Tanggal 1 Mei yang diperingati sebagai Hari Buruh Internasional pada tahun ini bertepatan dengan Hari Kenaikan Yesus Kristus (Ascencion Day). Yesus naik ke surga untuk menyediakan tempat bagi di Surga dan supaya Roh Kudus dapat datang ke dalam dunia dalam diri setiap orang percaya. "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Roh Kudus yang datang akan mengingatkan manusia akan dosa, penghakiman dan akan kebenaran. Mengutip Yohanes 16: 7-11 dimana Yesus berkata: Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia (Roh Kudus) datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia (Iblis) ini telah dihukum. Gembala gereja GEKINDO (Gereja Keesaan Injili Indonesia) ini mengatakan bahwa Roh Kudus yang diutus Bapa dan Yesus akan menginsafkan dunia akan dosa yaitu dosa karena tidak percaya kepada Yesus.
Teolog Liberal hari-hari ini mulai mengajarkan bahwa Kebangkitan Yesus hanya metafora dan halusinasi para murid Yesus yang begitu mengagumi sosok gurunya. Namun Kenaikan Tuhan Yesus ke surga membuktikan bahwa kebangkitan bukan ilusi dan khayalan. Adalah Fakta bahwa Yesus lahir, mati disalibkan, bangkit pada hari ketiga, selama 40 hari menampakkan diri kepada lebih dari 500 orang pada masa itu (I Kor 15:4-8). Rasul Paulus sudah lebih dulu menutup semua kemungkinan bagi semua teori dan pendapat bahwa Yesus tidak mati, tidak bangkit, dan lainnya. Pdt. Cornelius yang juga anggota tim penerjemah Alkitab ILT (Indonesian Literal Translation) yang menerjemahkan Alkitab dengan kata YAHWEH pengganti TUHAN karena menyadari nama Pribadi (Proper Name) beda dengan Generic name (Nama Sebutan) mengingatkan agar orang Kristen tidak takut terhadap isu-isu mengenai kekristenan dan dengan cerdik melihat kondisi zaman ini sehingga sungguh menjadi orang Kristen yang peka terhadap perkembangan zaman.
Demikian petikan khotbah Pdt. Cornelius Sianturi dalam kebaktian Kenaikan Tuhan Yesus di Gereja Kristen Kalam Kudus (GKKK) Jogjakarta yang bertempat di samping Ramai mall, Malioboro. Kebaktian yang dimulai pukul 18.00 WIB ini diikuti oleh 150-an jemaat dan simpatisan ini dibuat dalam suasana Pujian dan Penyembahan sehingga jemaat lebih bebas dalam mengekspresikan penyembahannya kepada Tuhan. Puji-pujian yang dipimpin oleh Ev. Roni Sofyan dan Tim musik Pemuda Remaja memang membawa suasana berbeda dari biasanya. Dengan permainan musik yang kompak dan dengan alat musik Keyboard, Piano, dan Electric Gitar, Jemaat dibawa tenggelam masuk dalam penyembahan dan puji-pujian kepada Allah. Ikut menjadi Backing vocal Paduan Suara Pemuda GKKK dan melibatkan 6 orang singer, atmosfir ibadah memperingati Kenaikan Tuhan Yesus memang terasa hidup dan bersemangat.
Dalam khotbahnya, Pendeta Cornelius Sianturi yang juga Ketua STT Ordo Misi dan dosen di beberapa STT di Jogjakarta mengingatkan juga agar gereja-gereja Tuhan jangan terlalu terikat pada tradisi gerejanya yang sudah puluhan tahun sehingga sangat mungkin menutup pembaharuan-pembaharuan yang baik dan berguna bagi perkembangan dan pertumbuhan jemaat Tuhan. Sambil mencamkan agar gereja-gereja mau terbuka terhadap hal-hal positif yang mungkin dipandang sebagai ancaman bagi tradisi gereja tertentu. Martin Luther pernah berkata bahwa pikiran kita seperti Pelacur. Janganlah kita membatasi karya Allah dan hanya mengerti Allah dengan pikiran saja. Namun biarlah kita mengenal Allah dengan menghidupi Alkitab dan menyembahnya baik dengan Roh dan Akal Budi kita.
Diakhiri dengan pujian Kami Memuji KebesaranMu, ibadah semi kontemporer ini diakhiri dengan acara Ramah Tamah atau perjamuan Kasih semua jemaat yang hadir. Jemaat dan simpatisan menyambut baik dan memberi apresiasi kepada para panitia dan semua penatalayan yang terlibat dalam mempersiapkan ibadah ini.
1 comment:
halo, Om.. Tetap Berkarya ya...
Post a Comment