Pages

Monday, December 29, 2008

CARA BAPTIS PERCIK ATAU SELAM?

Apakah yang harus menjadi cara baptisan? Tak perlu diragukan bahwa Perjanjian Baru mengajarkan bahwa orang-orang percaya benar-benar dibenamkan, yakni dimasukkan ke dalam air dan dikeluarkan lagi. Apakah itu Yohanes Pembaptis yang membaptis di Sungai Yordan, ataupun Filipus yang membaptis sida-sida Ethiopia, teks Alkitab memberitahu kita bahwa mereka turun ke dalam air dan kemudian keluar dari air. Cara inilah yang paling baik melukiskan penjelasan Paulus tentang baptisan Roh sebagai kematian, penguburan, dan kebangkitan (Roma 6:1-4).

(Sida-sida Ethiopia dalam Kisah Para Rasul 8:35-39,
8:35 Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya.
8:36 Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: "Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?"
8:37 Sahut Filipus: "Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh."
Jawabnya: "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah."
8:38 Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia.
8:39 Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita.

Perhatikan yang diBold/dicetak tebal, ada prinsip: BERITAKAN INJIL, PERCAYA, TEMPAT YANG ADA AIR untuk BAPTIS, Cara Baptis: TURUN KE DALAM AIR, KELUAR DARI AIR, Dampak: SUKACITA-- Penekanan Dede)

Di katakombe-katakombe di Roma terdapat gambar-gambar yang memperlihatkan air yang dituangkan ke atas kepala seseorang dalam tindakan baptisan. Seperti yang disebutkan, Didache, suatu buku pedoman tentang pemerintahan gereja yang diterbitkan pada abad kedua, mengajarkan bahwa jika seseorang tak dapat dibaptis dalam air yang mengalir (seperti sungai), air harus disiramkan ke atas kepalanya. Jelaslah, dibutuhkan air dalam jumlah yang banyak untuk membenamkan seorang dewasa, jadi cara SELAM.

Hari ini umumnya gereja hanya mempraktekkan dua cara pembaptisan yaitu Percik dan Selam? Mana yang Alkitabiah (sesuai dengan ajaran Alkitab)?

Ada banyak alasan yang bisa kita pelajari dari Alkitab:
  1. Adalah sangat jelas dari Alkitab bahwa Baptis dilakukan dengan cara Selam dan bukan Percik bahkan saat Yohanes Pembaptis. Tuhan Yesus sendiri dibaptis dengan cara Selam. Itulah sebabnya Alkitab berkata: Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, (Matius 3:16, Markus 1:10). Gereja HH Pope Shenouda III menamakan hari dimana Yesus dibaptis dengan sebutan “Hari Penyelaman” untuk mengingatkan arti ini dalam pikiran jemaatnya.
  2. Arti yang sama dari pernyataan “Came Up Immediately from the water = segera keluar dari air” digunakan dalam Peristiwa Filipus membaptis Sida-Sida dari Ethiopia. Alkitab berkata, “Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. (Kis 8:38-39). Ini membuktikan bahwa Sida-Sida dibaptis dengan cara Selam. Jika hanya Percik, maka cukuplah bagi Filipus memercikkan air ke atas kepala sida-sida Ethiopia itu ketika berada di keretanya tanpa perlu mereka berdua (pembaptis dan yang dibaptis) harus bersusah-susah menuju dan turun ke dalam air.
  3. Kata Baptisma berarti celup. Pencelupan tidak bisa dilakukan tanpa penyelaman.
  4. Pembaptisan adalah tindakan dari dikuburkan bersama Kristus dan merasakan kematian bersamaNya, seperti Rasul katakan: “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” (Roma 6:4) dan kita “dikuburkan dengan Dia dalam baptisan” (Kolose). Tindakan penguburan tidak dapat dicapai kecuali dengan penyelaman. Keluar dari Bak/Kolam menyatakan bangkit bersama Kristus setelah mati dan dikuburkan bersama Dia, yang mana Percik tidak mungkin menyimbolkan tindakan mati dan bangkit.
  5. Pembaptisan simbol Kelahiran Baru. Ini menyatakan dalam Baptisan ketika tubuh yang dibaptis keluar dari kolam, yang mana Percik tidak menyatakan tindakan Lahir Baru secara keseluruhan.
  6. Pembaptisan simbol pengudusan dari dosa-dosa seperti dikatakan Rasul Paulus dalam Kis 22:16, dan seperti Paulus katakan dalam surat kepada Titus, “Dia menyelamatkan kita melalui permandian kelahiran kembali dan pembaruan oleh Roh Kudus” (Titus 3:5). Tindakan permandian/Pencucian butuh dimasukkan dalam air yang dengan tepat disimbolkan dengan Penyelaman bukan dengan Pemercikan
  7. Siapapun yang melihat bangunan dari gereja mula-mula akan mengingatkan adanya kolam-kolam penyelaman sebagai bukti pembaptisan dengan cara SELAM dan bukan PERCIK karena tindakan Pemercikan tidak butuh sebuah Kolam yang dalam.
  8. Penyelaman memang merupakan arti utama dari kata BAPTIZO. Bahasa Yunani memiliki kosakata yang berarti pemercikan (rantiso) dan penuangan yang tidak pernah digunakan untuk menjelaskan tentang baptisan.
  9. Penyelaman sangat mungkin telah dilakukan dalam setiap keadaan. Cukup tersedia banyak kolam di Yerusalem sehingga memungkinkan 3000 orang yang bertobat dibaptis (SELAM) pada Hari Pentakosta. Jalan ke Gaza itu sepi dan gersang, namun bukan berarti tak ada air. Rumah-rumah seringkali memiliki kolam-kolam di luar rumah dimana, misalnya, keluarga kepala penjara Filipi sangat mungkin telah dibaptis selam
  10. Baptisan proselit dilakukan dengan cara menyelamkan diri sendiri ke dalam sebuah tangki air. Cara baptisan seperti inilah yang mungkin biasa dilakukan dalam gereja Kristen.
Penuangan air, bukan pemercikan, merupakan pengecualian pertama terhadap penyelaman dan diizinkan dalam kasus untuk penderita sakit. Hal ini disebut ”baptisan klinis”. Cyprian (pada 248-258 SM) merupakan orang pertama yang menyetujui cara pemercikan. Bahkan mereka yang tidak menganut Baptis Selam menyatakan bahwa penyelaman merupakan Praktik yang umum (universal) dalam gereja pada zaman para rasul (Bacalah Calvin, Institutes, 4:15:19).


Sebuah pengamatan:
Mereka yang ingin membenarkan cara pemercikan nampaknya memiliki jalan pemikiran sebagai berikut: Jika Anda dapat menunjukkan bahwa cara lain dari penyelaman (seperti penuangan/pencurahan) dipraktikkan pada awalnya, maka secara sah Anda dapat mempraktikkan pemercikan, walaupun hal itu terbukti tidak dilakukan dalam gereja pada zaman para rasul. Dengan kata lain, jika Penuangan dapat menjadi suatu alternatif lain dari cara penyelaman yang universal, maka pemercikan juga dapat. Akan tetapi, seandainya ada, bukti yang ada hanya menunjukkan bahwa penuangan (jika hal itu pernah dilakukan) dapat dianggap sama dengan penyelaman, tetapi pemercikan TIDAK DAPAT dianggap SAH sebagai BAPTISAN. (Charles Caldwell Ryrie, dalam buku Teologi Dasar)

Thursday, December 25, 2008

MENNO SIMONS

Lima tahun setelah pulang ke desa kelahirannya, Menno Simons yang memegang posisi imam meninggalkan gereja Katolik dan bergabung dengan Anabaptist. Ia meninggalkan posisinya sebagai seorang yang dihormati, kehidupannya yang nyaman, dan menjalani kehidupan sebagai seorang buronan. Dalam suratnya kepada Gellius Faber, Menno menuliskan pengalamannya: “Maka saya, tanpa keragu-raguan, meninggalkan seluruh reputasi duniawi, nama dan popularitas, kelakuan yang tidak kristiani, misa, baptisan bayi, dan hidup yang mudah. Saya dengan sukarela menghadapi kemiskinan dan hidup susah di bawah salib Kristus yang berat. Dalam kelemahan, saya takut akan Tuhan. Saya mencari orang-orang saleh dan walaupun mereka sedikit jumlahnya, saya menemukan sebagian yang bertekun dan mempertahankan kebenaran.” Sejak saat itu, Menno tidak pernah berpaling ke belakang.

Bukanlah suatu kebetulan jika Anabaptis di Belanda dikenal sebagai Mennonites. Tidak ada nama yang lebih diagungkan di kalangan Anabaptist abad 16 daripada Menno Simons. Pelayanan Menno bermula dari gereja Roma, di mana ia ditahbiskan sebagai imam di Utrecht pada tahun 1524, ketika ia berusia 28 tahun. Menno yang adalah seorang petani memiliki pendidikan yang sangat terbatas dan Alkitab adalah buku yang asing baginya hingga 2-3 tahun berikutnya. Akhirnya dengan berani ia mencari jawaban untuk pertanyaannya atas doktrin transubstansiasi. Inilah permulaan dari perjalanan Menno yang mengakibatkannya keluar dari Roma Katolik dan mengikuti Anabaptis.

Tuesday, December 23, 2008

ANDA MENDEKAT KE UJUNG MANA?

Jika kita percaya pada ayat-ayat Alkitab, maka kita pasti percaya bahwa langit dan bumi beserta seluruh kehidupan di dalamnya akan menuju ke satu titik akhir, yaitu kesudahan segala sesuatu. Rasul Petrus berkata, "kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa" (1 PETRUS 4:7)

Penciptaan Dua Makhluk Berakal Budi

Sejak Allah menciptakan dua makhluk, yaitu malaikat dan manusia, yang diberi akal budi dan kehendak bebas, maka faktor pikiran dan perbuatan kedua makhluk tersebut ikut menentukan akhir segala sesuatu. Karena Allah sendiri yang memberikan akal budi dan kehendak bebas, maka selagi mereka eksis sebagai malaikat dan manusia kehendak bebas itu tetap melekat pada mereka. Hasilnya, karena dalam diri mereka ada, maka makhluk tersebut bisa menentang pencipta mereka.


Monday, December 22, 2008

BUKU-BUKU KARYA DR. SUHENTO LIAUW

Buku-Buku Besar:

                                      DOKTRIN KESELAMATAN ALKITABIAH


Doktrin Alkitab Alkitabiah
Tidak ada buku lain yang lebih penting bagi seorang Kristen daripada Alkitab. Alkitablah yang menjadi sumber segala iman kita. Walau demikian, banyak orang percaya yang tahu sangat sedikit mengenai Alkitab, seperti bagaimana kita mendapat Alkitab kita? Atau apa arti ayat-ayat yang dikurung dalam Alkitab? Dalam bahasa apakah Alkitab ditulis? Bagaimana dengan hal-hal yang seolah bertentangan dalam Alkitab? Dan banyak lagi. Dalam buku ini, Dr. Suhento Liauw menjawab semua pertanyaan tersebut, dan lebih banyak lagi. Buku ini cocok baik untuk orang awam maupun kelas Sekolah Alkitab, dan Anda patut tahu hal-hal yang terdapat di dalamnya.
Rp. 30.000, - 216 halaman

 Dr. Suhento Liauw
Doktrin Gereja Alkitabiah
Banyak "gereja" hari ini hadir dengan berbagai warna dan praktek. Tetapi, apakah semuanya sesuai dengan Alkitab? Dalam buku ini, Dr. Suhento Liauw menggunakan Alkitab untuk menunjukkan bagaimanakah gereja yang Alkitabiah itu berlaku. Jika anda ingin gereja anda semakin Alkitabiah, buku ini wajib anda baca.
Rp. 25.000, - 198 halaman

Sunday, December 21, 2008

48 NUBUAT LUAR BIASA TENTANG YESUS KRISTUS

1. KETURUNAN SANG WANITA

Kejadian 3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."

Digenapi dalam:

Galatia 4:4 Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.

2. KETURUNAN ABRAHAM

Kejadian 12:3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."

Digenapi dalam:

Matius 1:1-2 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya,

3. KETURUNAN ISHAK

Kejadian 17:19 Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.

Digenapi dalam:

Lukas 3:23 Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli,

3:24 anak Matat, anak Lewi, anak Malkhi, anak Yanai, anak Yusuf,

3:25 anak Matica, anak Amos, anak Nahum, anak Hesli, anak Nagai,

3:26 anak Maat, anak Matica, anak Simei, anak Yosekh, anak Yoda,

3:27 anak Yohanan, anak Resa, anak Zerubabel, anak Sealtiel, anak Neri,

3:28 anak Malkhi, anak Adi, anak Kosam, anak Elmadam, anak Er,

3:29 anak Yesua, anak Eliezer, anak Yorim, anak Matat, anak Lewi,

3:30 anak Simeon, anak Yehuda, anak Yusuf, anak Yonam, anak Elyakim,


Saturday, December 20, 2008

TOILET SEBAGAI SEKOLAH KESABARAN


Nampaknya kita masih harus belajar mengembangkan kesabaran dan mematikan dorongan kepentingan diri sendiri. Kata “sabar” itu sendiri berarti: tenang, tidak tergesa-gesa, tidak terburu nafsu, tidak cepat marah, tabah. Sifat ini merupakan salah satu segi dari buah Roh yang seharusnya dihasilkan oleh setiap orang percaya.

Gejala ketidaksabaran dan mementingkan diri sendiri beberapa kali saya temukan di toilet umum yang ada di pusat perbelanjaan, rumah sakit maupun di kantor-kantor. Suatu hari ketika sedang antre di toilet, tiba-tiba seorang ibu datang mengetok-ngetok salah satu pintu toilet sambil berteriak, “Siapa di dalam, lama amat sih?” Padahal ibu itu baru saja dating dan ia tidak mungkin tahu apakah orang yang ada di dalam sudah lama atau belum. Salah seorang ibu yang kesal melihat ulah ibu ini kemudian menjawab, “Memangnya ibu tahu kalau dia sudah lama masuk?” Ibu itu terdiam dengan wajah cemberut. Hal semacam ini merupakan cerminan ketidaksabaran seseorang. Antre di toilet saja sudah tidak sabar, bagaimana jika diperhadapkan dengan masalah hidup yang lebih berat dari sekedar antre di depan toilet.

Masih seputar toilet, beberapa kali saya merasa tidak nyaman berada di dalam toilet karena ulah orang-orang yang tidak sabar dan terlalu mementingkan diri sendiri. Waktu itu saya baru saja masuk toilet. Tiba-tiba seseorang datang dan langsung bertanya, “Siapa sih di dalam? Kencing juga ya. Jangan lama-lama ya.” Karena kesal saya tidak menjawab apa-apa. Orang itu sengaja mondar-mandir di depan toilet sambil ngomel-ngomel. Di dalam hati saya berpikir betapa sulitnya menemukan kesabaran di dalam diri manusia. Mungkin ada sebagian orang yang sudah melatih dirinya untuk bersabar, tetapi sebagian lagi tidak. Pengalaman di toilet itu tidak hanya menjelaskan mengenai ketidaksabaran seseorang, tetapi juga sifat mementingkan diri sendiri. Kata-kata seperti, “Siapa sih di dalam, seharusnya kan saya. Kenapa kamu ikut-ikutan kencing juga, seharusnya saya dong yang duluan.” Marilah sejenak kita merenungkan tentang sifat buruk ini, yang mungkin masih terus kita kembangkan hingga sekarang. Tuhan mengingatkan kita untuk bersabar dan menganggap yang lain lebih penting. Ketika menunggu di depan toilet, kita juga seharusnya menyadari bahwa tidak ada orang waras yang akan berlama-lama di toilet yang pengap. Kalau dia sudah selesai, dia pasti keluar. Kata-kata apa pun yang kita lontarkan kepadanya, jika ia belum selesai maka ia tiak akan keluar. Belajarlah bersabar dan tidak mementingkan diri sendiri.

Gantikan ketidaksabaran dengan hati yang tenang menanggung segala sesuatu tanpa marah atau mengomel. Jika kita tekun melatih diri untuk bersabar, niscaya kita akan memiliki kesabaran dan hati yang “seluas samudera”, yang mampu menanggung segala kesulitan.

DOA
Tuhan, tambahkanlah kesabaran di dalam diriku agar aku bias menghadapi segala keadaan dengan hati yang tenang. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
Pahlawan yang sesungguhnya adalah orang yang mampu mengalahkan sifat buruk di dalam dirinya. (Galatia 5:22, Kolose 3:12)

Sumber: Manna Sorgawi, Kamis, 18 Desember 2008

AMSAL 23:23 Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian.

www.webkristiani.co.cc (memuat 3000 Situs Kristiani)
http://dedewijaya.multiply.com (memuat 270 Artikel)
http://dedewijaya83.multiply.com (memuat 360 Artikel)
http://www.in-christ.net/blog/dedewijaya (memuat 100 Artikel) Diskusi/Debat/Tanya Jawab
Milist: diskusi-alkitab@googlegroups.com

Friday, December 19, 2008

TUHAN YESUS KRISTUS adalah TUAN dan RAJA SEGALA BANGSA

Nabi Mikha, lebih kurang 400-500 tahun sebelum Yesus lahir, TELAH menubuatkan tentang kedatangan YESUS, Raja dan Juruselamat ke dunia dalam kitabnya:

Mikha 5:1 Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala (yang tepat EVERLASTING=KEKEKALAN).

Dan digenapi oleh Kelahiran Yesus Kristus, dalam Matius pasal 2:

2:1 Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem

2:2 dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."

2:3 Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.

2:4 Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.

2:5 Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi:

2:6 Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."


Wednesday, December 10, 2008

PESONA ALKITAB

DEDE WIJAYA
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR
1. Mengapa Israel Tidak Menggunakan Kuda?
2. Musa Memasuki Tanah Perjanjian?
3. 4 Nama MALAIKAT dalam ALKITAB
4. Langsung Ke Surga Tanpa Kematian
5. Siapakah Isteri Kain?
6. Sejak Kapan Manusia Makan Daging Menurut Alkitab?
7. Ada Apa dengan Melkisedek?
8. Siapakah ”Malaikat TUHAN” atau ”Malaikat Allah” atau ”Malaikat Perjanjian” dalam Perjanjian Lama?
9. Siapakah ”Dua Saksi” dalam Kitab Wahyu?
10.Metusalah dan Kesabaran ALLAH
11.Siapa Penulis Kitab Ibrani?
12.Mikhael Bertengkar dengan Iblis? Yang Bener Aja?!
13.Siapakah ”anak-anak Allah” dalam Kitab Kejadian 6?
14.Mengenal dan Belajar dari Tokoh Barnabas
15.Tujuh keajaiban Firman Allah
16.Kausa Prima
17.Mengapa Adam dan Hawa tidak boleh makan Buah Pohon Kehidupan setelah mereka jatuh dalam dosa?
18.Daud dan Goliat
19.Belajar dari Yusuf
20.Lot Berada di Sodom, Kok Bisa Sich?
21.Misteri Pengkhianatan Ahitofel terhadap Daud
22.Apakah Perjanjian Allah dengan Nuh Menjadi Gagal karena Banjir Tsunami?
23.Nubuat Henokh
PUSTAKA PILIHAN
TENTANG PENULIS

KATA PENGANTAR BUKU ”PESONA ALKITAB”
Penulis bersyukur kepada Tuhan Yesus karena dapat menyelesaikan penulisan buku ini yang sudah direncanakan sejak 10 Desember 2004, namun baru dapat direalisasikan menjadi tulisan dalam sebuah buku saat ini (Agustus 2006).
Buku ini mengajak kita setiap orang Percaya untuk lebih mengasihi Allah dan mencintai Firman-Nya dengan berusaha memahami dan mengerti bagian-bagian Firman Tuhan dalam Alkitab sehingga dapat lebih menambah kecintaan kita sebagai orang Percaya untuk mempelajari dan membaca Alkitab sebagai Firman Tuhan serta melakukannya dalam kehidupan sehari-hari dengan mengambil setiap pelajaran dalam peristiwa yang terjadi dalam Alkitab yang dialami oleh tokoh-tokoh Alkitab.
Firman Tuhan sesungguhnya tidak akan pernah lekang oleh panas dan tidak akan lapuk oleh hujan. Sebab sesungguhnya Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
Raja Daud dalam Mazmur 19:8-12, memuliakan Tuhan karena Firman-Nya dengan mengatakan bahwa Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; ... lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah. ... dan orang yang berpegang padanya mendapat upah yang besar.”
Biarlah seperti demikian terjadi dalam hidup kita bahwa Firman Tuhan yang kita percayai dan imani lewat Alkitab menjadi sesuatu yang Hidup dan menerangi Hati dan Pikiran kita dalam kehidupan sehari-hari sebagai orang Percaya di tengah-tengah dunia ini.
Oleh sebab itu, berusahalah sungguh-sungguh supaya kita tetap percaya kepada Kristus dan iman percaya kita ditunjang oleh hidup yang baik, juga kita perlu menjadi orang yang berpengetahuan. Dengan demikian kita dapat hidup menurut kemauan Allah, dan selalu menyenangkan hati-Nya, sehingga dalam segala sesuatu dapat menghasilkan hal-hal yang baik. Dan pengetahuan kita tentang Allah pun akan bertambah juga.
Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.
Sungguh besar kebijaksanaan dan pengetahuan-Nya!
Siapakah yang dapat menyelidiki keputusan-keputusan-Nya?
Siapakah yang dapat mengerti cara-caranya Ia bekerja?
Soli Deo Gloria, Segala Kemuliaan Hanya Bagi Allah,
Tuhan Yesus memberkati.
Pentakosta 2006,

Dede Wijaya
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah
dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan
bukan untuk manusia.
Kolose 3:23

AMSAL 23:23
Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian.

KETIKA SESAL TAK LAGI BERGUNA

Dari pernikahanku dengan Kania, kami memiliki seorang putri yang diberi nama Kamila. Kamila tumbuh menjadi anak yang lincah. Suatu kali Kamila merengek-rengek minta dibelikan bola dan aku membelikannya. Disuatu siang, saat menjemput Kamila dari sekolah, aku melihat putriku begitu asyik menendang bola hingga ke tengah jalan. Tatkala melihat sebuah truk akan menabraknya, aku berlari untuk menyelamatkannya. Seketika truk bermuatan pasir itu menghantam tubuhku hingga aku tak sadarkan diri. Waktu sadar kedua kakiku sudah diamputasi. Tanpa kaki aku tak bisa lagi bekerja, karena aku bekerja sebagai pengantar barang ke rumah para konsumen.

Setelah peristiwa itu perekonomian keluargaku morat-marit. Uang pesangon dan tabungan kami segera ludes. Kania akhirnya memutuskan pergi ke Malaysia untuk bekerja. Setelah setahun pergi, Kania tak pernah lagi memberi kabar. Dengan segala keprihatinan aku bekerja serabutan dengan menggunakan tanganku. Suatu kali Kamila mengatakan bahwa dia juga ingin menjadi TKI ke Malaysia. Aku pun tak kuasa untuk menghalanginya. Aku hanya berdoa agar Kamilaku baik-baik saja. Hampir 3 tahun sudah Kamila di sana, dia tidak pernah telat mengirimiku uang. Dia tidak suka pada sikap tuannya yang sudah 4 kali menikah.

Kamila bilang dia ingin pulang karena dia sering diganggu. Aku senang mengetahui itu, tetapi aku sangat terkejut saat mendapat surat yang mengabarkan bahwa Kamilaku diancam hukuman mati karena telah membunuh tuannya. Aku pergi ke Malaysia karena Kamila ingin aku ada di sisinya di saat-saat terakhirnya. Kamila sangat kurus. Saat aku masuk ia memelukku erat, seolah tak ingin melepasku. “Bapak, Iya takut,” katanya lirih. Ternyata lelaki tua itu ingin meniduri Kamila, tapi Kamila mendorongnya hingga ia terjatuh dari jendela kamar dan mati. Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena istri lelaki itu menuntut Kamila dihukum mati. Aku sudah berusaha menemui wanita itu, tapi ia tak sudi menemuiku.

Saat Kamila menjalani hukuman gantung, wanita itu hadir. Seorang petugas mengatakan bahwa ia ada dibelakangku, tapi aku tak ingin melihatnya. Setelah jenazah puteriku diturunkan, wanita itu berjalan menghampiri jenazah. Aku mendongakkan kepalaku dan dengan mataku yang samar oleh air mata, aku melihat wajah yang kukenal. “Kania….” “Mas Har, kau….” ”Kau…, kau membunuh anakmu sendiri, Kania!” “Dia….Iya?” serunya getir. “Ya, dia Iya kita. Iya yang ingin menjadi pemain bola….” “Tidak….tidak…,” kata Kania, ia mengguncang tubuh Kamila sambil menjerit histeris. Seorang petugas menghampiri Kania dan memberikan secarik kertas yang tergenggam di tangan Kamila. “Terima kasih Mama,” itulah isinya. Ternyata Kamila tahu bahwa majikannya adalah ibunya sendiri.


Ada kalanya penyesalan sama sekali tak berguna, karena itu biarlah kita belajar menjadi lebih bijak, berlapang dada dan penuh pengampunan dalam menjalani hidup yang penuh ujian ini.

DOA

Tuhan, seringkali aku mengeraskan hatiku sehingga hidupku semakin pahit. Mampukan aku untuk hidup bijak dan penuh pengampunan dalam menjalani hidup yang penuh ujian ini.

Kata-kata bijak: Jika kita terus berupaya berlaku benar dan mengampuni, tidak akan ada penyesalan yang fatal dalam hidup ini.

Hai anakku, janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari matamu, peliharalah itu, maka itu akan menjadi kehidupan bagi jiwamu, dan perhiasan bagi lehermu. Maka engkau akan berjalan di jalanmu dengan aman, dan kakimu tidak akan terantuk.

Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar.

(Amsal 3:21-23; 14:17)

(Sumber: Manna Sorgawi, Selasa, 13 Januari 2009)

Monday, December 08, 2008

KEBAIKAN MENIKAH MENURUT PANDANGAN AGUSTINUS

Ev. Hali Daniel Lie, M.Ag, M.Th.
(Dosen STT Bandung dan BLBS, saat ini studi mandarin ke China, Januari 2009 come back to Indonesia again, S.Th di STT Bandung, M.Th di SAAT Malang)

Status hidup menikah ditanggapi secara berbeda-beda oleh agama-agama. Sebagian besar umat manusia memandang pernikahan sebagai sesuatu yang wajar, alamiah dan sudah sepatutnya demikian. Ini merupakan pandangan yang umum. Akan tetapi, tidak sedikit kalangan tertentu yang memandang rendah pernikahan. Mereka melihat pernikahan sebagai sesuatu yang kotor, rendah dan jauh dari hidup kudus. Biasanya, yang disoroti adalah seks. Sikap negatif ini biasanya langsung ditindaklanjuti dengan menganjurkan kehidupan selibat atau membujang. Pandangan-pandangan yang serupa muncul pula di antara orang-orang Kristen tertentu.
Melalui tulisan ini kita hendak menggali konsep pernikahan melalui sudut pandang seorang bapa gereja besar bernama Agustinus. Pandangan Agustinus fair dan objektif adanya. Hal ini terbukti melalui tulisan-tulisannya seperti: Holy Virginity (Sancta Virginitate) , On the Good of Widowhood (De Bono Viduitatis) dan On the Good of Marriage (De Bono Conjungali). 1
Melalui tema-tema yang dia tulis ini kita bisa mengetahui bahwa Agustinus menghargai baik mereka yang membujang, menjanda & tentunya juga yang menduda, maupun mereka yang menikah. Dia peduli baik kepada mereka yang menikah maupun yang tidak menikah. Bukunya On the Good of Marriage secara khusus membahas tentang topik nikah an sich. Salah satu tujuan penulisan buku ini ialah dalam rangka menjawab orang-orang yang terlalu mengagung-agungkan kesucian hidup berselibat sampai-sampai mendevalusi nilai-nilai pernikahan.2
Melalui On the Good of Marriage Agustinus hendak mengangkat dan menempatkan kembali status menikah dalam terang kebenaran Firman Tuhan, tanpa dilebih-lebihkan dan tidak pula dikurang-kurangi.
Di dalam buku itu Agustinus menguraikan tiga kebaikan dari status hidup menikah. Tiga kebaikan menikah itu berturut-turut terdiri dari beranak cucu (pleros), kesetiaan (fidei) dan sakramen (sacramentum) . 3
Selanjutnya marilah kita mengikuti penguraian Agustinus atas tiga kebaikan pernikahan ini satu demi satu.
BERANAK CUCU (PLEROS)
Agustinus mengawali risalahnya ini dengan mengingatkan pembacanya bahwa manusia itu adalah makhluk sosial adanya. Beginilah beliau memulai bukunya dengan mengatakan:
Forasmuch as each man is a part of the human race, and human nature is something social, and hath for a great and natural good, the power also of friendship; on this account God willed to create all men out of one, in order that they might be held in their society not only by likeness of kind, but also by bond of kindred. Therefore the first natural bond of human society is man and wife.4
Natur manusia sebagai makhluk sosial ini mendorong individu-individu untuk membentuk masyarakat. Kesatuan masyarakat yang paling asli, alamiah dan sederhana dimulai melalui pembentukan keluarga atau rumah tangga.
Secara formal sebuah rumah tangga baru terbentuk pada saat dilangsungkannya pernikahan. Dengan disaksikan oleh keluarga dan sanak famili kedua belah pihak, sepasang pria-wanita itu berikrar membentuk sebuah keluarga. Status kedua orang itu yang sebelumnya adalah buyung & upik dalam bahasa Minangkabau, atau ucok & butet dalam bahasa Batak, sejak pernikahan telah berubah status menjadi sepasang suami dan istri.
Tuhan sendirilah yang menggariskan pernikahan dengan menciptakan laki-laki dan perempuan. Di dalam penciptaan Tuhan sekaligus memberikan perintah kepada dua manusia mula-mula: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi..." Perintah untuk beranak cucu berulang-ulang dikutip dan ditegaskan oleh Agustinus melalui berbagai ayat yang berbeda. 5
Mulai dari pasal yang paling awal dari Alkitab, Kejadian 1, konsep pernikahan dan beranak cucu sudah ditegaskan. Bahkan, konsep itu sudah ada sebelum manusia jatuh ke dalam dosa di mana kejatuhan manusia baru terjadi di dalam Kejadian 3. Jadi, beranak cucu bukanlah konsekuensi dari kejatuhan manusia ke dalam dosa. Setelah melahirkan anak, status pasangan suami-istri itu bertambah satu lagi, yakni menjadi ayah dan ibu. 6
Status ini masih dapat diperpanjang terus. Setelah anak-anak besar lalu menikah sampai melahirkan anak pula, maka ayah dan ibu itu mendapatkan satu status baru lagi, yakni kakek dan nenek. Setiap status ini tidak dapat tidak selalu melibatkan pernikahan dan beranak cucu. Pernikahan merupakan amanat Ilahi yang universal dan terawal. Jadi, lembaga pernikahan itu sendiri baik adanya. Demikian pula dengan beranak cucu yang tercakup di dalam pernikahan. Bagi Agustinus, perlu dicatat di sini, bahwa walaupun sebuah pernikahan tidak disertai dengan melahirkan anak, hal itu sedikit pun tidak mengurangi kebaikan dari pernikahan. Pernikahan telah diinstitusikan oleh Allah sendiri pada masa yang paling awal, yakni dalam catatan penciptaan.

KESETIAAN (FIDEI)
Tatkala melangsungkan upacara pernikahan, kedua belah pihak, sang pria dan si wanita, saling mengucapkan janji. Mereka bersumpah setia satu terhadap yang lainnya, baik sehat maupun sakit, baik suka maupun duka, baik kaya maupun miskin. Sumpah setia itu diikrarkan di hadapan Tuhan dan sesama manusia.
Seksualitas merupakan salah satu aspek yang tak terpisahkan di dalam pernikahan. Di sini, seorang suami dan seorang istri saling melayani satu sama lain. Dengan demikian mereka memenuhi tanggung jawabnya masing-masing. Dalam penjelasan yang panjang lebar tentang perkawinan, Rasul Paulus menegaskan: "Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya" (1 Kor. 7:3). Bagi Agustinus saling memenuhi kewajiban merupakan "a mutual service"7 yang memang sudah sepantasnya demikian. Kesetiaan pun dituntut di dalam hubungan seksualitas. Bukan tidak mungkin di dalam sebuah pernikahan terjadi percabulan dan perzinahan. Agustinus tidak menutup-nutupi kenyataan ini. Akan tetapi, seandainya pun terjadi percabulan dan perzinahan di dalam suatu pernikahan, itu bukanlah berarti pernikahan menjadi tidak baik atau kekurangan nilai kebaikannya. Menurut Agustinus, yang benar adalah, percabulan dan perzinahan merupakan dosa dari orang-orang yang melakukan perbuatan tersebut.8
Kedua dosa ini sering disinggung oleh Agustinus di dalam buku de Bono Conjungali.
Membahas kebaikan menikah, Agustinus banyak mengutip tulisan rasul Paulus di dalam perikop 1 Korintus 7. Dia menyinggung hampir setiap ayat di dalam perikop ini. Dalam seluruh kitab PL & PB, perikop yang panjang lebar dan terlengkap mengupas perkawinan adalah tulisan Paulus tersebut. Bersamaan dengan berjalannya waktu, pasangan yang menikah tersebut saling melatih dan memupuk kesetiaan. Pernikahan menuntut sekaligus melatih pria dan wanita untuk saling berlaku setia satu sama lainnya. Mencermati zaman kita sekarang, adanya Pria Idaman Lain, Wanita Idaman Lain, perselingkuhan merupakan bukti konkret telah hilangnya apa yang Agustinus sebut sebagai kesetiaan. Kesetiaan patut dipertahankan dan dijaga oleh kedua belah pihak.

SAKRAMEN (SACRAMENTUM)
Sakramen yang dimaksudkan di sini jangan diasosiasikan dengan upacara sakramen yang diselenggarakan di dalam gereja-gereja Katolik dan Protestan. Adapun istilah sakramen yang dipakai oleh Agustinus di sini mengandung pengertian pertalian atau ikatan pernikahan. Sebagaimana yang sudah digariskan dalam Alkitab, seumur hidup mereka suami dan istri terikat menjadi satu, hanya maut yang akan memisahkan mereka berdua.
Sewaktu menguraikan bagian ini Agustinus tidak melewatkan untuk menyinggung tentang perceraian. Baginya, Alkitab tidak pernah mengajarkan perceraian. Agustinus tidak lupa membahas pemberian surat cerai pada zaman Musa melalui perspektif yang Yesus sendiri ajarkan di dalam Matius.9
Dia menegaskan kembali jawaban Yesus di dalam Mat.19:8. Beginilah Agustinus menjelaskannya:
And something like this custom, on account of hardness of the Israelites, Moses seems to have allowed, concerning a bill of divorcement. In which matter there appears rather a rebuke, than an approval of divorce.10
Musa mengizinkan perceraian di kalangan orang Israel dengan memberikan surat cerai. Hal ini sama sekali tidak boleh diartikan bahwa Musa setuju dengan konsep perceraian. Kenyataannya, Musa terpaksa berhubung dengan kekerasan hati atau ketegaran hati orang-orang Israel. Perlu kita ingat bahwa Agustinus menguasai bahasa latin dengan baik sekali. Besar kemungkinan sakramen yang dia maksudkan tidak lain dari apa yang dikatakan oleh Paulus di dalam Efesus 5:32, "Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat."
Dalam Alkitab berbahasa Latin "rahasia ini besar" diterjemahkan dengan memakai istilah magnum sacramentum. 11
Di dalam perikop ini rasul Paulus sedang menguraikan hubungan antara suami dan istri di dalam ikatan atau pertalian pernikahan. Uraian Paulus mengenai hubungan antara suami dengan istri kemudian beralih kepada hubungan antara Yesus Kristus dengan jemaat-Nya. Oleh karena itu, menurut Agustinus pernikahan mengajarkan kepada kita semua satu hal yang melampaui pernikahan itu sendiri, yakni relasi antara orang-orang percaya dengan Yesus Kristus.12

Orang-orang percaya merupakan mempelai wanita sementara Yesus Kristus adalah Sang mempelai pria. Pernikahan menjadi tanda atau simbol yang hidup yang bisa menolong kita untuk memahami hubungan antara Kristus dengan jemaat.
------------ --------- --------- --------- --------- --------- -
1 Lihat di dalam daftar lengkap karya Agustinus, Mary Inez Bogan, penerj., The Fathers of the Church 60: Saint Augustine The Retractations (Washington: Catholic University of America, 1968) 166; "Augustine's Works" Augustine through the Ages: An Encyclopedia (Grand Rapids: Eerdmans, 1999) xxxv - il.
2 John Gibb & James Innes, penerj., Nicene and Post-Nicene Father of Christian Church, Vol. VII; by Augustine, Philip Schaff, ed. (Grand Rapids: Eerdmans, 1888) 398; The Retractations, 166..
3 On the Good of Marriage 32, 412; David G. Hunter, "Marriage" Augustine through the Ages: An Encyclopedia (Grand Rapids: Eerdmans, 1999) 535-536; David G. Hunter, "De Bono Conjungali" Augustine through the Ages: An Encyclopedia (Grand Rapids: Eerdmans, 1999), hl. 110.
4 Augustine, "On the Good of Marriage" Nicene and Post-Nicene Father of Christian Church, trans by C. L. Cornish, VII: 399.
5 On the Good of Marriage 1-3, hl. 400.
6 Ibid., 3: 400.
7 Ibid., 3: 401.
8 Ibid., 5: 401.
9 Ibid., 7, hl. 402.
10 Ibid.
11 Hunter, "Marriage" Augustine through the Age, 536.
12 On the Good of Marriage 21, 408 & 32, 412

PENGANGKATAN / RAPTURE GEREJA

Oleh Dr. W. A. Criswell pada 02-19-84, Diterjemahkan Dr. Eddy Peter Purwanto

1 Thessalonians 4:15-17
Anda sedang bergabung di First Baptist Church di Dallas. Dan ini adalah gembala kami, yang akan membawakan Firman Tuhan dengan tema: Pengangkatan/ Raptur Jemaat. Ini adalah seri khotbah doktrinal tentang eskatologi yang kedua – doktrin akhir zaman, atau Kedatangan Tuhan kita yang kedua – Pengangkatan/ Rapture Jemaat.

Mari kita membaca 1 Tesalonika 4, mulai ayat 13:
“Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan – ini adalah wahyu dari Allah sendiri – kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah – parakaleo, asal kata “Paraclete,”sebutan untuk Roh Kudus – seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini” (1 Tesalonika 4:13-18)

BERITA MINGGUAN WAY OF LIFE

Sumber: Way of Life Ministry, Friday Church News Notes
Penerjemah: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary
(Didistribusikan dengan gratis, dengan mencantumkan informasi sumber di atas)

DISKRIMINASI BESAR-BESARAN TERHADAP ORANG KRISTEN OLEH KOMISI HAK ASASI MANUSIA ALBERTA
Beriku ini disadur dari "Human Rights Commission: `Kill the Christian' Lyrics OK, but Criticize Homosexuality? No Way," LifeSiteNews 3 Nov. 2008: "Blogger, pengacara, dan aktivis demokrasi, Ezra Levant, telah mengungkapkan bahwa anggota Komisi HAM Alberta, Lori Andreachuk, yang awal tahun ini menjatuhkan putusan atas seorang gembala sidang Kristen untuk memuat publikasi yang menyangkali pandangan-pandangan Kristianinya di koran setempat, ternyata pada tahun 2003 mengacuhkan komplain terhadap sebuah kelompok musik Rock yang menggunakan kata-kata dalam salah satu rekaman mereka untuk mengajak para pendengar mereka "membunuh Kristen." Andreachuk melemparkan kasus itu keluar dari sistem peradilan, sambil berkata bahwa orang-orang Kristen tidak cukup "terancam" dan grup Rock yang dimaksud bukanlah ancaman yang "serius." Levant tidak terima akan hal itu. Dengan tegas ia menyebut Andreachuk sebagai seorang "pembenci, anti-Kristen, " dan menunjukkan keputusan pengadilan oleh orang yang sama (Andreachuk) terhadap Rev. Stephen Boissoin, yang dipaksa untuk membayar denda tinggi dan membuat pernyataan maaf dan penyangkalan imannya....Kasus 2003 tersebut adalah "Quintin Johnson vs. Music World." Johnson, orang yang mengajukan komplain, sedang mencari CD di toko Music World di Red Deer, Alberta, dan menemukan sebuah album dari grup Deicide yang mengandung sebuah track berjudul `Kill the Christian." Lirik lagu itu berbunyi, `Kill the Christian/ You are the one we despise/Day in day out your words compromise lies/I will love watching you die.' ... Sebagai seorang Kristen, residen Alberta, Quintin Johnson, mengajukan gugatan terhadap toko itu dan berkata bahwa ia telah didiskriminasikan. Namun, Lori Andreachuk, walaupun setuju bahwa `isi dan tenor' dari lirik tersebut `pada permukaan tampak diskrimanatori, ' menyimpulkan bahwa orang-orang Kristen tidak boleh komplain. `Kelompok target menghadapi kerentanan yang kecil sekali,' Andreachuk menulis. Grup Rock tersebut, dia melanjutkan, `tidak memiliki kredibilitas dan sirkulasinya kecil.'....Levant mengatakan bahwa pengacuhan Komisi HAM Alberta atas kasus toko musik tersebut adalah contoh terang-terangan diterapkannya standar ganda, di mana hanya orang Kristen dan orang-orang konservatif yang dapat dinyatakan bersalah atas `diskriminasi' tetapi serangan terhadap orang Kristen oleh kelompok lain dapat diterima."

GERAKAN MELINGKAR KE BAWAH KETIKA MENURUNKAN STANDAR
Dalam sebuah newsletter tahun 2001, almarhum penginjil Gordon Sears mengajukan suatu pertanyaan, "Mengapakah seorang Kristen perlu merubah sesuatu dalam hidupnya, KECUALI jika perubahan itu menuju ke yang lebih baik?" Ia alu mendaftarkan gerakan melingkar ke bawah yang terjadi ketika seseorang/gereja menolak standar moral yang tinggi: "(1) Ketika standar MUSIK dalam sebuah gereja diturunkan.. . . . maka standar PAKAIAN juga diturunkan. (2) Ketika standar PAKAIAN diturunkan . . . . maka standar PERILAKU juga diturunkan. (3) Ketika standar PERILAKU diturunkan . . . . nilai dari KEBENARAN Allah juga diturunkan. (4) Ketika standar KEBENARAN Allah diturunkan . . . . maka kita mendapatkan ANARKI ROHANI!" Inilah tendensi yang sedang terjadi di banyak gereja, bahkan gereja Baptis fundamental. Penerimaan menerima musik kontemporer adalah bagian integral dari proses kedagingan yang satanik!

RAMBUT DI KEPALAMU
Berikut ini disadur dari Creation Moments, http://www.creation moments.com/ radio/transcript .php?t=2258: "Untuk menunjukkan bagaimana sang Pencipta berhubungan sedemikian erat dengan ciptaanNya, Yesus mengatakan bahwa setiap rambut di kepala kita terhitung olehNya. Tidak ada detil yang terlalu kecil sehingga tidak Dia perhatikan; tidak ada perubahan yang mengecoh mataNya yang teliti dan mengasihi. Rambut yang anda lihat sebenarnya tidak lebih dari protein yang telah mati yang dibentuk oleh sel-sel folikel rambut yang tertanam dalam lapisan kulit. Jumlah total folikel rambut pada seorang dewasa adalah sekitar 5 juta, dan hanya sekitar 100.000 berada di kulit kepala. Setiap helai rambut tumbuh dari satu folikel selama kurang lebih tiga hingga lima tahun. Setelah itu, rambut dilepas dan folikel beristirahat selama sekitar tiga bulan sebelum ia mulai menumbuhkan rambut lagi. Jadi, walaupun anda mungkin pernah sekali waktu mengetahui jumlah rambut di kepalamu, bukanlah pekerjaan mudah untuk terus memantau perubahan jumlah mereka. Rambut kepala secara rata-rata tumbuh satu inci setiap dua hingga tiga bulan. Berarti, setiap hari kepalamu menumbuhkan, secara total, sekitar 100 kaki (sekitar 30 meter) panjang rambut – berarti hampir tujuh mil per tahun! Ya, ini sungguh benar; sang Pencipta begitu peduli dengan anda sehingga Ia tahu dari waktu ke waktu berapa banyak rambut di kepala anda. Ia tidak menciptakan dunia ini lalu membiarkan kita untuk terombang-ambing di angkasa dan kehidupan ini sendirian. Ia bahkan telah mengekspresikan kasih dan tujuanNya bagi anda dalam tulisan di Alkitab. Perhatikanlah hari ini apa yang Firman Tuhan katakan mengenai AnakNya, yang mengasihi anda sedemikian rupa sehingga Ia bahkan memberikan hidupNya bagi anda!"

Friday, December 05, 2008

SEMANGKUK MIE

Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang. Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang. Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata " Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?" Ya , tetapi, aku tidak membawa uang" jawab Ana malu malu. " Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu, " jawab si pemilik kedai. " Silahkan duduk , aku akan memasakkan bakmi untukmu."
Tak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang. " Ada apa nona?" Tanya si pemilik kedai. "Tidak apa-apa, aku hanya terharu", jawab Ana sambil mengeringkan air matanya. "Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi ! Tetapi? Ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah, Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri", katanya kepada pemilik kedai.

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata " Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih padanya? Dan kau malah bertengkar dengannya ." Ana terhenyak mendengar hal tersebut.
Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tersebut? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yang memasak untukku selama bertahun tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.

Ana segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah , ia memikirkan kata-kata yang harus diucapkan kepada ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah "Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tidak memakannya sekarang". Pada saat itu Ana tidak dapat menahan tangisnya dan ia menangis di hadapan ibunya.
Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain disekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita ( keluarga ) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.
Bagaimanapun kita tidak boleh melupakan jasa orang tua kita. Seringkali kita menganggap pengorbanan mereka merupakan suatu proses alami yang biasa saja, tetapi kasih dan kepedulian orang tua kita adalah hadiah paling berharga yang diberikan kepada kita sejak kita lahir. Apakah kita mau menghargai pengorbanan tanpa syarat dari orang tua kita?.

Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah didalam Tuhan.







Wednesday, December 03, 2008

SEJARAH BAPTIS (Bag 3)

PERJUANGAN MELAWAN PENYELEWENGAN
Pada mulanya tercapai kesatuan didalam doktrin-doktrin dan praktek-praktek yang fundamental. Selangkah demi selangkah beberapa gereja mulai menyimpang dari jalur-jalur yang lama dan mencari-cari berbagai temuan. Disiplin menjadi lemah dan pribadi-pribadi berpengaruh yang dulunya tidak ditoleransi, diperbolehkan untuk mengambil bagian didalam kehidupan pelayanan. Waktu berubah dan beberapa gereja juga berubah seiring dengan waktu. Diantara mereka ada yang telinganya gatal dan mereka mengejar hal-hal yang baru. Dogma tentang baptisan yang menyelamatkan pada mulanya diterima banyak kalangan, sehingga orang lebih suka mencuci dosa mereka didalam air daripada didalam darah Kristus. Para pelayan menjadi ambisius dengan kuasa dan menginjak-injak independensi gereja. Mereka menyesuaikan diri dengan kebiasaan duniawi dan kesenangan masyarakat.

SEJARAH BAPTIS (Bag 2)

JEMAAT (GEREJA) PURBA
Periode gereja purba (100-325 AD) sangat tidak jelas. Banyak bahan yang telah hilang; kebanyakan bahan yang tersisa telah ditambahi oleh para penulis dan penerjemah Kepausan Abad Pertengahan; dan kebanyakan telah diliputi kontroversi. Karena itu, peringatan harus diperhatikan sungguh-sungguh sebelum sampai pada kesimpulan yang tetap. Generalisasi terburu-buru terhadap kesalahan doktrinal yang meliputi seluruh Kekristenan dan gereja harus diterima dengan kewaspadaan yang tinggi. Tuduhan yang aneh dan mengerikan terhadap orang-orang Kristen mulai menjadi biasa. Kerahasiaan pertemuan kebaktian mereka dianggap kebencian yang disengaja karena tidak tahan menghadapi terang, bukan karena penyebab yang sebenarnya, yakni karena ketakutan terhadap penganiayaan. Orang-orang Yahudi khususnya getol membuat-buat dan menyebarkan kisah-kisah demikian. Dengan cara demikian, nama orang Kristen didiskreditkan.

SEJARAH BAPTIS

BAB I
JEMAAT (GEREJA) PERJANJIAN BARU

Setelah Tuhan Yesus menyelesaikan pekerjaan di atas bumi dan sebelum terangkat ke dalam kemuliaan, Ia memberikan amanat kepada murid-muridNya sebagai berikut: "KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat. 28: 18-20). Sehubungan dengan amanat ini Yesus memberikan otoritas kepada jemaatNya untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia.

Sebuah jemaat Perjanjian Baru adalah sekelompok orang percaya yang sudah dibaptis yang secara sukarela menggabungkan diri bersama untuk memelihara (mempertahankan) ordinansi dan pemberitaan Injil Yesus Kristus.

Rudy Habibie dan Rudy Chaerudin, Sukses Mana?

For your inspiration.
Cantik bukan segalanya.
Pintar bukan segalanya.
Yang penting bagaimana cara kita memaksimalkan kelebihan dalam diri.


Saya ingat waktu di SMA dulu, kami (murid) harus menjalani test IQ untuk penjurusan. Sekolah saya menetapkan bahwa murid2 dengan IQ tinggi bisa masuk ke jurusan IPA/Science. Murid dengan IQ sedang hanya bisa masuk jurusan Sosial dan yang paling rendah IQnya hanya diijinkan untuk masuk ke jurusan Bahasa. Aturan di sekolah saya ternyata berlawanan dengan aturan dari SMA swasta terkenal di Yogyakarta yang mengarahkan anak-anak yang ber IQ paling tinggi justru ke jurusan Bahasa.

Sewaktu saya diskusi dengan Romo Mangun Wijaya (Alm) tentang kurikulum sekolah, beliau mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia masih mewarisi "budaya" kolonial Belanda. Menurut beliau, seharusnya anak-anak yang kecerdasannya tinggi seharusnya diarahkan untuk masuk jurusan Sosial supaya di masa mendatang akan lahir ekonom, hakim, jaksa, pengacara, polisi, diplomat, duta besar, politisi dsb yang hebat2.

Tetapi rupanya hal itu tidak dikehendaki oleh penguasa (Belanda). Belanda menginginkan anak-anak yang cerdas tidak memikirkan masalah2 sosial politik. Mereka cukup diarahkan untuk menjadi tenaga ahli/scientist, arsitektur, ahli computer, ahli matematika, dokter dsb yang asyik dengan science di laboratorium(pokoknya yang nggak membahayakan posisi penguasa). Saya nggak tahu persis yang benar Romo Mangun Wijaya atau pemerintah Belanda. Hanya saja waktu itu saya yang kuliah ambil jurusan Kurikulum jadi patah semangat karena kayaknya kurikulum di Indonesia ini hampir
tidak ada hubungannya dengan kehidupan yang akan dijalani orang setelah keluar dari sekolah. Kita bisa lihat, Insinyur yang menjadi politisi bahkan memimpin parlemen, kemudian dokter (umum) bisa menjadi kepala Dinas P&K atau tenaga marketing, sarjana theologia yang jadi pengusaha, dsb. Sampai saat ini, masih banyak orang tua dan masyarakat yang beranggapan bahwa anak yang hebat adalah anak yang nilai matematika dan science-nya menonjol. Paradigma berpikir orang tua/masyarakat ini sangat mempengaruhi konsep anak tentang kesuksesan.


Bulan Juni 2003 yang lalu, lembaga tempat saya bekerja mengadakan seminar anak-anak. Di depan 800-an anak, Kak Seto Mulyadi(Si Komo) menunjukkan 5 Rudy.
- Yang Ke-1 : Rudy Habibie (BJ Habibie) yang genius, pintar bikin pesawat dan bisa menjadi presiden.
- Yang Ke-2 : Rudy Hartono yang pernah beberapa menjadi
juara bulu tangkis kelas dunia.
- Yang Ke-3 : Rudy Salam yang suka main sinetron di TV
- Yang Ke-4 : Rudy Hadisuwarno yang ahli di bid. kecantikan
dan punya banyak salon kecantikan di beberapa kota .
- Yang Ke-5 : Rudy Choirudin yang jago masak dan sering
tampil memandu acara memasak di TV.

Sewaktu Kak Seto bertanya "Rudy yang mana yang palingsukses menurut kalian?"
Hampir semua anak menjawab "Rudy Habibie"
Sewaktu ditanyakan "Mengapa, kalian bilang bahwa yang paling sukses Rudy Habibie?"
Anak-anakpun menjawab "Karena bisa membuat pesawat terbang, bisa menjadi presiden, dsb"
Sewaktu Kak Seto menanyakan "Rudy yang mana yang paling tidak sukses?" Hampir seluruh anak menjawab "Rudy Choirudin"
Ketika ditanyakan "Mengapa kalian mengatakan bahwa Rudy Choirudin bukan orang yang sukses?" Anak-anakpun menjawab "Karena Rudy Choirudin hanya
bisa memasak"
Memang begitulah pola pikir dan pola asuh dalam keluarga dan masyarakat
Indonesia pada umumnya yang masih menilai kesuksesan orang
dari karya-karya besar yang dihasilkannya. Masyarakat kita
banyak yang belum bisa melihat kesuksesan adalah pengembangan talenta secara
optimal sehingga bisa dimanfaatkan dalam kehidupan yang dijalaninya dengan "enjoy".
Banyak masyarakat
kita yang beranggapan bahwa IQ adalah segala-galanya. Padahal kenyataannya EQ, SQ dan faktor2 lain juga sangat menentukan. Dalam seminar tsb Kak Seto hanya ingin merubah paragidma berpikir anak-anak (dan juga orang tua/keluarga). Anak-anak dan orang tua harus menyadari dan mensyukuri setiap talenta yang diberikan oleh Tuhan. Bila talenta tersebut dikembangkan dengan baik, maka kita bisa mencapai kesuksesan di "bidangnya". Jadi untuk anak-anak yang tidak pintar matematika, anak2 tidak perlu minder dan orang tua tidak perlu malu atau menekan anak. Anak-anak yang lebih menyukai pelajaran menggambar dari pada pelajaran2 lain, bukanlah anak-anak
yang bodoh karena justru anak2 yang punya imajinasi tinggilah yang
pintar menggambar/melukis. Anak-anak yang suka
ngobrol,kalau kita arahkan bisa saja kelak menjadi politisi atau negotiator yang baik. Anak-anak yang banyak bicara, kalau diarahkan untuk menuliskan apa
yang ingin dibicarakan bisa2 menjadi penulis yang hebat.
Mbak Dwi Setyani juga mengingatkan kita untuk lebih
memfokuskan pada kekuatan kita dari pada "wasting time" bersungut-sungut, hanya
memikirkan kelemahan kita.

Saya pernah membaca pengalaman hidup seorang penyanyi di Amerika.
Penyanyi tsb dulunya tidak PD karena wajahnya tidak terlalu
cantik dan giginya tonggos. Saat menyanyi di pub, dia repot mengatur
bibirnya supaya giginya yang tonggos tidak dilihat orang. Hasilnya:
ia hanya bisa menghasilkan suara yang pas-pasan. Ketika temannya
meyakinkan bahwa giginya yang tonggos itu bukanlah masalah, maka iapun bisa menyanyi dengan bebas dan meng-eksplore suara emasnya. Ternyata orang-orang mengingat penyanyi itu karena kualitas suaranya, bukan parasnya yang jelek dengan gigi tonggosnya.

Kitapun meyakini bahwa Tuhan menciptakan setiap kita (manusia) dengan maksud yang terbaik demi kemuliaan-Nya. Kalau saja kita meyakini hal tersebut, maka semua orang akan mensyukuri keadaan dan memanfaatkan talenta yang Tuhan berikan untuk kemuliaan-Nya.

Sumber: Milist

Tuesday, December 02, 2008

THE PRE-, MID-, POST-TRIBULATIONIST

Oleh Dr. W. A. Criswell, Diadaptasi Dr. Eddy Peter Purwanto
Khotbah ini dikhotbahkan pada kebaktian Minggu Pagi, 26 Pebruari 1984 di First Baptist Church in Dallas

Ini adalah gembala kita yang akan menyampaikan khotbah pertama dari seri khotbah doKtrinal yang berhubungan dengan ekskatologi, doktrin akhir zaman, pengajaran Kitab Suci berhubungan dengan kedatangan Kristus yang kedua kali dan akhir dari dunia ini.

Judul khotbah hari ini adalah, "Penganut Pre-, Mid-, dan Post-Tribulasi." Ini adalah suatu studi dari Kitab Suci tentang kedatangan Tuhan kita bagi umat-Nya, hari pengangkatan (rapture) gereja. Pengangkatan gereja Tuhan ini disebut rapture. Apakah ini terjadi sebelum Kesusahan Besar? Atau terjadi setelah Kesusahan Besar? Atau tidak akan ada rapture sama sekali? Atau apakah sebagian dari kita akan mengalami pencobaan dan Kesusahan, dan sementara yang lain akan diangkat sebelum Kesusahan Besar itu? Inilah yang akan kita diskusikan pada pagi ini.

Allah mengasihi Anda dengan kebaikan yang riil. Anda lihat, saya telah menemukan kebenaran Allah bagi diri saya sendiri. Saya tidak tahu sampai saya belajar, dan ini adalah pembelajaran yang sangat berat. Semua tentang doktrin ini telah mendatangkan konfrontasi dan kontroversi dan konflik di gereja. Doktrin ini muncul dari konfrontasi dan konflik serta kontroversi.

Monday, December 01, 2008

BERITA MINGGUAN WAY OF LIFE

Penerjemah: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary (GITS) Jak-Ut

HOMOSEKSUAL NGAMUK
Setelah diluluskannya undang-undang Proposition 8 di Kalifornia, yang melarang pernikahan homoseksual, para homoseks mempertunjukkan semangat anti-Kristen mereka yang tidak toleran. Pada tanggal 16 November, ada demonstrasi di 300 kota di seluruh Amerika. Dengan memfitnah keyakinan Kristiani melawan homoseksual sebagai "kebencian," para pemrotes membawa berbagai papan yang bertuliskan "Don't Spread H8." Para pemrotes terkadang menggunakan kekerasan dan menargetkan orang-orang Mormon, Gereja Katolik, Injili, Pantekosta, dan yang lainnya yang mendukung pelarangan itu. Para homoseks mengklaim bahwa kasus mereka adalah kasus hak asasi, dengan slogan-slogan seperti "Gay adalah kulit hitam yang baru," walaupun sebagian besar orang kulit hitam dan Hispanik mendukung larangan Kalifornia atas "pernikahan" sama jenis. Beratus-ratus aktivis homoseksual yang ganas menargetkan gereja Rick Warren Saddleback Church pada tanggal 9 November, walaupun dia dan istrinya telah sengaja menyatakan "toleransi" mereka akan kerusakan moral para homoseks dan juga menyatakan sedia untuk bekerja dengan mereka untuk membangun "kerajaan Allah." Cindy Gorman, seorang resepsionis gereja tersebut mengatakan bahwa ia menerima lusinan telpon yang marah-marah dan yang mengancam. Mereka mengatakan, "Kalian dalam bahaya" ("Homosexuals Protest Warren's Church," CNSNews.com, 14 Nov. 2008). Dalam sebuah protes di Palm Springs, California, seorang wanita 69 tahun yang memikul sailb Styrofoam diludahi dan dipukul kepalanya. Salib itu dirobek dari tangannya dan diinjak-injak hingga hancur. Insiden ini
tertangkap oleh video dari KPSP-TV-Chanel 2, yaitu afiliasi CBS di Palm Springs, dan dimasukkan dalam YouTube (Ibid., CNSNews.com) . Wanita itu memberitahu koran Desert Sun bahwa "mereka seperti kumpulan anjing."

Tanggal 14 November, beratus-ratus homoseksual menyerang sebuah grup Kristen di Distrik Castro, San Francisco, sambil menyerukan kata-kata kotor, menyiram mereka dengan kopi panas, memukul salah satu dari mereka di kepala dengan Alkitab, menendang mereka, dan mengancam akan membunuh mereka ("Sparks Fly as `Gay' Activist Mob Swarms Christians," WorldNetDaily, 17 Nov. 2008). Para Kristen itu bahkan bukan sedang berkhotbah, melainkan hanya berdoa dan menyanyikan himne. Pada tanggal 9 November, para pemrotes homoseksual yang berafiliasi dengan Bash Back, mengganggu jalannya sebuah kebaktian di Mount Hope Church di Lansing, Michigan, yang masuk denominasi Sidang Jemaat Allah. Para aktivis (homoseks) tersebut membunyikan alarm kebakaran, menggantung banner dari balkon, melempar selebaran dan kondom dan confetti, sambil meneriaki para anggota jemaat, menampilkan sebuah salib merah muda yang terbalik, dan menggunakan sebuah megafon untuk menyerukan slogan-slogan seperti "Yesus homo" ("Gay Rights Protesters Disrupt Sunday Service," Lansing State Journal, 12 Nov. 2008; "Gay Anarchist `Action' Hits Church," Lansing City Pulse, 11 Nov. 2008). Dua orang lesbian berdiri di mimbar dan berciuman.

Para pemrotes lainnya, yang menyebut diri mereka sendiri sebagai "fags," lari bolak-balik di lorong gereja. Selebaran-selebaran yang mereka lemparkan menyatakan, "Kami spesialis dalam mengkonfrontasi homofobia, transfobia, dan sebuah bentuk opresi lainnya." Departemen sheriff berespons, tetapi seolah-olah tidak serius, sebagaimana tipikal dalam kekacauan yang disebabkan oleh homoseksual; mereka tidak menahan siapa-siapa atau mengajukan tuntutan. Jika orang Kristen yang melakukan semua itu dalam sebuah rally homoseksual, maka anda bisa pasti mereka akan ditangkap dan dituntut undang-undang "kebencian," and media akan menyoroti kelakuan seperti itu di depan publik 24 jam sehari. Pada tahun 2004, sebelas orang Kristen dalam organisasi Repent America ditangkap dan dituntut dengan berbagai kejahatan, hanya karena mereka melakukan protes terhadap sebuah "Outfest" (semacam festival) homoseksual di Philadelphia.

OBAMA MENOLAK DOKTRIN ALKITAB TENTANG NERAKA
Dalam sebuah wawancara dengan Cathleen Falsani dari Chicago Sun Times, Barack Obama dengan jujur mengatakan bahwa ia tidak membaca Alkitab ataupun berdoa secara reguler. Ia curiga terhadap dogma dan kepastian, dan merasa bahwa "agama paling baiknya harus disertai dosis keraguan yang besar" ("Obama's Fascinating Interview with Cathleen Falsani," BeliefNet, 11 Nov., 2008). Ia percaya bahwa Yesus adalah seorang guru yang hebat, bahwa dosa adalah "keluar dari jalur nilai-nilai pribadi saya," dan bahwa surga bisa saja "sekarang ini atau nanti." Ia tidak "berani berasumsi tahu apa yang akan terjadi setelah saya mati." Walaupun ia mengklaim menolak dogmatisme agama, tetapi ia secara dogmatis menolak doktrin tentang neraka. Ia menolak "kepercayaan bahwa orang yang tidak menerima Yesus Kristus sebagai juruselamat pribadi mereka akan pergi ke neraka." Ia mengatakan, "Saya sulit untuk percaya bahwa Allah saya akan memasukkan empat per lima dunia ini ke dalam neraka. Saya tidak dapat membayangkan Allah saya akan membiarkan seorang anak kecil Hindu di India yang tidak pernah berinteraksi dengan iman Kristen untuk dibakar selamanya. Itu bukanlah bagian dari kepercayaan agama saya." Obama meninggekan pemimpin agama Hindu, Gandhi, sebagai "contoh hebat akan seorang rohaniwan yang mendalam" dan mengatakan bahwa FoxNews dan acara bincang-bincang radio "kadang-kadang berbahayan." Barack Obama adalah presiden Amerika pertama yang beraliran New Age. Oleh sebab itulah ia didukung oleh Oprah Winfrey dan dalam pidato penerimaannya ia berbicara penuh dengan filosofi New Age. Tak diragukan lagi, ia akan membawa kemajuan bagi segala gerakan anti-Kristen, termasuk homoseksualitas, environmentalism, feminisme, aborsi, globalisme, sosialisme, dan Islam. "Toleransi" yang dia bawakan merangkul semua pihak kecuali orang-orang percaya Alkitabiah, dan ketidaksukaannya akan dogmatisme ternyata tidak berlaku bagi dogmatisme menolak pengajaran-pengajar an Alkitab.