Pages

Friday, December 30, 2011

Mongol Bintang STAND UP COMEDY Pernah Jadi Pemimpin Gereja Setan

Komentar saya: Pertama kali lihat di TV, wuih lucu, eh kayaknya orang ini pernah kulihat di VCD Kesaksian mantan pemimpin Gereja Setan yang Bertobat. Eh benaran ternyata. Asyik juga bisa menyaksikan STAND UP COMEDY beliau.

Detiknews-Jakarta - Dalam kisah sebelumnya, komedian Mongol mengungkapkan bahwa masa lalunya sangat kelam. Sebelum bertobat, ternyata ia pernah mengikuti sekte sesat, yaitu menjadi pemimpin gereja setan.

"Dulu aku ikut satu komunitas namanya Church of Satan di satu link yang namanya Lucifer Circle. Aku pimpinannya dan aku pimpinan untuk benua Asia," ujarnya serius saat berbincang dengan Detikhot.

Mongol merasa terlahir dari keluarga yang tak punya dasar agama yang kuat. Sehingga, hal itu membuatnya salah jalan dan mengikuti bahkan menjadi pemimpin sekte sesat gereja setan di Manado.

Ketika itu Mongol dipilih sebagai pemimpin gereja setan untuk benua Asia karena dinilai cerdas. Makanya ia pun mendapat tugas untuk menyesatkan dengan cara membelokkan konsep kekristenan.

Tuesday, December 27, 2011

Berita Bulan DESEMBER 2011


PENYEMBUH, SEMBUHKAN DIRIMU SENDIRI
(Berita Mingguan GITS 24 Desember 2011, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari "An Unhealthy Update on Peter and Doris Wagner," Slaughter of the Sheep, 30 Oktober 2011. Artikel ini menggambarkan kondisi C. Peter Wagner, yang menyebut diri seorang "rasul" dan juga pendiri National Apostolic Reformation: "Menurut surat edaran National Apostolic Reformation (NAR), yang berisikan berita terbaru dan permintaan doa, suami istri Wagner sudah berada di bawah perawatan medis yang ekstensif untuk waktu yang lama. Doris Wagner menderita suatu penyakit menular, diberikan hiper-antibiotik, didiagnosa memiliki tumor jantung, dan menjalani operasi atas lututnya. Saat ini, dia sedang dijadwalkan akan menjalani operasi lutut yang besar. C. Peter Wagner memiliki batuk yang tidak kunjung sembuh, pembengkakan di kaki dan perut, masalah jantung, dan saat ini mengkonsumsi obat pengencer darah. Dia dijadwalkan menjalani operasi katarak di kedua belah mata. Seperti manusia normal yang memasuki usia lanjut, Peter dan Doris Wagner menderita berbagai penyakit dan kerusakan tubuh. Hal ini lumrah. Tetapi, tidak seperti manusia pada umumnya, orang-orang dari National Apostolic Reformation ini merasa bahwa mereka spesial, suatu sikap yang terlihat dari mentalitas mereka yang eksklusif dan elitis. Toh, bukankah mereka yang mendorong gerakan "tanda dan mujizat," dan bahkan dikatakan bahwa di kalangan mereka, semua orang memiliki hampir semua karunia rohani, termasuk karunia untuk menyembuhkan. Penderitaan manusia bukanlah hal yang lucu atau patut menjadi lelucon, tetapi ketika sedang tertimpa masalah, di manakah para penyembuh dari NAR? Mengapa mereka tidak berbondong-bondong datang ke sisi Peter dan Doris dan mendemonstrasikan karunia menyembuhkan mereka agar disaksikan dunia? Atau jangan-jangan gerakan "tanda dan mujizat" ini hanya berisi "tanda" tanpa "mujizat"? Jangan sampai! Bagaimana mungkin ada yang berani berkata demikian! Yang berani mengritik bisa dituduh "menyerang orang yang diurapi" dan "menghakimi" dan "bersikap seperti Farisi." Akal sehat mendeduksi bahwa jika satu saja dari anggota NAR memiliki karunia menyembuhkan yang alkitabiah, dia pasti sudah kegirangan memiliki kesempatan menumpangkan tangan atas Doris dan Peter, dan menyembuhkan mereka dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Friday, December 02, 2011

Tema National Geographic Desember 2011: Alkitab Raja James (King James Bible)

Alkitab yang dicetak 400 tahun lalu ini ikut membentuk bahasa Inggris dan mengangkat posisi “para penguasa”. Namun, alkitab ini juga menghormati kebebasan perseorangan. Di dunia barat, tak ada buku lain yang lebih berpengaruh daripada alkitab ini.
Foto oleh Jim Richardson
Rome Wager berdiri di depan arena rodeo di sebuah pe­ter­nakan kecil yang berlokasi tidak jauh dari Suaka Navajo di New Mexico. Dia di­kelilingi sekelompok koboi muda. Dengan gesper besar warna perak di pinggang dan kumis panjang terpilin ke bawah di kedua ujung mulutnya, Wager mengangkat tinggi-tinggi Alkitab dengan tangan kirinya. Sementara para koboi muda melepaskan topi dan meletakkannya di lutut mereka.
“Cerita-cerita saya selalu dimulai dengan awal yang agak berbeda,” ujar Brother Rome tatkala mereka berjongkok di halaman yang penuh debu. “Tetapi, Tuhan selalu membantu saya menyampaikannya dengan jelas.”