Pages

Friday, July 10, 2009

Tren Mencari Yesus di Dunia Maya

Sekitar dua juta orang mencari Tuhan setiap hari ”tapi bukan di gereja, melainkan di sebuah mesin pencari dot com.

Dan jumlahnya sangat mengejutkan! ujar Mark Weimer, yang menyebut dirinya sebagai penginjil teknologi lantaran menggunakan medium internet sebagai sarana pelayanan.

Weimer sendiri adalah CEO dari Global Media Outreach ”layanan internet dari Campus Crusade for Christ International (CCCI)” yang telah memfasilitasi 91 situs dalam 11 bahasa untuk memberitakan Kabar Baik.

Weimer, yang sebelumnya bergelut di industri IT Silicon Valley-nya, bersikeras bahwa pihaknya tidak berupaya menjebak para penghuni dunia maya ”untuk masuk ke ranah Kristen” melalui pelbagai situs tersebut.

Kami selalu berterus terang bahwa kami menyampaikan pesan Kristus!”� tegas Weimer sebagaimana diberitakan ABC News. “Kami tidak ingin menipu siapa pun,”� tukasnya seraya menambahkan bahwa diperkirakan 1 dari 1000 pengguna internet mencari informasi mengenai Tuhan. Tahun lalu, situs Global Outreach telah disambangi sekitar 3 juta pengunjung.

Sehari-hari, situs Kristen seperti Jesus2020 didatangi oleh 150.000 pengunjung, dan sekitar 25.000 di antaranya telah menekan tombol yang menandakan bahwa mereka ingin mempelajari kekristenan lebih lanjut.

Menurut Weimer, para pengunjung dunia maya ini rata-rata mengajukan pertanyaan yang kerap mengejutkan seperti : “Kini setelah aku menerima Yesus Kristus, apa yang harus kulakukan selanjutnya? Apakah aku harus menjadi sempurna sekarang? Bagaimana aku harus berdoa?”�

Michelle Diedrich, communication director dari Global Media, mengatakan bahwa medium internet membuat pengguna merasa nyaman membagikan apa saja yang mungkin tidak akan dilakukan di dunia nyata. Fenomena ini disebut sebagai “kedekatan di antara mereka yang tidak saling mengenal.”

Menurut hasil penelitan Pew Internet and American Life Project, kini semakin banyak peselancar religius yang menggunakan medium internet”di antaranya guru sekolah Minggu dan pengkotbah.

“Ini menghemat waktu,”�aku Manuela Castro, 20 tahun, seorang mahasiswi dari University of Florida, yang meski dibesarkan dari keluarga Katolik namun tidak pernah ke gereja selama bertahun-tahun”sebagai gantinya, ia pun lebih sering mengunjungi dunia maya.

“Anda bisa menggunakan mesin pencari Google untuk mencari Tuhan, dan tetap menggunakan baju tidur Anda,” selorohnya.

Tak dipungkiri, bagi mereka yang haus akan kebenaran sejati, berselancar di dunia maya setidaknya dapat memuaskan dahaga sekaligus melindungi mereka dari pesan para pengkotbah yang terkadang bersikap menghakimi atau “menyimpang.”

Sedangkan bagi mereka yang membutuhkan nasihat atau layanan doa, internet dapat menyediakan jawaban sehingga mereka tidak perlu bertatap muka dengan para pelayan Tuhan yang terkadang membuat mereka “merasa canggung,”� ujar Michael Kress, redaktur pelaksana dari situs Belief, yang menyediakan pelbagai informasi religius dan dikunjungi sekitar 3 juta peselancar setiap bulannya.

Lalu, bagaimana para penginjil dunia maya ini menyediakan berbagai informasi religius tersebut? “Kami selalu meriset buku-buku, majalah, dan semua sarana media untuk mencari makna dan memperdalam iman Kristen,”�papar Kress. “Dan sebuah buku yang selalu menjadi sumber utama informasi kami adalah Alkitab.”�

Sejatinya, situs-situs rohani tersebut tidak menyediakan informasi rohani melainkan juga layanan doa, bible studies, dan lain-lain.

Pada 2008, Global Media mengarsip 649.000 permohonan doa, pertanyaan seputar Alkitab, dan lain-lain. Namun, dengan hanya memiliki 2.900 penginjil online, Global Media cukup kesulitan melayani para permintaan pengunjung. Itulah mengapa Global Media bekerja sama dengan sebuah gereja besar di Florida, AS, tengah melatih 5.000 penginjil online yang resmi mengudara pada 2010.

Kebanyakan para penginjil online itu adalah pensiunan yang tidak lagi memiliki minat menjelajah dunia untuk melakukan pekerjaan misi.

Teknologi internet memang “memudahkan” pemberitaan Injil, tapi bukan berarti dapat menggantikan peran gereja sebagai sarana ibadah dan persekutuan orang-orang percaya. Itulah mengapa situs-situs tersebut wajib mendorong pengunjungnya untuk menghadiri persekutuan di dunia nyata, di mana mereka dapat saling menguatkan seperti yang tertulis di Kisah Para Rasul 2: 46-47: Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah.�

Sumber: Glministry.com

No comments:

Post a Comment