Jika ada yang bertanya, mengapa merayakan Natal di bulan Juni, artikel berikut dapat memberikan jawabnya.
Natal Tanpa Salju, Tetapi Ada Domba di Padang dan Para GembalaSebelum Constantine berhasil menjadi kaisar Roma, orang Kristen sangat dianiaya. Kaisar-kaisar Roma sebelumnya tidak puas sekedar dihormati sebagai kaisar. Mereka menuntut dihormati sebagai Tuhan. Tentu orang Kristen tidak bisa memberi penghormatan kepada manusia sebagai Tuhan. Maka timbullah iri hati di dalam para kaisar sehingga mereka membenci orang Kristen.
Kaisar Nero adalah yang paling gila dan paling membenci orang Kristen. Saking gilanya, ia ingin menikmati api unggun sambil menggubah syair. Timbul ide untuk membakar kota Roma sebagai api unggun raksasa sambil menggubah syair dan lagu. Ketika pembakaran terjadi, rakyat yang kehilangan rumah menjadi marah, dan mereka menuju istana untuk melawan kaisar. Namun dengan penuh percaya diri, ia tampil dan memfitnah bahwa orang Kristenlah yang membakar kota Roma.
Tuduhan ini betul-betul dimakan oleh penduduk Roma yang tidak pakai otak. Dan sejak saat itu (+ AD 65) orang Kristen dianiaya secara intensif di seluruh Roma. Rumah dan tanah mereka direbut, demikian juga dengan harta bergerak mereka. Orang Kristen yang statusnya diketahui tetangga harus segera menyembunyikan diri. Sedangkan yang belum diketahui statusnya harus pintar berkamuflase.
Selanjutnya satu demi satu kaisar bertindak serupa sampai Constantine menang dan naik tahta. Malam sebelum peperangan dahsyat untuk memperebutkan tahta ia melihat suatu penglihatan. Kalau ia benar melihat penglihatan, tentu bukan dari Tuhan karena proses pewahyuan telah berhenti. Setelah kemenangannya ia mengumumkan bahwa ia menjadi orang Kristen. Sangat mungkin ia menyadari bahwa orang Kristen telah menjadi mayoritas sehingga demi politik, daripada memusuhi orang Kristen lebih baik memanfaatkan mereka.
Ketika iblis menghantam kekristenan dari luar, kekristenan semakin berkembang, dan kemurnian motivasi, kebenaran doktrin, serta keagungan moral kekristenan bersinar bagaikan lampu sorot jutaan watt. Orang Kristen semakin bertambah sekalipun tanpa gedung untuk kebaktian. Tentu mereka tidak berkumpul untuk berdoa seperti orang Kristen di Jakarta berkumpul untuk berdoa di Senayan, apalagi bercita-cita untuk mendirikan gedung gereja besar (menara Babel).
Ketika Constantine menjadi kaisar, sepertinya iblis ubah taktik, dari menyerang dari luar, menjadi menyerang dari dalam. Edict of Milan diumumkan Constantine pada tahun 313, yaitu sepuluh tahun setelah ia naik tahta (303). Isinya adalah harta orang Kristen yang pernah dirampas harus dikembalikan. Kaisar mengumumkan bahwa dirinya menjadi Kristen sekalipun ia tidak mau dibaptis sampai saat mendekati ajalnya.
Karena kaisar menjadi Kristen, maka semua penjilat ikut-ikutan menjadi Kristen. Bahkan para pelayan kuil pun tanpa bertobat segera menjadi Kristen. Tentu kebe-basan berjemaat dan berbakti yang diberikan sangat disyukuri orang Kristen yang telah menderita berabad-abad. Namun penyimpangan doktrinal tidak bisa dihindarkan. Mulai saat itu dibangunlah gedung-gedung gereja yang megah, lagi pula dibuatlah patung-patung tokoh-tokoh Alkitab. Ditetapkan juga hari-hari raya kekristenan.
Tanggal 25 Desember adalah hari raya penyembahan dewa matahari. Karena pada tanggal itu posisi matahari berada tepat di garis lintang selatan, dan Eropa pada puncak musim dingin, sehingga mereka sangat mengharapkan musim panas. Tanggal 25 Desember dirayakan sebagai hari tanda setia dewa matahari untuk menggeser posisi matahari kembali ke Eropa, sehingga musim semi akan segera tiba. (Silakan membacanya di berbagai Encyclopedia).
Sejak saat itu perayaan untuk dewa matahari, yang dilaksanakan pada tanggal 25 Desember digeser menjadi perayaan untuk misa Yesus. Termasuk ditetapkannya hari penyaliban yang sebenarnya hari Rabu bukan hari Jumat.
Lalu Kapan Kristus Lahir?
Sumber yang tak terbantahkan ialah Alkitab. Dalam Injil Lukas 1:10 memberitahukan kepada kita bahwa pada saat Zakaria, ayah Yohanes Pembaptis, mendapat undian bertugas sebagai imam untuk masuk ke Bait Suci, di luar seluruh umat berkumpul. Dalam hukum Taurat ditetapkan hanya tiga hari raya dimana orang Israel berkumpul semua di Yerusalem. Yang paling menonjol tentunya adalah hari Paskah yang jatuh pada sekitar bulan Maret-April (bulan pertama Yahudi). Di Lukas 1:26, dikatakan bahwa Gabriel mendatangi Maria pada bulan keenam. Bulan keenam disini bisa mengacu pada bulan keenam orang Yahudi, atau bulan keenamnya kehamilan Elizabeth. Atau bisa saja kedua hal di atas kebetulan sama, yaitu jika Zakaria memang bertugas pada bulan pertama orang Yahudi. Sepertinya hal itulah yang terjadi.
Jika Yohanes Pembaptis dikandung pada sekitar bulan Maret-April, dimana Luk 1:26 berkata pada bulan ke-enam malaikat datang kepada Maria di Nazaret, berarti Yesus Kristus mulai dikandung pada sekitar bulan September-Oktober. Selanjutnya sebagaimana biasa (alamiah) Maria mengandung Yesus Kristus selama sembilan bulan sehingga perkiraan yang lebih alkitabiah adalah Yesus Kristus dilahirkan pada sekitar bulan Juni-Juli.
Jadi, inilah keterangan Alkitab yang kita peroleh untuk menjejaki saat kelahiran Yesus Kristus. Orang Kristen alkitabiah harus lebih percaya pada keterangan Alkitab daripada tradisi dan segala informasi lain yang terkontaminasi serta bias.
Secara Akal Sehat
Alkitab juga memberi keterangan kepada kita bahwa pada saat menjelang kelahiran Kristus Kaisar Agustus memerintahkan sensus. Tentu Tuhanlah yang menggerakkannya untuk mengeluarkan perintah itu karena Nabi Mikha telah menulis bahwa Mesias akan lahir di kota Betlehem (Mik. 5:1). Tanpa perintah sensus mungkin Kristus akan dilahirkan di kota Nazaret. Dan hal ini akan menjadi masalah besar.
Sistem sensus zaman kuno tersebut mengharuskan setiap orang kembali ke kota atau kampung kelahirannya. Perintah ini akan menyebabkan pergerakan manusia dalam jumlah besar. Dan ternyata tidak bisa diwakilkan atau hanya kepala rumah tangga saja yang datang. Maria dalam keadaan hamil tua ternyata harus mengikuti sensus.
Masuk akalkah Tuhan menggerakkan kaisar Agustus memerintahkan sensus pada musim dingin (Desember)? Betapa sulitnya orang zaman itu melakukan perjalanan di musim dingin. Bahkan beberapa kali rasul Paulus menghentikan perjalanannya karena terhalang musim dingin.
Sekalipun katakanlah bahwa kaisar Agustus itu sinting, mungkinkah ia rela menanggung resiko dibenci oleh rakyat seluruh kekaisarannya karena memerintahkan orang untuk kembali ke kota kelahirannya pada musim dingin? Secara akal sehat rasanya sulit untuk percaya bahwa sensus itu dilakukan pada bulan Desember. Dan sangatlah masuk akal kalau sensus itu dilaksanakan pada musim panas atau menjelang musim panas yaitu sekitar bulan Juni atau Juli.
Keterangan lain dari Alkitab ialah adanya penggembalaan domba di padang rumput pada saat Kristus dilahirkan. Seharusnya mereka yang di wilayah empat musim tahu persis bahwa pada bulan Desember itu musim dingin dan tidak ada padang rumput yang menghijau, melainkan layu bahkan tempat tertentu tertutup salju. Ketika penulis berada di Virginia, USA, sungguh telah menyaksikan bahwa pada tanggal 25 Desember tidak ada padang rumput, bahkan tidak ada orang yang berjalan di luar rumah. Kalau kita lihat peta, posisi Israel hampir sama dengan posisi Virginia. Memang, di kota Betlehem secara geografis tidak sering terjadi salju. Tetapi, tetap saja kenyataannya, sangat tipis kemungkinan ada domba yang bermalam di padang terbuka pada musim dingin.
Kapankah mulai ada aktivitas penggembalaan? Tentu setelah musim semi, saat itu rumput tumbuh dengan subur. Terlebih setelah memasuki musim panas setelah matahari menyinari rumput-rumput. Bagi gembala saat itu tidak terlalu dingin untuk berada di padang rumput. Itulah sebabnya dari keterangan Alkitab tentang keberadaan para gembla dapat dipastikan itu di bulan Juni-Juli.
Mengenai Orang Majus
Siapakah orang Majus yang dari Timur itu? Saking ingin diperhitungkan nenek moyangnya terlibat, ada pendeta Tionghoa yang menafsirkan orang Majus itu dari Tiongkok. Waw, jauh sekali. Padahal pada zaman itu belum tentu saling tahu menahu keberadaan masing-masing antara orang di Tiongkok orang di Timur Tengah.
Mereka melihat bintang. Mengapa mereka tahu bahwa bintang itu sebuah tanda kelahiran raja Yahudi? Dari pada menafsir secara liar, apakah ada bagian Alkitab yang bisa menjelaskan hal ini?
Dalam kitab Bilangan tercatat seorang nabi yang bernama Bileam. Apakah ia nabi dari Allah yang benar? Kelihatannya begitu, karena ia takut akan Allah dan memang ada komunikasi antara Bileam dengan Allah.
Ingat, pada zaman sebelum Taurat diturunkan, adalah zaman keimamatan ayah. Pada zaman itu tiap-tiap ayah adalah imam bagi keluarganya. Ada banyak ayah yang keimamatannya tidak berfungsi dengan baik dan ada ayah yang aktivitas keimamatannya melampaui keluarga-nya sehingga menjadi imam komunitas seperti ayah mertua Musa, Yitro. Ayub diperkirakan hidup pada zaman itu, dan ia berfungsi baik sebagai imam bagi keluarganya.
Bileam termasuk dalam kategori Yitro dan Ayub, demikian juga mertua Yusuf yang di Mesir. Mereka adalah orang-orang yang masih percaya pada Allah yang benar namun dengan pengertian yang sangat minim karena belum diturunkannya wahyu tertulis yang bisa menjadi patokan kebenaran yang sifatnya definit dan permanen.
Dalam kitab Bilangan pasal 24:17, Tuhan memelintir mulut Bileam sehingga ia mengucapkan firman yang bukan kutuk melainkan nubuatan tentang kedatangan Sang Mesias. Katanya, "Aku melihat dia (Mesias) tetapi bukan sekarang; Aku memandang dia tetapi bukan dari dekat; bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel, dan meremukkan pelipis-pelipis Moab dan menghancurkan semua anak Set.
Ingat, Bileam adalah seorang yang dihinggapi Roh Allah. Kata-katanya diterima sebagai kebenaran terlebih oleh orang Moab. Pastilah apa yang telah terjadi antara Balak dan Bileam menjadi buah bibir turun-temurun. Sangatlah gampang untuk menafsirkan nubuatan Bileam bahwa nanti akan datang seorang pemimpim bangsa Yahudi yang memiliki kemampuan membinasakan semua anak Set. Nubuatan Bileam mengenai seorang yang akan datang, "aku melihatnya tetapi bukan sekarang," Seorang pemimpin yang kelahirannya ditandai dengan bintang.
Sangatlah masuk akal untuk menafsirkan bahwa orang Majus dari Timur itu adalah orang Moab yang telah sangat terkesan dengan nubuatan Bileam, orang yang semua perkataannya sangat mereka hormati. Lagi pula Bileam sendiri tentu lebih terkesan lagi karena ia rasakan sendiri bagaimana ia terkendali secara illahi dalam mengucapkan nubuatan tersebut.
Ia pasti akan mengulanginya dan menegaskannya kepada masyarakat bahwa jika mereka melihat bintang yang ajaib maka itu sebuah pertanda kelahiran seorang raja Yahudi yang akan menguasai seluruh dunia. Terhadap dia lebih baik kita mengantar upeti daripada mencari gara-gara.
Orang Majus dari Timur sesungguhnya adalah orang Moab yang jarak perjalanannya tidak sampai berbulan-bulan, apalagi bertahun-tahun. Kelihatannya perjalanan mereka hanya dalam hitungan hari atau paling-paling hitungan minggu. BERARTI PERJALANAN MEREKA ITU DI SAAT MUSIM PANAS.
Tentu beberapa hari sesudah melahirkan, Maria sudah pindah dari kandang ke rumah. Karena sesudah mendaftarkan diri, banyak orang telah pulang ke kota masing-masing lagi sehingga sudah ada tempat. Dan ketika orang majus datang Yusuf dan Maria sudah tinggal di rumah bukan di kandang lagi.
Tidak masuk akal untuk berlama-lama di Betlehem karena rumah mereka ada di Nazaret. Jadi tidak mungkin orang Majus datang terlalu lama setelah kelahiran Yesus. Mereka paling-paling menunggu keadaan Maria pulih dari melahirkan. Gembala yang telah mendapat kabar dari malaikat tentu sudah bercerita kemana-mana. Namun mungkin reputasi mereka hanyalah gembala sehingga masyarakat tidak percaya sepenuhnya.
Ketika orang Majus datang secara rombongan dan waktunya sore-sore karena perjalanan dari Yerusalem, agak menyita perhatian masyarakat, sehingga mereka mulai percaya pada keajaiban kelahiran putra Maria. Namun tentu sulit bagi sanak famili mereka untuk menerima bahwa bayi itu adalah Mesias. Dan kini datang rombongan orang asing menyembah dan memberi hadiah.
Tanpa mereka sempat bertanya-tanya atau mewawancarai Yusuf dan Maria, malamnya malaikat perin-tahkan agar mereka segera berangkat ke Mesir. Besoknya mereka tidak melihat pasangan itu lagi, dan celakanya datang pasukan Herodes untuk membunuh bayi mereka dari dua tahun kebawah.
Diambilnya patokan dua tahun kebawah tentu hanya karena Herodes tidak mau kecolongan lagi. Bisa juga karena ia tidak percaya keterangan orang Majus yang telah membohonginya. Semua fakta ini menunjukkan bahwa Yesus Kristus tidak dilahirkan pada bulan Desember melainkan sekitar Juni-Juli. Tidak ada salju, melainkan para gembala dan domba. Memang, ada penafsiran lain yang memungkinkan tentang waktu kelahiran Yesus, karena Alkitab tidak mengatakan secara persis sekali, tetapi yang jelas Yesus tidak dilahirkan pada bulan Desember.
No comments:
Post a Comment