Pages

Friday, August 19, 2011

Berita Bulan JUNI 2011

CHRISTIANITY TODAY MENGHADAP DUA ARAH DALAM TOPIK ADAM
Ilah-ilah Hindu dapat menghadap ke banyak arah pada saat yang bersamaan; mereka dapat menjadi lelaki sekaligus perempuan; baik sekaligus jahat. Ini mengingatkan saya akan pendekatan Christianity Today terhadap doktrin. Ini murni adalah filosofi emerging church: sinkretistik, tidak memiliki kepastian, membenci dogmatisme. CT (Christianity Today) didirikan oleh Billy Graham pada tahun 1956 sebagai publikasi yang merefleksikan pemikiran Injili, dan proses kesesatannya adalah peringatan yang keras bagi para fundamentalis yang tergoda oleh “injili konservatif.” Christianity Today sangatlah konservatif pada tahun-tahun awalnya. Yang menghancurkan kepekaan rohani majalah ini adalah penolakan terhadap separatisme dan penerimaan terhadap asosiasi yang tidak baik. “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik” (1 Kor. 15:33). Kini CT berpikir bahwa adalah mungkin untuk percaya Alkitab sambil tidak mempercayai apa yang Alkitab ajarkan tentang Adam. Ada artikel pada bulan Juni 2011 yang berjudul “The Search for the Historical Adam” (Mencari Adam yang Historis) yang tanpa malu-malu membela “evolusi theistik,” yang adalah penyerahan diri murahan kepada Darwinisme. Secara khusus, CT sangat antusias dengan ahli genetika John Collins, “salah satu ilmuwan yang paling hebat yang mengidentifikasikan diri sebagai seorang Kristen injili,” yang “dengan kuat mempertahankan evolusi Darwinian sambil juga mempertahankan adanya seorang Pencipta.” Sudah dapat ditebak, CT juga mengutip superhero injili C. S. Lewis sebagai otoritas untuk menolak Adam yang ada dalam Alkitab. Lewis dengan sangat konyol percaya bahwa manusia timbul dari “bentuk binatang” dan pada suatu waktu Allah memasukkan ke dalam bentuk binatang itu kesadaran diri manusia. Demi dialog, CT juga secara singkat mengutip pandangan “konservatif” yang minoritas bahwa “jika Adam tidak benar-benar ada, seluruh argumen Paulus [dalam Roma 5] hancur berantakan.” Sungguh, ini bukan hanya suatu pandangan “konservatif,” ini adalah satu-satunya pandangan yang diajarkan oleh Alkitab: oleh Musa (Kej. 2:19-23; 3:8, 9, 17, 20, 21; 4:1, 25; 5:1-5; Ul. 32:8), oleh Tawarikh (1 Taw. 1:1), oleh Ayub (31:33), oleh Lukas (Luk. 3:38), oleh Paulus (Rom. 5:14; 1 Kor. 15:22, 45; 1 Tim. 2:13-14) dan oleh Yudas (14).

Jika Adam bukanlah orang yang sesungguhnya, silsilah Mesias dalam Alkitab adalah omong kosong dan Injil adalah suatu cerita dongeng. “Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli. . . anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah” (Luk. 3:23, 38). Jika Adam bukan manusia yang benar-benar ada, maka siapakah yang mati ketika Adam berdosa (Kej. 5:5)?

PEMIMPIN INJILI MENANDATANGANI PERNYATAAN BAHWA ALLAH ISLAM DAN ALLAH ALKITAB ADALAH SATU “ALLAH”
Pada saat ketika “Injili konservatif” John Piper bergandeng tangan dengan Rick Warren dalam pelayanan dan telah memproklamirkan bahwa dia secara theologis sehat, kami mau mengingatkan pembaca bahwa Warren telah menandatangani “A Christian Response to ‘A Common Word Between Us and You’” pada bulan November 2007. Dokumen ini mengatakan bahwa Muslim dan Kristen menyembah Allah yang sama dan mengklaim bahwa “masa depan dunia bergantung pada perdamaian antara Muslim dan Kristen.” Pernyataan itu berbunyi, “…kita harus terlibat dalam dialog antar-iman sebagai orang-orang yang mencari kebaikan orang yang lainnya, karena Allah yang satu tanpa henti mencari kebaikan kita” (http://www.yale.edu/faith/acw/acw.htm). Pernyataan ini ditandatangani oleh dua guru besar injili dalam hal pertumbuhan gereja, Rick Warren dan Bill Hybels. Dalam tindakan ini mereka disertai oleh ratusan penandatangan lainnya, termasuk Roma Katolik (misal “Bapa” Joseph Daoust, Presiden dari Jesuit School of Theology Berkeley) dan modernis-modernis theologis yang prominen dan para emergent (misal Harvey Cox dan Elizabeth Fiorenza dari Harvard Divinity School, Tony Jones dari Emergent Village, dan Brian McLaren), dan guru self-esteem Robert Schuller. “Injili” lain yang menandatangani dokumen yang tidak alkitabiah ini adalah Leith Anderson (Presiden dari National Association of Evangelicals), Robert Cooley (Presiden Emeritus, Gordon-Conwell Theological Seminary), Mike Edens (Associate Dean of Graduate Studies, New Orleans Baptist Theological Seminary), Timothy George (Beeson Divinity School di Samford University), Lynn Green (International Chairman of Youth With A Mission), Peter Kuzmic (Gordon-Conwell), David Neff (Editor Utama dari Christianity Today), Roy Oksnevad (Institute of Strategic Evangelism di Wheaton College), Richard Mouw (Presiden dari Fuller Theological Seminary), Dough Pennover (Dekan dari School of Intercultural Studies, Biola University), John Stott (Rektor Emeritus dari All Souls Church London), Michael Treneer (Presiden Internasional dari The Navigators), Berten Waggoner (Direktur Nasional dari Vineyard Churches), David Yonggi Cho (gembala sidang senior Yoido Full Gospel Church Seoul), dan Bruce Clemenger (Presiden dari The Evangelical Fellowship Canada).

PBB MENGELUARKAN RESOLUSI TENTANG HAK HOMOSEKSUAL YANG HISTORIS
Berdasarkan tuntutan dari Hillary Clinton dan Departemen Negara AS, Dewan Hak Asasi Manusia PBB telah mengeluarkan sebuah resolusi yang mendukung “hak yang sama bagi semua, tidak memandang orientasi seksual” (“U.N.,” CNN, 17 Juni 2011). Menteri luar negeri, Hillary Clinton “telah membuat hak homoseksual sebagai fokus utama agenda Departemen Negara, mengekspresikan pandangannya bahwa ‘hak gay adalah hak asasi manusia dan hak asasi manusia adalah hak gay.’” Oleh karena itu, Hillary adalah hamba perempuan yang cocok bagi Presiden Obama dan visinya untuk membudidayakan kerusakan moral. Suzanne Nossell, juru bicara Departemen Negara, mengatakan bahwa “ini adalah permulaan yang krusial bagi suatu pengakuan universal akan serangkaian hak-hak baru yang akan menjadi bagian dari sistem internasional.” Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah suatu institusi Antikristus yang berada di garis depan upaya untuk membangun suatu pemerintahan global dan satu agama dunia, dan ini adalah penggenapan nubuat Alkitab. Yesus menyamakan hari-hari terakhir dengan hari-hari Sodom dan Gomora (Luk. 17:26-30). Yohanes menubuatkan bahwa Babel akhir zaman akan menjadi “tempat bersembunyi semua roh najis” ( Wah. 18:2). Kita sedang menyaksikan penggenapan Mazmur 2 sambil dunia bersatu “melawan TUHAN dan yang diurapi-Nya: “Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari pada kita!”" (ay. 1-3). Ini merujuk kepada penolakan keseluruhan hukum-hukum Allah yang suci dan berkembangnya relativisme moral.

WESTBORO BENAR MENGENAI KALVINISME TETAPI SALAH MENGENAI ALLAH
Westboro Baptist Church di Topeka, Kansas, memagari Mars Hill Church di Seattle Minggu yang lalu untuk memprotes Injil yang diberitakan di situ bahwa “Allah mengasihi semua orang dan Yesus mati bagi dosa seluruh umat manusia” (“Westboro to Picket at Mars Hill Megachurch,” Christian Post, 17 Juni 2011). Website Westboro mengatakan, “Allah tidak mengasihi semua orang – kenyataannya, Dia membenci kebanyakan umat manusia, dan telah berketetapan untuk mengirim mereka ke neraka ketika mereka mati.” Gembala sidang senior di Mars Hill, Mark Driscoll, seorang Kalvinis, menjawab, “Secara doktrinal, mereka adalah Kalvinis yang ekstrim lima poin, atau apa yang saya sering sebut sebagai Kalvinis Gila. …Jadi, mereka percaya bahwa semua referensi akan kasih Allah dalam Alkitab adalah tertuju kepada orang Kristen pilihan Allah dan tidak dapat diaplikasikan dalam cara lain apapun kepada orang-orang di luar pilihan.” Dalam pengalaman saya, kebanyakan Kalvinis suka untuk merasa bahwa diri mereka termasuk bagian yang non-ekstrim atau non-hiper dari Kalvinisme, dan memang ada perbedaan-perbedaan besar antara berbagai tipe Kalvinisme, tetapi isu yang mendasar adalah kedaulatan ilahi. [Dalam Kalvinisme, Allah dianggap berdaulat jika Ia menentukan segala sesuatu, termasuk segala tindakan manusia]. Jika Allah telah “secara berdaulat” menentukan siapa yang akan diselamatkan, tanpa melihat sama sekali apakah orang itu percaya Kristus atau tidak, dan jika Ia lalu secara berdaulat menarik dan menyelamatkan orang-orang pilihan – jika seseorang menjadi percaya hanya karena ia adalah orang pilihan – maka tidak ada kemungkinan keselamatan bagi mereka yang bukan orang pilihan. Dalam sistem doktrin seperti ini, seseorang bisa mengatakan bahwa dalam teori Allah tetap mengasihi semua orang, tetapi dalam prakteknya Ia telah menentukan untuk menyelamatkan hanya sebagian dan yang sisanya sudah pasti binasa, dan tidak ada satu hal pun yang dapat dilakukan oleh siapa pun untuk mengubah takdirnya yang sudah ditentukan itu. Seperti yang ditanya dengan begitu baik oleh Dave Hunt dalam bukunya, “Kasih seperti apa itu?” Westboro Baptist Church adalah sebuah jemaat kecil yang sangat konyol yang terdiri kebanyakan oleh anggota keluarga gembalanya, Fred Phelps. Mereka pergi ke sana ke mari mencari sensasi dan memberitakan pesan mereka akan kebencian Allah terhadap umat manusia, tetapi mereka salah total mengenai Allah, sebagaimana yang dikatakan oleh Rasul Yohanes: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:16), dan lagi ” Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih” (1 Yoh. 4:8). Yesus memerintahkan kita untuk memberitakan Injil kepada segala makhluk, dan pesan Westboro bukanlah Injil (Kabar Baik) sama sekali. Mereka sedemikian salah mengenai Allah. Tetapi sepertinya mereka benar mengenai Kalvinisme. Jika pemilihan tak bersyarat versi Kalvinis itu benar, meka sepertinya dilihat dari segi manapun, Allah memang tidak mau menyelamatkan yang bukan pilihan, dan dengan demikian membenci mereka. Ini tentunya bukan berarti Allah benar-benar membenci orang-orang non-pilihan, tetapi bahwa sistem theologi Kalvinis sedemikian kacau dan telah melenceng sedemikian jauh dalam upaya mereka mensistematiskan segala sesuatu ke bawah asumsi-asumsi mereka. Saya pernah bertanya kepada seorang Kalvinis yang terkenal, seseorang yang saya anggap sahabat dan yang sangat saya hormati, pertanyaan berikut: “Apakah kamu percaya, bahwa siapa saja dapat diselamatkan hari ini?” Dia menolak untuk memberikan jawaban yang pasti, karena ia menganggap diri Kalvinis yang “non-hiper” yang percaya bahwa Allah mengasihi semua manusia. Dalam pikiran saya, dan menurut pemahaman saya akan Alkitab, tidak ada pengajaran yang lebih jelas dalam Firman Tuhan selain bahwa siapa saja dapat diselamatkan yang mau mendengar dan percaya Injil, dan bahwa siapa saja DAPAT percaya Injil, bukan hanya orang pilihan. Jadi, jika saya tidak dapat menjawab dengan kata “Ya” yang pasti terhadap pertanyaan di atas, pasti ada yang salah dengan theologi saya.

TREND DANSA EKUMENIKAL
Dansa “kebangkitan” adalah trend baru yang sedang melanda dunia. Dansa ini diciptakan oleh UpToFaith, sebuah pelayanan di Hungaria yang melakoni Dansa Kebangkitan yang pertama di Heroes Square di Budapest pada Hari Minggu Paskah 2010. UpToFaith digambarkan sebagai “sekelompok artis yang tujuannya adalah untuk melihat dan membuat terlihat hal yang tidak kelihatan dalam keterlihatan, kekekalan dalam waktu, dan hati manusia.” Semuanya abu-abu secara doktrinal, sehingga memungkinkan ekumenisme yang luas. Musiknya memiliki “beat yang memacu dengan elemen-elemen techno dan rap” dan liriknya hampir tidak memiliki arti. Perhatikan bagian reff dari Up to Faith Dance: “When it’s up to faith, be the difference/ It’s not up to fate, go the distance/ Once upon a time, write the story/ People up to faith, hearts restoring/ What’s the word today, who will lead us/ Living Word today, only Jesus/ Coming back to home, tears to laughter/ Happy ending found here and after.” Apa arti lagu ini? Apapun juga yang anda inginkan. Roma Katolik, Protestan, Baptis, bahkan orang New Age dapat menemukan arti masing-masing dalam kata-kata tersebut. UpToFaith mendistribusikan video pelatihan untuk mengajarkan koreografi dansa tersebut. Dansa ekumenis ini sudah diulangi di banyak tempat tahun ini, termasuk Gereja Saddleback-nya Rick Warren. Second Baptist Church di Houston menggelar dansa ini di gedung Discovery Green di pusta kota. Dansa ini dijadwalkan akan digelar pada bulan November di Richmond, Virginia, oleh Baptist General Association of Virginia. Paige Peak, asisten direktur eksekutif untuk Virginia Baptist Mission Board, mengatakan, “Baptis di Virginia akan datang bersama dalam persatuan dan koopersai melalui sebuah dansa perayaan” (“In November, Baptists in Virginia Will Be Dancing,” Associated Baptist Press, 31 Mei 2011). Dansa-dansa ini tidak menyerukan pesan Injil yang jelas, mereka menyerukan pesan kesesatan akhir zaman. Semuanya adalah mengenai harga diri-ku dan kebebasan untuk mengikuti hati-ku. Ini adalah mengenai membangun gereja dunia yang esa. Ini adalah mengenai meniru jalan dunia berlawanan dengan Roma 12:2. Ini adalah 2 Timotius 4:3-4 dengan latar belakang musik rock. “Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.”

ORGANISASI KRISTEN PRO-KEHIDUPAN YANG TERBESAR DI INGGRIS MEMPROMOSIKAN ALLAH YANG TIDAK MENGHAKIMI
CARE (Christian Action, Research and Education), organisasi pro-kehidupan (anti-aborsi) yang terbesar di Inggris, menyerukan Allah yang tidak menghakimi, yang adalah berhalanya gerakan ekumene. Melalui jaringan mereka yang terdiri dari 162 pusat konseling kehamilan krisis, website mereka, dan juga literatur mereka, CARE memiliki pengaruh yang besar. Di satu sisi mereka mengklaim “mempertahankan kehormatan dan kekudusan hidup manusia,” tetapi pendekatan konselingnya yang tidak menghakimi melemahkan tujuan ini. Karena telah menyerah kepada filosofi psikologi konseling, CARE menginstruksikan wanita untuk menanyakan “perasaan” mereka tentang apa yang benar dan yang salah. Pamflet organisasi tersebut yang berjudul Making a Decision memakai kata “merasa” atau “perasaan” sebanyak 23 kali. Wanita yang membuat keputusan apakah mau “mengakhiri” kehamilan atau tidak disuruh untuk menetapkan “nilai-nilai pribadimu” dan memutuskan apakah keputusan tertentu manapun adalah “benar atau salah dalam pandanganmu.” CARE mendukung “pilihan yang dibuat dengan informasi” mengenai apakah mau mempertahankan anak tersebut, menyerahkannya untuk adopsi, atau mengaborsi, tetapi mereka tidak menyatakan Firman Allah bahwa aborsi adalah dosa pembunuhan. Kesalahan CARE yang mendasar adalah pandangan tentang Allah yang salah. CARE mengatakan, “Kasih Allah adalah penuh belas kasih, tidak menghakimi dan tidak menghukum” (Called to Care). Dr. E.S. Williams dengan tepat memperingatkan: “Efek dari konseling yang tidak menghakimi adalah menciptakan impresi dalam pikiran seorang wanita bahwa tindakan aborsinya tidak akan dihakimi, tetapi ini adalah nasihat yang sungguh jahanam, karena Allah membenci tindakan yang sedang dipertimbangkan itu. …Berdasarkan pandangan tentang Allah yang palsu ini, konselor yang ‘penuh belas kasih’ dapat menawarkan sang wanita baik untuk aborsi sekaligus juga ‘pengampunan.’” (What Is Going on in Christian Crisis Pregnancy Counselling? Hal. 61). Allah yang benar dan hidup memang penuh belas kasih melewati batas pemahaman, karena Ia telah mengutus AnakNya untuk menderita menggantikan orang berdosa, tetapi Ia juga pemberi hukum yang kudus kudus kudus, dan hakim atas dosa. Ia telah menyediakan keselamatan penuh dari dosa, tetapi hal ini tidak otomatis berlaku pada seseorang. Ia menuntut pertobatan. Kasih karunia Allah mengajar orang berdosa untuk “pergi dan jangan berdosa lagi. “Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu” (Ibr. 10:26). Allahnya CARE sama dengan allah The Shack. “Kasih tak bersyarat” ilah ini tidak memiliki aturan, tidak membuat orang merasa bersalah atas tindakan mereka; dan tidak pernah mengirim siapapun ke neraka yang berapi-api. Inilah berhala kesesatan akhir zaman dan inilah ilah yang ditemukan seseorang melalui gerakan ekumene. Lagu kebangsaan ilah ini dinyanyikan dengan musik Christian rock.

ALKITAB “HIJAU” YANG PRO-HOMOSEKSUAL
Alkitab versi The Message, yang diterbitkan oleh Eugene Peterson, sangatlah populer dan berpengaruh. Rick Warren sering sekali mengutip Alkitab ini, lima kali dalam pasal pertama The Purpose Driven Life saja. “The Message” telah direkomendasikan antara lain oleh orang-orang seperti Warren Wiersbe, J.I. Packer, Jerry Jenkins, Joyce Meyer, Stuart dan Jill Briscoe, Vernon Grounds, Bill Hybels, Leighton Ford, Billy Graham, Joni Earckson Tada, Chuck Swindoll, Bill Gaither, John Maxwell, Gordon Fee, Gordon MacDonalds, dan Max Lucado. Namun demikian, ini adalah versi “Alkitab” yang paling aneh dan korup dari semua yang pernah saya lihat. Ia memiliki semacam atmosfir New Age (mungkin karena interaksi Peterson yang mendalam dengan mistikisme kontemplatif Katolik), dan bahkan memakai terminologi okultik seperti “sebagaimana di atas, demikianlah di bawah.” Versi ini juga aneh sekali sangat berkiblat kepada environmentalisme. Dalam Roma 15:13, The Message berbunyi, “Semoga Allah yang hijau memenuhimu dengan sukacita,” dan dalam 1 Korinuts 6:9-10 mengatakan bahwa barangsiapa yang “menggunakan dan menyalahgunakan bumi dan segala sesuatu di dalamnya, tidak berhak masuk ke dalam kerajaan Allah.” The Message juga pro-homoseksual, dan mendukung konsep mereka yang mengatakan bahwa homoseksualitas adalah suatu kondisi alami yang dapat Allah berkati, bukan suatu dosa yang memerlukan pertobatan. Semua perikop yang mengutuk homoseksualitas diubah dalam The Message. Sebagai contoh, 1 Korintus 6:9-11, dalam Alkitab Indonesia Terjemahan Baru: “banci, orang pemburit . . . tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah,” [Editor: pemburit adalah istilah untuk "homoseksual," berasal dari kata "burit" yang artinya "dubur atau pantat"] diubah menjadi kalimat yang tidak jelas: “mereka yang saling menyalahgunakan, menyalahgunakan seks..” Dalam 1 Timotius 1:10, “bagi orang cabul dan pemburit . . .” diubah menjadi “orang yang tidak bertanggungjawab, yang melawan otoritas, bertindak kasar terhadap Allah, kehidupan, seks, kebenaran, dan apapun juga.” Roma 1:26-27 diubah menjadi “bingung identitas seksual, mereka menyalahgunakan dan menajiskan satu sama lain, wanita dengan wanita, laki-laki dengan laki-laki – hanya hawa nafsu tanpa kasih.” Ini cocok dengan pemikiran humanistik bahwa selama para homoseksual “mengasihi” satu sama lain, semuanya baik-baik saja. Seorang saudara membuat pengamatan yang cermat bahwa “The Message adalah pendahulu dari apa yang ujung-ujungnya akan menjadi Alkitab yang tanpa Kristus dan tanpa menyinggung dosa.” Hati-hatilah akan The Message dan dunia Injili yang sedemikian korup sehingga menyenangi versi ini!

SEMINARI FULLER MEMPELAJARI THEOLOGI ZOMBIE
Divisi Fuller Theological Seminary di Texas, dijadwalkan akan mendiskusikan Theologi Zombie pada tanggal 13 Juni. Diskusi ini akan dipimpin oleh John McAteer, yang memiliki Ph.D dalam filosofi dari Universitas California Riverside dan MA dalam Philosophy of Religion dari Biola, “di mana dia mendapatkan pendidikan yang ketat dalam analisis kontemporer terhadap metafisika dan epistemologi.” Pendidikan seperti ini adalah resep menuju kekandasan rohani. Ia “mempelajari apa yang membuat hidup ini berarti: kasih, etika, agama, dan hubungan antara hal-hal yang bernilai ini” dan “menikmati makanan enak dan restoran bagus, bermimpi tentang menjadi seorang imam Episkopal dan/atau memulai suatu gereja emerging, dan menonton film dan TV” (www.fuller.edu). Dialog Theologi Zombie akan mencoba untuk menjawab pertanyaan, “Apa yang dapat kita pelajari dari zombie tentang tubuh, jiwa, dan kehidupan setelah kematian?” Diskusi Theologi Zombie adalah bagian dari “Fuller Conversations,” yang mencoba untuk “mengeksplorasi bagaimana iman pada Allahnya Yesus Kristus berhubungan dengan bagaimana manusia dapat berkembang dalam setiap lingkup kehidupan.” Fuller Seminary adalah contoh dari hati dan jiwa gereja emerging. Ia bersifat eklektik dan sinkretistik, dan hampir segala sesuatu ditoleransi kecuali iman kepada Alkitab sebagai Firman Allah yang tiada salah. Yesus Kristus dan para rasul memberitakan kebenaran, tetapi dialog-dialog Fuller menghasilkan pertanyaan dan keraguan. Gereja emerging mempelajari film-film Hollywood yang kotor, bukan untuk mengritik mereka secara alkitabiah dan menolak mereka dengan suatu finalitas, tetapi karena mereka mencintai dunia dan merasa nyaman dengan dunia. “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya” (1 Yoh 2:15-17).

GEREJA EPISKOPAL MENYERAH KEPADA PAUS
Gereja Episkopal St. Luke di Bladensburg, Maryland, kini bergabung dengan Gereja Katolik di bawah peraturan baru Vatikan yang sengaja dibuat untuk memancing para Protestan yang merasa kurang puas (“Episcopal Church in Bladensburg to Convert,” The Washington Post, 6 Juni 2011). Peraturan-peraturan baru tersebut, yang diciptakan tahun 2009 oleh Paus Benediktus, mengizinkan gereja-gereja Anglikan (Episkopal adalah Anglican di Amerika) untuk mempertahankan sebagian ritual dan tradisi mereka, termasuk imam-imam yang menikah. Anggota-anggota gereja di St. Luke mengatakan, “mereka sedang memuaskan kerinduan mereka akan otoritas agama yang jelas” dengan cara menyerahkan diri ke bawah otoritas kepausan. Mereka mengatakan bahwa sungguh senang sedang membalikkan Reformasi Protestan. Gembala sidang Mark Lewis mengatakan bahwa dia telah “memesan sebuah patung Maria yang besar dan berencana akan mengajarkan lebih banyak lagi tentang doa rosario.” Walaupun Gereja Roma Katolik telah dilemahkan selama setengah abad terakhir – melalui skandal moral, hilangnya sejumlah besar imam, dan negara-negara barat yang semakin sekuler – pengaruhnya tetap sangat besar. Banyak denominasi Protestan sudah tidak lagi memiliki “protes” apa-apa; semangat pro-Roma kini membanjiri dunia Injili, sementara gerakan Kharismatik, musik Kristen kontemporer dan gerakan doa kontemplatif, semuanya menjadi jembatan menuju Roma.
Editor: Denominasi-denominasi Protestan keluar dari Roma tetapi keluar kepalang tanggung, masih banyak meminjam sistem Roma, seperti sinode, “pendeta” sebagai imam, “perjamuan kudus,” baptisan bayi, dll. Tidak heran bahwa kini mereka kembali ke Roma. Puji syukur bahwa sejak dulu, ada gereja-gereja yang tidak pernah menjadi bagian dari Roma, seperti kaum Waldenses, Paulician, Anabaptis, dan yang di zaman sekarang ini adalah kaum Baptis.

IMAM MUSLIM MAU MELARANG PERIKOP ALKITAB TERTENTU
Berikut ini disadur dari “Pakistani Muslim Clerics,” CNSNews.com, 1 Juni 2011: “Sekelompok imam yang radikal di Pakistan, ingin agar Mahkamah Agung negara tersebut mendeklarasikan perikop-perikop tertentu dalam Alkitab sebagai penghujatan – karena perikop-perikop ini menggambarkan dosa tokoh-tokoh Alkitab tertentu yang dianggap nabi Islam oleh orang-orang Muslim. Jika pengadilan tidak melakukan hal ini, mereka katakan, maka para pengacara mereka akan mengajukan agar Alkitab dilarang di Pakistan….pemimpin inisiatif ini, Abdul Rauf Farooqi, dan imam-imam lain dalam kampanye ini, ingin agar pengadilan tertinggi di Pakistan mendeklarasikan perikop-perikop Alkitab tertentu sebagai penghujatan. …pernyataan-pernyataan Alkitab bahwa Yesus adalah Allah, bahwa Dia mati dan bangkit dari antara orang mati, bahwa keselamatan hanyalah melalui namaNya, semuanya bertentangan dengan pengajaran Islam. Pernyataan-pertanyaan ini, bisa saja dilihat oleh orang Muslim sebagai menghujat – baik itu terhadap Qur’an, dan secara tidak langsung terhadap Muhammad, yang orang Islam percayai menerima wahyu tanpa salah dari Allah. Hukum penghujatan di Pakistan memiliki pasal (295-C) yang mengancamkan penjara seumur hidup atau hukuman mati bagi yang menjelekkan nama Muhammad, ‘dengan kata-kata, baik lisan maupun tulisan, atau melalui representasi visual atau imputasi apapun, sindiran, baik langsung maupun tidak langsung.’ …Pada tahun 2006, seorang analis dan penulis Pakistan yang terkenal, Khaled Ahmed, memperingatkan bahwa para radikal bisa saja menargetkan Alkitab melalui isu penghujatan…..Partai JUI-S-nya Farooqi, pecahan dari partai agamawi lainnya, JUI, berhubungan dekat dengan organisasi-organisasi jihad termasuk Taliban. Pendirinya, Sami-ul-Haq, mengepalai sebuah madrassah yang mendidik tokoh-tokoh Taliban penting, termasuk Mullah Omar.”

HAWKING MENGATAKAN TIDAK ADA SURGA
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, fisikawan teoritis yang terkenal seluruh dunia, Stephen Hawking, mengklaim bahwa tidak ada surga. Dia mengibaratkan otak adalah seperti sebuah komputer yang berhenti bekerja ketika komponen-komponennya gagal. “Tidak ada surga atau kehidupan setelah mati bagi komputer-komputer yang rusak; itu adalah cerita dongeng bagi orang-orang yang takut kegelapan” (“Stephen Hawking: ‘There Is No Heaven,’” The Guardian, 15 Mei 2011). Dia mengatakan bahwa surga adalah cerita dongeng, namun dia sendiri percaya adanya alien. Dalam bukunya pada tahun 2010, The Grand Design, Hawking mengatakan bahwa “tidak perlu Allah…untuk memulai alam semesta.” Dalam sebuah wawancara tahun 1998 dengan Der Speigel, dia mengklaim telah mendemonstrasikan bahwa “asal muasal alam semesta dapat saja ditentukan oleh hukum-hukum ilmu pengetahuan” dan bahwa ini membuktikan “bahwa Allah tidak diperlukan.” Ilmu pengetahuan sama sekali tidak membuktikan hal semacam ini. Ilmu pengetahuan tidak pernah membuktikan bahwa alam semesta berasal dari kehampaan, bahwa persamaan-persamaan dasar dalam fisika, dan hukum-hukum alam yang sedemikian tepat baik di bumi maupun di luar bumi, bisa terjadi begitu saja, bahwa kehidupan datang dari benda mati, atau bahwa manusia berasal dari amuba. Ini bukan ilmu pengetahuan, tetapi fiksi “ilmiah.” Segala sesuatu terjadi karena kebetulan, Hawking memberitahu The Guardian, tetapi dia juga mengklaim bahwa ada tujuan dalam kehidupan dan bahwa “kita perlu mencari nilai tertinggi dalam tindakan-tindakan kita.” Mengapa harus mencari nilai? Apa itu nilai? Mengapakah tindakan kita berarti? Ilmu pengetahuan tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu atau pertanyaan-pertanyaan kehidupan penting lainnya. Ilmuwan perlu fokus kepada ilmu pengetahuan sejati, yaitu meneliti dunia ini, bukan berspekulasi tentang metafisika. Tidak ada satupun fakta ilmiah yang bertentangan dengan satu pun pengajaran Alkitab.

HUKUM SHARIA
Karakteristik-karakteristik hukum Sharia Islam berikut ini disadur dari sebuah daftar oleh Nonie Darwish, penulis dari Cruel and Unusual Punishment: The Terrifying Global Implications of Islamic Law. Baru-baru ini seorang wanita muda secara brutal dicambuk sampai mati di bawah hukum Shariah karena dia diperkosa. Lihat keseluruhan 34 poin di http://frontpagemag.com/2010/08/27/sharia-for-dummies/print. 1- Seorang Muslim yang meninggalkan Islam harus dibunuh segera. 2 – Seorang Muslim akan diampuni jika membunuh: seorang yang murtad, seorang pezinah, seorang perampok. Keadilan jalanan dan pembunuhan demi kehormatan (honor killing) dapat diterima. 3 – Seorang Muslim tidak akan dijatuhi hukuman mati jika ia membunuh seorang non-Muslim, tetapi akan dijatuhi hukuman mati jika membunuh seorang Muslim. 4 – Non-Muslim tidak sama rata dengan Muslim di bawah hukum ini. Mereka harus taat kepada hukum Islam jika mereka mau aman. Mereka dilarang untuk menikahi wanita Muslim, mempertontonkan anggur atau daging babi secara umum, mengutip Kitab Suci mereka atau secara terbuka merayakan hari besar atau pemakaman keagamaan mereka. Mereka dilarang untuk membangun gereja baru atau membangun gereja yang lebih tinggi daripada mesjid. Mereka tidak boleh masuk sebuah mesjid tanpa izin. Seorang non-Muslim tidak lagi mendapat perlindungan jika ia memimpin seorang Muslim keluar dari Islam. 5 – Seorang non-Muslim tidak dapat memerintah – bahkan atas minoritas yang non-Muslim. 6 – Tidak ada batasan umur bagi anak-anak perempuan untuk menikah. Kontrak pernikahan dapat dilakukan kapan saja setelah sang perempuan lahir dan dapat masuk ke dalam hubungan suami istri pada umur delapan atau sembilan. 7 – Seorang lelaki memiliki hak untuk mengambil hingga empat istri dan tidak ada satu pun yang memiliki hak untuk menceraikan dia – bahkan jika dia melakukan poligami tersebut. 8 – Kesaksian seorang wanita di pengadilan memiliki setengah nilai kesaksian seorang lelaki. 9 – Untuk membuktikan pemerkosaan, seorang wanita harus memiliki empat saksi lelaki. 10 – Seorang wanita Muslim harus menutupi setiap inci tubuhnya, yang dianggap “Aurat,” organ seksual. 11 – Seorang Muslim harus berbohong jika tujuannya diharuskan. Ini berarti bahwa demi menaati perintah-perintah Islam, seperti Jihad, seorang Muslim diharuskan untuk berbohong dan tidak perlu merasakan perasaan malu atau bersalah berkaitan dengan bohong ini.

Editor: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary (www.graphe-ministry.org)
(Didistribusikan dengan gratis, dengan mencantumkan informasi sumber di atas)
Untuk berlangganan, pilih opsi “Join Group” di: http://groups.yahoo.com/group/gits_buletin/ dan ikuti petunjuk selanjutnya di layar komputer

No comments:

Post a Comment