Artikel asli oleh David Cloud, diperluas dan direvisi oleh Dr. Steven Liauw
Ayat-Ayat Hafalan: Amsal 3:9-10; Maleakhi 3:10; Lukas 6:38; 2 Korintus 9:6-7
Alkitab banyak berbicara mengenai uang. Amsal banyak berbicara mengenai penggunaan uang, dan banyak dari khotbah-khotbah Yesus menyinggung topik ini. Ia mengajarkan bahwa hati manusia terikat kepada hartanya. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa kata Allah tentang uang dalam hidup orang percaya.
Praktekkan Persepuluhan dan Memberi kepada Allah (Mal. 3:8-11)
Persepuluhan, yaitu memberikan minimal 10% dari penghasilan seseorang kepada Allah, adalah suatu cara untuk menghormati Allah dan mendukung pekerjaanNya yang agung di dunia yang memerlukan ini. Allah telah berjanji untuk memberkati persepuluhan, dan banyak sekali orang percaya yang telah menemukan bahwa mereka lebih diberkati ketika hidup dari 90% penghasilan mereka (atau 80% atau lainnya) daripada 100%.
a. Persepuluhan dipraktekkan sebelum diberikannya Hukum Musa. Abraham adalah orang pertama yang tercatat memberikan persepuluhan (Kejadian 14:18-20). Dia tidak memberikan persepuluhan karena diharuskan oleh Hukum; dia memberikan persepuluhan untuk menghormati Allah melalui perwakilan Allah, yaitu raja/imam Melkisedek. Yakub melanjutkan praktek persepuluhan (Kejadian 28:20-22). Jadi kita lihat bahwa persepuluhan bukanlah sesuatu yang bermula dari Hukum Musa. Persepuluhan adalah suatu prinsip yang telah dimengerti oleh umat Allah sejak permulaan waktu.
Alkitab banyak berbicara mengenai uang. Amsal banyak berbicara mengenai penggunaan uang, dan banyak dari khotbah-khotbah Yesus menyinggung topik ini. Ia mengajarkan bahwa hati manusia terikat kepada hartanya. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa kata Allah tentang uang dalam hidup orang percaya.
Praktekkan Persepuluhan dan Memberi kepada Allah (Mal. 3:8-11)
Persepuluhan, yaitu memberikan minimal 10% dari penghasilan seseorang kepada Allah, adalah suatu cara untuk menghormati Allah dan mendukung pekerjaanNya yang agung di dunia yang memerlukan ini. Allah telah berjanji untuk memberkati persepuluhan, dan banyak sekali orang percaya yang telah menemukan bahwa mereka lebih diberkati ketika hidup dari 90% penghasilan mereka (atau 80% atau lainnya) daripada 100%.
a. Persepuluhan dipraktekkan sebelum diberikannya Hukum Musa. Abraham adalah orang pertama yang tercatat memberikan persepuluhan (Kejadian 14:18-20). Dia tidak memberikan persepuluhan karena diharuskan oleh Hukum; dia memberikan persepuluhan untuk menghormati Allah melalui perwakilan Allah, yaitu raja/imam Melkisedek. Yakub melanjutkan praktek persepuluhan (Kejadian 28:20-22). Jadi kita lihat bahwa persepuluhan bukanlah sesuatu yang bermula dari Hukum Musa. Persepuluhan adalah suatu prinsip yang telah dimengerti oleh umat Allah sejak permulaan waktu.
b. Persepuluhan dipratekkan di bawah Hukum Musa.
Di bawah Hukum Musa, bahkan ada persepuluhan ganda. Orang Israel
diharuskan untuk memberikan 10% dari semua hasil mereka (Bil. 18:24-28;
Neh. 10:38), dan tambahan lagi mereka diharuskan membawa persembahan ke
hari raya tahunan (disebut persepuluhan kedua atau persepuluhan hari
raya) (Ul. 14:22-25). Orang Israel juga diharuskan untuk memberi kepada
orang-orang miskin (Kel. 23:11; Im. 19:10; 23:22).
Maleakhi 3:8-12
(1) Allah mengatakan bahwa mereka yang menahan persepuluhan sedang menipu Dia. Ini karena di bawah Hukum Musa, Allah memerintahkan persepuluhan dan persepuluhan adalah milikNya. Entahkah seseorang percaya bahwa persepuluhan secara persis adalah suatu keharusan di Perjanjian Baru, yang jelas orang percaya memiliki banyak kewajiban finansial di jemaat lokal, dan gagal memenuhinya sama saja dengan menipu Allah.
(2) Allah berjanji untuk memberkati mereka yang memberikan persepuluhan. Orang percaya bisa menjalani hidup dengan jauh lebih baik jika ia memberikan persepuluhan dan persembahan, dan hidup dari sisanya, daripada jika ia tidak memberikan kepada Allah dan mencoba untuk hidup dari 100% penghasilannya. Ribuan orang percaya telah belajar bahwa Allah sungguh memberkati mereka yang memberikan persepuluhan. Ketika Allah berkata bahwa Ia akan menghardik belalang pelahap, itu berarti Ia tidak akan membiarkan hal-hal tertentu terjadi yang akan menghabiskan uang kita. Ini bukan berarti bahwa orang yang mengembalikan persepuluhan itu tidak pernah akan mengalami kesulitan, atau bahwa atap mereka tidak akan pernah bocor, atau alat-alat mereka tidak pernah akan rusak, atau anak-anak mereka tidak akan pernah sakit. Tetapi artinya adalah bahwa ada banyak hal yang bisa saja terjadi, tetapi dihentikan dan tidak terjadi karena berkat Allah.
Maleakhi 3:8-12
(1) Allah mengatakan bahwa mereka yang menahan persepuluhan sedang menipu Dia. Ini karena di bawah Hukum Musa, Allah memerintahkan persepuluhan dan persepuluhan adalah milikNya. Entahkah seseorang percaya bahwa persepuluhan secara persis adalah suatu keharusan di Perjanjian Baru, yang jelas orang percaya memiliki banyak kewajiban finansial di jemaat lokal, dan gagal memenuhinya sama saja dengan menipu Allah.
(2) Allah berjanji untuk memberkati mereka yang memberikan persepuluhan. Orang percaya bisa menjalani hidup dengan jauh lebih baik jika ia memberikan persepuluhan dan persembahan, dan hidup dari sisanya, daripada jika ia tidak memberikan kepada Allah dan mencoba untuk hidup dari 100% penghasilannya. Ribuan orang percaya telah belajar bahwa Allah sungguh memberkati mereka yang memberikan persepuluhan. Ketika Allah berkata bahwa Ia akan menghardik belalang pelahap, itu berarti Ia tidak akan membiarkan hal-hal tertentu terjadi yang akan menghabiskan uang kita. Ini bukan berarti bahwa orang yang mengembalikan persepuluhan itu tidak pernah akan mengalami kesulitan, atau bahwa atap mereka tidak akan pernah bocor, atau alat-alat mereka tidak pernah akan rusak, atau anak-anak mereka tidak akan pernah sakit. Tetapi artinya adalah bahwa ada banyak hal yang bisa saja terjadi, tetapi dihentikan dan tidak terjadi karena berkat Allah.
(3) Persepuluhan
seharusnya dibawa masuk ke rumah perbendaharaan. Dalam Perjanjian Lama,
rumah penyimpanan ini adalah Bait di Yerusalem. Hari ini, jemaat lokal
adalah rumah tangga (keluarga) Allah (1 Tim. 3:15). Di jemaat pertama
(di Yerusalem), umat membawa pemberian mereka dan meletakkannya di bawah
kaki para pemimpin (Kis. 4:34-35). Ini adalah teladan bagi kita hari
ini. Jemaat memiliki lebih banyak tugas daripada Bait Perjanjian Lama.
Jemaat lokal telah diperintahkan untuk memberitakan Injil ke ujung bumi
(Mat. 28:18-20). Ini adalah pekerjaan yang sangat memakan biaya, dan hal
ini ditanggung oleh umat Allah. Para pemberita Injil seharusnya
didukung oleh jemaat-jemaat (1 Kor. 9:14; Tit. 3:13-14; 3 Yoh. 1:5-8).
Amsal 3:9-10
(1) Orang
tua sebaiknya mengajari anak-anaknya bagaimana memberikan persepuluhan.
Perhatikan ayat 1, dan kita menyadari bahwa pasal ini berisikan
instruksi dari seorang ayah kepada putranya. Orang tua tidak bisa
mengajarkan persepuluhan kepada anaknya jika mereka sendiri tidak
pertama-tama memberikan persepuluhan. Ketika orang tua mengajari anaknya
persepuluhan, pertama-tama mereka memberikan kepadanya sejumlah kecil
uang untuk dia masukkan ke kantong persembahan tiap minggu. Ketika anak
itu mendapat uangnya sendiri, tidak peduli sekecil apapun, orang tua
mengajari dia untuk memberikan 10% kepada Allah. Ketika persepuluhan
menjadi kebiasaan sejak kecil, akan mudah untuk melanjutkannya pada saat
dewasa. Pada bulan Oktober 2012, ada kejadian yang menggegerkan banyak
orang. Baylor Bonham, seorang anak lelaki 11 tahun dari Oklahoma,
mengatakan bahwa ia akan memberikan persepuluhan dari uang $106.000 yang
ia peroleh hasil penjualan banteng kesayangannya. Tetapi ia memang
sudah memberikan persembahan sejak kecil dan ini sudah menjadi prinsip
dan suatu sukacita dalam hidupnya. Ketika ia memenangkan $27.000 tahun
sebelumnya, pada usia 10 tahun, ia memberikan sebagiannya ke pelayanan
pemuda di gerejanya.
(2) Persepuluhan seharusnya diberikan dari "segala penghasilanmu" (Ams. 3:9). Ini berarti bahwa kapan saja kita menerima atau mendapatkan uang, kita perlu memberikannya persepuluhan kepada Tuhan dari hasil itu.
(2) Persepuluhan seharusnya diberikan dari "segala penghasilanmu" (Ams. 3:9). Ini berarti bahwa kapan saja kita menerima atau mendapatkan uang, kita perlu memberikannya persepuluhan kepada Tuhan dari hasil itu.
(3) Allah
berjanji untuk memberkati orang yang mengembalikan persepuluhan. Janji
ini diulang-ulang di dalam Kitab Suci karena Allah ini menekankan
kepastiannya. Kita bisa mempercayai Firman Allah!
Hagai 1:6-9
Di
sini Allah memperingatkan umatNya bahwa karena mereka telah melalaikan
pembangunan rumahNya setelah kembali dari pembuangan Babilon, maka
mereka tidak mendapatkan berkatNya. Mereka bekerja dan mencoba untuk
sukses, tetapi Allah melubangi pundi-pundi uang mereka! Jika kamu
mendapatkan $100, jauh lebih bijak untuk menghormati Allah dengan
persepuluhan atau lebih, dan menaruh $90 atau $80 di kantong yang tidak
berlubang, daripada mengejek Allah dan menyimpan semuanya untuk dirimu
sendiri, sementara menaruhnya di kantong yang berlubang.
c. Beberapa ayat Perjanjian Baru tentang persepuluhan/memberi
Matius 23:23
Banyak
orang yang tidak mau mengembalikan persepuluhan memakai alasan bahwa
persepuluhan tidak ada dalam Perjanjian Baru. Tetapi sebenarnya ini
tidak tepat. Yesus ada menyebut persepuluhan dalam Matius 23:23. Ia
memarahi orang-orang Farisi yang memberikan persepuluhan tetapi
mengabaikan hal-hal lain dalam Hukum Tuhan. Solusi yang Yesus tekankan
bukanlah menghilangkan persepuluhan, tetapi bahwa keduanya perlu
dilakukan.
Kembali
akan ada yang berkata bahwa Yesus mengucapkan ini kepada orang-orang
Farisi yang sedang hidup di bawah Taurat, sehingga persepuluhan tidak
berlaku untuk orang Kristen. Tetapi perhatikan bahwa Tuhan Yesus tidak
pernah malu-malu untuk menyatakan Sabat tidak lagi berlaku, bahkan
ketika berbicara kepada orang Farisi. Sebagai contoh adalah Markus 2:27-28 "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat;" dan Yohanes 5:18, "Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat."
Jadi, Yesus tidak malu-malu untuk menyatakan bahwa Sabat tidak lagi
berlaku kepada orang Kristen. Jika memang Yesus juga meniadakan
persepuluhan, kenapa tidak dikatakan dengan jelas? Faktanya, tidak ada
satu pun ayat dalam Perjanjian Baru yang meniadakan persepuluhan.
Lukas 6:38
Di sini Yesus menyatakan suatu janji yang sangat indah berkaitan dengan memberi. Di ayat ini Tuhan kita
tidak berbicara secara khusus mengenai perspuluhan, tetapi tentang
memberi secara umum. Allah menyukai pemberi yang memberi dengan
sukacita. Hal ini adalah sesuatu yang Tuhan perhatikan, dan Ia
memberkati dengan berlimpahnya.
1 Korintus 16:1-2
Dalam perikop ini, kita melihat bahwa orang-orang percaya di jemaat-jemaat abad pertama menjalankan persembahan ketika mereka berkumpul di hari pertama suatu minggu. Persembahan yang khusus dibicarakan Paulus adalah suatu persembahan khusus yang sang Rasul sedang kumpulkan untuk orang-orang Kristen di Yerusalem yang sedang menderita karena kelaparan (Roma 15:26). Bahkan dalam kasus inipun, Paulus mengajar mereka untuik memberi "sesuai dengan apa yang kamu peroleh." Ini berarti bahwa orang Kristen sepatutnya memberi secara proporsional dengan penghasilannya. Ini adalah prinsip yang sama dengan persepuluhan. Mereka yang mendapat lebih banyak memberi lebih banyak.
Dalam perikop ini, kita melihat bahwa orang-orang percaya di jemaat-jemaat abad pertama menjalankan persembahan ketika mereka berkumpul di hari pertama suatu minggu. Persembahan yang khusus dibicarakan Paulus adalah suatu persembahan khusus yang sang Rasul sedang kumpulkan untuk orang-orang Kristen di Yerusalem yang sedang menderita karena kelaparan (Roma 15:26). Bahkan dalam kasus inipun, Paulus mengajar mereka untuik memberi "sesuai dengan apa yang kamu peroleh." Ini berarti bahwa orang Kristen sepatutnya memberi secara proporsional dengan penghasilannya. Ini adalah prinsip yang sama dengan persepuluhan. Mereka yang mendapat lebih banyak memberi lebih banyak.
2 Korintus 9:6-7
Perikop ini sekali lagi mengacu kepada persembahan khusus yang Paulus sedang kumpulkan untuk orang-orang percaya di Yerusalem.
Kita melihat bahwa ada persembahan sukarela, yang berarti bahwa setiap orang percaya membuat keputusannya sendiri mengenai berapa banyak yang akan ia beri (2 Korintus 9:7).
Paulus menegaskan bahwa Allah berjanji akan memberkati semua pemberian mereka.
Perikop ini sekali lagi mengacu kepada persembahan khusus yang Paulus sedang kumpulkan untuk orang-orang percaya di Yerusalem.
Kita melihat bahwa ada persembahan sukarela, yang berarti bahwa setiap orang percaya membuat keputusannya sendiri mengenai berapa banyak yang akan ia beri (2 Korintus 9:7).
Paulus menegaskan bahwa Allah berjanji akan memberkati semua pemberian mereka.
d. Persepuluhan harus dilakukan dengan konsep yang benar
Bisa
saja seseorang memberikan persepuluhan, tetapi dengan konsep yang
salah. Memberikan persepuluhan dengan konsep yang benar adalah sangat
penting, apalagi di zaman Perjanjian Baru, zaman penyembahan di dalam
Roh dan kebenaran.
Adalah
salah jika menganggap persepuluhan sebagai semacam "pajak" rohani.
Pajak adalah sesuatu yang memberatkan. Tuhan ingin agar orang percaya
memberi dengan sukacita, dan dengan kerelaan hati (2 Kor. 9:7).
Adalah
salah untuk menganggap bahwa 10% adalah milik Tuhan dan 90% adalah
milik saya. Sebenarnya seluruh hidup orang percaya adalah milik Tuhan
(Roma 12:1; Gal. 2:20). Jadi, termasuk, seluruh harta dan uang orang
percaya adalah milik Tuhan yang Tuhan percayakan kepada anak-anakNya.
Dari Firman Tuhan, kita tahu bahwa Tuhan ingin kita menaruh minimal 10%
dari harta yang Ia percayakan itu, ke tiang penopang dan dasar kebenaran
(Israel/Bait Suci di PL dan jemaat lokal di PB). Sisanya, tetap adalah
milik Tuhan yang kita kelola. Jadi, orang percaya tidak boleh sembarang
menggunakan uang"nya" apalagi untuk berdosa. Dengan penuh doa, ia
menggunakan uang"nya" dengan bijak.
Adalah salah untuk berpikir bahwa memberi persepuluhan adalah semacam
sogok kepada Tuhan, sehingga seseorang bebas untuk "berdosa" asal ia
membayar persepuluhan. Tuhan tidak berkenan kepada persembahan lebih
daripada ketaatan! Baca 1 Samuel 15:22-23.
Adalah
salah untuk berpikir bahwa persepuluhan adalah satu-satunya persembahan
yang perlu diberikan. Di dalam Perjanjian Lama, orang Israel memberikan
persepuluhan, dan juga sering memberikan persembahan khusus, misalnya
ketika ada pembangunan Kemah Suci, dan peristiwa-peristiwa lainnya.
Persepuluhan adalah permulaan yang baik, tetapi jangan stop dengan
persepuluhan. Justru semakin kita belajar memberi kepada Tuhan, semakin
kita dimampukan untuk memberi lebih dan lebih lagi. Tidak ada yang lebih
baik daripada ketika Tuhan berkenan untuk memakai kita sebagai saluran
berkatNya, untuk pekerjaanNya di bumi ini. Saluran berkat tidak akan
kekurangan berkat.
Adalah
salah untuk memberikan persepuluhan dengan motivasi "investasi
duniawi," mengharapkan berkat materi dalam jangka waktu pendek. Tuhan
memang berjanji akan memberkati orang yang memberikan persepuluhan,
tetapi janganlah mengukur berkat Tuhan secara materi belaka.
Persepuluhan seharusnyalah diberikan dengan motivasi utama cinta akan
Tuhan, dan cinta akan pekerjaan Tuhan. Berkat akan diurus oleh Tuhan
pada waktuNya.
e. Persepuluhan harus dilakukan dengan iman
Satu-satunya
cara untuk melakukan persepuluhan dengan efektif adalah untuk
melakukannya dengan iman. Kita harus percaya akan janji-janji Allah
bahkan di masa-masa yang sulit. Dan kita harus ingat bahwa Allah menguji
iman untuk melihat apakah itu iman sejati, dan untuk membuat iman itu
semakin kuat (Yak. 1:2-4). Banyak kali ketika seorang Kristen memutuskan
untuk mulai memberi persepuluhan, ia akan terkena masalah keuangan
untuk menguji keputusannya itu.
John R. Rice bercerita tentang seorang penginjil bernama Kuykendahl di Texas pada awal abad ke-20. Dia memiliki pelayanan khotbah keliling dan persembahan yang ia dapatkan sangatlah kecil, sehingga keluarganya yang besar mengalami masa yang sulit. Satu tahun, seorang pebisnis yang kaya berkunjung ke daerah itu untuk membagikan kesaksiannya di beberapa gereja, dan penginjil Kuykendahl adalah tuan rumahnya, mengantarkan dia dari kebaktian ke kebaktian di kereta kudanya. Di antara hal-hal lain, si pebisnis menantang orang-orang untuk memberikan persepuluhan. Ketika mereka berperjalanan satu hari, pebisnis itu bertanya kepada sang penginjil apakah ia percaya akan persepuluhan.
Ia menjawab, "Ya, saya akan senang sekali memberikan persepuluhan, tetapi saya sangat miskin dan harus membiayai keluarga saya yang besar."
Pebisnis itu menjawab, "Saya akan memberikanmu suatu penawaran. Jika kamu mau persepuluhan untuk satu tahun penuh, saya akan menjaminmu. Jika pada suatu waktu, kapan saja selama tahun ini, kamu mendapatkan bahwa kamu tidak bisa memenuhi kewajiban keuanganmu, dan tidak ada lagi tempat lain untuk berpaling, hubungi saja saya, dan saya akan mengirimkan uang yang diperlukan. Saya seorang yang kaya, dan saya seorang yang tepat janji."
Kuykendahl menjawab dengan antusias, "Saya akan dengan senang menerima tawaran ini."
Sang penginjil menepati janjinya dan memberikan persepuluhan dengan setia, tetapi ia tidak pernah perlu menghubungi si pebisnis. Pada akhir dari 12 bulan, penginjil itu merenungkan apa yang terjadi. Allah telah memberkati dia dengan berlimpah tahun itu dan telah memenuhi semua keperluan. Orang-orang memberikan banyak barang kepadanya, lebih dari sebelumnya, dan keluarganya merasakan banyak berkat khusus. Sambil dia memikirkan hal-hal ini, hatinya tiba-tiba terpukul, ketika ia menyadari bahwa ia telah mempercayai kata-kata seorang pebisnis, tetapi ia tidak rela mempecayai Firman dari Allah yang hidup, yang telah memberikan janji yang lebih hebat!
John R. Rice bercerita tentang seorang penginjil bernama Kuykendahl di Texas pada awal abad ke-20. Dia memiliki pelayanan khotbah keliling dan persembahan yang ia dapatkan sangatlah kecil, sehingga keluarganya yang besar mengalami masa yang sulit. Satu tahun, seorang pebisnis yang kaya berkunjung ke daerah itu untuk membagikan kesaksiannya di beberapa gereja, dan penginjil Kuykendahl adalah tuan rumahnya, mengantarkan dia dari kebaktian ke kebaktian di kereta kudanya. Di antara hal-hal lain, si pebisnis menantang orang-orang untuk memberikan persepuluhan. Ketika mereka berperjalanan satu hari, pebisnis itu bertanya kepada sang penginjil apakah ia percaya akan persepuluhan.
Ia menjawab, "Ya, saya akan senang sekali memberikan persepuluhan, tetapi saya sangat miskin dan harus membiayai keluarga saya yang besar."
Pebisnis itu menjawab, "Saya akan memberikanmu suatu penawaran. Jika kamu mau persepuluhan untuk satu tahun penuh, saya akan menjaminmu. Jika pada suatu waktu, kapan saja selama tahun ini, kamu mendapatkan bahwa kamu tidak bisa memenuhi kewajiban keuanganmu, dan tidak ada lagi tempat lain untuk berpaling, hubungi saja saya, dan saya akan mengirimkan uang yang diperlukan. Saya seorang yang kaya, dan saya seorang yang tepat janji."
Kuykendahl menjawab dengan antusias, "Saya akan dengan senang menerima tawaran ini."
Sang penginjil menepati janjinya dan memberikan persepuluhan dengan setia, tetapi ia tidak pernah perlu menghubungi si pebisnis. Pada akhir dari 12 bulan, penginjil itu merenungkan apa yang terjadi. Allah telah memberkati dia dengan berlimpah tahun itu dan telah memenuhi semua keperluan. Orang-orang memberikan banyak barang kepadanya, lebih dari sebelumnya, dan keluarganya merasakan banyak berkat khusus. Sambil dia memikirkan hal-hal ini, hatinya tiba-tiba terpukul, ketika ia menyadari bahwa ia telah mempercayai kata-kata seorang pebisnis, tetapi ia tidak rela mempecayai Firman dari Allah yang hidup, yang telah memberikan janji yang lebih hebat!
f. Bagaimana jika ada yang mengatakan bahwa persepuluhan tidak berlaku bagi orang percaya Perjanjian Baru?
(1) Ingat
bahwa persepuluhan sudah ada sebelum Hukum Musa. Jadi, bukanlah karena
Hukum maka Abraham memberi persepuluhan; ia memberi persepuluhan karena
ia ingin menghormati Allah dan mendukung pekerjaan Allah yang diwakili
oleh Melkizedek. Ini adalah contoh yang baik bagi orang-orang percaya
Perjanjian Baru, karena kita adalah anak-anak Abraham melalui iman (Roma
4:16-17).
(2) Perjanjian Lama diberikan untuk menjadi contoh bagi kita (Roma 15:4; 1 Kor. 10:11). Paulus menggunakan sistem Musa tentang memberi sebagai otoritas bagi pengajarannya bahwa orang-orang percaya Perjanjian Baru harus mendukung para pengkhotbah Injil (1 Kor. 9:8-14).
(2) Perjanjian Lama diberikan untuk menjadi contoh bagi kita (Roma 15:4; 1 Kor. 10:11). Paulus menggunakan sistem Musa tentang memberi sebagai otoritas bagi pengajarannya bahwa orang-orang percaya Perjanjian Baru harus mendukung para pengkhotbah Injil (1 Kor. 9:8-14).
(3) Tidak ada
ayat PB yang menghapuskan persepuluhan. Ada ayat yang menyebut
persepuluhan sebagai sesuatu yang harus dilakukan (Mat. 23:23). Ada ayat
yang mengilustrasikan prinsip persepuluhan dalam jemaat-jemaat PB, yaitu 1 Korintus 16:2, "...hendaklah
kamu masing-masing sesuai dengan apa yang kamu peroleh menyisihkan
sesuatu dan menyimpannya di rumah..." Persembahan orang percaya PB
diinstruksikan agar "sesuai dengan apa yang kamu peroleh," artinya
berbanding lurus dengan penghasilan. Orang dengan penghasilan banyak,
memberi banyak. Tetapi berapa persen-kah yang sebaiknya diberikan?
Minimal 10% sudah menjadi teladan orang percaya dari zaman Abraham
hingga hari ini.
(4)
Persepuluhan di dalam Perjanjian Lama bukanlah sekedar suatu perintah
seremonial atau simbolik. Persepuluhan memiliki fungsi yang sangat
penting dan praktis: terpeliharanya bani Lewi, keimamatan Harun, dan
Bait Suci. Jadi, persepuluhan bukanlah perintah seremonial atau simbolik
yang hilang oleh kedatangan Kristus. Memang, di PB tidak ada lagi bani
Lewi, dan semua orang percaya adalah imam. Tetapi, Bait Suci yang adalah
pusat tiang penopang dasar kebenaran di PL, kini digantikan oleh
jemaat-jemaat lokal di PB. Jadi, persepuluhan tetap memainkan fungsi
praktis dan penting di PB.
(5) Adalah
kehendak Kristus yang dinyatakan jelas bahwa umatNya menjadi umat yang
pemberi (Lukas 6:38). Banyak orang yang saya temui yang "tidak percaya
persepuluhan" adalah orang-orang yang kikir. Mereka tidak mau menarik
beban yang sepatutnya di dalam jemaat. Kekikiran dan kepelitan tidak
seharusnya menjadi ciri khas seorang anak Allah. Bahkan jika engkau
tidak percaya bahwa persepuluhan adalah hukum yang diharuskan, engkau
seharusnya tetap malu jika menyimpan lebih dari 90% penghasilanmu untuk
dirimu sendiri, mengingat besarnya kebutuhan pekerjaan Allah di dunia
sekarang ini. Saya harus menambahkan bahwa tidak semua orang yang tidak
percaya persepuluhan itu pelit. Tetapi, biasanya orang yang menentang
persepuluhan adalah karena ia tidak mau memberi sampai 10%, sedangkan
orang yang rela memberi lebih dari 10% biasanya tidak masalah dengan
persepuluhan.
(6) Orang percaya memiliki banyak kewajiban finansial. Amanat Agung adalah suatu kewajiban. Kita diperintahkan untuk membawa Injil ke setiap orang di setiap bangsa (Mar. 16:18; Kis. 1:8). Ini disebut sebagai "Amanat Agung" Kristus karena diulang lima kali dalam Perjanjian Baru, jadi ada penekanan pada pentingnya hal ini. Pemberitaan Injil ke seluruh dunia terhubung intim dengan kematian Kristus, karena penderitaan Kristus bagi dosa manusia menjadi tidak efektif jika Injil tidak diberitakan (Luk. 24:46-47). Misi memenangkan dunia adalah tugas yang mahal. Setiap orang percaya memiliki kewajiban untuk melakukan apa yang ia bisa untuk memajukan tugas ini, termasuk memberitakan Injil secara pribadi, berdoa, dan juga memberi. Menyokong para pengkhotbah dan penginjil adalah suatu kewajiban (1 Kor. 9:14; Fil. 4:15-17; Tit. 3:13-14; 3 Yoh. 1:5-8). Jemaat lokal adalah suatu kewajiban. Jemaat adalah tiang penopang dan dasar kebenaran untuk zaman ini (1 Tim. 3:15). Jemaat adalah markas penginjilan dunia (Kis. 14:1-4). Jadi, setiap orang percaya memiliki kewajiban untuk menyokong jemaat lokal secara finansial sehingga jemaat bisa melaksanakan fungsinya yang diberikan Tuhan bagi dunia yang sangat memerlukan ini.
(6) Orang percaya memiliki banyak kewajiban finansial. Amanat Agung adalah suatu kewajiban. Kita diperintahkan untuk membawa Injil ke setiap orang di setiap bangsa (Mar. 16:18; Kis. 1:8). Ini disebut sebagai "Amanat Agung" Kristus karena diulang lima kali dalam Perjanjian Baru, jadi ada penekanan pada pentingnya hal ini. Pemberitaan Injil ke seluruh dunia terhubung intim dengan kematian Kristus, karena penderitaan Kristus bagi dosa manusia menjadi tidak efektif jika Injil tidak diberitakan (Luk. 24:46-47). Misi memenangkan dunia adalah tugas yang mahal. Setiap orang percaya memiliki kewajiban untuk melakukan apa yang ia bisa untuk memajukan tugas ini, termasuk memberitakan Injil secara pribadi, berdoa, dan juga memberi. Menyokong para pengkhotbah dan penginjil adalah suatu kewajiban (1 Kor. 9:14; Fil. 4:15-17; Tit. 3:13-14; 3 Yoh. 1:5-8). Jemaat lokal adalah suatu kewajiban. Jemaat adalah tiang penopang dan dasar kebenaran untuk zaman ini (1 Tim. 3:15). Jemaat adalah markas penginjilan dunia (Kis. 14:1-4). Jadi, setiap orang percaya memiliki kewajiban untuk menyokong jemaat lokal secara finansial sehingga jemaat bisa melaksanakan fungsinya yang diberikan Tuhan bagi dunia yang sangat memerlukan ini.
No comments:
Post a Comment