LIBERTY UNIVERSITY BERGANDENG TANGAN DENGAN BENNY HINN
(Berita Mingguan GITS 12 April 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Benny Hinn baru-baru ini mengumumkan bahwa dia kini berpartner dengan Liberty University untuk “membentuk suatu pelayanan dunia yang berkuasa dengan koneksi yang akan menjamah dunia” (bennyhinn.org). Penyesat dan tukang sulap palsu dari gerakan Pantekosta Word-Faith ini mengatakan, “Melalui aliansi yang kuat ini antara Liberty University Institute of Biblical Studies dan pelayanan kami, anda dapat mendaftar dalam program pelajaran survei Alkitab, mendapat gelar diploma melalui Liberty University, dan mendapatkan penahbisanmu melalui World Healing Fellowship.” Tampil bersama dengan Hinn untuk mengumumkan program tersebut adalah Dan Reber, Direktur dari Liberty University Institute of Biblical Studies, dan Ronald Godwin, Provost dari Liberty University. Hinn pernah mengajar bahwa Adam dapat terbang seperti burung dan berenang di dalam air seperti ikan. Dia mengklaim bahwa “pengurapannya” berasal dari kunjungan dia ke kuburan Kathryn Kuhlman dan Aimee Semple McPherson. Dia katanya telah berulang kali melihat Yesus, mulai sejak usia 11 tahun, plus berbincang-bincang dengan Roh Kudus secara pribadi selama delapan jam. Dalam penampilannya di televisi pada tahun 1990, Hinn berkata tentang orang-orang yang mengritik dirinya, “Kadang-kadang saya berharap Allah memberikan saya sebuah senapan mesin Roh Kudus, saya akan menembak pecah kepalamu!” Hinn melemparkan “pengurapan Roh Kudus” seperti melemparkan bisbol dan “membunuh orang dalam roh” dengan meniupi mereka. Hinn mengklaim bahwa kesembuhan fisik digaransi dan kita tidak pernah boleh berkata, “Jika sesuai dengan kehendakMu, Tuhan.” Walaupun Hinn mengklaim bahwa ribuan orang telah disembuhkan dalam “kebaktian-kebaktian mujizatnya,” berbagai usaha oleh berbagai peniliti yang bereputasi baik telah gagal menemukan satu pun kasus penyembuhan sejati. Menjadi satu kuk dengan Benny Hinn adalah contoh paling mutakhir bagaimana Liberty University telah merosot jauh sejak akhir 1980an ketika Jerry Falwell menolak separasi alkitabiah dan mulai bermain api dengan musik kontemporer, ekumenisme, dan kharismatikisme. Kita melihat bahwa perubahan besar dalam pola berpikir dapat terjadi hanya dalam satu generasi.
PARA MAHASISWA FISIKA MENEMUKAN BAHWA BAHTERA NUH DAPAT MENAMPUNG BERAT 2 JUTA DOMBA
(Berita Mingguan GITS 12 April 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Para mahasiswa tahun keempat progam master di Departemen Fisika dan Astronomi Leicester University di Inggris, telah menghitung bahwa bahtera Nuh sebagaimana digambarkan dalam Alkitab dapat menampung berat sekitar 2,15 juta domba (“The Animals Could have Floated Two by Two according to Physicists,” University of Leicester, www2.le.ac.uk, April 3, 2014). Penemuan ini dipublikasikan dalam Journal of Physics Topics, sebuah jurnal mahasiswa yang mendapat peer-review. Salah satu dari mahasiswa itu berkomentar, “Anda tidak menyangka bahwa Alkitab merupakan sumber informasi saintifik yang akurat, jadi saya pikir kami cukup terkejut ketika kami menemukan bahwa ini bisa terjadi.” Siapa sangka! Bahtera Nuh memang sungguh besar. “Bahtera itu memiliki kapasitas tampung yang sama dengan 522 kontainer standar untuk kereta (yang masing-masingnya bisa menampug 240 domba). Hanya 188 kontainer yang dibutuhkan untuk menamput 45.000 binatang ukuran domba, menyisakan tiga kali 104 kontainer, masing-masing untuk makanan, keluarga Nuh, dan “tempat lapang” bagi binatang-binatang” (Ryrie Study Bible).
SIMSON DAN BAIT DAGON
(Berita Mingguan GITS 5 April 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Sejak awal abad 19, para skeptis dengan mudah mengabaikan kisah Alkitab tentang Simson sebagai sekedar mitos. Sebagai contoh, pada tahun 1966, John McKenzie menulis, “...nilai sejarah dari kisah-kisah kepahlawanan selalu rendah. Hal ini mudah terlihat dalam diri Simson. Suatu istana atau bait yang dapat menamppung beberapa ribu orang di tingkat atasnya, yang ditopang oleh dua tiang utama yang hanya berjarak dua lengan satu sama lain, tidak pernah eksis” (The World of Judges). Seperti yang terjadi berulang-ulang kali, para pengritik Alkitab telah dibuktikan salah. Bait di Gaza tidak pernah ditemukan, tetapi bait-bait Filistin yang digali di Tel Qasile (sebelah utara Tel Aviv, 1970an) dan Gat, memiliki tiang-tiang utama yang menopang atap persis seperti yang digambarkan dalam Hakim-Hakim 16. Arkeolog Bryant Wood, Ph. D., menggambarkan penemuan-penemuan ini: “Kedua bait ini memiliki desain unik yang sama – bagian atasnya ditopang oleh dua tiang utama. Tiang-tiang ini terbuat dari kayu dan berdiri di atas dasar batu. Karena tiang-tiang ini berjarak kira-kira dua meter satu dari yang lainnya, seseorang yang kuat dapat menggeser mereka dari dasar batu mereka dan meruntuhkan seluruh bagian atas bangunan itu. ...Catatan [Alkitab] itu adalah catatan seorang saksi mata, dan sekali lagi mendemonstrasikan bahwa sungguh Alkitab adalah buku teks paling akurat sedunia” (“Samson and the Temple of Dagon,” Bible and Spade, 1974, hal. 53-54). Saya dapat berdiri di antara dasar-dasar batu dari tiang-tiang di bait Filistin yang di Tel Qasile, dan saya dapat menyentuh dasar-dasar itu dengan tangan saya. Ini bukan bait tempat Simson mati, tetapi di sini ada bukti nyata bahwa bait-bait Filistin dibangun dengan dua tiang utama menyangga bagian atasnya, dan bahwa seseorang yang bertubuh besar dengan kekuatan supranatural bisa mendorong jatuh tiang-tiang ini seperti yang Alkitab katakan. Simson sudah pasti lebih besar dari saya, dan tiang-tiang di bait Gaza bisa jadi lebih dekat satu sama lain. Dasar batu di bawah tiang-tiang di Gat sepertinya lebih dekat dari pada yang di Tel Qasile, walaupun saya belum melihatnya sendiri.
SIMSON DAN GERBANG FILISTIN
(Berita Mingguan GITS 5 April 2014, sumber: www.wayoflife.org)
“Tetapi Simson tidur di situ sampai tengah malam. Pada waktu tengah malam bangunlah ia, dipegangnya kedua daun pintu gerbang kota itu dan kedua tiang pintu, dicabutnyalah semuanya beserta palangnya, diletakkannya di atas kedua bahunya, lalu semuanya itu diangkatnya ke puncak gunung yang berhadapan dengan Hebron” (Hak. 16:3). Kekuatan Simson yang diberikan oleh Allah sungguhlah luar biasa. Dia membunuh seekor singa seolah-olah anak domba (Hak. 14:6). Dia membunuh 1000 orang Filistin dengan rahang keledai (Hak. 15:15). Dan dia memindahkan sepenuhnya gerbang suatu kota. Gaza adalah kota utama Filistin dan diperkuat oleh tembok-tembok tinggi dan sebuah gerbang yang besar, setidak-tidaknya tiga meter tingginya dan tiga meter lebarnya, cukup kuat untuk bertahan melawan pasukan musuh yang menyerang. Gerbang di Asdod, suatu kota Filistin yang lebih kecil, memiliki lebar 3 meteran. (M. Dothan, “The Foundation of Tel More and of Ashdod,” Israel Exploration Journal, 23, 1973, I, hal. 10-11), dan gerbang-gerbang Ekron, juga sebuah kota yang lebih kecil, setebal tiga meter (Ekron - A Philistine City,” Israel Ministry of Foreign Affairs, 23 Nov. 1999). Gerbang di Gaza semestinya terdiri dari dua pintu yang tebal yang bisa dipalang, dan engsel di sampingnya kemungkinan berputar pada kantong batu. Banyak gerbang kuno yang juga dilapisi logam, atau minimal diperkuat oleh lempeng-lempeng logam. Simson mengangkat gerbang yang dipalang itu sekaligus dengan engsel di sampingnya, dan membawanya semuanya pergi. Ini terjadi seolah dia mengangkat bunga dari tanah, walaupun Dr. William Barrick menghitung berat dari gerbang bersama tiang sampingnya seharusnya minimal antara lima sampai sepuluh ton (“Samson’s Removal of Gaza’s Gates,” drbarrick.org, n.d.) Dan Simson membawa gerbang itu sampai ke Hebron, yang berjarak sekitar 50 km jauhnya dan 1000 meter lebih tinggi. Simson adalah pribadi yang menakjubkan tetapi pada akhirnya menyedihkan. Dia adalah seorang hakim yang dipanggil Allah yang dapat mengalahkan Filistin, tetapi dia tidak dapat mengalahkan keinginan seksual dirinya sendiri.
KODE ETIK BAGI PARA ATHEIS?
(Berita Mingguan GITS 5 April 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari blog Dr. Terry Mortenson, Answers in Genesis, 18 Feb. 2014: “Selama bertahun-tahun, organisasi American Atheists memiliki masalah perilaku sosial yang serius pada acara konvensi nasional mereka. Jadi, mereka membuat suatu kode perilaku untuk acara konferensi tahun 2014. Sangatlah menarik untuk melihat hal-hal yang mereka perbolehkan (misal: berbagai macam immoralitas seksual) dan hal-hal yang tidak mereka perbolehkan (misal: kurangnya etika sosial). Tetapi dalam pandangan dunia atheis, para atheis ini tidak memiliki dasar bagi kode perilaku mereka. Dalam pandangan mereka tidak ada Allah dan oleh karena itu tidak ada absolut dalam moral. William Provine, seorang atheis evolusionis yang terkenal di Amerika, dan juga profesor di Cornell University, menyatakannya seperti ini: “Baiklah saya merangkumkan pandangan saya mengenai apa yang telah diberitahukan kepada kita secara jelas oleh biologi evolusionis modern. ..Tidak ada ilah-ilah, tidak ada tujuan, tidak ada kekuatan apapun yang memiliki tujuan. Tidak ada kehidupan setelah kematian. Setelah saya mati, saya secara absolut yakin bahwa saya akan mati. Itulah akhirnya bagi saya. Tidak ada fondasi ultimat bagi etika, tidak ada makna ultimat bagi kehidupan, dan tidak ada kehendak bebas bagi manusia juga” (Origins Research 16, no. 1/2, 1994, 9; dikutip dalam Technical Journal 10, no. 1, 1996, hal. 22). ... Jadi kita semua hanyalah binatang, dan sekarang ini adalah hukum rimba, yang paling kuat yang bertahan. Binatang tidak memperlihatkan etika sosial yang dituntut oleh kode perilaku Atheis. Jadi mengapa manusia harus melakukannya? Kode perilaku ini sungguh tidak berdasar. ...Jadi dari manakah asalnya standar moral? Mereka datang dari hukum moral Allah, yang tercerminkan dalam Sepuluh Hukum (Keluaran 20:1-17), yang tertulis di dalam hati setiap manusia, termasuk atheis (Roma 2:14-16), karena kita semua diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:26-27). Sungguh menyedihkan bahwa mereka tidak tahu tentang hukum Allah yang sebenarnya mendatangkan kebebasan besar dan berkat yang ajaib (Yohanes 8:31-32; Mazmur 1:1-6 dan Mazmur 19:8-15). Mereka juga tidak paham akan darah Kristus yang mahal yang dapat membasuh semua dosa mereka (1 Yohanes 1:7) dan mengembalikan mereka kepada suatu hubungan yang benar denga Allah (Roma 5:1) dan tentang kasih dan karunia Allah yang dapat mengubah hidup mereka sehingga sungguh menjadi orang yang luar biasa yang Ia maksudkan ketika Ia menciptakan kita, dan yang akan memuaskan kerinduan terdalam hati kita (Yohanes 10:10 dan 2 Korintus 5:17).”
Editor: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary (www.graphe-ministry.org)
(Didistribusikan dengan gratis, dengan mencantumkan informasi sumber di atas)
Untuk berlangganan, pilih opsi “Join Group” di: http://groups.yahoo.com/group/gits_buletin/ dan ikuti petunjuk selanjutnya di layar komputer
(Berita Mingguan GITS 12 April 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Benny Hinn baru-baru ini mengumumkan bahwa dia kini berpartner dengan Liberty University untuk “membentuk suatu pelayanan dunia yang berkuasa dengan koneksi yang akan menjamah dunia” (bennyhinn.org). Penyesat dan tukang sulap palsu dari gerakan Pantekosta Word-Faith ini mengatakan, “Melalui aliansi yang kuat ini antara Liberty University Institute of Biblical Studies dan pelayanan kami, anda dapat mendaftar dalam program pelajaran survei Alkitab, mendapat gelar diploma melalui Liberty University, dan mendapatkan penahbisanmu melalui World Healing Fellowship.” Tampil bersama dengan Hinn untuk mengumumkan program tersebut adalah Dan Reber, Direktur dari Liberty University Institute of Biblical Studies, dan Ronald Godwin, Provost dari Liberty University. Hinn pernah mengajar bahwa Adam dapat terbang seperti burung dan berenang di dalam air seperti ikan. Dia mengklaim bahwa “pengurapannya” berasal dari kunjungan dia ke kuburan Kathryn Kuhlman dan Aimee Semple McPherson. Dia katanya telah berulang kali melihat Yesus, mulai sejak usia 11 tahun, plus berbincang-bincang dengan Roh Kudus secara pribadi selama delapan jam. Dalam penampilannya di televisi pada tahun 1990, Hinn berkata tentang orang-orang yang mengritik dirinya, “Kadang-kadang saya berharap Allah memberikan saya sebuah senapan mesin Roh Kudus, saya akan menembak pecah kepalamu!” Hinn melemparkan “pengurapan Roh Kudus” seperti melemparkan bisbol dan “membunuh orang dalam roh” dengan meniupi mereka. Hinn mengklaim bahwa kesembuhan fisik digaransi dan kita tidak pernah boleh berkata, “Jika sesuai dengan kehendakMu, Tuhan.” Walaupun Hinn mengklaim bahwa ribuan orang telah disembuhkan dalam “kebaktian-kebaktian mujizatnya,” berbagai usaha oleh berbagai peniliti yang bereputasi baik telah gagal menemukan satu pun kasus penyembuhan sejati. Menjadi satu kuk dengan Benny Hinn adalah contoh paling mutakhir bagaimana Liberty University telah merosot jauh sejak akhir 1980an ketika Jerry Falwell menolak separasi alkitabiah dan mulai bermain api dengan musik kontemporer, ekumenisme, dan kharismatikisme. Kita melihat bahwa perubahan besar dalam pola berpikir dapat terjadi hanya dalam satu generasi.
PARA MAHASISWA FISIKA MENEMUKAN BAHWA BAHTERA NUH DAPAT MENAMPUNG BERAT 2 JUTA DOMBA
(Berita Mingguan GITS 12 April 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Para mahasiswa tahun keempat progam master di Departemen Fisika dan Astronomi Leicester University di Inggris, telah menghitung bahwa bahtera Nuh sebagaimana digambarkan dalam Alkitab dapat menampung berat sekitar 2,15 juta domba (“The Animals Could have Floated Two by Two according to Physicists,” University of Leicester, www2.le.ac.uk, April 3, 2014). Penemuan ini dipublikasikan dalam Journal of Physics Topics, sebuah jurnal mahasiswa yang mendapat peer-review. Salah satu dari mahasiswa itu berkomentar, “Anda tidak menyangka bahwa Alkitab merupakan sumber informasi saintifik yang akurat, jadi saya pikir kami cukup terkejut ketika kami menemukan bahwa ini bisa terjadi.” Siapa sangka! Bahtera Nuh memang sungguh besar. “Bahtera itu memiliki kapasitas tampung yang sama dengan 522 kontainer standar untuk kereta (yang masing-masingnya bisa menampug 240 domba). Hanya 188 kontainer yang dibutuhkan untuk menamput 45.000 binatang ukuran domba, menyisakan tiga kali 104 kontainer, masing-masing untuk makanan, keluarga Nuh, dan “tempat lapang” bagi binatang-binatang” (Ryrie Study Bible).
SIMSON DAN BAIT DAGON
(Berita Mingguan GITS 5 April 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Sejak awal abad 19, para skeptis dengan mudah mengabaikan kisah Alkitab tentang Simson sebagai sekedar mitos. Sebagai contoh, pada tahun 1966, John McKenzie menulis, “...nilai sejarah dari kisah-kisah kepahlawanan selalu rendah. Hal ini mudah terlihat dalam diri Simson. Suatu istana atau bait yang dapat menamppung beberapa ribu orang di tingkat atasnya, yang ditopang oleh dua tiang utama yang hanya berjarak dua lengan satu sama lain, tidak pernah eksis” (The World of Judges). Seperti yang terjadi berulang-ulang kali, para pengritik Alkitab telah dibuktikan salah. Bait di Gaza tidak pernah ditemukan, tetapi bait-bait Filistin yang digali di Tel Qasile (sebelah utara Tel Aviv, 1970an) dan Gat, memiliki tiang-tiang utama yang menopang atap persis seperti yang digambarkan dalam Hakim-Hakim 16. Arkeolog Bryant Wood, Ph. D., menggambarkan penemuan-penemuan ini: “Kedua bait ini memiliki desain unik yang sama – bagian atasnya ditopang oleh dua tiang utama. Tiang-tiang ini terbuat dari kayu dan berdiri di atas dasar batu. Karena tiang-tiang ini berjarak kira-kira dua meter satu dari yang lainnya, seseorang yang kuat dapat menggeser mereka dari dasar batu mereka dan meruntuhkan seluruh bagian atas bangunan itu. ...Catatan [Alkitab] itu adalah catatan seorang saksi mata, dan sekali lagi mendemonstrasikan bahwa sungguh Alkitab adalah buku teks paling akurat sedunia” (“Samson and the Temple of Dagon,” Bible and Spade, 1974, hal. 53-54). Saya dapat berdiri di antara dasar-dasar batu dari tiang-tiang di bait Filistin yang di Tel Qasile, dan saya dapat menyentuh dasar-dasar itu dengan tangan saya. Ini bukan bait tempat Simson mati, tetapi di sini ada bukti nyata bahwa bait-bait Filistin dibangun dengan dua tiang utama menyangga bagian atasnya, dan bahwa seseorang yang bertubuh besar dengan kekuatan supranatural bisa mendorong jatuh tiang-tiang ini seperti yang Alkitab katakan. Simson sudah pasti lebih besar dari saya, dan tiang-tiang di bait Gaza bisa jadi lebih dekat satu sama lain. Dasar batu di bawah tiang-tiang di Gat sepertinya lebih dekat dari pada yang di Tel Qasile, walaupun saya belum melihatnya sendiri.
SIMSON DAN GERBANG FILISTIN
(Berita Mingguan GITS 5 April 2014, sumber: www.wayoflife.org)
“Tetapi Simson tidur di situ sampai tengah malam. Pada waktu tengah malam bangunlah ia, dipegangnya kedua daun pintu gerbang kota itu dan kedua tiang pintu, dicabutnyalah semuanya beserta palangnya, diletakkannya di atas kedua bahunya, lalu semuanya itu diangkatnya ke puncak gunung yang berhadapan dengan Hebron” (Hak. 16:3). Kekuatan Simson yang diberikan oleh Allah sungguhlah luar biasa. Dia membunuh seekor singa seolah-olah anak domba (Hak. 14:6). Dia membunuh 1000 orang Filistin dengan rahang keledai (Hak. 15:15). Dan dia memindahkan sepenuhnya gerbang suatu kota. Gaza adalah kota utama Filistin dan diperkuat oleh tembok-tembok tinggi dan sebuah gerbang yang besar, setidak-tidaknya tiga meter tingginya dan tiga meter lebarnya, cukup kuat untuk bertahan melawan pasukan musuh yang menyerang. Gerbang di Asdod, suatu kota Filistin yang lebih kecil, memiliki lebar 3 meteran. (M. Dothan, “The Foundation of Tel More and of Ashdod,” Israel Exploration Journal, 23, 1973, I, hal. 10-11), dan gerbang-gerbang Ekron, juga sebuah kota yang lebih kecil, setebal tiga meter (Ekron - A Philistine City,” Israel Ministry of Foreign Affairs, 23 Nov. 1999). Gerbang di Gaza semestinya terdiri dari dua pintu yang tebal yang bisa dipalang, dan engsel di sampingnya kemungkinan berputar pada kantong batu. Banyak gerbang kuno yang juga dilapisi logam, atau minimal diperkuat oleh lempeng-lempeng logam. Simson mengangkat gerbang yang dipalang itu sekaligus dengan engsel di sampingnya, dan membawanya semuanya pergi. Ini terjadi seolah dia mengangkat bunga dari tanah, walaupun Dr. William Barrick menghitung berat dari gerbang bersama tiang sampingnya seharusnya minimal antara lima sampai sepuluh ton (“Samson’s Removal of Gaza’s Gates,” drbarrick.org, n.d.) Dan Simson membawa gerbang itu sampai ke Hebron, yang berjarak sekitar 50 km jauhnya dan 1000 meter lebih tinggi. Simson adalah pribadi yang menakjubkan tetapi pada akhirnya menyedihkan. Dia adalah seorang hakim yang dipanggil Allah yang dapat mengalahkan Filistin, tetapi dia tidak dapat mengalahkan keinginan seksual dirinya sendiri.
KODE ETIK BAGI PARA ATHEIS?
(Berita Mingguan GITS 5 April 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari blog Dr. Terry Mortenson, Answers in Genesis, 18 Feb. 2014: “Selama bertahun-tahun, organisasi American Atheists memiliki masalah perilaku sosial yang serius pada acara konvensi nasional mereka. Jadi, mereka membuat suatu kode perilaku untuk acara konferensi tahun 2014. Sangatlah menarik untuk melihat hal-hal yang mereka perbolehkan (misal: berbagai macam immoralitas seksual) dan hal-hal yang tidak mereka perbolehkan (misal: kurangnya etika sosial). Tetapi dalam pandangan dunia atheis, para atheis ini tidak memiliki dasar bagi kode perilaku mereka. Dalam pandangan mereka tidak ada Allah dan oleh karena itu tidak ada absolut dalam moral. William Provine, seorang atheis evolusionis yang terkenal di Amerika, dan juga profesor di Cornell University, menyatakannya seperti ini: “Baiklah saya merangkumkan pandangan saya mengenai apa yang telah diberitahukan kepada kita secara jelas oleh biologi evolusionis modern. ..Tidak ada ilah-ilah, tidak ada tujuan, tidak ada kekuatan apapun yang memiliki tujuan. Tidak ada kehidupan setelah kematian. Setelah saya mati, saya secara absolut yakin bahwa saya akan mati. Itulah akhirnya bagi saya. Tidak ada fondasi ultimat bagi etika, tidak ada makna ultimat bagi kehidupan, dan tidak ada kehendak bebas bagi manusia juga” (Origins Research 16, no. 1/2, 1994, 9; dikutip dalam Technical Journal 10, no. 1, 1996, hal. 22). ... Jadi kita semua hanyalah binatang, dan sekarang ini adalah hukum rimba, yang paling kuat yang bertahan. Binatang tidak memperlihatkan etika sosial yang dituntut oleh kode perilaku Atheis. Jadi mengapa manusia harus melakukannya? Kode perilaku ini sungguh tidak berdasar. ...Jadi dari manakah asalnya standar moral? Mereka datang dari hukum moral Allah, yang tercerminkan dalam Sepuluh Hukum (Keluaran 20:1-17), yang tertulis di dalam hati setiap manusia, termasuk atheis (Roma 2:14-16), karena kita semua diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:26-27). Sungguh menyedihkan bahwa mereka tidak tahu tentang hukum Allah yang sebenarnya mendatangkan kebebasan besar dan berkat yang ajaib (Yohanes 8:31-32; Mazmur 1:1-6 dan Mazmur 19:8-15). Mereka juga tidak paham akan darah Kristus yang mahal yang dapat membasuh semua dosa mereka (1 Yohanes 1:7) dan mengembalikan mereka kepada suatu hubungan yang benar denga Allah (Roma 5:1) dan tentang kasih dan karunia Allah yang dapat mengubah hidup mereka sehingga sungguh menjadi orang yang luar biasa yang Ia maksudkan ketika Ia menciptakan kita, dan yang akan memuaskan kerinduan terdalam hati kita (Yohanes 10:10 dan 2 Korintus 5:17).”
Editor: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary (www.graphe-ministry.org)
(Didistribusikan dengan gratis, dengan mencantumkan informasi sumber di atas)
Untuk berlangganan, pilih opsi “Join Group” di: http://groups.yahoo.com/group/gits_buletin/ dan ikuti petunjuk selanjutnya di layar komputer
1 comment:
Post a Comment