Bayangkan betapa menderitanya seekor sapi, yang menarik gerobak sarat dengan muatan. Badannya kurus tanda kurang diberi makan, masih lagi dihajar dengan cambuk oleh tuannya yg kejam. Dengan sekuat tenaga sapi itu menarik keluar gerobak yg terperosok kedalam kubangan di jalan itu, tapi sia sia. Lalu datang seorang pria yg berbelas kasihan melihat penderitaan hewan itu, membantu mendorong gerobak itu sehingga boleh keluar dari kubangan...
Begitulah ilustrasi kita manusia, menanggung beban hidup di dunia ini, karena hidup ini tak luput dari masalah, dan masalah itu kian bertambah seakan berpacu dengan bergulirnya waktu. Beban hidup kita semakin bertambah seiring detik jarum jam. Sebutlah, TDL PLN naik, subsidi BBM dicabut, harga bahan pokok di pasar meroket, biaya pendidikan anak tak terkendali, musibah terjadi dimana mana, ancaman teroris masih menghantui, kejahatan meningkat, dan masih banyak lagi. Hidup kita menjadi letih dan lesu nyaris putus asa. Di tengah kesulitan hidup yg memuncak ini, suara Yesus terdengar berkata: "Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang kupasang dan belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang enak, dan beban-Kupun ringan" (Matius 11:28-30)
Oh…betapa manis dan lembut suara itu, bagaikan embun di padang gurun jika kita mau menanggapinya dengan iman. Perkataan ini bukan sekedar hiburan ataupun penyejuk ketika kita kepanasan dan dahaga, melainkan suatu kekuatan ekstra yang dapat memampukan kita keluar dari lumpur masalah, seperti halnya sapi penarik gerobak yang kepayahan itu. Kita semua tanpa terkecuali adalah manusia manusia yang letih lesu di kolongan langit ini, dan semuanya pasti mendambakan kelegaan.
Beban hidup di dunia ini bukan saja masalah peliknya ekonomi, sebab orang yang berkelimpahan hartapun, tetap memikul beban hidup karena terbelit masalah. Sebab harta dunia ini, sama sekali tidak mampu memberikan kelegaan dalam hati manusia. Malahan sebaliknya harta cenderung merupakan faktor utama pendorong manusia terperosok ke dalam penderitaan. Lihat saja mereka yang mencintai uang. Demi untuk harta, manusia rela menjadi hamba dari yang dicintainya yaitu uang, lalu diperbudak oleh uang sehingga tak pernah merasakan kelegaan dalam hati. Sebab itu Firman Tuhan memperingatkan setiap orang beriman "Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu, Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali kali tidak akan membiarkan engkau dan aku sekali kali tidak akan meninggalkan engkau" (Ibrani 13: 5)
Janji ini adalah jaminan, bagi orang yg tidak menjadi hamba uang dan merasa cukup dengan apa yang ada, sesuai Firman Tuhan. Kalau Allah tidak akan membiarkan kita, apa yang perlu kita risaukan dalam hidup ini, karena Dia adalah sumber segalanya dari kehidupan ini termasuk segala kebutuhan tubuh, jiwa dan roh kita. Lebih lebih lagi Dia berjanji sekali kali tidak akan meninggalkan kita. Ancaman apa yang perlu kita kuatirkan di dunia ini. Sebaliknya orang yang menjadi hamba uang, jelas tidak akan dipedulikan Allah, bahkan dijauhi Allah. Mereka akan terancam dengan segala masalah yang datang dari kuasa kuasa kegelapan, sehingga mereka tidak akan memiliki kelegaan dalam hidupnya.
Lihatlah realita kehidupan kita sehari hari. Orang orang yang bertuankan mamon, yaitu para hamba uang yang tak lain adalah para koruptor, nasib mereka berarkhir sengsara dalam penjara. Benarlah kata Firman Tuhan " Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai bagai duka" (1 Timotius 6:10) Di antara mereka ada orang beriman bahkan pelayan gereja, tetapi mereka menyimpang dari iman gara gara godaan mamon.
Karena itu, biarlah kita bersyukur pada apa yang ada. Apabila beban berat kehidupan ini terasa berat menghimpit kita, janganlah mendengar bisikan si raja mamon yg minta kita menyembahnya. Kiat untuk mengatasi beban hidup yang berat, dengarlah suara Yesus yang manis dan lembut. Dia siap memberikan kelegaan kepada kita, karena kuk yang Dia pasang enak dan ringan bebanNya, sambil belajar dari Dia kunci rahasia kehidupan berbahagia yaitu lemah lembut dan rendah hati. *** by Phill.M.Sulu 22 Juli 2010.
Begitulah ilustrasi kita manusia, menanggung beban hidup di dunia ini, karena hidup ini tak luput dari masalah, dan masalah itu kian bertambah seakan berpacu dengan bergulirnya waktu. Beban hidup kita semakin bertambah seiring detik jarum jam. Sebutlah, TDL PLN naik, subsidi BBM dicabut, harga bahan pokok di pasar meroket, biaya pendidikan anak tak terkendali, musibah terjadi dimana mana, ancaman teroris masih menghantui, kejahatan meningkat, dan masih banyak lagi. Hidup kita menjadi letih dan lesu nyaris putus asa. Di tengah kesulitan hidup yg memuncak ini, suara Yesus terdengar berkata: "Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang kupasang dan belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang enak, dan beban-Kupun ringan" (Matius 11:28-30)
Oh…betapa manis dan lembut suara itu, bagaikan embun di padang gurun jika kita mau menanggapinya dengan iman. Perkataan ini bukan sekedar hiburan ataupun penyejuk ketika kita kepanasan dan dahaga, melainkan suatu kekuatan ekstra yang dapat memampukan kita keluar dari lumpur masalah, seperti halnya sapi penarik gerobak yang kepayahan itu. Kita semua tanpa terkecuali adalah manusia manusia yang letih lesu di kolongan langit ini, dan semuanya pasti mendambakan kelegaan.
Beban hidup di dunia ini bukan saja masalah peliknya ekonomi, sebab orang yang berkelimpahan hartapun, tetap memikul beban hidup karena terbelit masalah. Sebab harta dunia ini, sama sekali tidak mampu memberikan kelegaan dalam hati manusia. Malahan sebaliknya harta cenderung merupakan faktor utama pendorong manusia terperosok ke dalam penderitaan. Lihat saja mereka yang mencintai uang. Demi untuk harta, manusia rela menjadi hamba dari yang dicintainya yaitu uang, lalu diperbudak oleh uang sehingga tak pernah merasakan kelegaan dalam hati. Sebab itu Firman Tuhan memperingatkan setiap orang beriman "Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu, Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali kali tidak akan membiarkan engkau dan aku sekali kali tidak akan meninggalkan engkau" (Ibrani 13: 5)
Janji ini adalah jaminan, bagi orang yg tidak menjadi hamba uang dan merasa cukup dengan apa yang ada, sesuai Firman Tuhan. Kalau Allah tidak akan membiarkan kita, apa yang perlu kita risaukan dalam hidup ini, karena Dia adalah sumber segalanya dari kehidupan ini termasuk segala kebutuhan tubuh, jiwa dan roh kita. Lebih lebih lagi Dia berjanji sekali kali tidak akan meninggalkan kita. Ancaman apa yang perlu kita kuatirkan di dunia ini. Sebaliknya orang yang menjadi hamba uang, jelas tidak akan dipedulikan Allah, bahkan dijauhi Allah. Mereka akan terancam dengan segala masalah yang datang dari kuasa kuasa kegelapan, sehingga mereka tidak akan memiliki kelegaan dalam hidupnya.
Lihatlah realita kehidupan kita sehari hari. Orang orang yang bertuankan mamon, yaitu para hamba uang yang tak lain adalah para koruptor, nasib mereka berarkhir sengsara dalam penjara. Benarlah kata Firman Tuhan " Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai bagai duka" (1 Timotius 6:10) Di antara mereka ada orang beriman bahkan pelayan gereja, tetapi mereka menyimpang dari iman gara gara godaan mamon.
Karena itu, biarlah kita bersyukur pada apa yang ada. Apabila beban berat kehidupan ini terasa berat menghimpit kita, janganlah mendengar bisikan si raja mamon yg minta kita menyembahnya. Kiat untuk mengatasi beban hidup yang berat, dengarlah suara Yesus yang manis dan lembut. Dia siap memberikan kelegaan kepada kita, karena kuk yang Dia pasang enak dan ringan bebanNya, sambil belajar dari Dia kunci rahasia kehidupan berbahagia yaitu lemah lembut dan rendah hati. *** by Phill.M.Sulu 22 Juli 2010.
No comments:
Post a Comment