Pages

Monday, June 02, 2008

25 Gejala-Gejala Kemerosotan Rohani

Published by Adi on 17 May 2008 at 11:23 AM.

Artikel berikut ini diambil dari Buletin Pilgrim Covenant Church, tanggal 14 Mei 2000. Artikel ini ditulis oleh Pastor Lim Jyh Jang.

Anda tentu ingat ketika pertama kali Anda menjadi seorang Kristen, bagaimana hati Anda terbakar dengan semangat yang kudus dan ucapan syukur, dan Anda merasakan keharuan ketika membaca Firman Tuhan atau menyanyikan pujian. Anda siap pergi ke bagian dunia yang terjauh untuk memberitakan Injil, apapun yang terjadi. Akan tetapi tidak lama semangat dan antusiasme itu mendingin. Anda tidak lagi bersemangat seperti dulu. Anda mulai menyadari kelemahan dan kegagalan-kegagalan Anda. Anda mulai merasakan perjuangan melawan dosa begitu sengit. Anda tidak lagi merasa pantas dikirim sebagai misionaris ke Tibet. Dan Anda merindukan pengalaman pertobatan mula-mula itu sekali lagi dan untuk memperoleh kembali semangat itu, karena nurani Anda dihentak dari mimbar ketika diingatkan lagi dan lagi bahwa Anda sudah meninggalkan kasih yang mula-mula.

Saudara yang terkasih, saya pikir Tuhan tidak sedang berbicara tentang kasih mula-mula semacam ini dalam Wahyu 2:4. Pertama-tama, Ia sedang berbicara kepada gereja, bukan kepada individu. Kedua, sementara kita harus meratapi kurangnya semangat dalam diri kita dan keadaan hati kita yang dingin, dan kurangnya keyakinan adalah dosa, saya berkata bahwa adalah normal bagi setiap orang Kristen untuk melalui fase pendinginan setelah kegembiraan yang mula-mula. Kasih mula-mula seorang percaya yang baru seringkali lebih bersifat emosional daripada dewasa. Ketika seseorang pertama menjadi Kristen, ia masuk ke dalam semacam ketegangan rohani di mana realita kondisi rohaninya sendiri menjadi kabur. Namun segera, realita mulai nyata dan kasih yang didasarkan atas perasaan berangsur-angsur menghilang. Dalam perumpamaan mengenai penabur, tanah berbatu memiliki pengalaman yang sama, tapi kemudian terhilang. Di lain pihak, bagi seorang percaya sejati, kasih yang didasarkan atas perasaan digantikan dengan kasih yang dewasa, lebih kokoh, dan dalam, yang berakar dalam hati dan didasarkan atas kehendak yang dikuduskan. Orang percaya yang dewasa mengerti keterbatasannya dan kerusakan naturnya. Ia memandang salib Kalvari dan bersyukur kepada Tuhan atas segala yang dikerjakan-Nya untuknya, dan ia mendemonstrasikan kasihnya kepada Kristus dengan berusaha menaati perintah-perintah-Nya setiap saat. Tapi pada umumnya, ia tidak akan lagi memiliki semangat mula-mula yang tidak stabil yang didasarkan atas emosinya.

Jadi, cukup normal jika Anda tidak lagi memiliki semangat yang berapi-api untuk ingin menginjili dunia. Tapi sebelum kita menjadi terlalu nyaman, mari kita menyadari bahwa tidak semua kita yang telah memiliki kasih yang dewasa kepada Tuhan dalam Kristus, berlanjut dalam kasih itu dengan konstan. Dalam setiap orang yang telah mengalami panggilan efektual, ada kerusakan yang tinggal sehingga selalu ada kecenderungan untuk meninggalkan jalan Tuhan. Sisa korupsi ini semakin dimatikan melalui pekerjaan pengudusan Roh Kudus. Akan tetapi selama kita tinggal dalam daging, akan ada peperangan yang berkelanjutan dan tidak dapat didamaikan: Daging bernafsu melawan Roh, dan Roh melawan daging (Galatia 5:17). Peperangan ini akan ada dan akan berakhir pada kemenangan yang final dan mutlak dari Roh Kudus ketika kita meninggalkan tubuh dosa ini dan diangkat ke dalam kemuliaan.

Akan tetapi, pengalaman mengajarkan kita bahwa sangat sering, seorang anak Tuhan, setelah masa awal yang penuh semangat dapat masuk ke dalam sikap yang puas diri di mana pertumbuhan rohaninya berhenti atau menurun. Kedurhakaan mulai bertambah sementara kasih kepada Kristus menjadi dingin (bdk. Matius 24:12). Akhirnya, hati dikeraskan oleh kebohongan dosa (Ibrani 4:11); dunia dan kenyamanan hidup sekarang ini mulai menjadi lebih berprioritas daripada Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya (1 Yohanes 2:15; 2 Timotius 4:10); kepuasan yang saleh digantikan oleh keserakahan dan kecemburuan; dan ibadah rohani yang sungguh-sungguh digantikan oleh formalisme kosong dan kemunafikan (2 Timotius 3:5). Ketika ini terjadi, jiwa telah melangkah keluar dari jalan hidup yang sempit dan mulai berjalan di atas jalan lebar yang menuju kehancuran. Jiwa mulai kembali lagi ke jalan yang sesat. Dan jika ia berlanjut dalam keadaan tidur rohani tersebut tanpa pulih kembali, akan menjadi jelas bahwa ia tidak pernah menjadi anak Tuhan yang sejati. Malah, mungkin bagi orang seperti itu untuk akhirnya menyangkali imannya dan menjadi tidak peduli terhadap Injil. Tapi celakalah orang seperti itu. Thomas Watson sungguhlah benar ketika ia berkata bahwa “Ia yang jatuh ke belakang jatuh paling dalam ke dalam neraka” (bdk. Ibrani 6:4-6; Matius 11:20-24).

Bagaimana seorang anak Tuhan bisa mengalami kemerosotan sampai pada keadaan yang begitu berbahaya? Tentulah karena dosa dan pengabaian atau penyalahgunaan alat-alat kasih karunia. Tapi ini tidak terjadi semalam. Biasanya ini terjadi melalui suatu masa kemerosotan, di mana orang tersebut mungkin bahkan tidak sadar bahwa ia sedang mengalami kemerosotan atau kekerasan rohani. Gejala-gejala kemerosotan rohani, akan tetapi, mudah diidentifikasi; dan jika kita akan membahas obatnya, kita harus mulai dari menyadari gejala-gejala ini. Apa saja kalau begitu gejala-gejalanya? Perkenankan saya memberikan 25 gejala, beberapa agak tumpang tindih. Harap diingat bahwa daftar ini tidak menyeluruh, tapi kalau lebih banyak gejala menggambarkan Anda, mungkin Anda lebih merosot, dan haruslah Anda lebih prihatin untuk kembali ke jalan yang menuju hidup. Perkenankan saya menyarankan Anda membaca daftar ini disertai doa, dengan pena di tangan untuk melingkari apa yang menggambarkan Anda.

1.Ketika Anda lebih memilih membaca suratkabar ketimbang Alkitab, menghabiskan banyak waktu di hal yang satu tanpa merasa lelah, tapi mengantuk di yang lain; dan lagi, pembacaan Alkitab dilakukan secara rutinitas dan dengan terpaksa.
2.Ketika Anda memilih dan menghabiskan banyak waktu untuk menonton televisi ketimbang membaca buku Kristen yang berarti.
3.Ketika Anda memilih kenyamanan daripada ketaatan, meskipun Anda tahu apa yang dituntut oleh Firman Allah; atau ketika Anda tahu kewajiban tertentu tapi menolak untuk melakukannya karena alasan apa pun.
4.Ketika Anda ingin melakukan sesuatu dalam gereja bukan karena kasih kepada Kristus, tapi untuk menenangkan nurani yang bersalah atau supaya dilihat sebagai orang yang saleh.
5.Ketika Anda berdoa hanya jika Anda punya waktu luang atau ketika Anda ingin terlihat saleh oleh orang lain; dan lagi doa Anda mekanis dan umum.
6.Ketika dalam pengakuan dosa Anda, Anda tidak hanya mengecilkan keseriusan dosa Anda dengan membenarkan tindakan-tindakan Anda, tapi gagal meninggalkan dosa tersebut.
7.Ketika Anda suka mengkritik khotbah, mengeluh karena khotbah tersebut terlalu bersifat teknis atau terlalu simpel; dan membenci ketika khotbah tersebut menyingkapkan dosa Anda atau menusuk nurani Anda—meskipun Anda tidak digerakkan olehnya.
8.Ketika Anda menganggap membosankan khotbah-khotbah yang berbicara tentang kemuliaan Kristus atau keagungan Allah karena khotbah-khotbah tersebut tidak secara langsung menjawab kebutuhan manusia; dan ketika khotbah-khotbah tentang penderitaan Kristus tidak menggerakkan Anda sama sekali.
9.Ketika Anda tertidur selama kebaktian bukan karena kelelahan fisik yang beralasan seperti karena usia lanjut, pengobatan, atau karena menjaga seorang bayi malam sebelumnya.
10.Ketika Anda berusaha menyenangkan manusia daripada Tuhan karena Anda menginginkan pujian manusia yang dapat didengar oleh manusia yang lain daripada pujian Tuhan yang tidak didengar manusia; atau ketika Anda membenarkan kompromi munafik Anda atas nama diplomasi atau menjaga damai.
11.Ketika Anda tidak mempedulikan janji dan komitmen yang telah Anda buat dan siap untuk melanggar itu semua karena alasan yang paling ringan.
12.Ketika Anda lebih peduli dengan penampilan luar Anda daripada hiasan tersembunyi manusia rohaniah Anda.
13.Ketika Anda merasa terancam oleh keketatan orang lain dan berusaha membenarkan kelonggaran Anda dengan melabel orang itu ekstrim atau legalistik.
14.Ketika Anda benci untuk dikoreksi, dan ketika nyata bahwa orang yang menuduh Anda benar, Anda selalu punya alasan buat tindakan-tindakan Anda.
15.Ketika Anda secara diam-diam merasa senang dengan jatuhnya orang-orang percaya yang lain, ketimbang bersedih bersama-sama mereka.
16.Ketika Anda cepat menyalahkan orang lain atau menghakimi mereka ketika konflik atau pertengkaran muncul, tapi tidak bersedia disalahkan sedikitpun.
17.Ketika Anda merasa tidak nyaman berada di dekat mereka yang Anda anggap lebih suci daripada Anda, tapi senang berada dekat mereka yang Anda anggap kurang ketat dalam agama daripada Anda.
18.Ketika Anda sangat nyaman dalam percakapan duniawi atau percakapan yang tidak berarti, tapi menjadi diam atau tidak nyaman dalam percakapan keagamaan.
19.Ketika Anda memberi prioritas untuk mengejar hal-hal duniawi daripada mengejar Kristus dan kebenaran-Nya, dan karena itu memilih kemajuan karir meskipun Anda sepenuhnya sadar bahwa itu akan sangat berefek terhadap devosi Anda kepada Kristus dan tujuan-Nya.
20.Ketika Anda dengan mudah dihambat dari ibadah Sabat; dan dengan diam-diam merasa senang karena Anda punya alasan untuk diam di rumah, meskipun alasannya mungkin sepele.
21.Ketika Anda absen dari pertemuan doa atau ibadah sore bukan karena terpaksa, tidak mampu, atau kesulitan, melainkan karena pilihan Anda.
22.Ketika Anda biasanya tepat waktu dalam pekerjaan atau janji-janji personal, tetapi selalu lambat dalam kebaktian atau pertemuan-pertemuan gereja.
23.Ketika Anda dapat mendiskusikan perbedaan antara supralapsarianisme dan infralapsarianisme atau perbedaan antara kovenantalisme dan dispensasionalisme, tapi muak untuk memberikan traktat kepada seorang yang tidak percaya.
24.Ketika di bawah pukulan sementara dari Tuhan, Anda lebih peduli dengan kesakitan dan kerugian Anda daripada menyelidiki apa yang mungkin menjadi maksud Tuhan atas penderitaan Anda.
25.Ketika Anda harus dipaksa oleh seseorang untuk membaca daftar ini karena Anda merasa bahwa subjek kemerosotan rohani tidak penting atau tidak berkenaan dengan Anda; atau ketika Anda merasa bahwa daftar semacam ini tidak realistis dan menuntut terlalu banyak dari seorang anak Tuhan.

Saudara yang terkasih, bagaimana dengan Anda? Kebanyakan dari kita, saya percaya, akan gagal di poin-poin tertentu, paling tidak. Tapi jangan putus asa. Masih ada harapan untuk mengatasinya jika Anda tidak bersikap masa bodoh terhadap apa yang telah dinyatakan daftar ini mengenai Anda. Berikutnya, kalau Tuhan menghendaki, kita akan melihat beberapa pengobatan yang dapat kita aplikasikan bagi pengudusan kita. Tapi untuk sekarang, tidakkah Anda ingin, yang terkasih, segera berpaling kepada Tuhan untuk pertolongan dan pemulihan-Nya? Tuhan telah berkata: “Umat-Ku betah dalam membelakangi Aku” (Hosea 11:7); namun Ia juga berjanji: “Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka” (Hosea 14:4). Apa yang Tuhan katakan tentang Gereja, Ia tentu katakan kepada setiap anak Tuhan yang sejati. Karena itu, "Ambillah tempatmu di jalan-jalan dan lihatlah, tanyakanlah jalan-jalan yang dahulu kala, di manakah jalan yang baik, tempuhlah itu, dengan demikian jiwamu mendapat ketenangan" (Yeremia 6:16a). Jangan menjadi seperti Israel dahulu kala, yang digambarkan dalam akhir ayat ini, berkata, "Kami tidak mau menempuhnya!" (Yeremia 6:16b). Amin.

No comments:

Post a Comment