Pages

Tuesday, September 04, 2012

AKU AKAN MEMBANGUN JEMAAT-KU


"Dan Aku pun berkata kepadamu: engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya." (Matius 16:18)

Kalimat “Aku akan mendirikan” sangat penting di dalam pernyataan ini. Subyek dari kalimat tersebut adalah Tuhan. Predikatnya adalah simple predivative (bersifat nubuatan pada masa yang akan datang). Kata kerja ini digunakan sedikitnya 20 kali diberbagai perikop yang mengindikasikan pembangunan orang orang percaya atau jemaat. Misalnya Lukas mengatakan di dalam Kis. 9:31, “…Jemaat itu di bangun”, Paulus mengatakan di dalam Ef. 4:12, “…bagi pembangunan tubuh Kristus.” Baik etitimologi atau penggunaan kata, oikodomein mengindikasikan kata ini berarti “membangun” (“to edify”), “memperkuat” (“to strengthen”), atau “menambah, membangun, meneguhkan” (“to buildup”), dan itulah ungkapan yang di gunakan Kristus di dalam pernyataan klasiknya: “Aku akan membangun jemaatKu.”

Bagaimana cara Kristus membangun (“to edify”) jemaatNya?
Alkitab menjawab pertanyaan ini dengan cara yang sangat jelas dan terang. Dalam rangka membangun ekklesia-Nya, Kristus memberikan beberapa vitamin rohani:

1. Pembangunan dengan Disiplin Jemaat. Dalam matius 18:17, yang menyatakan, “Jika tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah ia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.” Demikian pula halnya dengan rasul Paulus menerapkan disiplin ini dalam jemaat Korintus (Korintus 5:1-13). Semua penjelasan Alkitab menyetujui bahwa hal ini merupakan perintah Kristus mengenai disiplin jemaat. Displin jemaat ini berfungsi untuk menjaga kemurnian jemaat agar tetap kudus dan tak bercacat. Dengan demikian jemaat dapat memberikan kesaksian yang baik, bukan saja dalam hal pengajaran/doktinal melainkan dalam hal etika maupun moral yang menyangkut kehidupan individual dalam jemaat sehari-hari.

2. Pembangunan dengan Pemberian Roh Kudus. Pemberian Roh Kudus pada hari Pentakosta adalah untuk regenerasi (lahir baru) dan otentikasi (pembuktian) serta akreditasi (pengakuan).
Lahir baru merupakan janji rohani dalam Perjanjian Baru yang disahkan Kristus di dalam Matius 26:26 dst. Dan dinyatakan di dalam Yer. 31 dan Yeh. 36. Misalnya Yehezkiel menubuatkan:

"Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan kuberikan kepadamu hati yang taat. RohKu akan Kuberikan dian di dalam batinmu dan aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya" (Yeh. 36:25-27).

Dari perikop ini Tuhan mengajarkan bahwa lahir baru mengandung: 1) Pembersihan rohani, 2) sebuah roh yang baru, 3) sebuah hati yang baru, 4) Roh Kudus tinggal didalamnya, dan 5) bahwa itu merupakan janji masa yang akan datang bagi bangsa Israel. Kristus mengajarkan kepada Nikodemus bahwa lahir baru diperlukan untuk masuk ke dalam kerajaan Allah (Yoh. 3:1-10).

Kriatus berjanji akan memberikan Roh Kudus kepada murid-muridNya yang percaya di dalam kelahiran baru, yang baru akan terjadi setelah ia dimuliakan (Yoh. 14:17; 7:39). Kristus dimuliakan di dalam kematianNya dan ia mengesahkan Perjanjian Baru dengan darahNya(Yoh. 12:23-24; 13:31; Mat. 26:26 dst.). dalam penampakan pertama setelah kebangkitanNya, Ia memberikan Roh Kudus kepada sedikitnya 10 murid di ruang atas (Yoh. 20:22) sebagai penggenapan janjiNya, “…, sebab Ia (Roh Kebenaran) menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu” (Yohy. 14:17). Sejak saat private impartation atau pemberian Roh Kudus secara pribadi (peristiwa Penakosta dalam Injil Yohanes/ “Johannine Pentecost”) atau public impartation (peristiwa Pentakosta di dalam Kisah para rasul yang di tulis Lukas/ “Lukas Pentecost”), semua orang percaya , Yahudi maupun non-Yahudi, yang percaya di dalam darah Perjanjian baru yang dicurahkan oleh Yesus Kristus dari Nazaret, akan menerima kelahiran baru pribadi dan Roh Kudus yang tinggal tetap di dalamnya.

Pemberian Roh Kudus pada hari Pentakosta merupakan peristiwa pembuktian dan pengakuan. Dalam Kis. 2:1-2 Alkitab menyatakan:
Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di suatu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiapan angin keras yang mnemenuhi seluruh rumah, dimana mereka duduk.

Berkenaan dengan peristiwa di atas, pengetahuan PL sangat penting untuk dapat memahami peristiwa hari Pentakosta itu. Dalam PL beberapa kali terjadi peristiwa yang serupa dan peristiwa tersebut harus dipahami. Dalam Kel. 40; 1 dst., Kemah Suci (Tabernakel) dilengkapi dan diperluas oleh Musa. Ketika Musa selesai menyempurnakan pekerjaannya, awan dari Allah menutupi Kemah Suci. Alkitab menyatakan, “Lalu awan itu menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan Tuhan memenuhi Kema Suci” (ayat 34).Peristiwa pemenuhan Kemah Suci merupakan pembuktian dan penahbisan bait Suci sebagai tempat kehadiran, penyembahan dan pelayanan baruNya.

Pada masa pemerintahan salomo, Kemah Suci di gantikan dengan Bait Allah baru yang dibangun oleh salomo. Ketika para iman selesai meletakan tabut perjanjian di tempat kudus, Alkitab berkata, “datanglah awan memenuhi rumah Tuhan, sehingga imam-imam tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan Tuhan memenuhi rumah Tuhan” (1 Raj. 8:10-11). Peristiwa pemenuhan Bait Suci merupakan pembuktian dan penahbisan Bait Allah sebagai tempat kehadiran, penyembahan dan pelayanan baruNya

Pada masa yang akan datang, Tuhan akan membuktikan dan menahbiskan Bait Kerajaan Seribu TahunNya, seperti yang dinubuatkan oleh Yehenziel, “Sedang kemuliaan Tuhan masuk di dalam Bait Suci melalui pintu gerbang yang menghadap kesebelah timur,…Bait Suci itu penuh kemuliaan Tuhan” (Yeh. 43:4-5). Peristiwa pemenuhan Bait Suci Kerajaan Seribu tahun akan merupakan pembuktian dan menahbisan Bait Suci Kerajaan Seribu Tahun sebagai tempat kehadiran, penyembahan dan pelayanan baruNya.

Demikian halnya juga, ekklesia PB adalah Bait Allah yang baru, karena itu ia harus dibuktikan dan ditahbiskan. Dari Matius 23 jelas terlihat bahwa Tuhan sepenuhnya menolak Yudaisme sebagai cara untuk melanjutkan kehadiran, penyembahan, dan pelayananNya. Ia menolak pemimpin Yudaisme (ayat 29), bangsa Israel (ayat 33), kota Yerusalem (ayat 37), dan bait Suci Yahudi yang dibangun oleh Herodes (ayat 38). Ia tidak ingin lagi menggunakan agama negara Yudaisme itu sebagai alatNya untuk menerengi dunia. Alat baruNya ekklesia, dan Tuhan perlu menahbiskan lembaga baru ini sebagai tempat bagi kehadiran, penyembahan dan pelayanan baruNya.

Pencurahan Roh Kudus pada Hari Pentakosta adalah pararel dengan kemuliaan Allah yang memenuhi Kemah Suci dan Bait Allah. Karena itu ketika peristiwa tersebut membuktikan dan menahbiskan tempat baru bagi kehadiran, penyembahan dan pelayanan bagi Tuhan. Ekklesia menjadi lembaga dimana Allah akan bekerja, dan Ia menahbiskannya dengan tanda bahasa lidah kepada bangsa Yahudi (Kis. 2:1-4). Selanjutnya Tuhan mengizinkan orang samaria untuk diselamatkan dan dibaptis sebagai anggota jemaat (Kis. 8:13-17). Demi kepentingan orang Yahudi, Ia menahbiskan ekklesia dengan Baptisan Roh , dengan melibatkan mereka ke dalam lembaga baru ini. Kejadian Baptisan Roh berikutnya yang berhubungan dengan bangsa Roma non Yahudi dalam rumah tangga Kornelius (Kis. 10:44-48; 11:14-17). Untuk kepentingan orang Yahudi, Tuhan menahbiskan ekklesia dengan Baptisan Roh Kudus disertai dengan bahasa lidah dengan melibatkan bangsa Roma ke dalam lembaga baru ini. Penahbisa terakhir terjadi dengan melibatkan bangsa Yunani ke dalam lembaga baru ini, ekklesia, ketika Paulus menguji 12 murid dari Efesus tersebut dengan ajaran Yohanes Pembaptis (Kis. 19:1-7). Ketika orang-orang ‘Baptis’ yang belum diselamatkan tersebut mendengar pengajaran Yohanes, mereka percaya dan dibaptis seta menerima Roh dan berbahasa lidah. Tuhan Yesus Kristus telah menubuatkan bahwa Ia akan membaptis orang-orang percaya di dalam Roh Kudus mengikuti keselamatan mereka (Mat. 3:11; Mark. 1:8; Luk. 3:16; Yoh. 1:33; konf. Kis. 1:5; 11:17).

Baptisan Roh Kudus oleh Kristus adalah untuk pembuktian, penahbisan dan pengesahan ekklesiaNya kepada orang Yahudi, bahwa ekklesia adalh tempat kehadiran, penyembahan dan pelayanan baruNya, karena Ia memasukan bangsa Yahudi, samaria, Roma dan Yunani, seperti yang ditunjukan oleh contohyang disebutkan di depan. Vitamin rohani pemberian Roh Kudus kepada ekklesiaNya merupakan tinggalnya Roh Kudus secara permanen bersama orang-orang percaya dalam penggenapan janji-naji Perjanjian Baru atas PL, dan pembuktian secara umum kepada bangsa Yahudi atas tempat kehadiran Tuhan, penyembahan dan pelayanan yang baru, sebagai pengenapan atas nubuatan Baptisan Roh PB.

3. Pembangunan dengan Perjamuan Tuhan. Uraian tentang Perjamuaan Tuhan sebagai ringkasan berita injil (Mat. 26:26-29; Mrk. 14:22-25; Lukas 22:19-20; 1 Kor. 11:23 dst.). Penafsiran theologis Paulus mengenai Perjamuan Tuhan dipahami sebagai suatu peringatan Kristologis (yang berhubungan dengan Tuhan), suatu pengujian soteriologis (yang berhubungan dengan keselamatan) dan suatu pengharapan eskatologis (yang berhubungan dengan akhir zaman). Rancangan dan tujuan Tuhan mengenai PerjamuanNya adalah untuk membangun dan memperkuat orang-orang percaya di dalam jemaatNya. Otoritas pengajaran dan pelaksanaan alkitabiah mengenai Perjamuan Tuhan merupakan hal yang utama bagi sebuah jemaat sehat yang berkesinambungan.

4. Pemberian dengan Amanat Agung. Amanat Agung yang terkandung dalam Mat. 28:19-20 berbunyi, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Seperti yang diajarkan Kristus kepada murid-muridNya, yakni membaptis dan memerintahkan mereka untuk tetap melakukannya, Ia memerintahkan murid-muridNya untuk mengikuti teladanNya dan melaksanakan Amanat Agung sampai kepada “akhir zaman” (tes sunteleias tou aianos). Amanat Agung merupakan amanat untuk mendirikan siding jemaat local, berdasarkan Perjanjian Baru dan dibaptiskan. Kristus memiliki jemaat Perjanjian Baru yang dibaptis, dan Ia memerintahkan para pengikutNya untuk mengikuti teladanNya. Kemudian Amanat Agung ini ditindaklanjuti oleh para rasul dan para murid mula-mula yang taat kepada pesan Tuhan.

Ketaatan ini dinyatakan di dalam Kisah Para Rasul. Misalnya, Petrus menyampaikan khotbah kepada orang-orang Yahudi yang belum diselamatkan dan mereka yang percaya dibaptis dan ditambahkan ke dalam ekklesia yang telah dimulai oleh Kristus (Kis. 2:37-47). Setelah pertobatan Saul dari Tarsus, ia dibaptiskan di Damsik dan melayani di sana sampai ia berangkat ke Yerusalem (Kis. 9: 6; 18-26). Kornelius dan keluarganya menerima injil dan diselamatkan dan dibaptis di Kaisarea (10: 1 dst., khususnya ayat 44-47 dan 11: 14-17). Tiga perjalanan misi Paulus dipenuhi dengan contoh-contoh pemuridan, pembaptisan, dan perintah kepada bangsa non Yahudi untuk membentuk jemaat-jemaat non-Yahudi dimana ia menuliskan surat-suratnya kepada orang-orang Galatia, Tesalonika, Korintus, Filipi, Efesus, Kolose, dan anggota-anggotanya, seperti Filemon, Timotius dan Titus (KIs. 13:19). Amanat Agung membantu membangun suatu jemaat untuk kesejateraan mereka pada masa kini dan masa yang adan datang.

5. Pemberian Jabatan dalam Jemaat Lokal. Tuhan mengaruniakan 5 jawatan pelayan firman yaitu; Rasul, Nabi, Penginjil, Gembala dan Guru (Ef. 4:11). Kemudian ditambah jabatan Diaken untuk melayani meja membantu para pelayan firman guna kesejahteraan dalam jemaat lokal (Kis. 6:1-5; konf 1 Tim. 3: 8-13). Setiap jawatan harus dapat berfingsi dengan baik.

Tuhan menghendaki jemaat yang tetap berdiri di atas kebenaran dan eksis sampai Tuhan datang. Zaman ini fokus atau kepentingan Tuhan adalah kepada jemaat lokal, karena jemaat adalah tubuhNya yang berfungsi sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran (1 Tim. 3:15). Dengan demikian pemberitan injil yang menjadi sentral seluruh kebenaran Alkitab dapat dikumandangkan dan terpelihara sampai Tuhan datang. MARANATHA.

Salam,
Ev. Rian Basuki, S.Th
RINGKASAN KHOTBAH MINGGU, 02 SEPTEMBER 2012
GEREJA BAPTIS INDEPENDEN ALKITABIAH - SEMARANG

No comments:

Post a Comment