderal dari World Council of Churches, menghadap Paus pada tanggal 7 Maret untuk mendiskusikan “kesempatan-kesempatan baru untuk persatuan Kristen” (“WCC General Secretary Shares with Pope,” Oikoumene.org, 8 Maret 2014). Tveit mengatakan bahwa “para pemimpin iman” dapat menemukan persatuan dalam suatu “ziarah keadilan dan perdamaian,” mengacu kepada aksi-aksi bersama berkaitan dengan isu-isu seperti resolusi konflik dan perubahan iklim. Pekerjaan sosial adalah salah satu lem pengikat “gereja” esa sedunia. Selama audiensi tersebut, sang Paus mengatakan, “Perpecahan-perpecahan ini tidak boleh diterima dengan pasrah, seolah-olah mereka ini komponen yang tak terhindarkan dari pengalaman sejarah Gereja. Jika orang-orang Kristen mengabaikan panggilan Tuhan kepada persatuan, mereka berisiko mengabaikan Tuhan Sendiri dan keselamatan yang Ia tawarkan” (“Positive Meeting between Pope and Ecumenical Leader,”Christianity Today, 10 Mar. 2014). Jadi, langsung dari mulut Paus sendiri: keselamatan adalah melalui persatuan ekumene.

PEJABAT PALESTINA SENIOR MENGATAKAN ALLAH AKAN MEMBAWA ORANG YAHUDI KE ISRAEL AGAR DAPAT MEREKA BUNUH(Berita Mingguan GITS 22 Maret 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Berbicara di TV resmi PA (Palestinian Authority/Otoritas Palestina), Abbas Zaki seorang pejabat Palestina senior, mengatakan bahwa orang-orang Israel “adalah alat canggih kejahatan” dan bahwa “Allah akan mengumpulkan mereka supaya kita bisa membunuh mereka' (12 Maret 2014). Dia mengatakan bahwa dia telah memberitahu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengenai “kematiannya” (“Senior Palestinian Official,” Palestinian Media Watch, 13 Maret 2014). Zaki adalah seorang teman dekat Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, yang bertemu dengan presiden AS, Barack Obama di White House lima hari setelah membuat pernyataan di atas. Otoritas Palestina telah menolak untuk mengakui Israel sebagai “negara Yahudi.” Pada tahun 2011, Zaki berkata di TV Al-Jazeera bahwa tujuan mereka adalah agar Israel “dihilangkan eksistensinya” dan bahwa mereka mencoba merahasiakan hal ini dari pers dunia.

PEMBUAT HUKUM BELGIUM MELEGALKAN EUTHANASIA UNTUK ANAK-ANAK
(Berita Mingguan GITS 22 Maret 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari “What's the Use of Keeping This Baby Alive?” Christian News Network, 23 Feb. 2014. “Para pembuat hukum di Belgium baru-baru ini menyetujui sebuah aturan yang akan mengizinkan dokter-dokter untuk mengeuthanasia anak-anak dari segala rentang  usia. Sebagaimana dilaporkan sebelumnya, Senat Belgium mayoritas besarnya menyetujui rancangan hukum tentang euthanasia anak pada bulan Desember, dan mengirim rancangan hukum tersebut ke badan legislatif bawah. Bulan ini, badan legistlatif bawah memvoting 86-44, mengesahkan rancangan hukum tersebut, walaupun terkena kritikan internasional. Raja Belgium, Philippe, diperkirakan akan menandatangani rancangan itu menjadi hukum yang sah. Begitu hukum baru ini berlaku, anak-anak dengan penyakit mematikan akan memiliki pilihan untuk mengakhiri hidup mereka lewat suntikan maut. Selama anak-anak itu memahami apa itu euthanasia dan mendapatkan persetujuan dari orang tua dan dokter, mereka akan bebas untuk memilih bunuh diri yang dibantu ini. Belgium, sebuah negara yang predominan sekuler, pertama kali mengesahkan euthanasia bagi orang dewasa pada tahun 2002. Kini, negara Eropa yang kecil itu akan menjadi negara kedua di dunia – bersama dengan Belanda – yang mengizinkan euthanasia anak-anak.

Steve Forbes, seorang pebisnis Amerika dan mantan calon presiden, juga menyampaikan keprihatinan atas arah Belgium ini, berpendapat bahwa hal ini menggambarkan 'lereng licin' euthanasia. 'Kita sedang berada di lereng yang amat licin menuju kepada suatu masyarakat seperti yang dibayangkan oleh Nazi Jerman, suatu masyarakat tempat “orang-orang yang tidak diinginkan” dapat dienyahkan seperti jaringan kotor,' demikian Forbes menulis baru-baru ini. 'Holocaust dan kejahatan Nazi lainnya sempat membelokkan gerakan eugenic. Tetapi kini itu semua kembali terjadi dengan pakaian yang baru – kita hanya mau membunuh untuk menghilangkan penderitaan. Ketika euthanasia semakin diterima – dan kita semakin kebal terhadap bebal terhadap horor pembunuhan manusia seperti ini – kita akan turun ke tingkat kekejian selanjutnya: menekan orang-orang sakit untuk menghentikan pengobatan bagi penyakit yang kemungkinan mematikan, dengan alasan untuk “menghemat sumber daya yang langka” bagi orang-orang yang masih memiliki banyak tahun ke depan,” ia mengusulkan. 'Tanda keagungan suatu kebudayaan adalah bagaimana mereka berlaku kepada anggota-anggota mereka yang paling lemah,' demikian Forbes menyimpulkan.

BINTANG-BINTANG YANG LUAR BIASA
(Berita Mingguan GITS 22 Maret 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini dari www.creationmoments.com, 18 Maret 2014: “Ia menentukan jumlah bintang-bintang dan menyebut nama-nama semuanya. Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan, kebijaksanaan-Nya tak terhingga” (Mazmur 147:4-5). Kebanyakan kita pernah mendengar bahwa matahari kita ini adalah suatu bintang ukurang sedang. Namun, bintang yang satu ini menghasilkan lebih banyak energi setiap detiknya daripada yang bisa kita pakai. Kurang dari 0,1% energinya mencapai bumi setiap detiknya. Jika kita bisa mengumpulkan satu detik saja energi yang dicurahkan matahari, kita akan memiliki lebih banyak energi daripada yang manusia pernah pakai sejak permulaan zaman atau yang akan kita pakai hingga ribuan tahun ke depan! Ada bintang-bintang yang begitu besar, sehingga jika bintang-bintang itu ditempatkan di posisi matahari kita, yaitu sekitar 93 mil jauhnya dari Bumi, maka Bumi kita ini akan berada dalam bintang tersebut. Para ahli astronomi memperkirakan bahwa ada lebih dari satu milyar bintang di galaksi kita dan lebih dari sejuta galaksi seperti itu di alam semesta!

Ini berarti bahwa mengingat besarnya kuasa Allah yang diperlukan untuk menciptakan matahari, sebenar Dia menciptakan lebih dari sejuta kali semilyar matahari! Dan pikirkan saja, Dia menciptakan semua itu dalam satu hari, dan bahkan tidak beristirahat hari selanjutnya. Alkitab bahkan memberitahu kita bahwa ia menyebut tiap-tiap bintang dengan namanya sendiri. Semua bintang berbeda satu sama lain. Ada yang menghasilkan energi besar sekali, tetapi sama sekali tidak terlihat oleh mata kita. Ada yang berputar sangat cepat, sampai lusinan kali per detik. Ada bintang yang berkedip-kedip on dan off, seperti mercusuar luar angkasa. Sungguh, kuasa, hikmat, dan kreativitas Allah tak terhingga.

NEANDERTHAL YANG PINTAR
(Berita Mingguan GITS 15 Maret 2014, sumber: www.wayoflife.org)
“Riset-riset terbaru” mengenai tulang hyoid milik manusia Neanderthal telah menemukan bahwa “para Neanderthal bisa jadi telah berbicara dalam bahasa-bahasa yang tidak jauh berbeda dari yang kita pakai hari ini” (“Talking Neanderthals Challenge the Origins of Speech,”Science Daily, 2 Maret 2014). Sebuah tim internasional memakai pemindaian x-ray 3D, dipimpin oleh Stephen Wroe dari University of New England, membandingkan sebuah “tulang hyoid Neanderthal berusia 60.000 tahun,” dengan milik “manusia modern,” dan menyimpulkan bahwa “dalam hal perilaku mekanis, hyoid milik Neanderthal secara mendasar tidak bisa dibedakan dari punya kita, memunculkan suatu sugesti kuat bahwa bagian kunci dari organ suara ini dipakai dengan cara yang sama.” Ini adalah contoh lain bagaimana para ilmuwan yang percaya evolusi berhasil membantah evolusi itu sendiri. Sepanjang abad 20, mulai dari ditemukannya sebuah kerangka manusia lengkap di Perancis, Neanderthal telah dipresentasikan sebagai “mata rantai yang hilang,” suatu kombinasi manusia-kera, suatu simbol evolusi yang prominen. Pada tahun 1909, Marcellin Boule melaporkan kepada French Academy of Sciences bahwa Neanderthal berjalan dengan kaki agak menjinjit seperti kera, dengan pola langkah lutut tertekuk, dan “pastinya memiliki kemampuan psikis yang sangat sederhana ... dan bahasa bunyi-bunyian yang paling sederhana.” Boule mengulangi hal ini dalam bukunya Fossil Men, tahun 1957 (hal. 251).

Pada tahun 1930, Frederick Blaschke membuat model sebuah keluarga Neanderthal dalam setting sebuah gua, menggambarkan mereka bongkok, hanya setengah berpakaian, menggenggam tulang-tulang, dan dengan ekspresi wajah yang sangat bodoh. Ini ditayangkan secara promine di Field Museum of Natural History di Chicago dan disalin di banyak sekali buku teks, ensiklopedia, jurnal, majalah populer, koran, dan museum-museum. Ini adalah pandangan yang prevalen selama lebih dari setengah abad. Ini bukan sains, ini adalah pembuatan mitos. Sejak tahun 1970an, Neanderthal mengalami transformasi perlahan. Kini sudah diakui umum bahwa Neanderthal adalah makhluk yang kompleks (mereka merawat yang sakit dan tua, menguburkan orang-orang mati mereka, dan mempraktekkan agama), yang bisa membuat dan menggunakan berbagai jenis peralatan, memakai lem, menempelkan ujung yang tajam kepada tombak kayu menggunakan tali kulit, membuat jarum dari tulang, membangun tempat tinggal bertembok dengan tempat api untuk memasak dan berdiang, membuat ornamen-ornamen dan patung-patung dari tulang, gading, dan kayu licin, dan bahkan memainkan seruling dengan sistem musik tujuh not yang dipakai di dunia modern (Marvin Lubenow, Bones of Contention, hal. 239-244, 254-257). Apakah kaum evolusionis telah meminta maaf karena kesalahan yang telah mereka timpakan ke atas dunia? Sama sekali tidak.

Editor: Kesimpulannya Neanderthal adalah sepenuhnya manusia. Mereka adalah bagian dari keturunan Nuh yang tersebar setelah peristiwa menara Babel.

KOREA UTARA – MISIONARI DILEPASKAN, ORANG-ORANG KRISTEN DIEKSEKUSI
(Berita Mingguan GITS 15 Maret 2014, sumber: www.wayoflife.org)
John Stort, seorang misionari 75 tahun yang ditangkap di Korea Utara tanggal 16 Februari, dilepaskan pada tanggal 2 Maret. Misionari Australia itu, yang tinggal di Hong Kong, dipaksa untuk menulis sebuah “pengakuan” dan “permintaan maaf” karena melakukan “suatu tindakan kriminal dengan cara secara rahasia menyebarkan traktat-traktat Alkitab saya” (“Australian Christian Missionary John Short,” The Christian Post, 7 Maret 2014). Seorang misionari Amerika, Kenneth Bae, tetap dipenjara. Dia ditangkap pada November 2012 dan divonis 15 tahun kerja paksa karena “mencoba menggulingkan pemerintah melalui aktivitas agama.” Juga dilaporkan minggu ini bahwa Kim Jong Un telah memerintahkan eksekusi atas 33 orang “atas tuduhan berusaha menggulingkan rezim dengan cara menerima uang untuk mendirikan 500 gereja bawah tanah” (“North Koreans Face Execution,” The Chosunilbo, Chosun, South Korea’s English news media, 10 Maret 2014). Uang itu katanya diterima dari misionari Baptis, Kim Jung-wook, yang ditangkap tahun lalu, tetapi sebuah sumber di Cina mengatakan bahwa dia diculik oleh agen-agen Korea Utara di Dandong. Korea Utara adalah negara yang paling opresif di dunia. Negara itu menjalankan kamp-kamp konsentrasi, tempat para tahanan diperlakukan dengan brutalitas yang mengerikan. Mantan penjaga penjara, Ahn Myong-chol menggambarkan para tahanan sebagai “kerangka tulang berjalan dan orang-orang lumpuh dengan baju compang-camping.” Sejumlah besar tahanan mati karena kelaparan, penyakit, kecelakaan kerja, dan penyiksaan. Dalam sebuah kesaksian di hadapan DPR AS pada tahun 2002, Lee Soon-ok mengatakan bahwa “kebanyakan dari 6000 tahanan yang ada di sana ketika saya tiba tahun 1987, telah secara diam-diam mati di bawah kondisi penjara yang kejam ketika saya keluar tahun 1992” (“Testimony of Ms. Soon Ok Lee, North Korean prison camp survivor,” United States Senate Hearings). Telah diperkirakan bahwa 200.000 orang saat ini sedang dipenjarakan dalam kamp-kamp konsentrasi Korea Utara, dan bahwa 20 hingga 25 persen mati setiap tahunnya. Desember yang lalu, diktator Kim Jong Un membunuh pamannya sendiri, katanya bersama seluruh keluarganya.

SUPER-KOLONI SEMUT
(Berita Mingguan GITS 15 Maret 2014, sumber: www.wayoflife.org)
“Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen” (Amsal 6:6-8). Riset paling mutakhir mengenai superkoloni dari semut membuat semakin jelas kerajinan binatang kecil ini yang sudah melegenda, sebagaimana dijelaskan secara efektif dalam Firman Tuhan. Superkoloni ditemukan pada tahun 1920an oleh Dr. Eugene Marais. Salah satu superkoloni ini “terdiri dari 33 populasi semut yang terpisah di suatu rentang wilayah sepanjang 3,7 mil di pantai Mediterania, dengan lebih dari satu milyar pekerja dalam jutaan sarang individu” (“The World’s Most Amazing Structures Not Built by Humans,” Gizmodo.com, 6 Maret 2014). Dr. Louis Fortune menelusuri sebuah superkoloni semut putih dengan cara menuangkan 10 ton semen ke dalam lubang-lubang mereka. Terowongan-terowongan yang dibuat oleh semut-semut itu sedemikian padat, sehingga semen itu tersebar ke seluruh koloni dan ketika tanah di sekelilingnya dihilangkan, seluruh struktur yang luar biasa itu menjadi terlihat. Para semut telah “menciptakan suatu kota bawah tanah yang kompleks, lengkap dengan taman jamur, tempat mengasuh anak, peternakan-peternakan susu, lubang-lubang sampah, dan jaringan ventilasi. Terlihat seperti desain dari seorang arsitek – satu otak – namun ini diciptakan oleh suatu 'organisme super' – yaitu koloni semut” (“Giant Termite City Excavated,”Digital Journal, 15 Feb. 2009). “Ada jalan-jalan raya bawah tanah yang menghubungkan kamar-kamar utama, dan lepas dari jalan-jalan arteri ada jalan-jalan kecil. Terowongan-terowongan didesain untuk menyediakan rute transportasi terdekat.” Diperkirakan bahwa semut-semut itu memindahkan 40 ton tanah untuk membangun kota mereka. “Milyaran keping tanah dibawa oleh semut-semut ke permukaan, setiap keping empat kali lebih berat dari semut pekerja, dan dalam rasio manusia, dibawa satu kilometer ke permukaan. Ini seimbang dengan pembangunan tembok besar Cina. Ini adalah sungguh keajaiban dunia” (www.youtube.com/watch?v=tyBf3GcGX64).

CHO YONGGI TERBUKTI MENGGELAPKAN UANG
(Berita Mingguan GITS 8 Maret 2014, sumber: www.wayoflife.org)
David Yonggi Cho, pendiri dari Yoido Full Gospel Church di Seoul, yang sejak lama disebut-sebut sebagai gereja terbesar di dunia, pada tanggal 20 Februari dijatuhi hukuman tiga tahun penjara karena melanggar kepercayaan dan korupsi (“David Yonggi Cho,” The Gospel Herald, 21 Feb. 2014). Cho ditemukan bersalah atas tindakan merugikan gereja sebesar $12 juta dengan cara menyuruh pejabat gereja membeli saham yang dimiliki putra sulungnya, Cho Hee-jun, dengan harga empat kali lipat harga pasar. Hukuman tiga tahun bagi David Cho ditangguhkan, tetapi dia diperintahkan untuk membayar denda $4,7 juta. Cho Hee-jun, dijatuhi hukuman tiga tahun (tidak ditangguhkan) karena berkolusi dengan ayahnya. Pada tahun 2011, Cho dituduh oleh 29 penatua gereja melakukan penggelapan uang $20 juta. Cho yang nampak “sukses” dari segi jumlah orang, menjadi salah satu pengkhotbah yang paling berpengaruh di dunia di kalangan angkatan yang gila pragmatisme ini. Dia bergerak bebas di kalangan “injili” dan telah dipromosikan oleh orang-orang seperti gembala Southern Baptis Rick Warren, Peter Wagner dari Fuller Theological Seminary, Bill Hybels dari Willowcreek, dan Elmer Towns, yang bersama Jerry Falwell mendirikan Liberty University.

Cho mengklaim bahwa dia menerima panggilan untuk berkhotbah langsung dan secara pribadi dari Yesus, yang menampakkan diri kepadanya sambil berpakaian pemadam kebakaran (Dictionary of Pentecostal and Charismatic Movements). Cho mengatakan bahwa Allah menjanjikan kesembuhan dan kemakmuran bagi setiap orang percaya. Sebenarnya, ini adalah bagian dari “injil lima bagian” yang dia ajarkan. Menurut data tahun 2005, Yoido Full Gospel Church memiliki 527 gembala sidang, 279 di antaranya wanita. Dalam bukunya, The Fourth Dimension, Cho mengajarkan salah satu kesesatan Word-Faith yang disebut “Law of Incubation.” Dia mengklaim bahwa orang-orang percaya dapat menciptakan realita dengan cara membentuk suatu gambaran mental yang tepat akan tujuan yang mau dicapai, lalu mengucapkannya untuk menjadi nyata, walaupun “hukum” ini sepertinya belakangan ini tidak begitu bekerja baginya. Dalam buku The Healing Epidemic, tahun 1998, Dr. Peter Masters, gembala utama dari Metropolitan Tabernacle di London, memperingatkan: “Apakah bahan bangunan dari gereja terbesar di dunia? Jawabannya adalah, berhala pencampuran pengajaran Alkitab dengan teknik-teknik pikiran yang kafir. ...Ini adalah tipe gereja yang telah menggerakkan banyak sekali pengajar-pengajar Kristen yang mudah terpukau untuk bergabung dengan kereta penyembuhan-nubuat. Kita perlu sangat berhati-hati di zaman sekarang ini.”

ORANG-ORANG KRISTEN SIRIA DIPAKSA MENERIMA PERHAMBAAN DHIMMI
(Berita Mingguan GITS 8 Maret 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari “Syrian Christians,” The Times of Israel, 27 Feb. 2014. Kita tahu bahwa istilah “Kristen” di Timur Tengah seringkali mengacu kepada suatu bentuk sakramentalisme, seperti Katolikisme atau Ortodoksi, dan bukan benar-benar kekristenan yang Alkitbiah. Ini bahkan bisa terlihat jelas dari tuntutan para Muslim dalam laporan berikut ini. Namun tetap saja peristiwa-peristiwa ini adalah tindakan penganiayaan dan seharusnya menjadi perhatian setiap orang percaya. Berikut adalah laporannya: “Para pemimpin Kristen di kota Raqqa, Siria utara, yang ditangkap oleh sebuah organisasi yang pernah berafiliasi dengan al-Qaeda, telah menandatangani sebuah dokumen pernyataan berserah minggu ini, yang melarang mereka untuk mempraktekkan kekristenan di depan umum agar mereka dilindungi oleh para penguasa Islam yang di atas mereka. Dokumen itu, yang bertanggal hari Minggu dan disebarkan melalui akun-akun Twitter Islamis, menyatakan bahwa komunitas Kristen di propinsi Raqqa, yang ditangkap Maret lalu oleh Islamic State of Iraq dan the Levant (ISIS), baru-baru ini diberikan tiga opsi: masuk Islam; tetap Kristen tetapi mengaku menyerah kepada Islam; atau 'menghadapi pedang.' Mereka memilih yang kedua dari pilihan-pilihan itu, yang dikenal juga sebagai kondisi dhimmi (dhimmitude). ...Menurut hukum Islam klasik, orang-orang Kristen dan Yahudi yang hidup di bawah kekuasaan Muslim harus membayar suatu pajak yang dikenal sebagai jizya, sebagai balas untuk perlindungan dari penguasa Muslim tersebut, yang dikenal sebagai dhimma. ...Untuk itu, orang-orang Kristen harus setuju kepada daftar persyaratan: tidak boleh merenovasi gereja atau biara di Raqqa; tidak boleh mempertunjukkan salib atau simbol-simbol agamawi di muka umum atau menggunakan loudspeaker saat berdoa; tidak boleh membaca Kitab Suci di dalam rumah dengan suara yang cukup keras sehingga orang Islam yang berdiri di luar bisa mendengarnya; tidak boleh mengambil aksi subversif melawan orang Muslim; tidak boleh melakukan seremoni agamawi apapun di luar gereja; tidak boleh melarang orang Kristen manapun yang mau masuk Islem; harus menghormati Islam dan orang Muslim dan tidak mengatakan apa-apa yang menyinggung mereka; membayar pajak jizya seharga empat dinar emas bagi yang kaya, dua bagi yang biasa-biasa, dan satu bagi yang miskin, dua kali setahun, untuk setiap orang Kristen dewasa; tidak minum alkohol di depan umum; dan berpakaian sopan.”

PASANGAN LESBIAN DALAM DISNEY CHANNEL
(Berita Mingguan GITS 8 Maret 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Tidak mengherankan, Disney Channel mempromosikan “pernikahan” homoseksual dalam program anak-anak mereka. Sebuah episode “Good Luck Charlie” yang ditayangkan baru-baru ini berisikan seseorang dengan dua ibu yang lesbian. Seorang perwakilan Disney mengatakan, “Cerita yang satu ini dikembangkan sambil berkonsultasi dengan ahli-ahli perkembangan anak dan penasihat komunitas. Sama seperti semua program Disney, yang satu ini dikembangkan agar relevan bagi anak-anak dan keluarga-keluarga di seluruh dunia dan mewakili tema-tema keberagaman dan inklusivitas” (“Taylor Has Two Moms,”The Blaze, 27 Jan. 2014). Michael Eisner meninggalkan istrinya dan “menikahi” seorang laki-laki pada tahun 1996, dan pada waktu itu ia memiliki 60% saham Disney. Disney World yang di Orlando, Florida, memiliki hari khusus tema homoseksual, dan pada hari itu karakter-karakter Disney, Mickey Mouse dan Donald Duck, digambarkan sebagai pasangan homoseksual. Pada dekade-dekade awalnya, Disney dianggap sebagai hiburan keluarga yang sehat, tetapi sejak lama organisasi ini telah mengusung agenda anti-Tuhan. Main Street di Disneyland, yang dibuka tahun 1955, tidak memiliki gereja, walaupun ada gereja di hampir semua jalan besar Amerika pada waktu itu. Disney telah lama mempromosikan sihir dan mistikisme okultik  sebagai hiburan “tidak berbahaya” walaupun Firman Tuhan melarang keterlibatan dengan hal-hal seperti itu dengan kata-kata yang keras sekali. Disney mempromosikan mitos adanya sihir hitam dan sihir putih. Sebenarnya, semua sihir berasal dari Iblis dan berada di bawah hukuman Tuhan. Film Disney Bedknobs dan Broomsticks mengusung sihir penuh, termasuk suatu kutuk dari Ashtaroth, dewi kesuburan Kanaan kuno yang menjadi batu sandungan bagi orang Israel dan yang menjadi sebab kehancuran bangsa-bangsa Kanaan. Melalui anak-anak perusahaannya, Miramax dan Hollywood Pictures, Disney telah mempublikasikan banyak sekali film yang kotor, yang memperlihatkan ketelanjangan penuh, ataupun inses.

SALAH SATU PENDIRI GREENPEACE MEMBERITAHU SENAT AS BAHWA TIDAK ADA BUKTI MANUSIA MENYEBABKAN PERUBAHAN IKLIM(Berita Mingguan GITS 8 Maret 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari “Greenpeace Co-founder,” The Independent, U.K., 28 Feb. 2014: “Salah satu pendiri Greenpeace, Patrick Moore, telah membuat marah kelompok-kelompok aktivis lingkungan setelah ia mengatakan bahwa perubahan iklim 'tidak disebabkan oleh manusia' dan bahwa 'tidak ada bukti ilmiah' untuk mendukung panik yang disebabkan oleh global warming. ...'Tidak ada bukti ilmiah bahwa emisi karbon dioksida oleh manusia adalah penyebab dominan terjadinya sedikit penghangatan atmosfir bumi selama 100 tahun terakhir,' ia berkata kepada sebuah Komite di Senat AS. 'Jika ada bukti seperti itu, pasti sudah ditulis di mana-mana untuk dilihat semua orang. Tidak ada bukti sejati, sebagaimana dipahami sains, yang eksis.' ...Pendiri Greenpeace itu berargumen bahwa peningkatan suhu atmosfir di permukaan bumi sudah mulai sejak Zaman Es ketika CO2 '10 kali lebih tinggi dari hari ini, namun ternyata kehidupan manusia berkembang' pada waktu itu. ...Moore ikut mendirikan grup aktivis lingkungan tersebut waktu ia seorang mahasiswa PhD dalam bidang Ekologi di tahun 1971. Ia meninggalkan Greenpeace pada tahun 1986 setelah kelompok itu menjadi lebih tertarik kepada politik daripada sains. 'Setelah 15 tahun menjabat di komite tertingginya, saya harus meninggalkan Greenpeace karena mereka masuk ke sayap kiri politik, dan mulai mengadopsi kebijakan-kebijakan yang tidak dapat saya terima dari perspektif sains saya,' demikian ia katakan. 'Perubahan iklim bukanlah suatu isu waktu saya meninggalkan Greenpeace, tetapi jelas itu isu hangat sekarang.'

PAUS BERGABUNG DENGAN KHARISMATIK, MENYERUKAN GEREJA ESA SEDUNIA
(Berita Mingguan GITS 1 Maret 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Dalam sebuah video informal sepanjang tujuh menit yang sudah ditaruh di YouTube, Paus Fransiskus menyerukan persatuan semua orang Kristen. Konteksnya bahkan lebih informatif lagi bagi kita. Video tersebut direkam dari sebuah smartphone milik uskup Anglikan Episkopal, Anthony Palmer, seorang kharismatik, ketika ia mengunjungi Vatikan baru-baru ini. Palmer telah mengenal sang paus sejak dia masih menjabat sebagai uskup agung di Argentina. Klip video tentang sang paus itu direkam untuk diputar di konferensi gembala-gembala Pantekosta yang diusung oleh Kenneth Copeland, seorang pengkhotbah yang penuh dengan kesesatan, yang jatuh ke lantai dan tertawa histeris sambil “mabuk dalam roh.” Paus mengatakan bahwa semua orang Kristen bersalah karena tidak bersatu, dan bahwa Allah telah memulai mujizat persatuan Kristiani dan akan menyelesaikannya.

Dalam komentarnya dalam acara Copeland itu, sebelum video itu diputar, Palmer memperlihatkan bahwa dia adalah seorang pembangun gereja esa-sedunia yang bersemangat dan efektif. Dia memberikan kesaksian pribadi tentang pengalaman pertobatan, dan berkata bahwa dia percaya keselamatan adalah melalui kasih karunia Allah saja, dan bicaranya baik dan menarik. Tetapi dia sangatlah tertipu. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut yang dibuat Palmer sebelum video Paus diputar: “Saya datang malam ini dalam roh Elia, yaitu roh rekonsiliasi. ...Saya telah memahami bahwa keberagaman itu dari Allah; tetapi perpecahan itu dari Iblis. ...Adalah kemuliaan yang menyatukan kita, bukan doktrin. Jika kamu menerima bahwa hadirat Allah ada dalam saya dan hadirat Allah ada dalam kamu, hanya itu yang kita perlukan. Allah akan menyelesaikan masalah doktrin kita ketika kita naik ke Sorga. ...Perpecahan merusak kredibilitas kita. ...Saya percaya kita akan melihat lebih banyak orang berangkat masuk ke gereja-gereja dalam roh Elia. Kita perlu memberikan sumber daya dan energi kepada pelayanan rekonsiliasi sebanyak yang kita berikan kepada penginjilan. Saya menantang kamu untuk menemukan seorang yang membangun jembatan dan mendukung dia.”

Tidak ada hal yang lebih berbahaya dan tidak alkitabiah selain menggantikan doktrin Alkitab dengan pengalaman sebagai dasar persatuan. Inilah inti dan jantung dari kesalahan kharismatik, dan sekarang kita melihat hal ini diusung oleh Paus Roma sebagai fondasi dari gereja esa-sedunia. Dalam seruannya untuk persatuan, Palmer sama sekali tidak mengatakan apa-apa tentang kesesatan dalam kepausan, keimamatan mereka, sakramentalisme, “baptisan” bayi, doktrin lahir baru melalui baptisan, misa, penyembahan Maria, purgatori, santo-santa, doa untuk orang mati, kebiaraan, monastikisme, dan banyak kesesatan lainnya. Dia tidak mengatakan apa-apa tentang kesesatan Word-Faith-nya Copeland. Dengan filosofi “rekonsiliasi Elia” yang dia usung, semua itu tidak ada artinya selama seseorang mengasihi “Yesus,” percaya “Injil,” dan memiliki “roh.” Kita tidak diperbolehkan untuk menguji Yesus APA, Injil APA, atau Roh APA. Pengujian seperti itu akan merusak kesatuan dan membawa kita kembali kepada perpecahan, yang kita diberitahu, berasal dari Iblis.

Betapa penipuan rohani yang hebat! Betapa dekat kedatangan Tuhan! Tidak heran Tuhan Yesus memperingatkan bahwa guru-guru palsu akan menjadi sedemikian licik sehingga “sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga” (Mat. 24:24). Jangan tertipu, satu ayat berikut ini saja menghancurkan seruan untuk persatuan akhir zaman yang tidak mengindakan doktrin: “Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus” (Yudas 3).

APAKAH GEREJA ROMA KATOLIK TELAH MENGUBAH DOKTRIN MEREKA TENTANG PEMBENARAN?(Berita Mingguan GITS 1 Maret 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Uksup Anglikan Episkopal, Anthony Palmer, yang telah bergabung dengan Paus untuk menyerukan persatuan Kristiani dan mengutuki “perpecahan,” mengklaim bahwa masalah pembenaran telah diselesaikan dan bahwa Roma telah setuju bahwa pembenaran hanyalah melalui iman saja. Jadi, tidak ada lagi alasan untuk perpecahan. Protes sudah berakhir, demikian ia katakan; seharusnya tidak ada lagi “Protestan;” semua orang Kristen seharusnya menjadi “Katolik;” seharusnya ada satu “gereja” saja. Jika isu ini bukan sedemikian serius dengan konsekuensi kekal yang begitu berbahaya, posisi ini patut ditertawakan. Palmer mengacu kepada dokumen Deklarasi Bersama tentang Pembenaran, tahun 1999, yang ditandatangani oleh Vatikan dan beberapa denominasi Lutheran dan yang setelah itu diterima juga oleh beberapa Methodis. Deklarasi itu menyatakan, “Bersama kami mengakui: melalu kasih karunia saja, dalam iman kepada karya penyelamatan Kristus, dan bukan karena jasa apapun dari pihak kita, kita diterima oleh Allah dan menerima Roh Kudus, yang memperbaharui hati kita sambil memperlengkapi kita dan memanggil kita kepada pekerjaan-pekerjaan baik.”

PERTAMA, PALMER SALAH MENGENAI DOKTRIN KESELAMATAN ROMA. Deklarasi Berama tentang Pembenaran tidak berarti bahwa Gereja Roma Katolik tidak lagi mengkhotbahkan keselamatan melalui sakramen! Roma memiliki kejeniusan dalam hal memberikan makna baru kepada istilah-istilah theologi. Roma adalah bunglon yang telah berubah warna tak terhitung seringnya. Dalam debat yang satu ini, dia telah meredefinisikan “kasih karunia,” “saja,” dan “pembenaran.” Dia adalah contoh gereja yang seperti seorang anak nakal mengucapkan kebohongan sambil menyilangkan jarinya dibalik punggungnya. Dan orang-orang Protestan yang sesat yang duduk semeja dengan dia tidak tahu atau tidak peduli. Dalam Konsili Trent dan Konsili Vatikan Kedua, dan dalam Katekismus Katolik Baru, Roma menyatakan doktrin keselamatannya dalam bahasa yang paling jelas: keselamatan adalah melalui iman dalam Kristus PLUS sakramen. Keselamatan dibeli oleh Kristus dan diberikan kepada “gereja” untuk dibagi-bagikan melalui sakramen, dan itu berawal dari baptisan yang melahirbarukan. Roma SAMA SEKALI TIDAK menyesali atau membantah injil palsu ini.
KEDUA, PALMER SALAH MENGENAI ESENSI DARI REFORMASI. Perjuangan utama yang benar dalam Reformasi (dan ada banyak hal dalam Reformasi yang tidak alkitabiah), adalah mengenai otoritas Alkitab – sola Scriptura. Dan Roma Katolik bahkan tidak berpura-pura bahwa Kitab Suci adalah satu-satunya otoritas bagi iman dan praktek mereka. Mengabaikan fakta yang esensial ini memperlihatkan kebohongan dari gerakan persatuan.
KETIGA, PALMER SALAH MENGENAI DASAR PERSATUAN. Bahkan jika dua orang yang mengaku Kristen atau dua gereja, setuju masalah doktrin keselamatan, itu masih jauh dari cukup untuk menjadi dasar persatuan dalam persekutuan dan pelayanan. Kita diperintahkan untuk dengan giat berjuang demi iman yang telah diberikan kepada orang-orang kudus (Yudas 3). Bagian mana dari iman tersebut? Semuanya! Kita harus menandai dan menghindari orang-orang yang mengajar berlawanan dari doktrin yang telah kita pelajari dari Alkitab (Roma 16:17). Bahkan jika ada yang mau mengelompokkan doktrin menjadi “esensial” vs. “non-esensial,” masih ada lusinan doktrin “esensial” yang menjadi basis separasi. Kita harus menguji SEGALA SESUATU, bukan hanya sebagian doktrin (1 Tes. 5:21). Paulus mengajar Timotius untuk tidak mengizinkan “ajaran lain” (1 Tim. 1:3). Ini bukanlah masalah yang kompleks. Intinya adalah tidak mungkin untuk bergabung dengan gerakan persatuan apapun hari ini sambil setia kepada Firman Allah.

Editor: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary (www.graphe-ministry.org)
(Didistribusikan dengan gratis, dengan mencantumkan informasi sumber di atas)
Untuk berlangganan, pilih opsi “Join Group” di: http://groups.yahoo.com/group/gits_buletin/ dan ikuti petunjuk selanjutnya di layar komputer

No comments: