Pages

Sunday, October 23, 2011

Kerajaan Tuhan Yesus

NUBUATAN AWAL KERAJAAN YESUS KRISTUS
Sejak Zaman Daud, sekitar seribu tahun sebelum Masehi,  yang  berarti  sekitar  tiga ribu  tahun  dari  sekarang,  Allah  Jehovah telah memberi tahu Daud bahwa salah satu keturunannya  akan  memerintah  sebagai raja, bukan sepanjang puluhan atau ratusan tahun melainkan selama-lamanya. Penafsiran  ini muncul dari pernyataan Tuhan  tentang Daud, "Keluarga  dan  kerajaanmu  akan kokoh  untuk  selama-lamanya  di  hadapan-Ku,  takhtamu  akan  kokoh  untuk  selama-lamanya."  (2 Sa 7:16)

Sejak saat itu maka seluruh masyarakat Yahudi sepanjang masa yakin bahwa negeri mereka akan dipimpin salah satu keturunan Daud menuju  kemakmuran  dan  akan  berlangsung  sangat  lama.  Sedangkan  sebelumnya, Allah Jehovah pernah berjanji kepada  Abraham  bahwa  oleh  keturunannya penduduk  bumi  akan  mendapat  berkat, "...dan olehmu  semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."  (Kej. 12:3)

Karena dua janji inilah maka Rasul Matius menulis  silsilah Yesus Kristus  dengan merujuk  bahwa  Yesus adalah  keturunan Abraham  dan  keturunan  Daud,  "Inilah silsilah  Yesus  Kristus,  anak  Daud,  anak Abraham"  (Mat  1:1).  Kalau  Yesus  bukan keturunan Abraham dan Daud, maka  ia  tidak mungkin pribadi Mesias yang dijanjikan.

Masyarakat  Yahudi  mengingat  terus bahwa  keturunan  Daud  akan  memerintah dengan  damai, makmur,  dan  dalam waktu yang sangat panjang. Bahkan Nabi Yesaya menubuatkan suatu keadaan yang luar biasa dengan  berkata  bahwa  saat  itu  bayi  bisa bermain dengan ular dan singa akan makan rumput.

Dalam  sejarah  pemerintahan manusia, Allah  memperlihatkan  kepada  raja  Babel, Nebukadnezar tentang programNya melalui sebuah  patung  yang  terdiri  dari  berbagai logam.  Terakhir  patung  yang  dilihat  oleh Nebukadnezar  akan  dilindas  oleh  sebuah batu besar yang  turun dari gunung  tanpa oleh tangan  manusia.  Batu  ini  sesungguhnya melambangkan  Kerajaan  Kristus  yang datang  tanpa oleh  tangan manusia.

PEMAHAMAN PARA RASUL & ORANG YAHUDI KONTEMPORER MEREKA
Permbaca Alkitab yang kurang paham kadang  dibingungkan  dengan  pernyataan Tuhan terhadap orang yang berseru kepada-Nya, “ya Anak Daud” bahwa iman mereka telah  menyelamatkan  mereka.  Mengapa dengan berseru kepadaNya Anak Daud bisa mendatangkan keselamatan? Konsep masyarakat saat itu yang telah dijajah ratusan tahun dan sedang dalam keadaan terjajah, sangat merindukan kedatangan raja yang dijanjikan dari keturunan Daud yang akan membawa masa keemasan bagi bangsa Yahudi. Mereka tahu bahwa pribadi raja  yang  akan  datang  itu  adalah  Sang Juruselamat  dan  sebagai  pribadi  yang diurapi  (mesias),  dan  akan  datang  dari keturunan Daud.

Tindakan seseorang yang berseru kepada Yesus  dengan  seruan  “ya Anak  Daud’ sesungguhnya  adalah  sebuah  pengakuan iman bahwa Dia adalah Mesias yang dijanjikan sejak Adam, Abraham, dan Daud. Seruan seorang Yahudi yang membaca kitab PL dengan suasana hati menantikan kedatangan Sang Mesias, tentu berbeda dengan bangsa lain  yang  tidak  mengerti  apa-apa  tentang keturunan Daud. Orang  yang  bisa  berseru kepada  Kristus  dengan  seruan,  “ya  Anak Daud,”  sesungguhnya  adalah  orang  yang mengerti  tentang  janji Allah  bahwa  Sang Penyelamat akan  lahir dari keturunan Daud.

Persoalan  murid-murid  dan  orang Yahudi sekontemporer mereka ialah bahwa mereka tidak mengerti karya penyelamatan Kristus  (Anak Daud) yang bersifat  rohani. Mereka hanya memahami karya Anak Daud yang bersifat jasmaniah, yaitu menjadi raja secara  fisik. Memang  jika  bangsa Yahudi menerima Dia  sebagai  raja mereka, maka mereka  akan  segera  menghadapi  masa penganiayaan  selama  tujuh  tahun,  namun sesudah  itu akan segera  terwujud Kerajaan Kristus yang dijanjikan. Namun karena ternyata  mereka  sendiri  yang  menyalibkan-Nya,  maka  perwujudan  Kerajaan  Kristus yang dijanjikan ditunda. Dan masa penundaan  ini  diuntukkan  kepada  bangsa  non-Yahudi masuk hingga penuh  (Rom.11:25).

THEOLOG-THEOLOG YANG SALAH
Theolog-theolog yang hidup pada abad sembilan  belas  menyangka  bahwa  orang Kristenlah yang akan mewujudkan Kerajaan Kristus yang damai sejahtera dan kemudian baru Kristus  datang.  Jadi, mereka  berpikir bahwa Kerajaan Seribu Tahun yang penuh damai  terwujud dulu oleh orang Kristen, dan sesudahnya baru Kristus datang. Konsep ini disebut  konsep  Post-Millennium,  yaitu kedatangan Kristus yang sesudah Millennium.  Salah  satu  theolog  yang  berpikir demikian  ialah  Louis  Berkhof,  seorang theolog  Belanda  yang  sangat  dijunjung tinggi oleh gereja Reformed. Selain Louis Berkhof  tentu masih  ada banyak  theolog  lain  yang  sepandangan dengan  dia  karena  pada  masa  itu,  abad sembilan  belas,  suasananya  seolah-olah mendukung ke arah  itu.

Tetapi  setelah  terjadi  Perang  Dunia  I yang meletus awal abad 20, yaitu 1917, yang memberantakkan dunia, telah mengagetkan banyak  orang  terutama  para  theolog  Post-Millennium.  Mereka  tersentak  oleh  fakta bahwa manusia mustahil bisa mewujudkan sebuah kerajaan yang damai. Terlebih  lagi setelah  Perang Dunia  II  yang mendahsyat pada  tahun 1943,  theolog Post-Millennium menjadi  frustasi.

Melihat  fakta  situasi  bahwa  manusia mustahil mewujudkan Kerajaan Damai yang dinubuatkan, mereka  tidak  bisa  yakin  lagi pada konsep Post-Millennium, namun malu mengaku  dan  mempercayai  konsep  Pre-Millennium  yaitu  konsep  yang  percaya bahwa Kristus datang dahulu dan kemudian mendirikan  Kerajaan  Seribu  Tahun  yang penuh  damai.  Orang-orang  Post-Millennium  yang  frustasi  inilah  yang  kemudian beralih  ke  konsep  A-Millennium  yaitu konsep yang mengajarkan bahwa tidak ada Kerajaan Seribu Tahun.

TELAH DITETAPKAN BAPAKU
Mereka  mengajarkan  A-Millennium, bahwa Kerajaan Seribu Tahun itu tidak ada, itu hanya sebuah kiasan saja. Mereka menafsirkan Wahyu 20 secara alegoris bahwa itu hanya kiasan  saja. Tetapi Yesus Kristus ketika ditanya oleh murid-muridNya tentang rencana pendirian kerajaan yang akan dipimpinNya, ia berkata bahwa mereka  tidak perlu  tahu waktu dan masa yang telah ditetapkan oleh Bapa-Nya. Dari jawaban Yesus Kristus terlihat mantap bahwa  Kerajaan  Anak  Daud  yang  akan berlangsung  selama-lamanya  sama  sekali tidak dibatalkan melainkan hanya ditunda.

Berapa  lamakah penundaan  itu? Kita  tidak perlu mengetahuinya, kata Tuhan kita. Yang penting masa dan waktunya telah ditetapkan oleh Bapa. Kalau sudah ditetapkan, maka  itu pasti jadi. Kita tidak perlu terpengaruh oleh theolog yang frustasi, yang sebelumnya percaya bahwa orang Kristen  akan mewujudkan Kerajaan Seribu Tahun baru kemudian Kristus datang  (Post-Millennium).

Bahkan  Rasul  Paulus  dalam  suratnya kepada  jemaat  kota Roma  telah mengulas panjang  lebar bahwa sekarang keadaannya adalah  seperti pohon zaitun, bangsa  Israel  itu cabang asli, dipenggal dan kita bangsa non-Yahudi  sebagai cabang zaitun  liar, dicangkokkan.  Ini  adalah  masa  dimana  karena penolakan  bangsa  Yahudi,  Allah membuka pintu sorga bagi bangsa non-Yahudi  masuk  hingga  penuh.  Dan sesudah penuh,  tentu kesempatan akan dialihkan  lagi  kepada  bangsa  Yahudi. Bangsa Yahudi  tetap  akan  mengalami tujuh  tahun masa  “Kesusahan Yakub” sesuai dengan nubuatan Daniel 9:27.

KERAJAAN KRISTUS SUDAH HAMPIR TIBA
Kerajaan Kristus, Raja Damai, yang akan berlangsung damai selama seribu tahun  kelihatannya  sudah  hampir  tiba. Sesuai dengan Eschatology of Judaism bahwa Kerajaan Kristus  tersebut  akan didahului  tujuh  tahun masa Kesusahan  Yakub. Di akhir masa Kesusahan Yakub itu, bangsa Yahudi akan sangat  terhimpit oleh  bangsa-bangsa  seluruh  dunia.  Bahkan di dalam Wahyu 16:16 dinubuatkan di akhir masa tujuh tahun seluruh bangsa  akan  mengerahkan  pasukan  mereka  untuk  memerangi  bangsa Yahudi yang belum mau percaya bahwa Yesus adalah Anak Daud yang dinubuatkan  dalam  seluruh  kitab  Perjanjian Lama.

Ketika  mereka  dalam  himpitan yang  amat  sangat,  yaitu  ketika  tentara multinasional  berkumpul  untuk menghabisi mereka, dan mereka tidak memiliki jalan keluar, saat itu secara nasional mereka  semua  akan  bertobat,  dan menyesali perbuatan nenek moyang mereka yang telah menyalibkan Mesias mereka, Anak  Daud  yang  dijanjikan  itu. Pada  saat mereka bertobat  itulah Sang Mesias  akan  datang  bersama  para malaikatNya.

Namun, pembaca yang berhikmat, tujuh tahun sebelum kedatangan Anak Daud yang Paulus  katakan  dinantikan  oleh  segala makhluk  itu,  akan  terjadi  pengangkatan (rapture)  atas  bangsa-bangsa  non-Yahudi yang  telah  terlebih  dahulu  menyambutNya sebagai  Juruselamat  mereka,  yaitu  mereka yang telah bertobat dan mengaminkan bahwa Yesus  dihukumkan  di  kayu  salib  menggantikan mereka.

Nah, jika anda membaca surat kabar dan mendengarkan  berita  di  televisi,  anda  pasti tahu bahwa segala kemelut di Timur Tengah semakin hari semakin menambah kebencian dunia  kepada  bangsa  Yahudi.  Tanggal  23 September 2011, Abbas, pemimpin Palestina, telah mengajukan ke PBB untuk pengakuan Palestina  sebagai  sebuah  negara  dengan Yerusalem sebagai ibu kota. Lalu duta besar Israel untuk PBB berkomentar bahwa  Israel tidak mungkin melepaskan Yerusalem karena Yerusalem tiga ribu tahun lalu telah menjadi ibu kota orang Yahudi ketika London masih rawa-rawa.

Dengan pergolakan Timur Tengah yang sedang  hangat  dimana  satu  persatu  negara tetangga  Israel menjadi  negara militan,  dan semakin banyak negera di PBB yang memihak Palestina, maka jika pembaca berhikmat, pasti  dapat menghitung  bahwa  suasana  Perang  Harmageddon  sudah  mulai  terasa.  Dan jika perang Harmageddon sudah sangat dekat, bukankah  hari  pengangkatan  yang  akan terjadi  tujuh  tahun sebelum  itu menjadi sangat dekat?  Bahkan  itu  bisa  terjadi  setiap  saat. Camkanlah!

No comments:

Post a Comment