Sumber: Way of Life Ministry, Friday Church News Notes
Penerjemah: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary
Untuk berlangganan, kirim email ke: gits_buletin-subscribe@yahoogroups.com
EKUMENITAS RICK WARREN YANG BERBAHAYA
Rick Warren, gembala sidang dari Saddleback Church di California selatan, baru-baru ini membawa agenda ekumenisnya yang radikal ke hadapan konvensi tahunan Masyarakat Islam Amerika Utara. Ia mendorong para Muslim untuk bergabung dengannya dalam “proyek-proyek antar-agama.” Walaupun Warren memberitahu gerejanya bahwa ia sedang meniru Yesus dengan cara berpidato di hadapan konvensi Muslim, pada kenyataannya dia mengkhianati Yesus. Dalam sebuah surat kepada “keluarga Saddleback,” Warren mengatakan, “Jika engkau mau memiliki pelayanan yang seperti Kristus, engkau harus mengasosiasikan diri dengan orang-orang sebagaimana Yesus lakukan – yaitu dengan orang-orang tidak percaya!” Benar bahwa Yesus berasosiasi dengan orang-orang tidak percaya, karena Ia “datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Luk. 19:10). Yesus makan dengan orang berdosa dan juga orang-orang Farisi, tetapi Ia tidak muncul di hadapan konferensi Farisi dan Saduki atau para penyembah berhala untuk meminta mereka bergabung denganNya dalam pelayanan bersama kegiatan sosial. Sebaliknya, Kristus menyatakan bahwa Dialah satu-satunya jalan keselamatan dan memperingatkan bahwa mereka yang mencoba untuk mendekat Allah dengan cara lain adalah pencuri dan perampok (Yoh. 14:6; 10:1-11). Ia menkhotbahkan pertobatan dan menegur orang karena tidak bertobat (Mark. 1:15; Luk. 13:1-5; 10:13; 11:32). Ia memperingatkan terus menerus akan api neraka yang kekal (mis. Mat. 5:22, 29, 30; 10:28; 11:23; 13:40-42; 23:33; 25:41; Mar. 9:43-48; Luk. 10:15; 16:23). Rick Warren bukanlah mengikuti teladan Kristus, karena ia menahan diri untuk berkhotbah seperti Kristus berkhotbah. Jika Warren mencontohi Yesus, ia tidak akan diundang berkali-kali untuk berbicara di forum-forum besar dunia. Yesus hanya populer dengan orang banyak sampai mereka mendengar pesanNya (Yoh. 6:60-66); setelah itu mereka ingin menyalibkanNya! Rick Warren sering mengeluh bahwa ia dianiaya oleh para “fundamentalis” yang menentang filosofi kontemporer, ekumenikalnya, tetapi seperti juga para pengkompromi di mana-mana, ia tidak dapat membedakan antara teguran yang saleh dengan penganiayaan. Dalam sebuah surat pastoral yang baru-baru ini dia tulis, Warren mengatakan, “Setiap kali saya berbicara kepada grup non-Kristen manapun, saya dikritik oleh orang-orang percaya yang bermaksud baik tetapi yang tidak benar-benar mengerti seberapa Yesus mengasihi orang-orang terhilang. Mereka lebih peduli pada kesan kemurnian diri mereka sendiri daripada keselamatan orang-orang yang bagi siapa Kristus telah mati.” Ini adalah fitnah. Para pengritik Warren yang Kristen konservatif mengerti seberapa besar Yesus mengasihi orang-orang terhilang, tetapi mereka juga mengerti bahwa orang-orang terhilang tidak akan diselamatkan oleh agenda sosial yang ekumenis, melainkan oleh pemberitaan Injil, dan faktanya adalah Rick Warren tidak memberitakan Injil kepada Masyarakat Islam Amerika Utara.
SEBUAH GEREJA YANG MENYAMBUT ANJING
Gereja Komunitas Kota di Austin, Texas, secara literal menyambut “semua orang dan anjing mereka” ke kebaktian. Jamis Patterson, seorang anggota gereja tersebut berkata, “Sungguh menyenangkan memiliki gereja yang mengadopsi gaya hidup anda dan hal-hal yang penting bagi anda” (”Church Opens Doors to Furry Creatures,” KXAN.com, 6 Juli 2009). Gereja-gereja kontemporer membiarkan orang menyimpang berhala-berhala modern berupa fashion, musik pop, olahraga, dan kesenangan yang tidak sehat terhadap binatang peliharaan. Ketika Tuhan Yesus Kristus memerintahkan agar Injil diberitakan kepada “semua makhluk,” Dia tidak mengacu kepada binatang. Manusia terpisah dari binatang karena ia diciptakan dalam gambar Allah dan ia sendirilah yang memiliki jiwa hidup yang akan terus eksis selama kekekalan di surga atau neraka (Kej. 1:26-27). Ketika binatang mati, mereka mati begitu saja.
Editor: Membiarkan binatang peliharaan ikut kebaktian adalah suatu tindakan yang sangat tidak berhikmat. Hal ini sama sekali tidak bermanfaat, dan sebaliknya akan menimbulkan berbagai permasalahan. Benar sekali bahwa banyak gereja sekarang lebih mementingkan menyenangkan dunia agar dunia mau mampir di gereja. Mereka tidak sadar bahwa dengan praktek demikian, mungkin sebagian dunia mau mampir, tetapi gereja tidak mengubah mereka, melainkan dunialah yang mengubah gereja.
PENGANIAYAAN YAHUDI TERHADAP ORANG KRISTEN DI ISRAEL
Berikut ini disadur dari “Watch Out, Missionaries,” The Jerusalem Post, 2 Juli, 2009: “Kata `negro’ banyak terdengar di video yang direkam oleh Eddie Beckford dan istrinya Lura, sepasang suami istri dari kelompok Messianic Christian yang tinggal di sebuah kota pada gurun, Arad. Video itu, yang mulai direkam sejak tahun 2005, memperlihatkan berbagai penganiayaan, mulai dari segelintir orang, hingga gerombolan ramai penduduk lokal yang disebut Gur Hassidim sedang menyerang mereka dan anggota Messianic lainnya di kota itu. Eddie Beckford, 61 tahun, adalah seorang Amerika kulit hitam, jadi dia di serang secara rasial juga. `Negro, kembalilah ke Harlem!’ seru seorang lelaki yang kesenangan di tengah-tengah ratusan hassidim lainnya yang sedang berteriak-teriak dan bernyanyi, sambil mengelilingi bangunan klub catur sekaligus tempat misi Kristen milik Beckford pada suatu Sabat, 17 Juni 2005…..Mereka menyumpah dalam bahasa Inggris, biasanya dengan aksen kental. Polisi menjaga agar gerombolan tetap menjaga jarak pendek dari bangunan klub itu; tetapi selebihnya mereka tidak melakukan apa-apa. Istilah “bastard” (anak haram) juga sering dilontarkan oleh para Gur Hassidim yang terlihat di video, tetapi biasanya mengacu kepada Yesus…..Sekitar dua bulan setelah video itu direkam, klub tersebut, yang terletak dekat pasar kota, terbakar habis pada tengah malam…..Anggota-anggota jemaat di Arad, yang berjumlah sekitar 50 orang, mengatakan bahwa mereka telah lusinan kali mendapatkan ban mobil mereka ditusuk pisau. Mereka dikelilingi, diancam dan disumpahi oleh Gur Hassidim di pasar, di jalanan, atau di rumah mereka selama sekitar lima tahun. Selama waktu ini, mereka hanya dapat ingat satu penangkapan seorang tersangka, dan dia pun segera dilepaskan…..[seorang Yahudi yang ikut dalam protes tersebut] mengatakan bahwa dia tidak menentang orang Kristen, hanya saja menentang misionari yang menobatkan orang-orang Yahudi, dan menekankan bahwa hal ini bertentangan dengan hukum. (Faktanya, ini tidak melawan hukum. Hukum Israel hanya melarang usaha menobatkan anak-anak kecil atau “menyogok” orang untuk bertobat dengan janji uang atau materi lainnya). `Ini bukan tanah mereka, ini tanah Yahudi,’ dia berkata. `Semua misionari ini harus diusir.’ Dari Arad? Saya bertanya. `Dari Israel,’ dia menjawab.”
CODEX SINAITICUS DIGITAL
Codex Sinaiticus, salinan Perjanjian Baru tertua yang hampir lengkap, telah dijadikan bentuk digital dan ditaruh di internet. Alkitab yang berasal dari abad keempat ini mendapat namanya dari Biara Santa Catherine di Gunung Sinai, di mana ia ditemukan pada abad ke-19 oleh Constantine Tischendorf, seorang kritik tekstual Jerman. Hari ini, halaman-halaman codex ini yang masih selamat, berada di empat lokasi, British Library (347 halaman), University Library di Leipzig, Jerman (43 halaman), National Library of Russia (enam fragmen), dan Biara Santa Catherine di Gunung Sinai (12 halaman dan 40 fragmen). Selama 150 tahun terakhir, kritik tekstual modern telah menempatkan nilai Sinaiticus, beserta temannya Codex Vaticanus dari Perpustakaan Vatican dan sejumlah kecil manuskrip lain dengan ciri yang sama, di atas nilai sekitar 5.500 manuskrip dan lectionary Yunani yang ada. Menulis pada tahun 1883, John Burgon mengobservasi, “….terutama B [Vaticanus] dan Aleph [Sinaiticus], telah selama dua puluh tahun terakhir, naik ke posisi yang sedemikian tinggi dan berkuasa dalam pikiran pada Kritik, sehingga hanya pantas disebut takhayul buta” (The Revision Revised, hal. 11). Sejumlah kecil manuskrip Mesir yang dianggap tinggi oleh para kritik tekstual modern tersebut, oleh John Owen di abad ke-17 disebut “keturunan yang palsu” dan oleh John Burgon di abad 19 “sejumlah kecil dokumen yang mencurigakan” (The Revision Revised, hal. 78) dan “sejumlah kecil dokumen-dokumen yang tidak setia” (Ibid.) dan juga “salinan-salinan yang ekstentrik tersebut” (The Traditional Text of the Gospels, hal. 31). Sejak penemuan papirus Mesir di abad 20, jumlah manuskrip Aleksandrian telah bertambah; tetapi dibandingkan dengan jumlah besar yang mendukung teks Tradisional yang diwakili oleh versi-versi Protestan kuno seperti King James dalam bahasa Inggris, mereka ini [manuskrip Aleksandrian] hanyalah minoritas yang sangat kecil dan “eksentrik,” yang bukan saja tidak sesuai dengan mayoritas, tetapi juga saling bertentangan satu sama lain. Codex Sinaiticus memasukkan dua tulisan sesat, yaitu Surat Barnabas dan juga Gembala Hermas. Surat Barnabas penuh dengan kesesatan dan alegori yang fantastis, misalnya mengklaim bahwa Abraham kenal alfabet Yunani dan bahwa baptisan air menyelematkan jiwa. Gembala Hermas adalah seorang penulis gnostik yang mengedepankan kesesatan Adoptionis bahwa Roh Kristus masuk ke dalam Yesus saat baptisanNya. Sinaiticus juga memperlihatkan pengaruh gnostik dalam perikop Yohanes 1:18, di mana “Anak Tunggal Allah” diubah menjadi “satu-satunya Allah yang dilahirkan,” dan dengan demikian melanjutkan kesesatan Arian yang kuno yang membedakan antara Anak Yesus Kristus dengan Allah sendiri dengan cara mematahkan hubungan yang jelas antara Allah di Yohanes 1:1 dengan Anak di Yohanes 1:18. Kita tahu bahwa Allah tidak dilahirkan; adalah Anak yang dilahirkan dalam kedatanganNya dalam daging.
No comments:
Post a Comment