Pertanyaan yang berbunyi sebagai berikut: Apakah orang nonKristen beroleh selamat? Ini merupakan pertanyaan yang paling tidak disukai oleh kaum Pluralis. D.T. Niles menolak pertanyaan yang senada “akankah semua orang diselamatkan?” Baginya pertanyaan ini tidak pantas dipertanyakan, karena dengan sendirinya semua orang tidak ada seorangpun yang tidak diselamatkan (Rin Ro, 1992:76). Begitu juga dengan Newbigin, beliau justru mempermasalahkan orang untuk menanyakan apakah yang terjadi dengan orang yang bukan Kristen sesudah kematian?
Ada tiga alasan mengapa ia mempermasalahkan pertanyaan ini. Pertama, karena untuk pertanyaan ini hanyalah Allah sendiri yang mempunyai hal untuk menjawabnya. Baginya menjawab pertanyaan ini, merupakan keangkuhan. Lalu bagaimana dengan Alkitab yang berbicara secara eksplisit, apakah salah juga? Kedua, baginya pertanyaan tersebut adalah didasarkan pada suatu yang abstraksi, yaitu keselamatan jiwa yang menurutnya adalah pereduksian pribadi manusia. Sayang Newbigin dalam hal ini, tidak menangkap arti keselamatan jiwa sebagai keutuhan pribadi seseorang. Dengan sendirinya, beliau juga tidak percaya adanya kebangkitan tubuh. Ketiga, menurut beliau pertanyaan ini adalah paling fundamental, yang sesuai dengan kebutuhan akhir manusia yaitu kebahagiaan. Hal ini menurut beliau adalah hanya untuk kepuasan diri manusia itu, bukan untuk Allah. Tampaknya, Newbigin menjunjung tinggi kemuliaan untuk Allah, namun beliau lupa, pengharapan manusia akan surga adalah sesuai dengan natur manusia itu sendiri, yaitu kekal (tidak akan lenyap), dan Allah sendiri yang menjanjikan pengharapan manusia itu.
Hal ini dimaklumi oleh karena Newbigin tidak percaya konsumasi keselamatan yang dijanjikan oleh Allah sendiri, bahwa Yesus akan datang untuk menyempurnakan segala sesuatu (2000, 246-252). Karena mereka tidak senang dengan pertanyaan eksklusif ini, maka kemudian bangkitlah pertanyaan-pertanyaan mengenai diri mereka sendiri. P
ertanyaan dialamatkan kepada mereka, kaum Pluralis, yaitu: Apakah kaum Pluralis Kristen yang notabene adalah para dosen STT (Sekolah Tinggi Teologi), dan para pendeta jemaat, sudah memperoleh atau mengalami keselamatan dalam Yesus Kristus? Pertanyaan ini sering ditanyakan kepada penulis dalam banyak seminar yang diadakan. Kita sudah tahu dan percaya bahwa keselamatan hanya ada di dalam dan melalui Tuhan Yesus saja. Alkitab menyaksikan bahwa hanya mereka yang percaya kepada Tuhan Yesuslah yang diselamatkan. Penulis sering kali menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti di atas, dengan kembali mengemukakan pertanyaan, seperti: Apakah kaum Pluralis Kristen percaya kepada Yesus? Mungkin kita dan mereka akan menjawab ya, karena secara eksplisit mereka mengakui bahwa mereka percaya Yesus. Persoalannya, ialah, apakah mereka percaya Yesus? Kalau mereka percaya Yesus, Yesus yang mana yang mereka percaya? Sebab Yesus dalam Alkitab dengan terang-terangan diakui oleh mereka sebagai mitos para penulis Injil. Mereka tidak percaya bahwa Yesus sebagai satu-satunya penyataan Allah, kebenaran final Allah. Dengan kata lain, mereka mengakui keselamatan di luar Yesus. Sehingga dapatkah mereka dan kita berkata bahwa mereka selamat?
Akhirnya, apakah yang akan kita katakan lagi mengenai kaum Pluralis? Mari kita memiliki kerinduan dan sikap seperti Paulus saat beliau mengomentari kedegilan hati orang Israel yang tersandung dengan finalitas Yesus, ia menulis:
”Saudara-saudara, kerinduan hatiku dan doaku kepada Allah ialah, supaya mereka diselamatkan. Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka bahwa mereka sungguh berapi-api untuk Allah, tetapi tanpa pengertian. Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal pembenaran oleh Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran diri mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada pembenaran oleh Allah.” (Roma 10:1-3)
Ex Opere Operato-Soli Deo Gloria
BAHAYA TEOLOGI ABU-ABU (PLURALISME)
1.MENOLAK ALKITAB SEBAGAI WAHYU ALLAH YANG FINAL
2.MENOLAK KEUNIKAN DAN FINALITAS YESUS
3.MENOLAK GEREJA SEBAGAI AGEN ATAU ALAT MISI ALLAH DALAM DUNIA
4.MENOLAK MISI PROKLAMASI INJIL DAN MISI PENEBUSAN
5.MENOLAH SEMUA KESISTENSI AGAMA-AGAMA YANG ADA DI DUNIA.
Dikutip dari buku Teologi Abu-Abu: Pluralisme Agama, Tantangan & Ancaman Racun Pluralisme Dalam Teologi Kristen Masa Kini, Stevri Indra Lumintang, Gandum Mas, cetakan pertama 2004, hal 692-693
Ada tiga alasan mengapa ia mempermasalahkan pertanyaan ini. Pertama, karena untuk pertanyaan ini hanyalah Allah sendiri yang mempunyai hal untuk menjawabnya. Baginya menjawab pertanyaan ini, merupakan keangkuhan. Lalu bagaimana dengan Alkitab yang berbicara secara eksplisit, apakah salah juga? Kedua, baginya pertanyaan tersebut adalah didasarkan pada suatu yang abstraksi, yaitu keselamatan jiwa yang menurutnya adalah pereduksian pribadi manusia. Sayang Newbigin dalam hal ini, tidak menangkap arti keselamatan jiwa sebagai keutuhan pribadi seseorang. Dengan sendirinya, beliau juga tidak percaya adanya kebangkitan tubuh. Ketiga, menurut beliau pertanyaan ini adalah paling fundamental, yang sesuai dengan kebutuhan akhir manusia yaitu kebahagiaan. Hal ini menurut beliau adalah hanya untuk kepuasan diri manusia itu, bukan untuk Allah. Tampaknya, Newbigin menjunjung tinggi kemuliaan untuk Allah, namun beliau lupa, pengharapan manusia akan surga adalah sesuai dengan natur manusia itu sendiri, yaitu kekal (tidak akan lenyap), dan Allah sendiri yang menjanjikan pengharapan manusia itu.
Hal ini dimaklumi oleh karena Newbigin tidak percaya konsumasi keselamatan yang dijanjikan oleh Allah sendiri, bahwa Yesus akan datang untuk menyempurnakan segala sesuatu (2000, 246-252). Karena mereka tidak senang dengan pertanyaan eksklusif ini, maka kemudian bangkitlah pertanyaan-pertanyaan mengenai diri mereka sendiri. P
ertanyaan dialamatkan kepada mereka, kaum Pluralis, yaitu: Apakah kaum Pluralis Kristen yang notabene adalah para dosen STT (Sekolah Tinggi Teologi), dan para pendeta jemaat, sudah memperoleh atau mengalami keselamatan dalam Yesus Kristus? Pertanyaan ini sering ditanyakan kepada penulis dalam banyak seminar yang diadakan. Kita sudah tahu dan percaya bahwa keselamatan hanya ada di dalam dan melalui Tuhan Yesus saja. Alkitab menyaksikan bahwa hanya mereka yang percaya kepada Tuhan Yesuslah yang diselamatkan. Penulis sering kali menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti di atas, dengan kembali mengemukakan pertanyaan, seperti: Apakah kaum Pluralis Kristen percaya kepada Yesus? Mungkin kita dan mereka akan menjawab ya, karena secara eksplisit mereka mengakui bahwa mereka percaya Yesus. Persoalannya, ialah, apakah mereka percaya Yesus? Kalau mereka percaya Yesus, Yesus yang mana yang mereka percaya? Sebab Yesus dalam Alkitab dengan terang-terangan diakui oleh mereka sebagai mitos para penulis Injil. Mereka tidak percaya bahwa Yesus sebagai satu-satunya penyataan Allah, kebenaran final Allah. Dengan kata lain, mereka mengakui keselamatan di luar Yesus. Sehingga dapatkah mereka dan kita berkata bahwa mereka selamat?
Akhirnya, apakah yang akan kita katakan lagi mengenai kaum Pluralis? Mari kita memiliki kerinduan dan sikap seperti Paulus saat beliau mengomentari kedegilan hati orang Israel yang tersandung dengan finalitas Yesus, ia menulis:
”Saudara-saudara, kerinduan hatiku dan doaku kepada Allah ialah, supaya mereka diselamatkan. Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka bahwa mereka sungguh berapi-api untuk Allah, tetapi tanpa pengertian. Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal pembenaran oleh Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran diri mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada pembenaran oleh Allah.” (Roma 10:1-3)
Ex Opere Operato-Soli Deo Gloria
BAHAYA TEOLOGI ABU-ABU (PLURALISME)
1.MENOLAK ALKITAB SEBAGAI WAHYU ALLAH YANG FINAL
2.MENOLAK KEUNIKAN DAN FINALITAS YESUS
3.MENOLAK GEREJA SEBAGAI AGEN ATAU ALAT MISI ALLAH DALAM DUNIA
4.MENOLAK MISI PROKLAMASI INJIL DAN MISI PENEBUSAN
5.MENOLAH SEMUA KESISTENSI AGAMA-AGAMA YANG ADA DI DUNIA.
Dikutip dari buku Teologi Abu-Abu: Pluralisme Agama, Tantangan & Ancaman Racun Pluralisme Dalam Teologi Kristen Masa Kini, Stevri Indra Lumintang, Gandum Mas, cetakan pertama 2004, hal 692-693
Dear Dede,
ReplyDeleteMenurut Anda, apa sih kategori untuk seseorang dikatakan pluralis? Hmm, saya agak heran nih . . . Newbigin disebut pluralis? D. T. Neils juga? Btw, pernah jumpa dan interaksi dengan tulisan mereka sendiri?
leNin