MENGHADAPI BIDAT-BIDAT (Confronting the Cults)
Oleh: Gordon J. Lewis
OMF Publishers 1361 Romualdez St., Paco, Manila
(Diterjemahkan oleh: Ev.David Lusikooy)
Oleh: Gordon J. Lewis
OMF Publishers 1361 Romualdez St., Paco, Manila
(Diterjemahkan oleh: Ev.David Lusikooy)
Bab 5
Alkitab, Kristen & Advent-Jemaat Hari Ketujuh atau
Apakah Advent-Jemaat Hari Ketujuh itu Injili?
Alkitab, Kristen & Advent-Jemaat Hari Ketujuh atau
Apakah Advent-Jemaat Hari Ketujuh itu Injili?
Di gereja Baptis yang baik, sesaat sebelum kebaktian Minggu pagi, dengan nyaring seorang diaken menyatakan berita yang ia baru saja dengar pada siaran radio yang disebut "Suara Nubuatan". Saat mengetahui bahwa itu adalah Advent-Jemaat Hari Ketujuh, ia jengkel. Orang Injili yang tidak curiga, mungkin sama terkesannya dengan program TV orang Advent "Iman untuk Masa Kini", atau salinan pribadi dari Review and Herald Publishing Association' s Bible Readings for the Home Circle. [Pembacaan Alkitab bagi Lingkungan Rumah].
Orang Injili juga dapat termasuk di antara orang-orang yang gemar membaca dari beberapa majalah Advent yang sungguh indah: Life and Health [Kehidupan dan Kesehatan], suatu surat kabar nasional, Signs of the Times [Tanda-tanda Zaman], suatu profetik bulanan, These Times [Waktu-waktu ini], yang didedikasikan untuk menguatkan kehidupan moral, fisik dan rohani dari pembaca individu, dan Liberty [Kebebasan], suatu majalah kebebasan beragama.
Semua sumber informmasi ini memiliki banyak kebenaran di dalamnya. Mereka memiliki lebih banyak kebenaran dari propaganda dari bidat-bidat lain. Nyatanya, mereka memiliki begitu banyak kebenaran yang orang Kristen awam mungkin tidak mau untuk bertanya apakah orang Advent itu pada akhirnya bukan Injili. Dan orang awam mempunyai teman-teman dari beberapa pemimpin pelayanan dalam menantang kebiasaan menyebut Advent-Jemaat Hari ketujuh sebagai bidat.
Untuk mendapatkan fakta-fakta tentang hal ini, Pdt. Walter R. Martin dan almarhum Donald Grey Barnhouse selama dua tahun mengecek juru bicara utama Adventisme. Dalam bulan September, 1956, sebuah editorial di majalah Eternity menyatakan stopnya tradisi konklusi Dr. Barnhouse. Dia menyatakan bahwa Advent-Jemaat Hari Ketujuh tidak lagi diklasifikasi sebagai bidat dan para penganutnya disebut bukan non-Kristen. Orang Advent adalah saudara-saudara yang ditebus dan anggota dari tubuh Kristus. [Donald Grey Barn House, Are Seventh-day Adventists Christians Eternity, VII (September, 1956), p. 45] Dan Walter Martin, yang telah sungguh-sungguh menolak Christian Science dan Jehovah's Witness [Saksi Yehova] sebagai bidat, kini mendebat dengan bersemangat bahwa Advent-Hari Ketujuh adalah Injili. Meskipun beberapa perbedaan kecil dari ajaran Kristen ortodoks, Martin berkata, orang-orang Advent sebagai mayoritas, selalu berpegang pada dasar ajaran utama yang penting tentang iman Kristen yang adalah penting bagi keselamatan, dan bertumbuh dalam kasih-karunia [anugerah] yang semua bercirikan orang Kristen sejati. [Walter R. Martin, What Seventh-day Adventists Really Believe, Eternity, VII (November 1956), p. 43]
Respon orang Advent kepada Martin muncul dalam suatu buku berhalaman 700 yang disebut Questions on Doctrine [Pertanyaan pada Doktrin]. Disiapkan oleh Grup para Pemimpin, Pengajar Alkitab, dan Penyunting, yaitu Wakil Advent Jemaat-Hari Ketujuh, buku itu diterbitkan tahun 1957 oleh Washington, D. C., Review and Herald Publishing Association. Meskipun bukan pengakuan resmi oleh sesi 4 tahunan Rapat Umum, buku ini dapat dipandang sesungguhnya sebagai wakil dari iman dan kepercayaan Gereja Advent-Jemaat Hari Ketujuh. [Questions on Doctrine (Washington D. C.: Review and Herald Publishing Association, 1957), p. 9]
Tiga tahun kemudian dan banyak kontroversi, Zondervan Publishing House mencetak analisa lengkap Martin, The Truth About Seventh-day Adventism [Kebenaran tentang Advent-Jemaat Hari Ketujuh]. Kata Pengantar oleh Dr. Barnhouse membatasi tesis sebelumnya bahwa mayoritas dari orang Advent selalu memegang suatu posisi Injili. Ia menulis, "Biarlah dimengerti bahwa kami hanya membuat satu klaim yakni, bahwa orang-orang Advent-Jemaat Hari Ketujuh itu yang mengikut Tuhan dengan cara yang sama seperti para pemimpin mereka yang telah menafsirkan ajaran posisi gereja mereka, dianggap anggota yang sejati dari tubuh Kristus." [Walter R. Martin, The Truth About Seventh-day Adventism (Grand Rapids: The Zondervan Publishing House, 1960) p.7] Dalam menopang tesis ini, Martin dengan tegas mengasumsikan: (1) bahwa para pemimpin Advent adalah jujur dan (2) bahwa Questions on Doctrine adalah sang sumber utama yang padanya mendasari evaluasi tentang teologi orang Advent. [Ibid., p. 10] Pada dasar ini Martin menyimpulkan kepemimpinan adalah Injili, dan seperti yang akan kita lihat, sistem teologi Injili dengan Arminian yang menolak keselamatan kekal.
Tetapi tidak semua orang Injili rela untuk mengakui asumsi-asumsi ini atau, jika mereka akui, tidak semua setuju pada kesimpulan Martin. Kesimpulan itu ditantang oleh Profesor Harold Lindsell, yang pada saat itu Dekan dari Fuller Theological Seminary, dalam Christianity Today, 31 Maret 1958. Dr. Lindsell setuju bahwa Advent-Jemaat Hari Ketujuh adalah bukan bidat seperti Christian Science atau Saksi Yehova, karena Advent tidak menolak keilahian mutlak Kristus juga tidak menolak korban penebusan-Nya di Kalvari. Tetapi, Lindsell mengesankan, Advent-Jemaat Hari Ketujuh bukan oleh sebab itu adalah Injili. Seperti Roma Katholik, untuk keselamatan manusia, Advent menolak cukup dengan kematian Kristus. Mencampurkan perbuatan baik dengan anugerah, Adventisme berbuat salah dengan legalisme yang Paulus debatkan dalam Surat Galatia. Anugerah memudahkan kehendak manusia, supaya bahwa melalui perbuatan baik ia dapat memperoleh hidup kekal. Perbuatan baik, tetap merupakan dasar dari harapan manusia. [Harold Lindsell, "What of Seventh-day Adventism?" Christian Today, April 14, 1958, pp 13, 15] Ini berbeda dari Arminianisme, yang menjadikan iman berbeda dari perbuatan baik, kondisi tunggal dari keselamatan.
Herbert S. Bird, yang pulang dari pelayanan misi satu dekade, mengakui bahwa orang Injili harus banyak belajar dari Adventisme tetapi menyimpulkan suatu pendekatan "menganggap itu hanya sebagai denominasi Injili lainnya, tidak bisa apa-apa tetapi mengakibatkan lebih besar kebingungan dalam dunia Kristen daripada yang sudah ada." [Herbert S. Bird, "Another Look at Adventism," Christian Today, April 28, 1958, p. 16] Alasan untuk penilaian ini diberikan lebih lengkap dalam buku Bird yang berjudul, Theology of Seventh-day Adventism [Teologi Adventisme-Hari Ketujuh] yang diterbitkan oleh Eerdmans pada tahun 1961. Yang paling kuat dari hal-hal ini adalah legalismenya Adventisme.
Di sini bahkan tidak perlu 99% tingkat lolosnya. Dalam semua kemungkinan orang Galatia penganut agama Yahudi, yang pada suratnya, rasul Paulus setuju hampir semua hal kecuali satu isu tentang pentingnya penyunatan dan perayaan berbagai praktek upacara untuk keselamatan, yang sangat ditentang olehnya. Mengapa kemudian, Paulus menolak mengakui pengajaran mereka sebagai dasar ajaran Kristen dan berpindah ke dalam kelompok dari mereka yang adalah saudara-saudara Kristus? . . . Alasannya adalah bahwa untuk Paulus, masalahnya bukannya bahwa jumlah doktrin yang padanya orang setuju dengan Kekristenan Alkitabiah, tetapi tentang detail-detail yang padanya mereka tidak setuju, apakah detail-detail ini sedikit atau banyak, ada dalam batas-batas kebenaran yang begitu vital bahwa penolakan mereka menumbangkan berita injil tentang Anugerah Tuhan. [Bird, Theology of Seventh-day Adventism, (Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing Company, 1961), p. 129]
Dalam mengevaluasi buku Martin, The Truth about Seventh-day Adventism, Dr. Merrill Tenney, Profesor Perjanjian Baru pada Wheaton College, menaikkan sebuah pertanyaan tentang asumsi kedua Martin. "Apakah pijakan doktrin Adventisme-Hari Ketujuh ditetapkan oleh apa yang sedikit dari yang didefinisikan oleh para ilmuwan mereka, atau oleh apa yang mayoritas pengikutnya percaya dan praktekkan?" Tenney rupanya merasa bahwa meskipun Martin tidak kompromi pada level dari ajaran para pemimpinnya, dia gagal memberikan cukup pertimbangan kepada kebijakan dan praktek gerakan ini, dan pada isi dari ajarannya. [Merrill C. Tenney, "Review of the Truth About Seventh-day Adventism," Eternity, May 1960, p. 40]
Di sini bahkan tidak perlu 99% tingkat lolosnya. Dalam semua kemungkinan orang Galatia penganut agama Yahudi, yang pada suratnya, rasul Paulus setuju hampir semua hal kecuali satu isu tentang pentingnya penyunatan dan perayaan berbagai praktek upacara untuk keselamatan, yang sangat ditentang olehnya. Mengapa kemudian, Paulus menolak mengakui pengajaran mereka sebagai dasar ajaran Kristen dan berpindah ke dalam kelompok dari mereka yang adalah saudara-saudara Kristus? . . . Alasannya adalah bahwa untuk Paulus, masalahnya bukannya bahwa jumlah doktrin yang padanya orang setuju dengan Kekristenan Alkitabiah, tetapi tentang detail-detail yang padanya mereka tidak setuju, apakah detail-detail ini sedikit atau banyak, ada dalam batas-batas kebenaran yang begitu vital bahwa penolakan mereka menumbangkan berita injil tentang Anugerah Tuhan. [Bird, Theology of Seventh-day Adventism, (Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing Company, 1961), p. 129]
Dalam mengevaluasi buku Martin, The Truth about Seventh-day Adventism, Dr. Merrill Tenney, Profesor Perjanjian Baru pada Wheaton College, menaikkan sebuah pertanyaan tentang asumsi kedua Martin. "Apakah pijakan doktrin Adventisme-Hari Ketujuh ditetapkan oleh apa yang sedikit dari yang didefinisikan oleh para ilmuwan mereka, atau oleh apa yang mayoritas pengikutnya percaya dan praktekkan?" Tenney rupanya merasa bahwa meskipun Martin tidak kompromi pada level dari ajaran para pemimpinnya, dia gagal memberikan cukup pertimbangan kepada kebijakan dan praktek gerakan ini, dan pada isi dari ajarannya. [Merrill C. Tenney, "Review of the Truth About Seventh-day Adventism," Eternity, May 1960, p. 40]
Norman F. Douty, dalam sebuah buku berjudul Another Look at Seventh-day Adventism (Baker Book House, 1962) [Pandangan lain pada Adventisme Hari Ketujuh], tidak membatasi dirinya pada Questions on Doctrine, mendapati bahwa gerakan itu menolak ajaran-ajaran yang gereja sudah selalu menyatakannya, dan doktrin-doktrin yang gereja sebagai suatu kesatuan selalu telah menolaknya. Kendatipun ada perbedaan-perbedaan ia berkata, "Adalah tugas kita untuk memanifestasikan kasih dan kemurahan hati terhadap mereka yang ada dalam Adventisme." [Norman F. Douty, Another Lookat Seventh-day Adventism (Grand Rapids: Baker Book House, 1962), p. 189] Tetapi Douty menyimpulkan, "Mereka yang mau loyal kepada Tuhan, lebih baik daripada diyakinkan oleh emosi, harus menghindari tiap persekutuan dengan sistem orang Advent. Tidak ada jalan lain yang terbuka bagi mereka." [Ibid, p. 188]
Dan pada tahun 1963 Anthony A. Hoekema, Profesor Asosiasi dari Theologia Sistematik di Seminari Teologia Calvin, menerbitkan sebuah buku yang mengkatagorikan Adventisme Hari Ketujuh sebagai satu dari The Four Major Cults [Empat Bidat Utama]. Kelompok apa saja yang dalamnya lima kriteria khusus memainkan peranan utama, ia mengklasifikasikan sebagai bidat. Dalam tiap poin Hoekema temui Adventisme-Hari Ketujuh bersalah, walaupun dengan tidak konsekuen dan dua perasaan yang bertentangan. Lima test itu: Sumber tambahan lain Alkitab dari otoritas, penolakan dari pembenaran hanya oleh anugerah, turunnya nilai Kristus, kelompok sebagai komunitas eksklusif dari yang diselamatkan, dan peranan sentral kelompok dalam eskatologi [ajaran akhir zaman]. [Anthony A. Hoekema, The Four Major Cults (Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing Company, 1963) pp. 377-388] Karena kesimpulan Hoekema dinyatakan secara hati-hati dan mengungkapkan beberapa masalah spesifik yang dicari dalam mempelajari Adventisme, mereka patut menerima perhatian kami yang teliti.
Orang-orang Advent-Jemaat Hari Ketujuh memiliki suatu sumber Alkitab tambahan dari otoritas dalam tulisan-tulisan Ellen G. White, yang diterima oleh mereka sebagai petunjuk dari Tuhan. [Ibid., p. 389]
Meskipun orang Advent-Jemaat Hari Ketujuh mengklaim mengajar pembenaran hanya oleh anugerah, doktrin mereka tentang penghakiman yang bersifat analitis, dan pandangan mereka tentang perintah hari Sabat, tidak konsisten dengan klaim itu. [Ibid., p. 394]
Saat menghargai pengakuan orang Advent tentang Kristus sebagai sepenuhnya ilahi, namun, kita harus dengan berat hati mengamati bahwa ada aspek-aspek pengajaran dari Adventisme-Hari Ketujuh yang mengurangi keagungan dari keilahian Kristus dan nyatanya menjadikan nilai Kristus berkurang. [Ibid.]
Meskipun secara teori, mengakui bahwa orang yang di luar komunitas mereka dapat diselamatkan, Orang Advent-Jemaat Hari Ketujuh sebetulnya melemahkan kelonggaran itu oleh pengajarannya tentang gereja sisa. Karena klaim mereka pada gereja yang tersisa berbeda dari semua badan Kristen lainnya, mereka jelas dianggap berciri bidat, walaupun dalam suatu cara yang agaknya bertentangan. [Ibid., p. 400]
Bagi orang Advent-Jemaat Hari Ketujuh ... ajaran akhir zaman [eschatology] adalah arena yang di dalamnya pemujaan dari gerakan mereka sendiri melengkapkan, dan yang di dalamnya mereka semuanya akan lebih dipertahankan melawan musuh-musuh mereka. Karena hari Sabat akan menjadi ujian yang besar dari loyalitas pada hari-hari terakhir, kami melihat bahwa perlawanan langsung antara Tuhan dan Setan pada akhirnya menjadi perlawanan langsung antara Adventisme-Hari Ketujuh dan mereka yang menolak untuk mengikuti ajaran khususnya. Kami menyimpulkan bahwa karena orang Advent-Jemaat Hari Ketujuh melukiskan diri mereka sebagai memainkan peranan sentral dalam eskatologi sifat khusus dari bidat ini adalah juga jelas dapat dipakai pada aliran [gerakan] mereka. [Ibid.,p. 403]
Sketsa singkat ini dari usaha revolusioner untuk menganggap Adventisme-Hari Ketujuh adalah Injili dan tentang sangkalan-sangkalannya mengungkapkan beberapa isu-isu yang sekarang harus dihadapi dalam tiap studi tentang aliran ini. Jawaban kami bagi isu-isu ini akan menentukan pendekatan kami terhadap kawan-kawan Adventis. Bila mereka masih dianggap bidat non-Kristen kita harus berusaha memenangkan mereka bagi Tuhan. Jika mereka diklasifikasikan dengan Roma Katholik dalam legalisme mereka, kita harus mendekati mereka seperti Paulus lakukan pada orang di Galatia. Apabila mereka adalah Injili kita boleh bersekutu dan bekerja sama dalam hal-hal penginjilan selama berkaitan dalam perdebatan dalam gedung pada isu-isu yang tidak mempengaruhi keselamatan. Atau mungkin bahwa tidak boleh disamaratakan tentang aliran ini sebagai seluruhnya, dan kita harus berurusan dengan tiap individu berdasarkan kepercayaan yang dinyatakannya sendiri.
Pendekatan Confronting the Cults mengusulkan tujuh pertanyaan yang digunakan dalam diskusi dengan orang-orang untuk membantu membedakan bidat dari organisasi Kristen dan memimpin orang kepada Kristus. Orang Injili dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan ini untuk memandu diskusi yang mungkin ada dengan orang Advent.
1. OTORITAS
Apakah yang harus dilakukan orang untuk selamat? Jawaban kami bagi pertanyaan itu adalah ditentukan oleh dasar dan sumbernya. Untuk membantu orang Advent, lihatlah dimana keyakinan kontroversial mereka yang mungkin timbul, kita harus bertanya: "Apakah Anda mendasarkan ajaran Anda pada pewahyuan atau tulisan sakral yang lain daripada Alkitab?"
Dalam menjawab, orang Advent biasanya memberikan satu dari "Dasar Keyakinan" mereka. Ajaran denominasi resmi dari grup ini menyatakan "bahwa ayat-ayat suci dari Perjanjian Lama [PL] dan Baru diberikan oleh Tuhan, berisi satu wahyu yang semua cukup dari kehendak-Nya kepada manusia, dan adalah satu-satunya peraturan yang tidak salah dari iman dan perbuatan (2 Tim. 3:15-16)." [Question on Doctrine, p. 11] Diantara doktrin-doktrin yang dibagikan dengan Kristen konservatif, penulis Questions on Doctrine memasukkan ini, "Bahwa Ayat-ayat suci adalah wahyu yang diilhamkan Tuhan kepada manusia; dan bahwa Alkitab adalah hukum tunggal tentang iman dan perbuatan." [Ibid., p. 22]. Untuk lebih tegas lagi mereka tambahkan, "Kami percaya bahwa semua secara teologis harus diukur oleh Firman yang hidup, dinilai oleh kebenarannya, dan apapun yang tidak dapat melewati ujian [test] ini, atau didapati di luar dari keselarasan dengan beritanya, akan ditolak. [Ibid., p. 28]
Meskipun penegasan-penegasan yang kuat dari supremasi dan kecukupan Ayat-suci, kemenduaan [ketidakjelasan] tetap ada bertalian dengan status dari tulisan-tulisan Ellen G. White. Karena orang Advent percaya Ny. White memiliki karunia nubuat (Ef. 4:11), dia disebut sorang nabiah. Dia memberikan "kesaksian-kesaksian" seperti yang dilakukan oleh para nabiah di seluruh Perjanjian Lama (Why. 10: 10), [Bible Reading for the home Circle (Washington, D. C.: Review and Herald Publishing Association, 1931), pp 189-194] dan satu dari karyanya diberi nama, Testimonies [ Kesaksian] . Di sebuah buklet populer, Your Friends the Adventists, Arthur S. Maxwell berkata tentang "otoritas" hasil karya Ny. White dan menambahkan, "Banyak yang percaya bahwa Ny. White berbicara dengan hikmat yang melebihi manusia. Bacalah sendiri satu dari buku-bukunya dan lihat apa yang Anda pikir." [Arthur S. Maxwell, Your Friends the Adventists (Mountain View, California: Pacific Press Publishing Association, 1960), p. 87] Penulis dari Questions on Doctrine berpegang pada tulisan-tulisannya dalam penghargaan yang sangat tinggi" karena "Roh Kudus membuka ke pikirannya kejadian-kejadian penting dan memanggil dia untuk memberikan perintah-perintah tertentu untuk hari-hari terakhir ini." Jadi, "kita sebagai sebuah denominasi menerima itu sebagai nasehat yang diilhami Tuhan. Namun kita tidak boleh menyamakannya dengan Alkitab. [Questions on Doctrine, p. 93]
Jika tulisan Ny. White tidak sebanding dengan Ayat-suci mengapa keduanya berkata "diilhami"? Walter R. Martin secara simpatik menjelaskan "inspirasi" itu dalam kaitan dengan karya Ny. White "memiliki suatu arti yang lebih berbeda dari inspirasi Alkitab." Namun, bahkan Martin menyimpulkan bahwa "orang Advent sedang membela suatu keadaan yang adalah pada paling paradoks dan terkadang kontradiksi. " [Walter R. Martin, The Truth About Seventh-day Adventism, pp. 96-97] Sampai kekacauan ini dijelaskan dalam penjelasan mereka tentang inspirasi [ilham], maka adalah sukar untuk mengerti klaim orang Advent tanpa batas "bahwa kita tidak menganggap tulisan-tulisan Ellen G. White sebagai tambahan pada peraturan [canon] yang sakral dari Alkitab... dalam pengertian yang sama pada Kitab Suci." [Questions on Doctrine, p. 93]
Untuk membantu orang Advent-Jemaat Hari Ketujuh agar lebih jelas membedakan Ny. White dari nabi-nabi Alkitabiah dan dengan demikian menghindari ajaran bidat, kita dapat menanyakan satu pertanyaan yang disarankan oleh Dr. Harold Lindsell. "Apakah Ny. White salah, pada tiap hal secara teologis atau etis dan kehidupan pribadi, atau apakah dia bebas dari kesalahan dalam semua ajarannya, pernyataan dan etika?" [Harold Lindsell, "What of Seventh-day Adventism?" Christian Today, March31, 1958, p. 7] Bila orang Advent terus membela semua kata-kata dan aksinya maka mereka meletakkan dia pada pemujaan perempuan malah lebih tinggi daripada orang Christian Science yang menaruh Mary Baker Eddy atau orang Suci Zaman Akhir [Mormon] menaruh Joseph Smith. Menganggap Ny. White atau tiap orang yang demikian sebagai jurubicara tunggal Tuhan untuk zaman akhir, adalah mengganti otoritas tertinggi Kitab suci. Jika seseorang bertentangan dengan Ny. White apakah ia perlu bertentangan dengan Tuhan?
Bukti tidaklah mendukung ketidaksalahan Ny. White. Orang Advent, tidak dapat menganggap "bahwa tulisan Ny. White bebas dari kesalahan teologis dan exegese," Walter Martin menunjuk pada "for they are not" ("karena memang tidak") [Walter R. Martin, TheTruth About Seventh-day Adventism, p. 113] Tuduhan ini didokumentasi, untuk satu hal, oleh indikasi adanya plagiat. Dalam kolom yang sama Martin membuat daftar isi buku dari Ny. White dan dari Conybeare dan Howson 'The Life and Epistles of the Apostle Paul, J. A. Wylie's History of the Waldenses dan D'Aubigne History of the Reformation. [Ibid., pp. 100-104] Kemudian, pada otoritas Ny. White sendiri hal itu dapat diperlihatkan bahwa ia salah, bahkan dalam Testimonies-nya yang "terilham". Dia mengakui, "Pada situasi-situasi ini saya menyerahkan penilaian saya kepada orang lain dan menulis apa yang muncul di Bilangan Sebelas dalam kaitan pada Bidang Kesehatan, dimana saya tidak dapat memberikan semua yang telah saya lihat, In this I did wrong." [Ellen G. White, Testimonies I, 563, cited by Martin,p. 107] Siapakah dapat berkata bahwa Ny. White tidak menyerah pada tekanan dari situasi atau pendapat pada kesempatan lain untuk mengadakan "karunia nubuat"-nya?
Semoga Tuhan menolong tiap orang Advent yang belum berbuat demikian untuk mengakui terus-terang seperti Ny. White mengakui kekeliruannya. Maka mereka tidak dapat mendirikan doktrin pada otoritasnya, tetapi harus selalu menemukan doktrin dalam Kitab-suci dan menguji karya-karyanya oleh ayat Alkitab. Tiap orang Advent yang mengakui hal ini dan membuang teks bukti dari Ny. White, menunjukkan bahwa ia berpegang pada Alkitab saja yang sempurna dan cukup untuk semua hal tentang iman dan perbuatan. Sepanjang yang menyangkut butir ini, orang Advent yang demikian disambut pada kemah orang Injili. Tetapi orang Advent yang terus berdalih pada tidak adanya kesalahan pada Ny. White dengan demikian mengeluarkan dirinya dari penerimaan yang tidak memenuhi syarat diantara orang-orang Injili. Doa kami ialah bahwa setiap orang Advent nyatanya akan berpegang bahwa tidak ada yang lain kecuali satu peraturan yang sempurna tentang iman dan perbuatan, yaitu Alkitab, dan selanjutnya isu ini adalah Injili.
2. PRIORITAS INJIL
Sebuah pertanyaan lain harus ditanyakan pada orang Advent, "Apakah urusan utama Anda ialah mengabarkan Injil?" Banyak orang Injili akan berharap sebuah jawaban jujur dari orang Advent yang berkata urusan utama mereka ialah mengabarkan Taurat. Beberapa telah berpikir apakah radio orang Advent dan pelayanan televisi adalah benar wakil dari kepercayaan mereka. Pemimpin Adventis menghadapi pertanyaan blak-blakan ini:
Apakah bukan isi dan penekanan Injili dari program radio "Suara Nubuatan" Anda dan pertunjukan TV "Faith for Today " [Iman untuk Masa Kini] suatu jeritan yang agak jauh dari inti doktrin dan sah dari Adventisme? Apakah mereka bukan agaknya suatu penawaran untuk kebaikan dan usaha yang lihai untuk menarik mereka yang mendaftar dalam kursus-kursus Alkitab Anda yang diajukan untuk secara bertahap menerima doktrin pokok dan sah dari Adventisme?
Untuk pertanyaan yang jujur ini, orang Advent menjawab:
Tidak ada usaha yang licik atau upaya untuk menipu. Pokok dari berita Advent adalah Kristus dan Dia yang tersalib . . . Kami percaya bahwa Kekristenan adalah suatu pengalaman nyata dengan Kristus. Kekristenan adalah, suatu hubungan kepada satu Oknum Tuhan yang agung dan Juruselamat kami Yesus Kristus... Kami juga percaya bahwa suatu berita khusus ialah saatnya dunia sekarang, dan bahwa kami dipanggil ke dalamnya untuk mengambil bagian dalam memproklamasikannya . Namun kembali, bahwa berita itu adalah sederhana Injil kekal pada penetapan [setting] dari waktu penghakiman Tuhan, kedatangan kedua kali dari Tuhan kita yang segera terjadi, dan persiapan manusia untuk bertemu Tuhan.. Kami ulangi, penekanan ini bukanlah sesuatu yang licik, seperti usul dalam pertanyaan itu. Itu bukanlah sebuah pikatan, atau muslihat, atau umpan. Malahan, itu adalah suatu usaha serius untuk meletakkan hal-hal utama pasti duluan dalam presentasi publik kami, dan membiarkan dunia melihat dan tahu bahwa beban pokok dari Adventisme ialah Kristus dan penyelamatan-Nya. [Questions on Doctrine, pp. 101-102]
Dengan terus terang, para penulis dari Questions on Doctrine bermaksud bahwa urusan utama orang Advent ialah bukan mengabarkan Taurat, tetapi Injil. Kesimpulan yang sama diperlukan oleh skripsi Arthur S. Maxwell berjudul, "Siapakah itu seorang Advent-Jemaat Hari Ketujuh?" Pada seri tentang agama-agama yang berbeda di sebuah majalah populer, Maxwell menulis:
Seorang Advent-Jemaat Hari Ketujuh adalah seseorang yang telah menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi, berjalan dalam kepatuhan yang sederhana bagi kehendak Tuhan seperti yang diungkapkan di Kitab Suci. Seorang Kristen pencinta Alkitab, ia mencari untuk mempolakan hidupnya sesuai pada ajaran dari kitab ini, sementara mencari kedatangan kembali Tuhannya yang segera tiba. Ia hidup dibawah suatu pengertian tentang takdir, percaya itu adalah tugasnya untuk memperingatkan umat manusia bahwa akhir dari dunia ini sedang datang. [Arthur S. Maxwell, "What is a Seventh-day Adventist?" A Guide to the Religions of America,ed. Leo Rosten (New York: Simon and Schuster, 1955), p. 133]
Kecuali kalau seseorang dengan jelek menganggap untuk menghakimi motivasi dari para pemimpin ini, menyimpulkan bahwa seperti yang mereka lihat, urusan utama mereka ialah mengabarkan Injil. Bila memelihara dietnya Hari-Ketujuh atau Perjanjian Lama [PL] nampaknya akan menjadi ciri yang menyolok, kita mungkin telah salah menilai. Atau mungkin ada perbedaan dalam aliran itu sendiri. Pada penegasan para pemimpinnya sendiri tentang prioritas Injil, kita harus menyimpulkan bahwa apa yang mereka gambarkan menunjukkan posisi Injili. Mungkin arif untuk tidak mengeluarkan pendapat akhir, namun, sampai kita telah menganalisa lebih lengkap posisi mereka pada unsur-unsur berita Injil..
3. KRISTUS
Satu unsur dasar Injil pada Perjanjian Baru membedakan Kekristenan sejati dari yang palsu mengenai sifat dasar Yesus Kristus. Marilah kita tanya orang Advent, dengan pertanyaan ini: "Apakah Anda percaya bahwa Yesus adalah Mesias, sang Kristus, Firman kekal yang sudah datang di dalam daging?" Jawaban apakah yang Anda harapkan?
Diantara "Keyakinan Dasar" orang Advent ada ikhtisar yang baik dari ajaran Alkitabiah ini:
Yesus Kristus adalah sesungguhnya Eloah [Allah], adalah bersifat dasar dan intisari yang sama seperti Bapa yang Kekal. Sementara memakai sifat keilahian-Nya, Dia memakai pada diri-Nya sendiri sifat dasar dari keluarga manusia, hidup di bumi sebagai seorang manusia, membuat teladan dalam hidup-Nya sebagai contoh prinsip kebenaran kita, memperlihatkan hubungan-Nya dengan Elohim oleh banyak mujizat yang hebat, mati di kayu salib bagi dosa-dosa kita, telah bangkit dari kematian, dan terangkat kepada Bapa, dimana Dia sesungguhnya hidup melakukan doa safaat bagi kita. [Questions on Doctrine, pp.11-12]
Mengenai keilahian Kristus dan fakta inkarnasi-Nya, orang Advent-Jemaat Hari Ketujuh berada sama dengan orang Kristen Injili. Orang Advent menegaskan bahwa doktrin Alkitabiah dibuat jelas sasaran iman untuk keselamatan dalam Kitab Suci. Oleh tes Kitab Suci yang dipakai dalam studi ini, maka orang Advent dalam pandangan mereka tentang Pribadi Kristus adalah Injili.
Bagaimanapun juga, beberapa kritik tentang Adventisme, dalam mengevaluasi aliran ini menggunakan lebih banyak pernyataan doktrinal yang rinci dan lengkap. Dengan norma-norma ini pengertian orang Advent tentang sifat manusia Kristus, ditantang. Orang Advent berbeda dari sejarah gereja Kristen dalam pandangan mereka tentang sifat dasar manusia dan maka dari itu dalam doktrin mereka pandangan tentang sifat dasar manusia Kristus pun berbeda. Manusia bukanlah suatu kesatuan dua bagian, tubuh dan jiwa. Mereka mengajar bahwa “jiwa dari manusia mewakili manusia itu seutuhnya, dan bukan suatu bagian khusus yang bebas dari bagian-bagian komponen lain dari sifat manusia; selanjutnya bahwa jiwa tidak akan ada, terpisah dari tubuh, karena manusia adalah suatu kesatuan. [Ibid.,p. 515] Saat Kristus menjadi manusia, Dia mengambil pada diri-Nya daging manusia dan sifat manusia, tetapi bukan jiwa manusia sebagai suatu substansi yang jelas tidak penting. Pada penilaian akhir dari Norman F. Douty, maka doktrin orang Advent adalah seperti Apollinaris, yang pandangannya dinyatakan sesat [bidat] oleh gereja. [Norman C. Douty,op. cit., pp. 48-50] Bagi orang Kristen mula-mula ajaran ini mengurangi kemanusiaan Kristus yang lengkap. Doktrin ortodoks berpegang bahwa Kristus mengambil pada diri-Nya bukan saja tubuh insani, tetapi juga jiwa atau roh manusia.
Aspek kedua dari ajaran Advent tentang Kristus telah dikritik. Sementara orang Kristen ortodoks telah berpegang bahwa sifat insani-Nya adalah seperti Adam sebelum jatuh dalam dosa, orang Advent telah berpegang bahwa seperti Adam dan turunannya setelah kejatuhan. Orang Advent berkeras bahwa adalah perlu bagi Kristus untuk mengambil sifat kejatuhan manusia, supaya dicobai dalam semua bidang seperti kita juga. Banyak kutipan dalam tulisan-tulisan standar Adventis disebut oleh Bird dan Douty pada akibat bahwa Kristus memiliki sifat dosa. [Ibid., 52-64; Herbert S. Bird, Theology of Seventh-day Adventism, pp.64-71]
Tentu saja Alkitab mengajar Kristus tidak mempunyai dosa. Anak yang lahir dari Maria tidak berdosa tetapi kudus (Luk. l:35). Yesus berkata Setan tidak mempunyai sesuatu dalam diri-Nya. (Yoh. 14:30). Petrus menyebut-Nya anak domba "tanpa noda dan tanpa caca" (I Pet. 1:19) dan menyatakan Ia tidak berbuat dosa, "juga tipu tidak ada dalam mulut-Nya" (I Pet. 2:22). Dan Yohanes yang begitu mengenal Dia dapat menulis, "Didalam Dia tidak ada dosa" (I Yoh.3:5).
Para penulis Advent-Jemaat Hari Ketujuh bersatu dalam menegaskan bahwa Kristus tidak pernah berbuat dosa namun mereka bisa bertentangan satu dengan lainnya pada isu tentang kebejatan sifat manusia alamiah-Nya. Penulis Questions on Doctrine, bagaimanapun juga, mengambil posisi ortodoks dan ngotot bahwa Kristus mengambil sifat manusia tanpa dosa. [Questions on Doctrine, pp.650-652] Dalam menyinggung pada sifat insani penuh dosa dari Kristus orang Advent lainnya menolak partisipasi yang sangat kecil dalam dosa, namun menganggap Kristus menderita tanggung-jawab warisan dalam sifat alamiah manusia. Kristus betul-betul telah dicobai dalam segala segi sebagaimana manusia dicobai, dan mengidentifikasikan diri-Nya dengan para pendosa yang kepada mereka Dia datang untuk menyelamatkan. [Ibid., pp. 653-658]
Dalam pandangan mereka tentang Kristus, maka, apakah orang Advent Injili? Jika untuk menjadi Injili seseorang harus menegaskan doktrin ortodoks seutuhnya, maka pada satu segi mereka gagal. Mereka tidak menyatakan bahwa Kristus mengambil roh manusia atau jiwa sebagai suatu substansi yang tidak relevan berbeda dari tubuh manusia dalam inkarnasi-Nya. Para pemimpin yang menulis Questions on Doctrine dengan tegas menolak bawa sifat alamiah-Nya berdosa. Karena hal-hal yang mereka wakili, satu isu yang tinggal, dari dirinya sendiri hampir tidak dapat keluar dari orang-orang Injili yang menegaskan keilahian Kristus yang absolut, ajaran Trinitas dan inkarnasi secara harfiah.
Secara historis, telah ada orang-orang yang dapat dipercaya yang berpegang pada pandangan yang sama tentang jiwa, dan kini ada beberapa yang berpegang demikian. Secara Alkitabiah, orang Advent menerima Firman yang adalah Eloah dan menjadi daging (Yoh. 1:1, 12, 14). Jadi siapakah jika berpikir akan pandangan mereka tentang Kristus, dapat berkata bahwa mereka tidak memiliki kuasa untuk disebut anak-anak Elohim [Allah]? Mereka menegaskan bahwa Yesus telah datang didalam daging (1 Yoh. 4:1-3). Jadi siapakah akan berkata bahwa mereka itu antikristus? Mereka percaya bahwa Yesus adalah sang Kristus (Yoh. 20:31). Maka siapakah akan berani untuk bertanya apakah mereka memiliki hidup melalui nama-Nya? Pada isu ini nampaknya bahwa Bird dan Douty meningkatkan standar penginjilan terlalu rinci, atau telah meninggalkan isu menyangkut penginjilannya orang Advent. Bila orang Advent yang diwakilkan oleh Questions on Doctrine bukan bagian dari tubuh Kristus, adalah bukan karena pandangan mereka tentang Pribadi Kristus. Orang Kristen tidak akan mulai menolong orang Advent dengan mendebatkan isu-isu yang rinci ini tentang sifat dasar Kristus. Sebaliknya, orang Kristen seyogianya bersukacita pada kesaksian dari keyakinan seorang Advent dalam keilahian dan inkarnasi Kristus, dan beralih ke isu-isu yang lain.
4. PENEBUSAN
Injil memasukkan suatu penegasan bukan hanya tentang pribadi Kristus, tetapi juga mengenai karya-Nya. Orang Kristen berminat untuk menolong orang Advent akan bertanya: Apakah Anda percaya bahwa curahan darah Kristus adalah satu-satunya dasar untuk pengampunan dosa-dosamu?
Sebuah pertanyaan yang sama datang kepada para pemimpin: "Orang Advent-Jemaat Hari Ketujuh sering kali telah dituduh dengan ajaran bahwa penebusan di kayu salib belum lengkap. Apakah tuduhan ini benar?" [Ibid., pp. 653-658] Jawabannya sepertinya berterus terang. "Mungkin kami menyatakan dengan amat bersungguh-sungguh dan tegas bahwa orang Advent-Jemaat Hari Ketujuh tidak percaya bahwa Kristus sudah melakukan tetapi sebagian atau korban penebusan yang tidak lengkap di kayu salib." [Ibid., pp. 349] Apa yang mereka titik-beratkan, ialah perbedaan antara karya Kristus yang lengkap dan penerapannya bagi para individu.
Sangat pasti korban penebusan yang cukup untuk segalanya dari Yesus Tuhan kita telah dipersembahkan dan selesai [lengkap] pada kayu salib di Kalvari. Ini telah dilakukan untuk semua umat manusia. (II Yoh. 2:2). Tetapi karya pengorbanan ini akan benar-benar berguna bagi hati manusia hanya jika kita menyerahkan hidup kita kepada Elohim dan mengalami mujizat hidup-baru. Di dalam pengalaman ini, Yesus Imam Besar kita mempergunakan bagi kita manfaat-manfaat dari korban penebusasn-Nya. Dosa-dosa kita diampuni, kita menjadi anak-anak Tuhan oleh iman dalam Kristus Jesus, dan damai dari Elohim tinggal dalam hati kita. [Ibid., p. 350]
Jelas ini adalah posisi Injili seperti yang dinyatakan. Bagaimanapun juga, jika, penggunaan manfaat penebusan yang menyelamatkan bergantung pada beberapa karya tambahan Kristus, seperti apa yang disebut penyucian tempat kudus sorgawi pada tahun 1844, itu menimbulkan isu tentang selesainya Karya Kristus di Kalvari. Lebih jauh lagi, jika akhirnya semua dosa harus diletakkan pada Setan sebagai kambing hitam [kambing jantan penghapus dosa (Imamat 16:9) - tambahan penerjemah], nampaknya penebusan di kayu salib belum lengkap.
Bagaimanakah ide penghakiman investigasi [penghakiman berdasarkan investigasi kesalahan] pada tempat kudus sorgawi dan kambing penghapus dosa [Azazel] ini berasal? Orang Advent menginterpretasi hari pendamaian [penebusan] Perjanjian Lama secara typology [analisa berdasarkan jenis]. Pada hari itu para peserta dihakimi (Imamat 23:29-30) dan sang kambing dihalau keluar ke padang gurun (Imamat 16:20-28). Interpretasi secara typology dari peristiwa ini (lebih dikehendaki daripada ajaran Alkitab yang jelas) telah menjadi dasar dari doktrin. [Ibid., pp. 362-364] Bagaimana hal ini berkembang adalah ceritanya sendiri.
Pada tahun1844, karena prediksi William Miller tentang berakhirnya dunia, suatu luapan kegembiraan berakhir pada kekecewaan yang besar. Miller telah menemukan dasar untuk memprediksi kembalinya Kristus dalam Daniel 8:14. Jumlah 2300 hari sampai penyucian tempat kudus dihitung menjadi 2300 tahun. Dimulai pada tahun 457 S.M., ketika Artaxerxes menyatakan orang-orang Israel dapat membangun kembali ibukota mereka yang rusak, jangka waktunya berakhir pada tahun 1844. Tetapi Yesus tidak kembali ke Yerusalem.
Pada tanggal 23 Oktober 1844, sehari setelah hari yang ditentukan kembalinya Kristus, seorang pengikut Miller bernama Hiram Edson berjalan sendirian melalui ladang jagung, ketika, tiba-tiba timbul dalam pikirannya gagasan bahwa ada dua fase pelayanan Kristus di tingkap-tingkap sorgawi, sama seperti pada tempat kudus dulu... Dia (Kristus) untuk pertama kali masuk pada hari itu ke kediaman ke dua dari tempat kudus (sorgawi] untuk melakukan pelayanan dalam ruang Maha Suci sebelum datang ke bumi. [Leroy E. Froom,The Prophetic Faith of Our Fathers (Washington, D. C.: Review and Herald Publishing Association, 1954), IV, 661]
Tetapi apakah di tempat kudus sorgawi perlu disucikan? Untuk menerangkan ini, Ny. White menulis, "Dosa belum dibatalkan oleh darah dari korban. Jadi suatu cara disiapkan yang olehnya itu dipindahkan ketempat kudus. Oleh persembahan darah, pendosa belum sama sekali terlepas dari penghukuman hukum taurat. [Ellen G. White,The Great Controversy( Washington, D. C.: Review and Herald Publishing Association, 1911),p. 420] Karena catatan perbuatan baik dan jahat masih ada di sorga, para penulis Questions on Doctrine mengakui,"Penerimaan akan Kristus pada pertobatan tidak memeteraikan nasib seseorang." [Questions on Doctrine, pp. 420]
Pengampunan dari semua dosa sebagai manfaat dari penebusan Kristus, menurut orang Advent, tidak diterima saat! Pembenaran di hadapan diri Elohim dalam ruang maha kudus menanti suatu karya lain dari Kristus, investigasi penghakiman-Nya. Bahkan disana orang percaya bisa kehilangan keselamatannya. "Bila seseorang memiliki dosa tersisa pada buku catatan, belum bertobat dari padanya dan tidak diampuni, nama-nama mereka akan disapu keluar dari buku kehidupan, dan catatan tentang perbuatan baiknya akan dihapus dari buku ingatan Elohim." [Ellen G. White,op. cit.,p. 483]
Pada dasar apakah manusia berdiri atau jatuh dalam penghakiman investigasi? Bukan perpaduannya dengan Kristus oleh iman, bukan kelahiran baru mereka oleh Roh Kudus, bukan perdamaian mereka oleh darah Kristus, kata orang-orang Advent. "Taurat Tuhan adalah standar yang olehnya karakter dan kehidupan manusia akan diuji dalam penghakiman. [Ibid.,p. 482] Memperbaiki ini, orang Advent menegaskan bahwa Kristus sang imam besar agung menjadi pengacara orang percaya, dan dalam pengadilan sorgawi Dia tidak pernah kehilangan satu perkara. Tetapi ketentraman ini direnggut keluar saat mereka menambahi "Bagi kami, Nampak jelas bahwa kami harus teruskan kesetiaan kami sepanjang hidup bila kami harapkan Kristus mewakili kami dalam penghakiman. " [Questions on Doctrine, p. 442] Sungguh bertentangan, Alkitab menyatakan bahwa oleh sebab tidak sorang pendosa pun dapat memelihara Taurat bahwa kita perlu seorang pengacara apabila berdosa. "Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil." (I Yoh.2:1).
Begitu lama bila hasil dari penghakiman investigasi ditentukan bukan oleh iman, tetapi oleh memelihara hukum taurat, adalah sukar untuk menyimpulkan bahwa secara konsisten orang Advent menganggap darah Kristus satu-satunya dasar untuk keselamatan. Orang Injili harus menghadapi orang Advent, jangan lebih banyak dengan kesalahan mereka pada waktunya penghakiman ilahi atau konsep harfiah mereka tentang tempat kudus sorgawi atau praktek ketidakbijaksanaan mereka untuk mendasarkan suatu jenis ajaran pokok pada Perjanjian Lama saja, tetapi dengan akibat ajaran Alkitab mereka pada pembenaran oleh iman yang bertentangan. Itu termasuk pengampunan yang lengkap dari semua dosa dan penuduhan yang salah tentang kebenaran yang sempurna dari Kristus. Jadi seorang percaya di dalam Kristus, telah tersalib dan bangkit, sama sekali tidak perlu takut akan penghakiman atau penghukuman (Roma 8:1; Yoh. 3:18). "Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa. Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa." Dalam konteks Kisah Rasul 13:38-39 "hukum Musa" adalah tidak terpisah dari, akan tetapi termasuk Sepuluh Perintah Tuhan. Biarlah Orang Advent mendengar lagi Roma 3:28, "Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat." (Bandingkan Rom. 4:6; 11:6; Ef. 2:2-9; Gal; 2:16; Tit. 3:5.) Apapun Daniel 8:14 boleh berarti, itu tidak dapat merobohkan ajaran dasar keseluruhan Kitab-suci bahwa orang benar akan hidup oleh iman dalam karya lengkap penebusan Kristus, bukan dalam kemampuan mereka memelihara hukum (taurat). Orang percaya memiliki penebusan “melalui darah-Nya, pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya" (Ef. 1:7).
Jadi dari manakah "kambing-hitam" masuk? Nama kambing-hitam yang dilepaskan ke padang gurun oleh imam besar pada hari penebusan [pendamaian - Imamat 23:27 - penerjemah] adalah Azazel. Para penafsir Advent, dan juga ortodoks, berpikir Azazel menunjukkan Setan. [Samuel Zwemer, E. W. Hengstenberg, and J. Russell Howden in Sunday School Times (Jan. 15, 1927), cited in Walter Martin, TheTruth about Seventh-day Adventism, pp 184-188] Arti nama itu bukan isu yang penting sekali. Apakah orang Advent berpegang bahwa Setan pada satu atau lain cara menyiapkan penebusan bagi dosa yang tidak diselesaikan oleh Kristus?
Orang Advent modern seperti yang diwakili oleh para penulis Questions on Doctrine secara total menyangkal bahwa Setan dalam cara apapun menyelesaikan penebusan itu. Tetapi mereka berkata, Setan bukan tidak berkaitan dengan dosa kita. Mereka mengajar, dalam semua dosa, ada suatu tanggungjawab ganda: "pertama tanggungjawab saya sebagai sang pelaku, agen, atau media; dan kedua, tanggungjawab Setan sebagai sang penghasut, atau penggoda, yang dalam hatinya dosa pertama kali dikandung." [Questions on Doctrine, pp. 397-398] Jadi bila Setan disebut menghapus dosa-dosa kita, mereka maksudkan membayar untuk menghasut mereka, bukan bahwa dia sedang menyiapkan suatu penebusan bagi mereka. “Setan tidak melakukan penebusan untuk dosa-dosa kita. Tetapi Setan akhirnya harus menanggung ganti rugi hukuman untuk tanggungjawabnya pada dosa-dosa semua manusia, baik orang yang benar maupun yang jahat. [Ibid., p. 400]
Orang Advent menyanggah, ada dua alasan Setan tidak dapat menjadi penanggung dosa orang lain:
(1) transaksi dengan kambing-hitam terjadi setelah penebusan telahselesai dikerjakan, dan (2) kambing itu tidak dibantai - dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan (Ibr. 9:22). Oleh sebab itu orang Advent Jemaat Hari Ketujuh menolak secara total apapun idenya, sugesti, atau implikasi [maksud] dalam sifat atau kadar apapun, bahwa Setan adalah penanggung dosa kita. Pemikiran itu menjijikkan bagi kami, dan sangat menghina." [Ibid., pp. 399-400]
Maka pada berdasarkan ini, Orang Kristen Injili boleh memilih tidak mengikuti interprestasi orang Advent tentang kambing-hitam, tetapi mereka tidak dapat menghakimi mereka yang menerimanya dengan keselamatan yang dipengaruhi bidat. Seseorang hanya dapat menghendaki posisinya pada putusan analitis yang secara sungguh-sungguh bersatu dengan ajaran Alkitab tentang penebusan Kristus. Pada pokok ini denominasi itu belum juga konsisten menyatakan posisi itu Injili. Legalismenya selanjutnya dipertimbangkan dalam pertanyaan tujuh.
5. KEBANGKITAN KRISTUS
Iman adalah aspek lain dari Injil, kemenangan Kristus atas kuburan, adalah suatu kondisi tegas dari keselamatan (Roma 10:9). Sebagai perhatian kita pada seorang Advent, maka bertanyalah, "Apakah Anda percaya bahwa Yesus Kristus bangkit dari kematian?"
Setuju dengan Kristen ortodoks, orang Advent berpegang "bahwa Yesus Kristus secara harfiah dan tubuh bangkit dari kubur." [Ibid., p. 22] Untuk menghindari kemungkinan salah pengertian selanjutnya mereka menerangkan, "Kebangkitan Kristus bukanlah untuk dipahami dalam pengertian rohani. Dia benar-benar bangkit dari kematian. Dia yang datang dari lubang kubur adalah Yesus yang sama yang hidup di sini di dalam daging." [Ibid., p. 66] Dalam menyokong kebangkitan, orang Advent menghimpun bukti-bukti yang sama seperti orang Injili, dan mereka mengambil posisi yang serupa pada arti ajarannya. Perlawanan yang paling kuat dari Adventisme jangan menanyakan keyakinan orang Advent tentang kebangkitan Kristus. Jadi orang Injili akan bersukacita bahwa iman mereka dalam kemenangan Kristus atas kematian dibagi oleh orang-orang Advent-Jemaat Hari Ketujuh.
6. KEPERCAYAAN PRIBADI
Orang-orang Kristen yang prihatin untuk memenangkan bukan saja argumen tetapi juga orangnya, boleh juga bertanya orang Advent, "Apakah Anda pribadi mempercayai Yesus penebus dan Tuhan Anda?"
Seperti orang Injili, kebanyakan orang Advent berulang-ulang menekankan kebutuhan yang mutlak akan iman. [Bible Reading for the Home Circle, 551; 83] Pada diskusi-diskusi itu Ibrani 11:6 seringkali terjadi, "Tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Elohim [Allah]." Lebih lanjut mereka membedakan antara suatu kepercayaan intelektual dan komitmen total. Ny. White menerangkan bahwa ada satu jenis keyakinan yang seluruhnya berbeda dari iman. Eksistensi dan kuasa Elohim [Allah], kebenaran Firman-Nya, adalah fakta-fakta yang bahkan Setan dan pasukannya pada dasarnya tidak dapat menolak. Alkitab berkata bahwa "para iblis pun percaya dan gemetar"; tetapi ini bukanlah iman dimana tidak ada hanya suatu keyakinan dalam Firman Tuhan, tetapi suatu kepatuhan dari kehendak kepada-Nya; dimana hati menyerah kepada-Nya, kasih-sayang tetap kepada-Nya, itulah iman, "iman yang bekerja oleh kasih, dan menyucikan jiwa." [Ellen G. White, Steps to Christ (Mountain View, California: Pacific Press, 1908), p. 69]
Penekanan yang mirip pada kepercayaan dan iman, muncul dalam karya terkenal dari Ny. White Steps to Christ [Langkah-langkah ke Kristus]. [Ibid., p. 55] Dan dalam Questions on Doctrine pembenaran disebutkan terjadi oleh sebuah iman yang terletak pada pegangan kuasa Roh Tuhan.
Malah sejak dahulu kala, manusia tidak dibenarkan oleh perbuatan; "mereka dibenarkan oleh iman" (Gal. 2:16; bandingkan Rom. 1:17; Gal. 3:8, 11; Fil. 3:9; Ibr. 10:38). Elohim meminta manusia menjadi benar; tetap manusia tidak benar secara natur. Bila ia dipersiapkan bagi kerajaan Elohim, dia harus dibuat benar. Inilah sesuatu yang manusia pada dan dari dirinya. Dia kotor dan tidak benar. Lebih banyak ia berbuat, dan lebih besar usahanya, maka lebih banyak ia memperlihatkan ketidak-benaran hatinya. Oleh sebab itu, bila manusia pernah menjadi benar, hal itu pastilah oleh kuasa yang seluruhnya diluar dirinya - itu pasti oleh kuasa Elohim. [Question on Doctrine, pp. 141-142]
Dengan pandangan Advent-Jemaat Hari Ketujuh tentang iman seperti ini, orang Injili jangan buat isu. Tetapi orang Injili tahu bahwa adalah satu hal untuk berkhotbah perlunya iman pribadi dan hal lain untuk melakukan iman itu secara pribadi. Dalam percakapan dengan orang Advent seperti dengan orang lain kita dapat menolong dengan menyaksikan tentang kepercayaan diri kita sendiri tanpa syarat di dalam Tuhan kita yang hidup.
7. HANYA IMAN
Bagi orang Advent pertanyaan akhir ini menjadi kritis, "Apakah Anda bergantung pada beberapa prestasi dari dirimu untuk menyumbang keselamatan atau hanya oleh anugerah Tuhan melalui iman?"
Banyak pernyataan orang Advent yang menghubungkan perbuatan ke iman dalam gaya ortodoks. Dalam Steps to Christ Ny. White menulis:
Ada dua kesalahan yang anak-anak Tuhan berlawanan dengannya - khususnya mereka yang baru saja menjadi percaya. Anugerahnya - terutama perlu dijaga. Yang pertama-tama. .. adalah yang melihat pada perbuatan diri sendiri, penuh kepercayaan pada apa saja yang mereka dapat lakukan, untuk membawa diri mereka kepada keharmonisan dengan Tuhan. Dia yang mencoba untuk menjadi kudus oleh perbuatannya sendiri dalam memelihara hukum [taurat], sedang mencoba suatu ketidakmungkinan. Semua yang manusia dapat lakukan tanpa Kristus dikotori oleh kepentingan diri sendiri dan dosa. Adalah hanya anugerah Kristus saja, melalui iman yang dapat membuat kita kudus.
Sebaliknya dan tidak kurang bahaya kesalahan adalah, keyakinan dalam Kristus membebaskan manusia dari memelihara hukum [taurat] Tuhan; yang karena oleh iman saja kita menjadi bagian dari anugerah Kristus, perbuatan baik kita tidak ada bagiannya dengan penebusan kita.
Tetapi perhatikan disini bahwa ketaatan bukanlah suatu pemenuhan di luar belaka, akan tetapi pelayanan kasih. Hukum Tuhan adalah ekspresi dari sifat sejati-Nya . . . jika hati kita dibaharui dalam citra Elohim [Allah] tidak akankah hukum Tuhan dilaksanakan dalam hidup kita? . . . Ketaatan - pelayanan dan kesetiaan kasih - adalah tanda sejati dari pemuridan ... Daripada membebaskan manusia dari ketaatan, adalah iman dan hanya iman saja, yang menjadikan kita bagian dari anugerah Kristus yang memungkinkan kita dapat melakukan ketaatan. [Ibid., pp. 65-66]
"Iman yang membenarkan, " komentar Bible Reading for Home Circle di Galatia 5:6, "adalah iman yang bekerja." [Bible Reading for the Home Circle, p. 137] Arthur S. Maxwell menerangkan, "Penerimaan anugerah ilahi membawa manusia dibawah suatu keharusan seribu kali lebih besar untuk mematuhi Tuhan - keharusan bukan oleh paksaan tetapi oleh kasih . . . Berada dibawah anugerah bukanlah suatu alasan untuk berdosa, namun tambahan alasan untuk hidup benar." [Arthur S. Maxwell, Your Friends the Adventists, p.38] Dipertanyakan terus-terang apakah orang Advent mengajar bahwa orang harus mematuhi Sepuluh Perintah supaya diselamatkan, Maxwell menjawab,
Tidak. Keselamatan hanyalah oleh anugerah. Hanya ada satu jalan keselamatan. Itulah iman dalam kematian penebusan dari Yesus Kristus. Tak seorang pun dapat "kerjakan jalannya" ke dalam kerajaan Elohim [Allah] . Bukan nilai kepatuhan, bukan perbuatan penebusan dosa, bukan jumlah uang memberi hak setiap orang bagi suatu perkenanan ilahi. Namun, "iman tanpa perbuatan adalah mati." Memelihara perintah-perintah adalah hasilnya, bukti keselamatan. Itu adalah masalah kasih bukan tugas legal. "Jika kamu mengasihi Aku," kata Yesus, "turutilah perintah-perintah- Ku" (Yoh. 14:15) [Maxwell, "What is a Seventh-day Adventist?", p. 38]
Dan para kontributor kepada Questions on Doctrine setuju:
Keselamatan tdak pernah dilakukan oleh hukum [taurat] atau perbuatan baik, sekarang maupun dahulu; keselamatan hanyalah oleh anugerah Kristus . . . Tidak satupun yang manusia dapat lakukan, atau telah lakukan, dalam cara apapun pantas memperoleh keselamatan. Sedangkan perbuatan bukanlah alat keselamatan, perbuatan baik adalah akibat yang tak terelakkan dari keselamatan. Namun, perbuatan- perbuatan baik ini adalah hanya mungkin bagi anak Tuhan yang hidupnya terpadu oleh Roh Tuhan . . . Hubungan dan urutannya penting, tetapi sering tidak dimengerti atau terbalik. [Question on Doctrine, p. 141]
Bahkan seperti baunya buah-buah iman, namun orang Advent tidak mengharapkan orang percaya memelihara semua perintah yang berbeda dari Perjanjian Lama. Hukum Upacara Musa sama berbeda dari hukum moral Tuhan dalam Sepuluh Perintah tetapi merupakan bayangan dari karya Kristus yang akan datang. Sejak penyaliban-Nya hukum upacara [seremoni] telah selesai. Itulah kedagingan dan memperbudak setiap orang yang mencoba memeliharanya. Tetapi Sepuluh Perintah tidak dihapus. Mereka rohani dan memberkati dengan kebebasan bagi dia yang memeliharanya. [Ibid., pp. 121-134] Dengan perbedaan interpretasi perintah keempat, banyak orang Kristen ortodoks akan setuju dengan perbedaan ini. Orang lain akan bersikeras bahwa bahkan hukum moral Perjanjian Lama seperti yang dinyatakan dalam Sepuluh Perintah menuliskan di batu telah selesai (II Cor. 3), tetapi Sembilan dari Sepuluh Perintah kemudian dipelihara seperti dikatakan dalam Perjanjian Baru.
Tetapi seseorang heran mengapa orang Advent, konsisten dengan pandangan mereka sendiri, menyokong peraturan-peraturan diet Perjanjian Lama. Beberapa orang Advent memberikan pernyataan kebebasan mereka dari padanya sebagai sebuah tabu yang sah, tetapi mendapati perbedaan antara binatang halal dan najis sebelum Musa dan memeliharanya sebagai program kesehatan. [Ibid., pp. 121-134] Tetapi sebuah buklet popular dikirim oleh orang Advent kepada sebuah surat pertanyaan, mengajar sesuatu yang berbeda sekali. Di Just What Do You Believe About Your Church? Fordyce Detamore menulis:
Selama Yesaya 66:15-17 ada dalam Alkitab ini, betapa beraninya saya katakan padamu itu tidak membuat suatu perbedaan apakah Anda makan daging babi dan makanan haram lainnya atau tidak?... Itu akan lebih mudah bagi saya untuk berkata, "Silahkan saja makan sesukamu; Anda tidak perlu khawatir tentang hal-hal itu lagi." Tetapi Tuhan berkata mereka yang makan barang haram saat Dia datang akan dimusnahkan. Tidak maukah Anda lebih baik saya katakan itu dengan terus terang dengan demikian Anda tidak akan ditipu dan dimusnahkan pada kedatangan Tuhan kita? [Fordyce Detamore, Just What Do You Believe About Your Church? (Nashville, Tennessee: Southern Publishing Association, n.d.), pp. 22-23]
Ancaman seperti ini sukar diharmonikan dengan jaminan bahwa keselamatan adalah oleh anugerah melalui iman dan bukan dari perbuatan. Kebingungan yang sama nampaknya ada berkenaan dengan Sepuluh Perintah. Dalam satu halaman Detamore berkata, "Kita memelihara hukum Tuhan karena kita telah selamat, bukan karena kita dapat selamatkan diri kita dengan memelihara hukum." Tetapi pada halaman lain dia menegaskan, "Dimana-mana Alkitab menekankan pentingnya ketaatan apabila seseorang akan diselamatkan. " Ia menyimpulkan satu bagian berjudul "Standard of Judgment" [Standar Penilaian]:
Ringkasan terbaik dari syarat-syarat untuk keselamatan terdapat dalam nasihat yang diberikan Yesus kepada bangsawan muda yang kaya (Matius 19:16-21), "Jika engkau ingin masuk ke kehidupan kekal, (1) peliharalah perintah-perintah Tuhan ...dan (2) ikutlah Aku." Tidak ada harapan lain dari keselamatan. Dengan standar hukum Tuhan yang kudus kita akan dihakimi pada hari pembalasan. [Ibid., pp. 32-34]
Untuk membantu, perhatikanlah bahwa tidak seorangpun yang pernah menuruti hukum [taurat]. Tak seorangpun yang pernah diselamatkan dengan menuruti ketentuannya. Sebenarnya gunanya bukan untuk menyelamatkan tetapi untuk menunjukkan manusia betapa menyedihkannya mereka, perlu diselamatkan. Hukum berbicara "bahwa seluruh dunia jatuh menjadi bersalah dihadapan Tuhan. Sebab itu oleh perbuatan-perbuatan hukum taurat tidak seorangpun dibenarkan di hadapan-Nya: karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa." (Roma 3:19-20). Dengan mengutip perintah Tuhan, Kristus ingin menunjukkan pada pemimpin muda yang kaya kebutuhannya akan" kebenaran tanpa taurat. . . yaitu kebenaran Elohim yang adalah oleh iman dalam Yesus Kristus bagi semua dan kepada semua yang percaya" (Roma 3:20-21). Klaim orang muda itu bahwa telah melakukan semua hukum sejak kecilnya menampakkan kegagalannya untuk mengetahui asas pokok yang penting. Hal ini Yesus tampilkan dengan minta padanya untuk menjual semua yang ia miliki, dan memberikannya kepada orang miskin. Menyedihkan, ia tidak mengasihi Elohim dengan segenap hatinya atau sesamanya seperti dirinya sendiri yang pada dua perintah ini terletak seluruh hukum [taurat] (Mat. 22:37-40)
Batu ujian dari pandangan orang Advent pada taurat ialah doktrin tentang Sabat. Sejak penciptaan sampai akhir zaman perintah keempat dipegang menjadi bagian dari hukum moral Tuhan yang tidak berubah. Orang Advent mengajar bahwa otoritas kepausan Roma Katolik mengganti hari penyembahan dari hari Sabtu ke hari Minggu. Dan Protestantisme belum lengkap mereformasi dengan melanjutkan penyembahan pada hari ketujuh. Pada akhirnya sekarang pada kita, kebenaran sedang dikembalikan lagi. Mereka yang menerima terang ini dan yakin, bertanggung-jawab untuk taat kepada perintah ini. Saat krisis besar akhir masalah agama pecah pada umat manusia, kuasa kepausan akan memimpin pasukan dalam melawan Elohim, mengharuskan penyembahan hari pada pertama (Dan. 7:25; Why. 13;16, 17) sebagai tanda binatang itu. Di waktu akan datang ini hari penyembahan akan menjadi sebuah ujian loyalitas bagi Kristus atau antikristus. [Question on Doctrine, pp.149-185]
5. KEBANGKITAN KRISTUS
Iman adalah aspek lain dari Injil, kemenangan Kristus atas kuburan, adalah suatu kondisi tegas dari keselamatan (Roma 10:9). Sebagai perhatian kita pada seorang Advent, maka bertanyalah, "Apakah Anda percaya bahwa Yesus Kristus bangkit dari kematian?"
Setuju dengan Kristen ortodoks, orang Advent berpegang "bahwa Yesus Kristus secara harfiah dan tubuh bangkit dari kubur." [Ibid., p. 22] Untuk menghindari kemungkinan salah pengertian selanjutnya mereka menerangkan, "Kebangkitan Kristus bukanlah untuk dipahami dalam pengertian rohani. Dia benar-benar bangkit dari kematian. Dia yang datang dari lubang kubur adalah Yesus yang sama yang hidup di sini di dalam daging." [Ibid., p. 66] Dalam menyokong kebangkitan, orang Advent menghimpun bukti-bukti yang sama seperti orang Injili, dan mereka mengambil posisi yang serupa pada arti ajarannya. Perlawanan yang paling kuat dari Adventisme jangan menanyakan keyakinan orang Advent tentang kebangkitan Kristus. Jadi orang Injili akan bersukacita bahwa iman mereka dalam kemenangan Kristus atas kematian dibagi oleh orang-orang Advent-Jemaat Hari Ketujuh.
6. KEPERCAYAAN PRIBADI
Orang-orang Kristen yang prihatin untuk memenangkan bukan saja argumen tetapi juga orangnya, boleh juga bertanya orang Advent, "Apakah Anda pribadi mempercayai Yesus penebus dan Tuhan Anda?"
Seperti orang Injili, kebanyakan orang Advent berulang-ulang menekankan kebutuhan yang mutlak akan iman. [Bible Reading for the Home Circle, 551; 83] Pada diskusi-diskusi itu Ibrani 11:6 seringkali terjadi, "Tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Elohim [Allah]." Lebih lanjut mereka membedakan antara suatu kepercayaan intelektual dan komitmen total. Ny. White menerangkan bahwa ada satu jenis keyakinan yang seluruhnya berbeda dari iman. Eksistensi dan kuasa Elohim [Allah], kebenaran Firman-Nya, adalah fakta-fakta yang bahkan Setan dan pasukannya pada dasarnya tidak dapat menolak. Alkitab berkata bahwa "para iblis pun percaya dan gemetar"; tetapi ini bukanlah iman dimana tidak ada hanya suatu keyakinan dalam Firman Tuhan, tetapi suatu kepatuhan dari kehendak kepada-Nya; dimana hati menyerah kepada-Nya, kasih-sayang tetap kepada-Nya, itulah iman, "iman yang bekerja oleh kasih, dan menyucikan jiwa." [Ellen G. White, Steps to Christ (Mountain View, California: Pacific Press, 1908), p. 69]
Penekanan yang mirip pada kepercayaan dan iman, muncul dalam karya terkenal dari Ny. White Steps to Christ [Langkah-langkah ke Kristus]. [Ibid., p. 55] Dan dalam Questions on Doctrine pembenaran disebutkan terjadi oleh sebuah iman yang terletak pada pegangan kuasa Roh Tuhan.
Malah sejak dahulu kala, manusia tidak dibenarkan oleh perbuatan; "mereka dibenarkan oleh iman" (Gal. 2:16; bandingkan Rom. 1:17; Gal. 3:8, 11; Fil. 3:9; Ibr. 10:38). Elohim meminta manusia menjadi benar; tetap manusia tidak benar secara natur. Bila ia dipersiapkan bagi kerajaan Elohim, dia harus dibuat benar. Inilah sesuatu yang manusia pada dan dari dirinya. Dia kotor dan tidak benar. Lebih banyak ia berbuat, dan lebih besar usahanya, maka lebih banyak ia memperlihatkan ketidak-benaran hatinya. Oleh sebab itu, bila manusia pernah menjadi benar, hal itu pastilah oleh kuasa yang seluruhnya diluar dirinya - itu pasti oleh kuasa Elohim. [Question on Doctrine, pp. 141-142]
Dengan pandangan Advent-Jemaat Hari Ketujuh tentang iman seperti ini, orang Injili jangan buat isu. Tetapi orang Injili tahu bahwa adalah satu hal untuk berkhotbah perlunya iman pribadi dan hal lain untuk melakukan iman itu secara pribadi. Dalam percakapan dengan orang Advent seperti dengan orang lain kita dapat menolong dengan menyaksikan tentang kepercayaan diri kita sendiri tanpa syarat di dalam Tuhan kita yang hidup.
7. HANYA IMAN
Bagi orang Advent pertanyaan akhir ini menjadi kritis, "Apakah Anda bergantung pada beberapa prestasi dari dirimu untuk menyumbang keselamatan atau hanya oleh anugerah Tuhan melalui iman?"
Banyak pernyataan orang Advent yang menghubungkan perbuatan ke iman dalam gaya ortodoks. Dalam Steps to Christ Ny. White menulis:
Ada dua kesalahan yang anak-anak Tuhan berlawanan dengannya - khususnya mereka yang baru saja menjadi percaya. Anugerahnya - terutama perlu dijaga. Yang pertama-tama. .. adalah yang melihat pada perbuatan diri sendiri, penuh kepercayaan pada apa saja yang mereka dapat lakukan, untuk membawa diri mereka kepada keharmonisan dengan Tuhan. Dia yang mencoba untuk menjadi kudus oleh perbuatannya sendiri dalam memelihara hukum [taurat], sedang mencoba suatu ketidakmungkinan. Semua yang manusia dapat lakukan tanpa Kristus dikotori oleh kepentingan diri sendiri dan dosa. Adalah hanya anugerah Kristus saja, melalui iman yang dapat membuat kita kudus.
Sebaliknya dan tidak kurang bahaya kesalahan adalah, keyakinan dalam Kristus membebaskan manusia dari memelihara hukum [taurat] Tuhan; yang karena oleh iman saja kita menjadi bagian dari anugerah Kristus, perbuatan baik kita tidak ada bagiannya dengan penebusan kita.
Tetapi perhatikan disini bahwa ketaatan bukanlah suatu pemenuhan di luar belaka, akan tetapi pelayanan kasih. Hukum Tuhan adalah ekspresi dari sifat sejati-Nya . . . jika hati kita dibaharui dalam citra Elohim [Allah] tidak akankah hukum Tuhan dilaksanakan dalam hidup kita? . . . Ketaatan - pelayanan dan kesetiaan kasih - adalah tanda sejati dari pemuridan ... Daripada membebaskan manusia dari ketaatan, adalah iman dan hanya iman saja, yang menjadikan kita bagian dari anugerah Kristus yang memungkinkan kita dapat melakukan ketaatan. [Ibid., pp. 65-66]
"Iman yang membenarkan, " komentar Bible Reading for Home Circle di Galatia 5:6, "adalah iman yang bekerja." [Bible Reading for the Home Circle, p. 137] Arthur S. Maxwell menerangkan, "Penerimaan anugerah ilahi membawa manusia dibawah suatu keharusan seribu kali lebih besar untuk mematuhi Tuhan - keharusan bukan oleh paksaan tetapi oleh kasih . . . Berada dibawah anugerah bukanlah suatu alasan untuk berdosa, namun tambahan alasan untuk hidup benar." [Arthur S. Maxwell, Your Friends the Adventists, p.38] Dipertanyakan terus-terang apakah orang Advent mengajar bahwa orang harus mematuhi Sepuluh Perintah supaya diselamatkan, Maxwell menjawab,
Tidak. Keselamatan hanyalah oleh anugerah. Hanya ada satu jalan keselamatan. Itulah iman dalam kematian penebusan dari Yesus Kristus. Tak seorang pun dapat "kerjakan jalannya" ke dalam kerajaan Elohim [Allah] . Bukan nilai kepatuhan, bukan perbuatan penebusan dosa, bukan jumlah uang memberi hak setiap orang bagi suatu perkenanan ilahi. Namun, "iman tanpa perbuatan adalah mati." Memelihara perintah-perintah adalah hasilnya, bukti keselamatan. Itu adalah masalah kasih bukan tugas legal. "Jika kamu mengasihi Aku," kata Yesus, "turutilah perintah-perintah- Ku" (Yoh. 14:15) [Maxwell, "What is a Seventh-day Adventist?", p. 38]
Dan para kontributor kepada Questions on Doctrine setuju:
Keselamatan tdak pernah dilakukan oleh hukum [taurat] atau perbuatan baik, sekarang maupun dahulu; keselamatan hanyalah oleh anugerah Kristus . . . Tidak satupun yang manusia dapat lakukan, atau telah lakukan, dalam cara apapun pantas memperoleh keselamatan. Sedangkan perbuatan bukanlah alat keselamatan, perbuatan baik adalah akibat yang tak terelakkan dari keselamatan. Namun, perbuatan- perbuatan baik ini adalah hanya mungkin bagi anak Tuhan yang hidupnya terpadu oleh Roh Tuhan . . . Hubungan dan urutannya penting, tetapi sering tidak dimengerti atau terbalik. [Question on Doctrine, p. 141]
Bahkan seperti baunya buah-buah iman, namun orang Advent tidak mengharapkan orang percaya memelihara semua perintah yang berbeda dari Perjanjian Lama. Hukum Upacara Musa sama berbeda dari hukum moral Tuhan dalam Sepuluh Perintah tetapi merupakan bayangan dari karya Kristus yang akan datang. Sejak penyaliban-Nya hukum upacara [seremoni] telah selesai. Itulah kedagingan dan memperbudak setiap orang yang mencoba memeliharanya. Tetapi Sepuluh Perintah tidak dihapus. Mereka rohani dan memberkati dengan kebebasan bagi dia yang memeliharanya. [Ibid., pp. 121-134] Dengan perbedaan interpretasi perintah keempat, banyak orang Kristen ortodoks akan setuju dengan perbedaan ini. Orang lain akan bersikeras bahwa bahkan hukum moral Perjanjian Lama seperti yang dinyatakan dalam Sepuluh Perintah menuliskan di batu telah selesai (II Cor. 3), tetapi Sembilan dari Sepuluh Perintah kemudian dipelihara seperti dikatakan dalam Perjanjian Baru.
Tetapi seseorang heran mengapa orang Advent, konsisten dengan pandangan mereka sendiri, menyokong peraturan-peraturan diet Perjanjian Lama. Beberapa orang Advent memberikan pernyataan kebebasan mereka dari padanya sebagai sebuah tabu yang sah, tetapi mendapati perbedaan antara binatang halal dan najis sebelum Musa dan memeliharanya sebagai program kesehatan. [Ibid., pp. 121-134] Tetapi sebuah buklet popular dikirim oleh orang Advent kepada sebuah surat pertanyaan, mengajar sesuatu yang berbeda sekali. Di Just What Do You Believe About Your Church? Fordyce Detamore menulis:
Selama Yesaya 66:15-17 ada dalam Alkitab ini, betapa beraninya saya katakan padamu itu tidak membuat suatu perbedaan apakah Anda makan daging babi dan makanan haram lainnya atau tidak?... Itu akan lebih mudah bagi saya untuk berkata, "Silahkan saja makan sesukamu; Anda tidak perlu khawatir tentang hal-hal itu lagi." Tetapi Tuhan berkata mereka yang makan barang haram saat Dia datang akan dimusnahkan. Tidak maukah Anda lebih baik saya katakan itu dengan terus terang dengan demikian Anda tidak akan ditipu dan dimusnahkan pada kedatangan Tuhan kita? [Fordyce Detamore, Just What Do You Believe About Your Church? (Nashville, Tennessee: Southern Publishing Association, n.d.), pp. 22-23]
Ancaman seperti ini sukar diharmonikan dengan jaminan bahwa keselamatan adalah oleh anugerah melalui iman dan bukan dari perbuatan. Kebingungan yang sama nampaknya ada berkenaan dengan Sepuluh Perintah. Dalam satu halaman Detamore berkata, "Kita memelihara hukum Tuhan karena kita telah selamat, bukan karena kita dapat selamatkan diri kita dengan memelihara hukum." Tetapi pada halaman lain dia menegaskan, "Dimana-mana Alkitab menekankan pentingnya ketaatan apabila seseorang akan diselamatkan. " Ia menyimpulkan satu bagian berjudul "Standard of Judgment" [Standar Penilaian]:
Ringkasan terbaik dari syarat-syarat untuk keselamatan terdapat dalam nasihat yang diberikan Yesus kepada bangsawan muda yang kaya (Matius 19:16-21), "Jika engkau ingin masuk ke kehidupan kekal, (1) peliharalah perintah-perintah Tuhan ...dan (2) ikutlah Aku." Tidak ada harapan lain dari keselamatan. Dengan standar hukum Tuhan yang kudus kita akan dihakimi pada hari pembalasan. [Ibid., pp. 32-34]
Untuk membantu, perhatikanlah bahwa tidak seorangpun yang pernah menuruti hukum [taurat]. Tak seorangpun yang pernah diselamatkan dengan menuruti ketentuannya. Sebenarnya gunanya bukan untuk menyelamatkan tetapi untuk menunjukkan manusia betapa menyedihkannya mereka, perlu diselamatkan. Hukum berbicara "bahwa seluruh dunia jatuh menjadi bersalah dihadapan Tuhan. Sebab itu oleh perbuatan-perbuatan hukum taurat tidak seorangpun dibenarkan di hadapan-Nya: karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa." (Roma 3:19-20). Dengan mengutip perintah Tuhan, Kristus ingin menunjukkan pada pemimpin muda yang kaya kebutuhannya akan" kebenaran tanpa taurat. . . yaitu kebenaran Elohim yang adalah oleh iman dalam Yesus Kristus bagi semua dan kepada semua yang percaya" (Roma 3:20-21). Klaim orang muda itu bahwa telah melakukan semua hukum sejak kecilnya menampakkan kegagalannya untuk mengetahui asas pokok yang penting. Hal ini Yesus tampilkan dengan minta padanya untuk menjual semua yang ia miliki, dan memberikannya kepada orang miskin. Menyedihkan, ia tidak mengasihi Elohim dengan segenap hatinya atau sesamanya seperti dirinya sendiri yang pada dua perintah ini terletak seluruh hukum [taurat] (Mat. 22:37-40)
Batu ujian dari pandangan orang Advent pada taurat ialah doktrin tentang Sabat. Sejak penciptaan sampai akhir zaman perintah keempat dipegang menjadi bagian dari hukum moral Tuhan yang tidak berubah. Orang Advent mengajar bahwa otoritas kepausan Roma Katolik mengganti hari penyembahan dari hari Sabtu ke hari Minggu. Dan Protestantisme belum lengkap mereformasi dengan melanjutkan penyembahan pada hari ketujuh. Pada akhirnya sekarang pada kita, kebenaran sedang dikembalikan lagi. Mereka yang menerima terang ini dan yakin, bertanggung-jawab untuk taat kepada perintah ini. Saat krisis besar akhir masalah agama pecah pada umat manusia, kuasa kepausan akan memimpin pasukan dalam melawan Elohim, mengharuskan penyembahan hari pada pertama (Dan. 7:25; Why. 13;16, 17) sebagai tanda binatang itu. Di waktu akan datang ini hari penyembahan akan menjadi sebuah ujian loyalitas bagi Kristus atau antikristus. [Question on Doctrine, pp.149-185]
Mereka yang bukan, sekarang melihat keharusan dari perintah keempat tidak akan dihukum, tetapi nanti pada waktu krisis penyembahan pada hari Minggu akan menjadi alasan yang cukup untuk penghukuman. Kemudian semua yang melakukan perintah-perintah Elohim (Why. 12:17) akan mengikut gereja sisa dalam penyembahan di hari Sabtu... Tidak dapat disangsikan lagi keselamatan di masa yang akan datang adalah oleh iman dan penyembahan di hari Sabtu, oleh anugerah dan memelihara taurat. Sementara saat ini Elohim mengabaikan ketidaktahuan para penyembah hari Minggu, dan tidak melakukan hukuman yang pantas untuk pelanggaran perintah-Nya, para penyembah hari Minggu nyatanya telah berbuat dosa besar. Semua orang Injili masih anak-perempuan Babylon; mereka menerima tanda binatang itu. Ini diramal oleh Herbert S. Bird, "tidak akan diserukan kepada banyak orang untuk menjadi dasar yang kokoh bagi persekutuan Kristen. [Herbert S. Bird,Theology of Seventh-day Adventism, p. 17]
Dan hal itu tidak lebih kokoh untuk menyatakan tanpa kualifikasi bahwa keselamatan adalah oleh anugerah melalui iman. Kasus orang Advent untuk penyembahan hari ketujuh tidak dihalangi. Jika perintah keempat adalah prinsip moral, itu boleh dilakukan dengan menyembah pada satu dari dari tujuh hari, Minggu. Tidak dimanapun juga dalam Perjanjian Baru [PB] menguatkan lagi perintah keempat, meskipun PB mengulangi sembilan perintah yang lain. Sesungguhnya siapapun membuat hari sabat ujian dari persekutuan melanggar PB. Dan dalam konteks Alkitab sabat mingguan tidak dilarang (Kol. 2:13-17; Gal. 4:9-11; Roma 13:8-10; 14:4-6, 10, 12, 13).
Mengingat tradisi berabad-abad dalam mana orang Yahudi para penulis PB sudah jenuh, adalah mengherankan bahwa mereka begitu memberi tekanan pada hari pertama dari minggu itu. Pada hari pertama Yesus bangkit dari kematian (Yoh. 20:1). Ia menampakkan dirinya kepada sepuluh murid pada hari yang sama (Yoh. 20:19). Satu minggu kemudian, Dia menampakkan diri-Nya kepada sebelas murid (Yoh. 20:26). Janji Pantekosta datangnya Roh Kudus terjadi pada hari Minggu (Imamat 23:16). Hari Minggu yang penting itu setelah khotbah pertama memproklamasi kematian dan kebangkitan Kristus, 3000 orang yang menerima Firman, dibaptis dan ditambahkan ke dalam gereja (Kis. 2). Di Troas orang Kristen berkumpul untuk menyembah pada hari pertama dari minggu itu (Kis. 20:6-7). Dan pada hari pertama dari minggu itu orang Korintus membuat kontribusi mereka. Saat hari Sabat diingat bukan saja penciptaan tetapi juga kelepasan ilahi dari Mesir (Ulangan 5:15) adalah tepat bahwa hari pertama memperingati tentang kelepasan yang hebat dari sang Pencipta tentang Kristus yang bangkit dari kubur.
Pergantian dalam hari penyembahan bukan dibuat oleh Paus sebagaimana diklaim oleh orang Advent, berabad-abad setelah masa PB. Itu sudah ada dalam Perjanjian Baru dan hal itu diakui oleh para penulisnya segera setelah itu. Referensi bagi penyembahan hari pertama dapat ditemukan pada tulisan-tulisan Ignatius, Penilik Jemaat Antiokhia 110 M; Justin Martyr, 100-165 M; Barnabas, 120-150 M; Irenaeus, I78 M; Bardaisan, 154 M; Tertullian, 200 M; Origen, 225 M; Cyprian, 200-258 M; Peter dari Alexandria, 300 M; dan Eusebius, 315 M (Masehi). [Walter R. Martin, The Truth About Seventh-day Adventism, pp. 153-153]
Fakta-fakta sejarah ini melemahkan seluruh interpretasi orang Advent tentang penyembahan hari pertama sebagai tanda dari Binatang itu. Jika Paus Roma adalah Binatang, tidak ada arti khusus yang dapat dihubungkan pada yang dikatakan orang perubahan hari Penyembahan. Dan penyembahan hari-pertama tidak dapat menjadi suatu "tanda" khusus dari sang Binatang. Hal itu menyusul bahwa tak ada tempat spesial yang dapat diberikan kepada yang memelihara perintah keempat dalam menafsirkannya bagi mereka yang memelihara perintah-perintah Elohim (Why. 14:12). Juga tidak perlu menghubungkan kuasa yang disebut dalam Daniel 7:25 bagi Roma.
Ujian berat dari kesetiaan kepada Tuhan diproklamasikan tersendiri oleh orang Advent bukanlah suatu ujian yang unik, jelas Alkitabiah. Itu adalah sebuah teori yang bermaksud baik, namun membuat laki-laki dan wanita menjadi salah. Tidak ada perbuatan manusia seperti itu yang harus dibuat sebagai dasar iman, mengoyak-ngoyakkan tubuh Kristus. Dan pasti tidak boleh ada teori seperti itu yang harus ditambahkan pada undangan injil yang sederhana. Keselamatan tidak pernah atau tidak akan dikondisikan atas penyembahan hari ketujuh. Dimanapun kita tidak membaca, "Percayalah pada Tuhan Yesus Kristus dan peliharalah hari ketujuh dan kamu tidak akan datang pada penghukuman. " Tetapi berulang kali kita membaca, "Kalau demikian, bertentangankah hukum Taurat dengan janji-janji Allah? Sekali-kali tidak. Sebab andaikata hukum Taurat diberikan sebagai sesuatu yang dapat menghidupkan, maka memang kebenaran berasal dari hukum Taurat. Tetapi Kitab Suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa, supaya oleh karena iman dalam Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya" (Gal. 3:21-22). Biarpun suatu hukum mungkin patut dihargai, ditambahkan pada iman, itu merusak cara keselamatan dari Tuhan. Alkitab mengajar, "Tetapi jika hal itu terjadi karena anugerah, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka anugerah itu bukan lagi anugerah. Tetapi jika itu karena perbuatan, maka hal itu bukan lagi anugerah: sebab jika tidak maka perbuatan itu bukan lagi perbuatan" (Roma 11:6). Banyak seperti yang kita ingin katakan, orang Advent mendasarkan harapan mereka pada anugerah saja, beberapa dari posisi persyaratan diet Perjanjian Lama mereka dan penyembahan hari-ketujuh kelihatannya berlawanan dengannya. Elohim mau bahwa tiap orang Advent memberi kesaksian tentang Pdt. Don Phil, yang menjadi sadar akan arti sepenuhnya dari anugerah. Dalam satu cerita Power dari perubahan imannya dari Advent-Jemaat Hari Ketujuh ia bersaksi, "Adalah menakjubkan menjadi bebas dari legalisme, dan mengetahui bahwa saya dapat melayani dan memuliakan Dia (Tuhan). [Don Phillips, "Taboo: I was a Seventh-day Adventist", Power, Vol. 22, No. 3 (August 16, 1964), p. 6]
Mengingat ternyata orang Advent tidak konsisten memegang taurat untuk keselamatan, bagaimana Walter R, Martin dapat menyatakan bahwa Adventisme adalah Injili? Penilaian Martin datang dari interprestasinya tentang posisi istilah Arminianisme. Di antara orang Injili ada satu sekolah filsafat yang disebut mengikuti nama James Arminius (1560-1609) yang berlawanan dengan penekanan Calvinisme pada pilihan ilahi dan keselamatan kekal. Pengikut Arminian sering menolah keselamatan kekal, mengajar bahwa seseorang dapat percaya, menikmati hidup yang telah selamat untuk suatu waktu, dan kemudian kehilangan keselamatan oleh ketidakpercayaan. Orang-orang Advent-Jemaat Hari Ketujuh mengklasifikasikan diri mereka seperti orang Arminian. Dalam Questions on Doctrine mereka mengajar, bahwa Elohim, oleh suatu dekrit kekal dan tidak dapat berubah dalam Kristus sebelum dunia ada, menentukan untuk memilih dari umat manusia yang jatuh dan berdosa kepada kehidupan yang kekal mereka yang melalui anugerah-Nya percaya dalam Yesus Kristus dan bertekun dalam iman dan ketaatan; dan, pada kebalikannya, telah memutuskan untuk menolak orang yang tidak bertobat dan tidak percaya. [Question on Doctrine, p.404]
Nampaknya ini membuat pilihan ilahi bersyarat bukan saja pada iman, tetapi dilanjutkan perbuatan. Dalam penilaian Walter Martin, posisi orang Advent, meski disedikit diwarnai dengan legalisme memiliki akarnya pada posisi dasar Arminian bahwa seseorang menerima keselamatan sebagai pemberian Elohim yang gratis, tetapi kalau ia sudah menerima pemberian ini, orang percaya bertanggung-jawab untuk pemeliharaannya dan jangka-waktu, dan arti utamanya dari menyelesaikan ini adalah "memelihara perintah" atau "taat pada semua hukum Tuhan." [Walter R. Martin,op. cit., p. 205]
Dari interpretasi ini kesimpulan Martin mengikutinya
Karena orang Advent dasarnya adalah Arminian, kita secara logika boleh menarik kesimpulan bahwa dalam suatu pengertian, keselamatan mereka terletak pada dasar legal. Tetapi faktor penyelamatan dalam dilema ialah bahwa oleh kehidupan dan oleh kesaksian seluruh dunia. Seperti orang lain yang disebut Arminian, orang Advent memberikan bukti bahwa mereka telah mengalami "lahir baru" yang adalah hanya oleh anugerah, melalui iman dalam Tuhan kita dan pengorbanan-Nya di atas kayu salib. Seseorang akan tidak berperasaan dan sungguh tak berbelas-kasihan tidak menerima pernyataan mereka tentang ketergantungan pada Kristus saja untuk penebusan, meskipun ada ketidakkonsekwenan dalam system telogia mereka. [Ibid]
Saat menyatakan orang Advent adalah Injili, sebagai penerjemah simpatik seperti Martin akui sistem mereka diwarnai dengan legalisme dan kontradiksi. Tetapi lebih dari melawan kekurangan ini dia mengatur hidup dan pelayanan mereka. Lainnya seperti Bird, Douty dan Hoekema respek kehidupan dan pelayanan tetapi merasakan deviasi doktrinal adalah jauh lebih serius daripada yang antara Calvinisme dan Arminianisme. Dalam menunjuk kesalahan orang Advent, biarpun para penulis ini tidak menganggap Questions on Doctrine wakil dari Adventisme atau gagal membatasi ciri-ciri penginjilan pada kondisi Alkitabiah yang jelas dari kehidupan kekal.
Dalam kontrasnya, studi ini telah mengevaluasi Adventisme Hari Ketujuh yang diwakili oleh Question on Doctrine dan telah menggunakan ujian-ujian yang jelas berkaitan pada penyelamatan untuk menetapkan apakah gerakan ini Injili atau bukan. Lalu bagaimana, hasil dari standar-standar ini?
Posisi orang Advent-Jemaat Hari Ketujuh adalah Injili berkaitan pada pernyataan tentang prioritas berita injil, keilahian dari inkarnasi Kristus, subsitusi penebusan-Nya, kebangkitan-Nya dari kematian dan perlunya iman pribadi di dalam Kristus.
Seseorang hampir tidak mengakui banyak kesesuaian dengan teologi Injili dan ortodoks dan pada saat yang sama menggolongkan orang Advent dengan bidat yang menolak prioritas Injil, keilahian Yesus Kristus, perlunya penebusan subsitusi, kebangkitan secara tubuh atau pentingnya iman peribadi. Dalam segala kejujuran nampaknya terlalu kasar untuk menggolongkan Adventisme-Hari Ketujuh dengan Saksi Yehova, Mormonisme, dan Christian Science.
Namun ada alasan yang tinggal untuk bertanya, apakah Adventisme Hari Ketujuh adalah Injili sehubungan dengan suatu sumber kebenaran yang mutlak lain dari pada Alkitab (tulisan-tulisan Ny. White), ajaran tentang penghakiman penyelidikan (investigative judgement) mengurangi penebusan Kristus yang sempurna,dan perlunya memelihara taurat sebagai syarat pembenaran.
Apakah perbedaan-perbedaan ini adalah khas dari yang diantara orang Calvinis dan Arminian dalam ajaran Injili? Bila seseorang menolak bahwa Adventisme adalah Injili, apakah ia meniadakan semua yang menolak keselamatan kekal dari ajaran Injili? Perbedaan-perbedaan ini, pada semua tiga kasus bukan khas Arminianisme. Orang Arminian bukan lembaga dari tulisan seperti tulisan Ny. White, orang Arminian tidak membangun suatu ajaran seperti itu tentang tempat kudus sorgawi atau pendapat yang mencurigakan kesempurnaan karya Kristus di Kalvari. Dan orang Arminian tidak membuat suatu penggunaan legal apapun dari perintah-perintah itu sebagai satu keseluruhan atau khususnya perintah keempat. Interpretasi yang mengambil doktrin Adventisme menjadi Arminian - malah pada Questions on Doctrine - nampaknya terlalu bebas.
Jika Adventisme bukan ajaran Injili yang giat atau ajaran khas bidat maka bagaimana itu akan diklasifikasikan? Buktinya menyokong penilaian Dr. Lindsell bahwa itu mirip ajaran Roma. Seperti ajaran Roma Katolik, Adventisme telah menambah pada Alkitab satu bentuk tradisi yang nampaknya enggan dibatalkan. Seperti ajaran Roma, Adventisme menurunkan nilai karya penebusan Kristus yang lengkap dan seperti ajaran Roma, Adventisme menambah pada anugerah perlunya perbuatan manusia sebagai syarat keselamatan. Tak perlu dikatakan, Adventisme dan Romanisme keduanya kedua-duanya menyatakan keilahian Kristus, penebusan-Nya bagi orang berdosa, dan kebangkitan- Nya dari kematian. Dalam hal-hal lain sistem mereka mungkin tidak dapat disamakan kecuali dalam menegaskanbahwa Paus merubah hari penyembahan, tetapi ini adalah sangat berarti.
Kesalahan Romanisme dan Adventisme menyerupai kesalahan orangGalatia. Menambah pada wewenang kerasulan, orang Galatia yang memulai dengan anugerah diberitahukan jangan meneruskan di dalam daging (Gal. 3:3). Mereka memberi dasar kepada mereka yang akan menyelewengkan Injil (1:7). Terapi tidak ada dua Injil. Hanya satu pesan dapat dikenal dengan injil Kristus dengan yang Paulus telah sampaikan kepada mereka. Itu bukan injil seorang manusia - Paulus menerimanya bukan dari manusia tetapi dari Tuhan (1:11-12). Ketika injil itu terancam bahaya oleh orang lain yang mempercayainya tetapi menambahkan persyaratan Perjanjian Lama tentang sunat; Paulus bertanya, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara non-Yahudi untuk hidup secara Yahudi (2:14)?
Orang Advent dibawah pengaruh yang melebihi Alkitab (Ny. White) nampaknya mirip untuk menyesatkan injil dengan meminta orang non-Yahudi untuk hidup pada hari sabat seperti orang Yahudi. Paulus menekankan fakta bahwa seseorang tidaklah menjadi benar karena perbuatan hukum taurat, tetapi melalui iman dalam Kristus. Dengan melakukan hukum taurat, Paulus menekankan, tidak ada seorangpun dibenarkan (2:16). Lalu dia berdebat bila kebenaran adalah melalui taurat, Kristus maka sia-sialah kematian Kristus (2:21), dan bahwa tiap orang yang berpikir ia dapat diselamatkan oleh taurat, jika ia tidak mentaati semua hukum taurat, sudah berada di bawah kutuk (3:10). Betapa suatu tragedi bila orang Advent kini menemukan dirinya dibawah kutuk itu ketika dahulu kala Kristus telah membebaskan kita darinya dengan menjadi kutuk karena kita (3:13)! Kita bukanlah anak-anak dari perempuan budak yang melambangkan Gunung Sinai (4:24) dan duniawi tetapi kita adalah anak-anak dari perempuan merdeka dan anak-anaknya.
Walaupun mungkin ada persetujuan sebaliknya, kematian Kristus tidak berguna bagi mereka yang mengandalkan pada sunat atau memelihara Sabat (5:2). Yang sasarannya pada pembenaran dengan memelihara-taurat telah terpisah dari Kristus dan sudah di luar kasih karunia [anugerah] (5:3-4). Sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan roti. Orang-orang percaya memimpin hidup mereka bukan menurut kehendak daging, tetapi oleh Roh. Tetapi mereka yang dituntun oleh Roh tidak di bawah hukum taurat (5:18). Sebab bahkan memelihara taurat Tuhan mungkin dimotivasi oleh keinginan daging (6: 12-13). Dengan Paulus kebanggaan kita haruslah pada salib Kristus. Apa yang berarti bukanlah memelihara hari Sabtu atau Minggu, tetapi ciptaan baru (6:15).
Maka perhatian besar orang Injili, adalah untuk pribadi-pribadi di Adventisme menjadi ciptaan baru. Apapun evaluasi tentang Adventisme secara umum, orang Injili harus menghadapi individu orang Advent dengan satu-satunya injil sejati. Apabila seorang Advent akan mengakui bahwa Ny. White berbuat keliru, bahwa tidak ada catatan di sorga mungkin dapat membawa seorang percaya kedalam penghukuman, dan bahwa pekerjaan-pekerjaan hukum taurat seperti memelihara Sabat bukanlah persyaratan yang penting dari keselamatan, maka hal-hal lainnya menjadi sama, ia harus diakui seorang Injili. Di lain pihak, jika orang Advent itu tetap membela Ny. White tidak dapat berbuat salah, investigasi penghakiman dan pentingnya diet Perjanjian Lama dan pememeliharaan hari Sabat, maka ia memilih bagi dirinya sendiri bidat orang Galatia dan menempatkan dirinya di bawah kutuk hukum taurat (Gal. 3:10) dan memberitakan suatu injil lain (Gal. 1:8-9).
3 comments:
dik, kalau mau beriman nyatakan dalam perbuatan, bukan dengan segudang teori, pertanyaan saya, sudahkan adik mengerti kehendak Tuhan itu apa ? bukankah menjai terang bagi dunia ini, sejauh 'advent' mengaku Kristus adalah Tuhan berarti 'ia' berniat baik. Aoakah kehidupan adik wijaya lebih baik dari yg lainnyakah ? tentu tidak bukan ? jangan terlalu teoritis, preach what you preach !
Jangan keliru, sebab Iman dan kasih karunia tidak mengajarkan bebas kebablasan, justru sebaliknya mengajarkan ketaatan dalam penurutan kepada perintah Pencipta yang telah memberikan keselamatan itu melalui Yesus Kristus. Hanya saja motif penurutan adalah karena kasih dan cinta kepada Tuhan yg telah menebus kita manusia berdosa, bukan untuk memperoleh keselamatan.
Justru Iman meneguhkan hukum Tuhan bukan malah membuang hukum Tuhan.
Jelas dalam penegasan Paulus dalam Roma 3:31, sebab hukum Tuhan itu adalah kudus, benar dan adil. Tentu tidak mungkin yg kudus, benar dan adil itu adalah dosa atau tidak perlu lagi dituruti.
Pencipta sendiri menegaskan dalam Mazmur 19 bahwa Hukum-Nya adalah sempurna, murni, benar, adil dan tetap selamaya.
Hukum Tuhan adalah cerminan dari tabiat Tuhan sendiri, membenci hukum sama saja membenci tabiat Tuhan.
Apakah yang di maksud oleh paulus dengan Injil lain? Injil artinya khabar baik. apa khabar baiknya? ialah bahwa Tuhan Yesus adalah Korban yang menggantikan kita. jadi injil lain ialah "suatu korban yang di adakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari" yaitu korban yesus di kayu salib. Jadi inti dari semua kita bicarakan dalam Injil ialah bahwa kita mempunyai Yesus Kristus, korban, anak domba Allah yang menghapus dosa dunia. Apakah dengan menguduskan Sabbath hari ke tujuh orang-orang Gereja Advent hari ketujuh memberitakan suatu injil yang lain, berbeda dengan yang di beritakan oleh para nabi dan rasul? sama sekali tidak justru kami meneguhkannya. Apakah tulisan elen white setara atau menggatikan alkitab sama sekali tidak, Justru meneguhkan alkitab. Jika demikian apa yang di maksud dengan Injil lain atau lebih tegasnya "BIDAT"? ini!!! yaitu yang bertentangan dengan kebenaran dari Kitab Suci. apa itu yang bertentangan dengan kitab suci. Peribadatan hari minggu atau dalam bahasa inggris "SUNDAY WORSHIP" perhatikan SUN DAY yaitu hari penyembahan terhadap dewa matahari.
Post a Comment