Thursday, February 25, 2010
Bebaskan Orangtua, Yang Xue Minta Bantuan Umat Kristiani Dunia
SIAPA YANG PENDETA?
Ponsel Dengan Radiasi Tertinggi
Wednesday, February 24, 2010
Seminar Doktrin Keselamatan 26 Feb di GITS
Tuesday, February 23, 2010
Tentang YOGA
oleh: Ev. Yakub Tri Handoko, Th.M.
Definisi dan Sejarah Singkat
Bagi sebagian besar masyarakat Barat, yoga sering kali hanya dipahami sebagai salah satu sistem latihan fisik untuk perenggangan tubuh, peningkatan kelenturan dan penyembuhan penyakit ringan. Jika kita menyelidiki sejarah dan filosofi di balik yoga, maka kita akan mengetahui bahwa yoga lebih dari sekedar latihan fisik. Yoga adalah jalan kuno menuju kerohanian. Jalan ini berasal dari literatur-literatur kuno India.
Konsep ini sudah tersirat dari nama yang dipakai. Istilah “yoga” berasal dari bahasa Sansekerta. Istilah yang berasal dari akar kata yuj (artinya “mengontrol”, “memasang kuk” atau “menyatukan”) ini memiliki arti yang beragam. Arti yang paling populer adalah “penyatuan”. Yang dimaksud penyatuan di sini adalah penyatuan antara jiwa yang terbatas (diri yang fana) dengan jiwa yang tidak terbatas (Brahma/Diri yang kekal). Brahma adalah realitas tertinggi, suatu allah yang tidak berpribadi, suatu substansi ilahi yang menyerap, melingkupi dan melandasi segala sesuatu.
Dalam Larson’s New Book of Cults dijelaskan bahwa yoga terdiri dari beberapa aliran/bentuk: Karma Yoga (persatuan rohani melalui perbuatan baik), Bhakti Yoga(persatan dengan Yang Mutlak melalui devosi kepada seorang guru), Juana atau Gyana Yoga (jalan masuk kepada keilahian melalui pengetahuan mistik) dan Raja Yoga (kesadaran ilahi melalui kontrol mental). Jenis yoga yang sering diperbincangkan dan dipraktikkan orang termasuk dalam Raja Yoga.
Dilihat dari sisi historis, perkembangan yoga dapat dibagi dijelaskan sebagai berikut: (1) akar tertua dapat ditelusuri sampai pada Upanishads (sekitar 1000-500 SM). Dalam buku tua ini diajarkan “satukan terang di dalam dirimu dengan terang yang ada di dalam Brahma”; (2) kata “yoga” berikutnya juga ditemukan dalam buku Bhagavad Gita (sekitar abad ke-5 SM).
Thursday, February 18, 2010
Berita Mingguan 06 Februari 2010
MENGINJIL BAYI DALAM KANDUNGAN?
Ada pemimpin gereja yang mungkin karena kebingungan tentang topik keselamatan, mengajarkan kepada anggota jemaatnya konsep keselamatan yang kedengarannya agak aneh, yaitu penginjilan terhadap bayi, bukan hanya kepada yang telah lahir, bahkan kepada yang masih di dalam kandungan. Memang agak aneh, tetapi ini bukan cerita bohong, betul-betul ada gereja yang mengajarkan bahwa mereka perlu menginjil bayi yang masih di dalam kandungan. Mendengar itu, seorang teman berguyon, bahwa yang sanggup melakukan tugas itu hanya dokter kandungan.
AKIBAT DOKTRIN KESELAMATAN YANG SALAH
Calvinis, karena percaya bahwa nasib orang telah dipredestinasikan dalam satu dekrit Allah sejak kekekalan, percaya bahwa tiap-tiap orang yang akan dijumpai mereka di Sorga kelak adalah yang dipilih Allah tanpa kondisi (Unconditional Election).
Dengan konsep demikian, maka dapat disimpulkan bahwa keselamatan bayi juga masuk dalam lingkup unconditional election sebagaimana orang dewasa. Sebagaimana orang dewasa masuk Sorga karena dipilih secara tanpa kondisi, maka tentu pemilihan itu termasuk bayi.
Jika Calvinis berterus terang, maka mereka tidak tahu, serta tidak ada cara untuk mengetahui apakah seseorang termasuk dalam pilihan atau tidak. Dengan kata lain, sesungguhnya bagi Calvinis mereka tidak tahu siapa masuk Sorga atau tidak, bahkan mereka tidak memiliki cara bagi seseorang untuk memastikan dirinya masuk Sorga, karena tidak ada orang yang tahu apakah dirinya termasuk dalam pilihan atau tidak. Jika terhadap orang dewasa saja Calvinis tidak akan tahu dan tidak ada kepastian siapa masuk Sorga siapa masuk Neraka, apalagi bayi mereka.
TULIP. Dimana T = Total Depravity dalam bahasa Indonesia bisa diterjemahkan“hancur total” dan U= Unconditonal election dalam bahasa Indonesia bisa diterjemahkan “pemilihan tanpa kondisi. L = Limited Atonement dalam bahasa Indonesia bisa disebut “penebusan terbatas.” Dan I = Irresistable Grace dalam bahasa Indonesia bisa diterjemahkan “anugerah yang tidak bisa ditolak” serta yang terakhir P = Perseverance of the saints atau dalam bahasa Indonesianya adalah “ketekunan orang-orang kudus”. Calvinis sendiri sudah semakin meninggalkan lima poin mereka karena bukan hanya tidak alkitabiah, yaitu tidak didukung ayat-ayat Alkitab, bahkan tidak masuk akal. Akhirnya para Calvinis menyebut diri mereka three-point Calvinis, two-point Calvinis, bahkan one-point Calvinis. Hampir tidak ditemukan Calvinis yang benar-benar percaya pada keseluruhan dari lima poin Calvinis. Mereka makin langka karena terlalu sulit untuk mempertahankan bahwa Tuhan Yesus mati di kayu salib hanya menebus sebagian orang, yaitu yang dipilih Allah dalam kekekalan sementara Alkitab dengan begitu jelas menyatakan bahwa Allah mengasihi semua manusia, dan Kristus mati bagi semua manusia (Yoh.3:16, I Yoh.2:2, Ibr.2:9).
Wednesday, February 17, 2010
TIDAK MEMBAPTIS?
HUT GRAPHE XII dan NATAL 2007: SETELAH DUABELAS TAHUN
Tidak terasa waktu berjalan sedemikian cepat. Pada minggu ke-empat bulan Juni, GRAPHE berumur 12 tahun. Bagai mercusuar GRAPHE telah melaksanakan tugas bersinar selama 12 tahun. Kebenaran yang dikumandangkan oleh GRAPHE telah menyelamatkan banyak orang dan telah menuntun banyak gereja kembali ke jalan yang benar.
Berdiri teguh mempertahankan kebenaran yang alkitabiah tentu bukan tugas yang gampang. Tidak ada penjahat yang sedang bersembunyi di dalam kegelapan yang berterima kasih ketika disinari oleh orang yang mau menolongnya keluar dari kegelapan. Sekalipun yang menyinarinya sungguh mengasihinya dan berusaha menolongnya keluar dari kegelapan, namun pencuri yang berusaha menyembunyikan diri, tidak akan berterima kasih, kecuali ia sudah benar-benar menyadari kesalahannya serta menyesalinya dan ingin memperbaiki hidupnya.
GRAPHE harus tetap bergeming, bahkan harus lebih tekun dan teguh bertahan pada kesaksiannya sebagai bukti kasih yang sungguh-sungguh dan konstan. Jika kita ingin menolong orang yang tidak mengerti keadaannya, ketika kita akan menolongnya namun ia marah, tentu kita tidak boleh berhenti menolongnya. Sebab jika kita lalu tidak mau menolong lagi, maka kasih kita kepadanya patut dipertanyakan. Sebaliknya sebagai bukti kasih kita yang tidak berubah, termasuk tidak bisa diubah oleh sikapnya yang menolak usaha pertolongan dari kita.
MENGHITUNG BERKAT TUHAN
Tak ada kata yang lebih tepat dan lebih patut untuk diucapkan kepada Allah yang mengasihi GRAPHE dan Tuhan Yesus yang telah disalibkan bagi setiap anggota jemaat GRAPHE, selain syukur dan terima kasih.
Tuhan telah sangat memberkati baik jemaat maupun anggota jemaat GRAPHE. Setiap anggota yang menerima tang-gung jawab sebagai anggota jemaat diberkati Tuhan agar jemaat GRAPHE dapat berfungsi dengan baik sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran. Betul-betul seperti pernyataan Rasul Paulus kepada jemaat Korintus (I Kor.1:26). Tetapi Tuhan telah memakai orang sederhana untuk pekerjaanNya yang agung dan mulia.
MUSIK: SALAH SATU JENIS RAGI DI TANGAN IBLIS
Musik Duniawi Dalam Gereja Rohani
Banyak orang tidak sadar bahwa Iblis sedang berusaha keras menyusupkan hal-hal duniawi ke dalam gereja, agar gereja menjadi duniawi. Lebih banyak lagi yang tidak sadar bahwa Iblis berupaya memasukkan musik duniawi ke dalam gereja. Dan ternyata ia sangat sukses, karena orang Kristen tidak peduli tentang hal ini. Ketika Iblis berhasil memasukkan musik yang duniawi ke dalam gereja, ia akan perlahan-lahan mengubah gereja itu menjadi gereja duniawi.
Salah satu alasan iblis begitu sukses menyusup masuk ke dalam gereja ialah perangkapnya yang sangat hebat, dan banyak orang Kristen yang masuk dalam perangkap itu. Iblis sengaja menghembuskan paham bahwa “musik adalah netral/amoral.”
Artinya musik itu tidak baik dan juga tidak buruk, atau dengan kata lain “tidak punya nilai moral.” Yang membuatnya baik atau buruk ialah pemakainya. Kata mereka bahwa itu hanya pada kata-katanya, isi hati penyanyinya, dsb. Ini adalah kebohongan yang ditelan bulat-bulat oleh kebanyakan orang Kristen.
Banyak orang suka pada konsep ini, karena dengan demikian ia dapat mendengarkan musik apapun yang ia sukai, tanpa perlu takut apakah musik yang ia sukai baik atau buruk secara moral. Dengan meluasnya konsep ini, musik-musik yang bersifat duniawi masuk dengan leluasa ke dalam gereja, dibawah samaran kata-kata yang rohani. Gereja menerima begitu saja lagu-lagu yang kata-katanya penuh dengan “Yesus”, “Haleluya”, “Bapa”, dll., namun bentuk alunan musiknya bersifat kedagingan.
Musik Jahat Vs. Baik
Musik tidaklah netral! Penganut paham “musik adalah netral” mengatakan bahwa nada dan not, seperti do re mi, tidak baik ataupun jahat secara moral. Memang demikian, tetapi seperti huruf “b” dan “o” adalah netral, tetapi ketika dirangkai dengan huruf lain menjadi kata “b-o-d-o-h”, tiba-tiba rangkaian huruf itu mempunyai makna dan konotasi. Musik juga demikian. Do re mi adalah not-not, balok-balok bangunan, yang ketika dirangkai menjadi melodi, kemudian diberi irama menjadi musik yang mempunyai makna dan konotasi.
Tuesday, February 16, 2010
Pulau Komodo Jatuh ke Peringkat Ke-14, ayo Vote terus!
Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya NTT Ansgerius Takalapeta mengingatkan hal itu di Kupang, Kamis (4/2).
Berdasarkan situs resmi tujuh keajaiban dunia, ada 28 finalis. Selain komodo, antara lain, yaitu Galapagos, Amazon, Angel Falls, Maladewa, Jeju Island, sungai bawah tanah Puerto Princesa, Laut Mati, Grand Canyon, dan Kilimanjaro.
Komodo masuk kategori hewan langka dan endemik Flores. Komodo sudah menjadi milik warga Asean. Jika Komodo masuk kategori salah satu dari tujuh keajaiban dunia, Indonesia dan Asean akan diuntungkan.
"Turis mancanegara, terutama dari Eropa, Amerika, dan Australia, yang datang melihat komodo juga akan singgah di Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, Sumatera, Jawa, Papua, Ambon, Kalimantan, terus ke Singapura atau Malaysia," kata Takalapeta.
Oleh karena itu, masyarakat Indonesia dan Asean diharapkan memberikan dukungan melalui pemberian suara di internet sebanyak dan sesering mungkin, sampai batas akhir Desember 2011. "Apabila Komodo lolos dalam nominasi tujuh keajaiban dunia, NTT bukan lagi menjadi Nusa Tenggara Timur, melainkan New Tourism Territory. Saya minta masyarakat Indonesia jangan berpikir sempit kedaerahan. Kita harus berpikir jauh ke depan," tambahnya.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Manajemen Pariwisata Sosial dan Humaniora NTT Frans Lawalu mengatakan, tugas mendukung komodo masuk nominasi tujuh keajaiban dunia bukan hanya pada pemda NTT, melainkan juga pada Menteri Pariwisata dan Budaya RI. Menurut Lawalu, ini pekerjaan besar dan butuh sinkronisasi dan koordinasi program lintas kementerian. (KOR)
http://cetak.kompas.com/read/xml/201...eringkat.ke-14
Mari Bantu Vote !
1. Masuk ke website New7Wonders (http://www.new7wonders.com)
2. Daftar/registrasi terlebih dahulu.
3. Masuk ke email yang anda tuliskan saat mendaftar
4. klik link yang ada dalam email tersebut
5. Account anda di New7Wonders telah aktif
6. Kemudia klik dsini (http://www.new7wonders.com/n7w)
7. Pilih 7 kandidat
8. Daftar lagi, pilih lagi
Saturday, February 13, 2010
Berita Mingguan 13 Februari 2010
Berapa orang ke Surga jika Hari ini Akhir Dunia?
Data penganut agama di Dunia The last 2009
Jumlah populasi dunia saat ini (sampai akhir tahun 2009) adalah 6,78 miliar manusia.
The World Almanac and Book of Facts 2009 mencatat data 8 jenis keyakinan manusia yang paling banyak dianut di seluruh dunia adalah sbb:
Kristen 2,2 miliar (1,1 miliar di antaranya adalah Katholik Roma), jika dipisah Islam lah Agama mayoritas di Dunia;
Atheis 1,1 miliar;
Thursday, February 04, 2010
THE BIBLE’S PROOF
In the final analysis, a man must accept that the Bible is the Word of God by faith, for “without faith it is impossible to please him: for he that cometh to God must believe that he is, and that he is a rewarder of them that diligently seek him” (Hebrews 11:6).
At the same time, Bible faith is not a blind leap into the dark. It is confidence in a believable Record that God has given, for “faith cometh by hearing, and hearing by the word of God” (Romans 10:17). The writers of the Bible explain to us that they were not delivering cunningly devised fables but an inspired record based on “many infallible proofs” (Acts 1:3; 2 Peter 1:16).
Following are some of the objective, time-proven reasons why we can have complete confidence in the Bible:
1. CHRIST’S RESURRECTION PROVES THAT THE BIBLE IS THE WORD OF GOD.
Christ’s resurrection was witnessed by hundreds of people (1 Cor. 15:5-7). Paul wrote this less than 40 years after the resurrection, and many eyewitnesses were still living. Were they all lying? At times, the resurrected Christ was seen by many people at one time. They talked with him, touched him, walked with him, and ate with him (Luke 24:36-43). Before the resurrection, the apostles were fearful and were hiding from the authorities (John 20:19). After they saw the resurrected Christ with their own eyes, they became bold and fearless and were willing to lay down their lives for the Gospel. It took a powerful event to cause such a change in their lives.
2. THE BIBLE’S UNIQUE CONSTRUCTION PROVES THAT IT IS THE WORD OF GOD.
The Bible was written by 40 different authors representing some 19 different occupations (shepherd, farmer, fisherman, tax collector, medical doctor, king, etc.) who lived during a period of some 1,600 years. That is approximately 50 generations. The first 39 chapters of the Bible were written in the Hebrew language over a period of about 1,000 years. There was then a 400-year gap when no Scriptures were written. After that, the last 27 chapters of the Bible were written in the Greek language during a period covering roughly 50 years. The writers could not have collaborated, because they did not even live at the same time. The product is one book that fits together perfectly and contains no contradictions or errors. There is nothing else like this in all of man’s history.
BEWARE OF AN UNWHOLESOME ADDICTION TO SPORTS
Playing sports is not wrong in itself, and there are benefits, but there are also plenty of spiritual dangers.
Following are some suggestions in how to keep sports from becoming an idol in your family:
PARENTS MUST HAVE THE RIGHT GOAL FOR THEIR CHILDREN
The goal is not that the children will be good citizens and proficient in some field of endeavor and learn how to have a good time in life and fit into the crowd. That is the goal that unsaved parents have for their children. The goal of believing parents should be that their children know and serve Jesus Christ in His perfect will for their individual lives.
Terry Coomer, pastor of Elwood Bible Baptist Church of Elwood, Indiana, was a professional baseball player, but as a young Christian he made the choice to quite his baseball career because it interfered with his obedience to Christ. Following is his testimony:
“In 1973, I was drafted out of high school, as the 78th player taken in the 1973 free agent draft by major league baseball. I was drafted as a pitcher by the San Francisco Giants. I was the first player drafted from Indiana. So, in 1973 I was the best high school baseball player in Indiana and one of the best in the country.
“We live in a sports crazed society! Many parents have the idea that their child is the next great sports star. The facts are that most children that play in youth sports today will never play professionally or even be close to it. Thousands of dollars are spent on travel, equipment, fees, and other things. In fact, many parents will spend money on these items and if necessary neglect paying their bills.
GOD’S COMMENDATION OF A FATHER
The following is by Pastor Buddy Smith of Malenda, Queensland, Australia <smiletex@bigpond.net.au> --
In Genesis 18, God told Abraham his secrets. Not only the blessings of the future, but the impending judgment of Sodom. God tells His friends His secrets. He always has. But God doesn’t tell all His children his secrets, only a select few.
In Genesis 18:17-19, God deliberates over whether to tell Abraham his plans for Sodom. And as He does, he gives us a rare insight into the mind of God,
“Shall I hide from Abraham that thing which I do? ... For I know him that he will command his children and his household after him...”
If we read the text over slowly and thoughtfully we see that the blessings promised became blessings possessed because Abraham exercised authority in the home. Abraham commanded his children. This does not sound like permissive parenting, does it? This doesn’t even sound like a hen-pecked father, does it?
The word “command” is the same as that used for the words of authority spoken by God to Adam, and to Noah. When God sent Moses and Aaron to Pharaoh, He gave them a charge (command) that Pharaoh must let His people go. “Command” is a word that describes the vocalization of rightful authority. In Genesis 18:19 God said that He knew Abraham and that he would command all those in his household, and therefore God told him his secrets.
So what kind of commanding did Abraham do? Was he the imperious, tyrannical father? Not at all. He was a wise father who commanded from a position of obedience to God. He was IN authority because he was UNDER authority. When God called him out of Ur to Canaan, he obeyed. When God commanded him to circumcise all that were in his house, he did so, AND he was the first in line for the knife (Gen. 17:24-27). When God commanded him to sacrifice Isaac, he obeyed and reasoned by faith that God would raise up Isaac when he slew him.
Was he a willful and stiff-necked father who cared not at all for his children? Of course not. He “fathered” poor silly Lot, and when he was carried away captive by the kings of Mesopotamia, Abraham went after them, and defeated them. At the age of 99. He it was that knew enough about the daughters of the pagan Canaanites that he sent his servant back to Haran shopping for a wife for Isaac. He it was that grieved over Ishmael’s expulsion from the household. He was a tenderhearted father who loved all those in his household.
Best of all, Abraham was a worshipping father. His trail was marked by altars built and sacrifices slain. If you stood near Abraham you could smell the smoke of a thousand burnt offerings.
I was blest to have a father like Abraham. He was a little man physically, but a giant in leadership. He commanded his children and his household after him. He was a soldier in the battalion that crossed the Rhine at Remagen in 1945, the first of the Allied troops into Germany. I was born while he was driving an army truck that pulled cannon. He was under authority in the army and when he came home he was in authority. When he was converted in 1948 he soon found his place in the ranks of the Lord’s army and never went AWOL for 48 years, and was finally promoted to glory in 1996. He was my hero. He knew a lot of secrets he got from God, because he commanded his children after him.
USING CREATION SCIENCE MATERIALS
The field of creation science has grown by leaps since the publication of The Genesis Flood in 1962 by Henry Morris and John Whitcomb. There are many organizations and publishers that have promoted the creationist viewpoint, including the Creation Research Society (1963), The Institute for Creation Research (1970), and Answers in Genesis (founded in Australia in the 1970s as the Creation Science Foundation).
Since the 1990s, the Intelligent Design (ID) movement has broadened the attack on Darwinism. Though ID proponents typically are not Bible believers and might even claim to be agnostic in regard to the identity of the Designer, they demonstrate that the Darwinian mechanisms of natural selection and random mutations are insufficient to explain the facts that exist in life. William Dembski says that the basic claim of ID is that “there are natural systems that cannot be adequately explained in terms of undirected natural forces and that exhibit features which in any other circumstance we would attribute to intelligence” (The Design Revolution, p. 27). Intelligent Design proponents point to the intricate design that we see everywhere, from the DNA molecule and the living cell to the perfectly balanced conditions on earth that allow life to exist. Influential ID books include Michael Behe’s Of Panda’s and People (1989) and Darwin’s Black Box (1996), which argue the concept of “irreducible complexity,” Phillip Johnson’s Darwin on Trial (1991), William Dembski’s The Design Inference (1998), and Stephen Myer’s Signature in the Cell (2009).
BENEFITS OF CREATION SCIENCE MATERIALS
Today there are a vast number of books and DVDs, even entire school curriculums, that debunk Darwinian evolution from various perspectives, and there are many benefits that derive from the use of these materials.
Creation science materials are tremendously helpful in fortifying God’s people, particularly young people, against the devil’s lies. Young people need to see that Darwinism can be answered because there are no proven scientific facts supporting it.
SEVEN PRINCIPLES IN TRAINING GODLY CHILDREN
The following article by Pastor David Sorenson is based on his book TRAINING YOUR CHILDREN TO TURN OUT RIGHT. Churches should order carton loads of copies of this excellent book. It can be ordered from Northstar Ministries, 1820 W. Morgan St., Duluth, MN 55811, 218-726-0209, www.northstarministries.com, dhs.northstar@charter.net.
I. THE IMPORTANCE OF THE WORD OF GOD
If there is a basic truth that is universal in training children to be godly, it is the necessity of building a foundation of the Word of God in their lives. This is true for any born-again Christian and that includes the children of God’s people. I fear that Christian parents come to rely on Christian media, Sunday School teachers, church youth programs, and Christian schools to see their youth turn out right. All of these are potentially good and can be a great help; however, the foundation for godly living is often missing in the lives of the children and youth of God’s people. That foundation is a daily absorption of the Word of God.
A young person from a Christian home can go to a Christian school or be home-schooled with a godly curriculum, be faithful to Sunday School and church programs, go to church camp, and be carnal, rebellious, and worldly. Or more frequently, they are just lukewarm and go with the flow, but there are not true spiritual convictions in their hearts. The reason is as simple as it is singular. They are not in the Word of God on a daily basis.
It makes little difference if one is a young person or a seasoned adult. Apart from daily consumption of the Word of God, any believer will be carnal and more worldly than godly. God said to Joshua, millennia ago,
“This book of the law shall not depart out of thy mouth; but thou shalt meditate therein day and night, that thou mayest observe to do according to all that is written therein: for then thou shalt make thy way prosperous, and then thou shalt have good success” (Joshua 1:8).
That premise and promise has never been abrogated. When a young person, or anyone for that matter, saturates his mind with the Word of God so that it soaks down into his heart, it will modify his behavior.
That is why the Psalmist wrote long ago, “Thy word have I hid in mine heart, that I might not sin against thee” (Psalm 119:11). The idea here is not so much rote memorization of Scripture as it is filling one’s mind with God’s Word to such a degree that it soaks down into the heart. When that has happened, we will not sin against God. The will has been changed.
TIPS AMAN BERTRANSAKSI DI ATM
2.Pastikan tidak ada kamera yang mencurigakan disekitar ATM.
(Kamera resmi dari BANK berbentuk lebih besar dan biasanya memiliki tangkai.
Berbeda dengan kamera yang dipakai untuk mencuri data nasabah. Bentuk
kamera tersebut kecil, bahkan sangat kecil. Diameternya sama persis
dengan pangkal balpoint dan biasanya dipasang ditempat-tempat yang tidak biasa.
3.Pastikan LUBANG tempat memasukan kartu ATM tidak ada Tonjolannya.
Jika ternyata ada tonjolannya, kemungkinan besar itu adalah Reader yang dipasang
sindakat untuk mencuri data dan PIN kita.
Jika ada tonjolan, lebih baik tidak usah tarik uang disitu. Itu reader untuk
ambil data kita. Digoyang-goyang aja, pasti copot. Kalau mau kasih ke
bank. Nanti dapat hadiah.
4.Saat Memencet PIN tutupi dengan tangan kita, Hal ini sudah cukup efektif agar tidak diintip orang lain ataupun kamera yang dipasang pencuri. God Bless Us.
Novan Tampubolon
No Action, Nothing Happen..
But When U Take Action,
Miracle Happen...!!!
EARLY BAPTISTS REQUIRED FAITHFUL CHURCH ATTENDANCE
Church members today often display an amazingly cavalier attitude toward church attendance. It is not uncommon for churches that run 200 in attendance on Sunday mornings to have only half of that number back on Sunday night and even fewer for the mid-week service. Church membership was treated much more seriously in Baptist churches four hundred years ago.
The following is from Adam Taylor’s The History of the English General Baptists [London: 1818], Volume I:
The general Baptists of the 16th and 17th centuries so respected the nature and importance of assemblies for public worship that the wilful neglect of them was considered as disorderly conduct, which called for the censure of the church. A constant inspection was exercised over the attendance of the members: persons were appointed to take down the names of the absentees, and report them to the elders; and nothing but reasons of obvious importance were admitted as a sufficient apology for their non-attendance. When the societies grew numerous, the members were ranged into districts, according, to the proximity of their habitations: and proper persons appointed to superintend each district. If any member did not appear in his place, on the Lord’s-day, he was certain of a visit, in the course of the week, from one of the inspectors of the district, to call him to account for his absence. These regulations were rendered effectual, by being acted upon with steadiness, impartiality, and decision; and, for nearly a century, contributed much to the order and prosperity of the general baptist churches.
In 1655, an “Order” was made, by the general consent of the congregation at Fenstanton, that “if any member of this congregation shall absent himself from the assembly of the same congregation, upon the first day of the week, without manifesting a sufficient cause, he shall be looked upon as an offender, and proceeded with accordingly. At the same meeting, it was devised, that, if any member should, at any time, have any extraordinary occasion to hinder him from the assembly, he would certify the congregation of the same before hand, for the prevention of jealousy.” And, in 1658, the same society, after considering the case of a wife who had been kept back, by the threatenings of her husband, concluded “that, unless a person was restrained by force, it was no excuse for absenting himself from the assemblies of the congregation.” Resolutions of a similar purport are frequent in the records of these churches: and numbers of cases prove that they were constantly enforced.
Wednesday, February 03, 2010
BAGAIMANA KALAU GEREJA DIBAKAR?
Memang pada zaman Perjanjian Lama, Jehovah demi menegakkan sebuah bangsa yang bertugas mengingatkan semua bangsa tentang janji Allah telah bertindak tegas. Dan hukum Taurat adalah satu-satunya hukum mapan tertulis pertama. Barang siapa yang melanggarnya, sebagaimana semua kitab hukum, maka sanksi akan dijatuhkan.
INJIL ANAK-ANAK SKEWA
Anak-anak Skewa, seorang imam Yahudi, jelas bukan orang Krisen lahir baru. Mereka tidak mengaminkan bahwa diri mereka adalah orang berdosa, dan bahwa Yesus Kristus telah dihukumkan di kayu salib menggantikan mereka. Mereka tidak mengerti Injil Keselamatan Yesus Kristus.
INJIL GALATIA
Rasul Paulus mensinyalir di Galatia telah berkembang injil lain yang berbeda dengan Injil yang telah diberitakannya. Injil ini dilihat Rasul Paulus sangat membahayakan kekristenan yang masih bayi. Rasul Paulus menyatakan bahwa sebenarnya itu bukan injil, melainkan tipu-muslihat iblis yang memutarbalikkan Injil.
Injil Perut
Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata- mata tertuju kepada perkara duniawi (Fil.3:18-19).
Dunia Berhala
Jika sungguh-sungguh direnungkan, apakah hakekat dari penyembahan berhala? Mengapa orang sampai tertarik menyembah berhala, atau menyembah iblis, padahal tahu bahwa itu adalah iblis? Rasul Paulus dalam suratnya kepada orang-orang kudus di Kolose, ia mengatakan: “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah (Kol.3:5-6).
INJIL FILIPI
Injil Iri Hati
Rasul Paulus mensinyalir ada injil yang agak aneh beredar di Filipi. Ternyata selain ada Injil yang benar dan yang diberitakan dengan tulus ikhlas dan maksud yang baik, terdapat juga injil yang diberitakan dengan maksud tidak ikhlas atau kepentingan sendiri.
AWAS! INJIL TIPU MUSLIHAT!
Manusia pada dasarnya diciptakan sebagai mahkluk berpengertian, berkesadaran diri dan berkehendak bebas. Dengan demikian manusia bukan hanya bisa menyembah apa saja yang disukainya, bahkan bisa menciptakan sesuatu untuk disembah dirinya dan manusia lain. Dan manusia bukan hanya bisa percaya kepada ajaran yang salah, bahkan juga mampu membelokkan ajaran yang benar atau menciptakan ajaran yang sesat untuk diikuti manusia lain.
Ketika murid-murid Tuhan ingin tahu tanda-tanda kedatangan Sang Guru, Tuhan Yesus menjawab dengan menempatkan intensitas penyesatan sebagai tanda utama kedatanganNya, dengan berkata "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang” (Mat.24:4-5).