Pages

Friday, September 18, 2015

Hukuman Ilahi Terhadap Kejahatan Sodom dan Gomora

Alkitab  menceritakan  akhir  tragis kota-kota di Lembah Yordan (Ul 29:23),  yang  terkenal  di antaranya adalah  Sodom  dan  Gomora. Allah menurunkah  hujan  belerang dan api dan menghanguskan Lembah Yordan. Abraham  yang melihat dari kejauhan menggambarkannya  sebagai asap  dari dapur   peleburan (Kej. 19: 28). Ini adalah malapetaka yang dari dulu dan sampai  sekarang hanya  terjadi  sekali waktu itu  saja.  Sedemikian  mengerikan penghakiman  Tuhan,  hingga  orang pasti bertanya-tanya, apa dosa yang mengakibatkannya? Mengapa Tuhan sampai membumihanguskan  seluruh daerah  itu?

Allah berkata bahwa dosa Sodom dan Gomora sangat banyak dan berat (Kej. 18:20).  Salah  satu dosa  mereka adalah  homoseksualitas.  Seluruh  lelaki kota itu hendak  memperkosa  dua malaikat (bergender  maskulin; enosh) yang Tuhan utus ke Sodom. Dan tidak ada  satu  lelakipun yang  tidak turut dalam  kebejatan  itu,  dari  yang  muda hingga yang tua (Kej. 19:4). Mereka berencana  untuk memperkosa dua laki-laki  pendatang  dan  mengancam Lot dengan kekerasan, adalah bukti kebejatan kota  Sodom  dan  sekitarnya.

Hukuman  yang  Allah  jatuhkan sungguh  spesial,  hujan  api  dan  belerang  yang  berasal  dari Tuhan.   Seluruh daerah  itu  dihanguskan  hingga  tidak dapat  lagi  di tumbuhi  tanaman  (Ul. 29:23). Bekas api dari Tuhan itu masih dapat  dilihat  hari  ini  di  Palestina.  Di sekitar  Laut  Mati,  ada beberapa  situs yang  war nanya  kuni ng  keputihan, berbeda  dari  warna  tanah  sekelilingnya yang kemerahan.  Itu  adalah  abu  dari reruntuhan kota dan sekelilingnya. Api yang  Allah  turunkan sedemikian  panasnya  hingga  mengubah  segala daerah  itu  menjadi  abu.  Masih  ada bekas-bekas tembok  dan  gundukan abu  yang  samar-samar  diduga  sebagai bekas  bangunan  di  sana, semuanya telah  berubah  menjadi abu.  Bongkahan  abu  bangunan  tersebut  dapat  pecah di  tangan.
Pada  tembok  (yang  seharusnya  terbuat  dari  batu)  terlihat pola seperti  pusaran.  Itu  terjadi  akibat panas yang  ekstrim  sehingga  bebatuan  itu mengalami ionisasi  thermal,  pada  suhu sekitar 3300 derajat C (sebagai perbandingan suhu  peleburan  modern  antara  900-2300 derajat C,   dan  permukaan  Matahari sekitar  5600 C).

Di sekitar reruntuhan  dan  di padang  dapat  pula  ditemukan  bolabola  belerang  yang  bagian dalamnya belum terbakar. Bola-bola belerang ini kadang  ditemukan  tertanam  di  dalam batu, menandakan bahwa belerang ini menghantam batu itu  dengan kecepatan  tinggi.  Dan  ketika dianalisa,  belerang  tersebut  berbeda  dari  semua  sumber belerang yang dapat ditambang di Bumi. Di kawah  Ijen  dan  Bromo, para penambang biasa membawa belerang yang  berwarna  kuning. Kandungan belerang  yang  ditambang  hanyalah sekitar 40%. Tapi belerang yang ditemukan di situs Sodom dan Gomora berwarna putih, dan mengandung 98% belerang!  Ini  tidak dapat  ditemukan  di manapun  di  Bumi.  Ini  benar-benar adalah  belerang  berapi  yang  Tuhan lemparkan  dari  Sorga.

Dan  tidak  hanya  sampai  di  situ, Allah juga  memastikan bahwa lembah yang  tadinya  berair  dan amat  subur berubah  menjadi  gersang.  Daerah  itu kini  tidak  ditumbuhi  pohon  apapun,  dan tidak ada  pangan  yang  dapat  ditumbuhkan  di  sana.  Suatu  daerah  yang kaya raya dan menarik untuk ditinggali telah  Allah  kutuk  sehingga  tak  dapat lagi  didiami  siapapun.

Api yang teramat panas dan belerang  yang  berbau  busuk,  serta penandusan tanah di Lembah Yordan, adalah  penghakiman  dari  Allah  yang menjadi  peringatan  bagi  orang-orang zaman  itu dan bagi kita sekarang. Allah ingin  orang takut  melakukan kejahatan yang  serupa. Karena kejahatan yang begitu  menjijikkan  Allah  menghukum mereka dengan hukuman yang setimpal. Namun kejahatan  pada  masa kini  semakin  mendekati  masa  Sodom dan  Gomora. Jika  pada waktu itu seluruh kota  telah  berubah menjadi  homoseks,  maka  kini banyak  negara  yang  telah menyerahkan  diri  kepada  kebejatan yang  sama.

1 Korintus  6:9  berkata  bahwa para  pemburit  (homoseks)  tak mendapat  bagian  dalam  Kerajaan Allah, dengan kata lain, jika tidak  bertobat  akan  masuk Neraka.  Orang-orang  Sodom  dan Gomora mencicipi kondisi Neraka  sebelum  meninggal,  namun Neraka  yang  sesungguhnya tidak  akan hanya beberapa menit  saja  melainkan  berlangsung selamanya,  dengan  api  yang takkan  padam dan  ulat  yang  takkan mati  (Yes.  66:24).

Pada zaman ini, masihkah Allah akan menurunkan hujan belerang  dan  api  dari  langit untuk menghukum  kebejatan  moral  manusia? Jangan  khawatir,  Allah memiliki seribu  satu  cara dan agen untuk  melaksanakan  hukumanNya. Bukan  rahasia lagi bahwa  penyakit  HIV AIDS marak ditemukan di  antara  kaum  homoseks. Data dari  CDC (Center  for  Disease Control) di  AS menegaskan,  pada  tahun  2010 72%  kasus- HIV- baru terjadi  pada  kaum  homoseks.  Dan tahun 2011  diperkirakan  57%  penderita HIV adalah laki-laki  homoseks (termasuk  yang  menyuntik narkoba).

Bisa  dikatakan  bahwa  penyakit HIV AIDS adalah  kematian  yang  lebih mengerikan  dibanding dihujani  belerang  dan api. Sebab terbakar  oleh api hanya  berlangsung  beberapa  menit saja,  tetapi menderita HIV  AIDS adalah penderitaan  seumur  hidup.  Sungguh, hukuman seumur hidup adalah pantas bagi  mereka. 

Baik  pada  zaman  Abraham  maupun  zaman  modern,  Allah  membenci kejahatan  Sodom  dan Gomorah.  Dan siapa  saja,  atau  bangsa  manapun, yang  melakukan  kejahatan  melawan Allah pasti akan  menerima  balasan yang setimpal. Dan gereja yang mendukung  kejahatan  ini  sudah  pasti akan  dihukum  Allah.*** 

Oleh : Dr. dr. Andrew M. Liauw dalam Jurnal Teologi Pedang Roh Edisi 84

No comments:

Post a Comment